spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 999

Ada 5 BUMN Lagi Yang Bakal Masuk ke LinkAja, Siapa saja?

0

Telko.id – Layanan keuangan digital LinkAja yang dikelola oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) baru saja meluncurkan produknya beberapa hari lalu. Saat ini, perusahaan fintech hasil sinergi BUMN ini baru dikuasai oleh 8 perusahaan. Pada triwulan ketiga, akan bertambah menjadi 13 BUMN yang bergabung, siapa saja?

“Kita memang sudah mendapatkan delapan stakeholders, tapi ada 10 persen yang masih kita sisihkan untuk diambil lima BUMN lain di akhir kuartal tiga,” kata Danu di LinkAja Headquarters, Energy Building, Jakarta Selatan, Kamis, 4 Juli 2019.

Kelima perusahaan pelat merah yang disebutkan itu adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT KAI (Persero) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Lima perusahan tersebut akan memiliki 10 persen saham di LinkAja yang masih tersisa.

Saat ini, sudah ada delapan perusahaan pelat merah yang menanamkan dana di LinkAja. Mereka adalah Telkomsel (25 persen), Bank Mandiri (19,71 persen), BRI (19,71 persen), BNI (19,71 persen), BTN (7,12 persen), Pertamina (7,12 persen), Jiwasraya (satu persen), Danareksa (0,63 persen).

Apabila lima BUMN masuk nantinya, maka asumsi komposisi sahamnya menjadi Telkomsel (25 persen), Bank Mandiri (17,03 persen), BRI (17,03 persen), BNI (17,03%), BTN (6,13 persen), Pertamina (6,13 persen), Jiwasraya (satu persen), Danareksa (0,63 persen), dan investor BUMN lain (10,02 persen).

Yang pasti, saat ini 100 persen perusahaan masih digenggam oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak usaha dari PT Telekomunikasi Indonesia (Persero).

Mengutip keterbukaan informasi Telkom di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), delapan BUMN tadi bersama Finarya telah menandatangani lembar kesepakatan terkait rencana penerbitan saham baru oleh Finarya. Nantinya, saham-saham yang diterbikan akan dibeli oleh perusahaan pelat merah tersebut.

Transaksi penerbitan saham baru Finarya ini diatur dalam perjanjian penyetoran saham bersyarat yang mengatur tentang pelaksanaan penyetoran saham Finarya. Pelaksanaan penyetoran dilakukan dalam tiga tahap.

Pertama, penyetoran saham dilakukan paling lambat 31 Juli 2019. Finarya akan menerbitkan saham baru sebanyak 66.526 saham dengan nilai penyetoran Rp665,26 miliar. BUMN yang akan menyetorkan investasinya adalah Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, BNI, Jiwasraya, dan Danareksa.

Kedua, proses penyetoran dilakukan maksimal pada 31 Oktober 2019. Total saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 18.600 saham dengan nilai Rp186 miliar. Ada tiga BUMN yang akan mengeksekusi, yakni Telkomsel, BTN, dan Pertamina.

Ketiga, Finarya akan memberikan kesempatan untuk investor BUMN lain yang ingin berinvestasi di perusahaan. Penyetoran saham dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2019. Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 80 ribu saham dan nilai penyetoran Rp800 miliar.

Jika dalam tahap tiga ada investor lain yang berminat, maka Telkomsel nantinya hanya memiliki saham sebesar 25 persen, Bank Mandiri 17,03 persen, BRI 17,03 persen, BNI 17,03 persen, BTN 6,13 persen, Pertamina 6,13 persen, Jiwasraya 1 persen, Danareksa 0,63 persen, dan investor lain 10,02 persen.

Namun, jika tak ada investor lain yang berminat, maka komposisi saham menjadi Telkomsel 25 persen, Bank Mandiri 19,71 persen, BRI 19,71 persen, BNI 19,71 persen, BTN 7,12 persen, Pertamina 7,12 persen, Jiwasraya 1 persen, dan Danareksa 0,63 persen. (Icha)

LinkAja Anggap Go-Pay dan OVO Bukan Saingan, Kenapa?

Telko.id, Jakarta – LinkAja bukanlah aplikasi pembayaran non-tunai pertama di Indonesia, karena sudah cukup banyak aplikasi sejenis telah lebih dulu eksis di Indonesia. Sebut saja seperti Go-Pay dan OVO. Lantas, bagaimana LinkAja melihat pemain-pemain lain yang akan menjadi kompetitornya itu?

CEO LinkAja, Danu Wicaksana menjelaskan jika di Indonesia terdapat aplikasi pembayaran non-tunai lain seperti OVO, Go-Pay dan DANA. Meski begitu, menurut Danu, pihaknya tidak melihat ketiganya sebagai kompetitor, tetapi sebagai perusahaan yang turut mendorong inklusi keuangan di Indonesia.

“LinkAja bersama beberapa pemain uang elektronik lain akan saling bahu-membahu dalam mengedukasi masyarakat untuk mengadopsi budaya non-tunai, dan meningkatkan inklusi keuangan,” kata Danu di Jakarta, Kamis (04/07/2019)

Danu membeberkan terkait inklusi keuangan di Indonesia. Saat ini inklusi keuangan masih di bawah 50% sehingga perlu didorong agar meningkat hingga 90%.

{Baca juga: Jadi Dompet Digital, LinkAja Bisa untuk Bayar Apa Saja?}

“Data Worldbank 2018 itu inklusi layanan keuangan kita baru mencapai 49%. Kami berkeinginan membantu percepatan inklusi keuangan sampai akhir tahun 2019 sampai 75%. Syukur-syukur bisa 90% di tahun-tahun mendatang,”

Selain itu LinkAja merupakan layanan yang berbeda dibandingkan dengan layanan yang lain. Dengan bekerja sama operator telekomunikasi, transportasi publik dan perusahaan BUMN, maka LinkAja bisa digunakan untuk membeli pulsa, tiket kereta pesawat, serta bahan bakar kendaraan di SPBU.

“Jika diperhatikan kegunaan utama LinkAja ini tidak hanya ride sharing atau retail merchants, melainkan juga small denom airtime atau bisa beli pulsa dengan nominal Rp 10 ribu. Link Aja juga bisa untuk Petrol atau minyak dan transportasi,” tambah Danu.

Selain itu, layanan uang elektronik ini juga tidak berfokus pada pemberian diskon pada pengguna. Dia mengakui jika diskon bisa menarik jumlah pengguna, tetapi strategi itu jangan dijadikan fokus utama.

“Yang paling bisa bikin orang akhirnya mengubah kebiasaan dan membuat orang mau mencoba. Kalau memberikan promo diskon sih, kita juga ada (diskon), tapi itu bukan jadi yang utama,” katanya.

{Baca juga: LinkAja Targetkan Genjot Transaksi Non Tunai Hingga 75%}

Aplikasi yang dikembangkan oleh PT Fintek Karya Nusantara (Fintara) dan merupakan sinergi antar beberapa perusahaan BUMN ini diklaim akan bisa memenuhi kebutuhan pengguna.

Untuk itu, mereka menghadirkan beragam fitur dan layanan pembayaran lebih dari 150 ribu outlet, 20 e-commerce dan moda transportasi. “Kita membantu mereka di kehidupan sehari-hari. Itu yang kita fokuskan,” tutup Danu. [NM/HBS]

Bukan VR, Game Evil Dead Anyar Hadir di Konsol dan PC

Telko.id, Jakarta – Bruce Campbell, pemeran Ash Williams di franchise Evil Dead, telah mengungkapkan beberapa informasi penting mengenai game Evil Dead keluaran terbaru. Salah satunya menyebut game ini akan hadir di konsol dan PC.

Seperti diketahui, baru-baru ini ada laporan bahwa game baru berbasiskan franchise Evil Dead yang cukup populer sedang dalam proses pengembangan. Campbell pun memberi sedikit bocoran.

{Baca juga: Benang Oranye Jadi Senjata Ampuh di Cyberpunk 2077}

Menurut Ubergizmo, Campbell mengatakan bahwa game anyar itu memang masih dalam pengembangan. Namun, ada indikasi kuat bahwa game tersebut tidak berbasis Virtual Reality (VR).

Dengan kata lain, tidak akan ada komponen realitas virtual untuk game itu. Sayang, Campbell tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang game baru yang digadang-gadang tersebut.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa game Evil Dead terbaru bakal berbasis VR. Namun, Campbell mengonfirmasi via Twitter bahwa game tersebut sedang dikembangkan untuk konsol dan PC.

{Baca juga: Begini Cara Main PUBG Mobile di PC Pakai Tencent Gaming Buddy}

Para pemain pasti akan senang jika Campbell memberikan rincian lebih lanjut tentang game anyar itu. Namun, hal tersebut ternyata tidak terjadi sehingga para pemain harus bersabar menunggunya.

Evil Dead adalah game PS 2 yang dikeluarkan tahun 13 September 2005 dan dapat dimainkan di PS 2 dan PC. Game mengisahkan tentang Ash yang melanjutkan petualangan nan seru bersama Sam. [BA/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Bahaya! Ini Akibatnya Kalau Belum Servis MacBook Pro 15

0

Telko.id, Jakarta – Bulan lalu, Apple mengumumkan telah menarik laptop model MacBook Pro 15 inci. Apple menyebut, perangkat itu bermasalah karena baterainya yang cepat panas.

Menurut keterangan Apple, MacBook Pro buatan 2015 itu dilengkapi dengan baterai jenis lithium-ion. Baterai tersebut bisa meledak jika terlalu panas sehingga membahayakan pengguna.

Akan tetapi, ada segelintir pengguna yang belum membawa MacBook mereka ke Apple untuk diperbaiki. Akibatnya, kekhawatiran Apple pun terjadi.

{Baca juga: Upss! MacBook Pro Tiba-tiba Meledak dan Terbakar}

Seperti dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Kamis (04/07/2019), MacBook Pro 15 milik seorang desainer bernama Steve Gagne meledak. Steve menunjukkan apa yang terjadi terhadap laptop miliknya itu. Menurutnya, baterai dari macBook itu terlalu panas meski sedang tidak digunakan.

Dalam fotonya, ia memperlihatkan bagian bawah atau dasar MacBook miliknya yang terdapat lubang literal. Menurutnya, layar laptop ditutup, tidak sedang diisi daya baterainya, dan berada dalam Sleep Mode atau tidak sepenuhnya mati.

Artinya, kejadian serupa bisa terjadi kapan saja meski laptop tidak sepenuhnya dimatikan. Steve mencatat bahwa kondisi bisa lebih buruk karena laptop biasanya diletakkan di keranjang yang penuh dengan buku catatan dan jurnal. Beruntung, ia sangat bersyukur hal tersebut tidak terjadi.

Sebelumnya diberitakan, Apple melakukan penarikan secara sukarela untuk jumlah terbatas MacBook Pro 15 inci. Laptop itu punya baterai yang mungkin terlalu panas dan menimbulkan risiko.

{Baca juga: Apple Janji Perbaikan Keyboard MacBook Beres Satu Hari}

Penarikan dalam jumlah terbatas oleh Apple diprioritaskan untuk MacBook Pro 15 inci yang dijual antara September 2015 dan Februari 2017. Apple mengidentifikasinya lewat nomor seri produk.

Nah, bagi yang belum membawa MacBook Pro 15 inci buatan 2015 ke Apple untuk penuntasan problem baterai, jangan tunda lagi. Belajarlah dari foto yang dari desainer bernama Steve Gagne ya! (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Uber Eats Uji Coba Fitur “Makan di Tempat”

Telko.id, Jakarta – Banyak orang suka menggunakan layanan Uber Eats karena tidak mau pergi ke restoran untuk membeli makanan. Sekarang, Uber sedang menyiapkan fitur baru bernama Dine-in, alias makan di tempat.

Menurut laporan Ubergizmo, seperti dikutip Telko.id, Kamis (4/7/2019), Uber sedang melakukan uji coba untuk layanan baru Uber Eats. Layanan makan di tempat ini berbeda meski masih memungkinkan pelanggan untuk memesan makanan.

Nantinya, pengguna bisa memesan makanan di restoran favorit sebelum datang ke lokasi untuk menikmatinya. Sayang, layanan Dine-in tersebut baru hadir untuk pengguna di kota-kota tertentu di Amerika Serikat.

Baca juga: Uber Eats akan Kirim Makanan dengan Drone

Opsi itu tersedia di samping menu Delivery and Pickup di bagian atas layar. Jadi, ketika sudah memesan melalui aplikasi dan pergi ke restoran, pengguna dipastikan punya tempat duduk. Makanan pun siap disantap.

Juru bicara Uber mengonfirmasi bahwa fitur baru ini sedang diujicoba di Dallas, Austin, Tucson, dan San Diego. Fitur Dine-In tidak membebankan biaya layanan kepada pelanggan. Sebaliknya, biaya dibebankan kepada restoran.

Pelanggan bisa memberi tip kepada karyawan melalui aplikasi. Menurut Uber, opsi itu hadir untuk “menjembatani kesenjangan” antara pelanggan dan restoran. Namun, ada kritik bahwa upaya tersebut untuk mengakali driver.

Belum lama ini, Uber juga membuat inovasi. Uber menawari pengguna naik helikopter dengan layanan dari bandar udara JFK dan Lower Manhattan, Amerika Serikat. Layanan baru itu bernama Uber Copter di aplikasi Uber.

{Baca juga: Tak Mau Terjebak Macet? Coba Pakai Uber Copter}

Seperti dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Senin (10/6/2019), penerbangan menggunakan Uber Copter dari Lower Manhattan ke JFK cuma delapan menit. Biayanya USD 200 hingga USD 225 atau Rp 2,8 juta hingga Rp 3,2 juta per orang. [SN/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Ada Rumor Tiga Game Cyberpunk 2077? Ternyata Ini Faktanya

Telko.id, JakartaCD Projekt RED dilaporkan sedang mengerjakan tiga proyek game Cyberpunk 2077 lainnya secara terpisah. Proyek ini mencakup game yang akan dirilis untuk PC dan konsol pada akhir tahun ini.

Tak mau rumor ini menjadi “bola liar”, developer game tersebut pun langsung membuat klarifikasi. CD Projekt RED mengatakan bahwa mereka tidak memisahkan Cyberpunk 2077 dalam tiga proyek terpisah.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo, Kamis (04/07/2019), CD Projekt Red mengonfirmasi kepada GameSpot bahwa tidak ada tiga proyek game yang berbeda. Yang ada adalah, tiga studio berbeda yang sedang mengerjakan game.

{Baca juga: Nongol di Cyberpunk 2077, Keanu Reeves Diincar Marvel}

Mereka juga menambahkan bahwa total lima tim yang sedang mengerjakan proyek tersebut dengan tiga fokus mengembangkan Cyberpunk 2077, termasuk CD Projekt Red Warsaw dan Kraków.

Sementara Wrocław, memiliki 40 spesialis industri yang bekerja pada penelitian dan pengembangan teknologi. Ada juga tim yang terpisah dan berdedikasi di studio Warsawa yang sedang mengerjakan pengembangan Gwent.

{Baca juga: Permainan Monopoli Ini Pakai Asisten Suara}

Spokko adalah tim terakhir yang sedang mengerjakan proyek game mobile baru yang belum diumumkan. Jadi, tampaknya ada sedikit kesalahpahaman yang mengabarkan soal tiga proyek Cyberpunk 2077 yang berbeda.

Sekadar informasi, game ini menarik perhatian pada ajang E3 2019. Bagaimana tidak, salah satu karakter utama di game tersebut adalah John Wick alias Keanu Reeves sebagai karakter Johnny Silverhand. (BA/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Jadi Dompet Digital, LinkAja Bisa untuk Bayar Apa Saja?

Telko.id, Jakarta – Layanan LinkAja menargetkan bisa meningkatkan inklusi keuangan dan pembayaran non tunai hingga 75 persen. Untuk itu, uang elektronik ini menawarkan aneka fitur dan layanan yang memudahkan orang melakukan pembayaran secara digital. Lantas, dompet digital BUMN ini bisa buat bayar apa saja?

Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja, Edward Kilian Suwignyo mengatakan bahwa layanan uang elektronik ini menawarkan aneka fitur dan layanan yang memudahkan aktivitas penggunanya sehari-hari. Ia mengatakan uang elektronik ini bisa menggantikan uang fisik untuk bertransaksi.

“Sebagai teknologi finansial tentu saja kami harus memikirkan bagaimana LinkAja dapat mengakomodir segala kebutuhan esensial masyarakat di Indonesia,” ujar pria yang akrab dipanggil Kiki itu saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (4/7/2019).

{Baca juga: LinkAja Targetkan Genjot Transaksi Non Tunai Hingga 75%}

Misalnya digunakan untuk pembayaran sarana transportasi. Melalui LinkAja, pengguna bisa melakukan pembayaran Tol dengan fitur RFID, KAI Access, Maskapai Garuda dan Citilink, Railink, Bluebird dan Parkir, yang semuanya untuk memudahkan pengguna.

Ketika pengguna ingin membayar tiket kereta setelah memesan lewat KAI Access, pengguna tidak perlu melakukan pembayaran lewat ATM karena KAI Access telah tersedia pilihan pembayaran melalui LinkAja.

Kemudian fitur pembelian produk di toko, restoran, pulsa dan bahan bakar di SPBU. LinkAja  telah bekerja sama dengan lebih dari 150 ribu outlet, 6 operator, dan Pertamina untuk memberikan layanan e-money tersebut.

“Jadi dengan memakai LinkAja, kita bisa beli pulsa, bayar makanan di restoran, dan isi bensin di SPBU Pertamina,” papar Kiki.

Tidak hanya pembelian di toko retail, LinkAja juga telah bekerja sama dengan banyak e-commerce besar sehingga pengguna bisa melakukan pembelian tanpa harus membayar lewat ATM.

Sementara bagi pengguna yang ingin memberikan donasi, bisa memakai fitur layanan donasi. Begitupun untuk asuransi, pengguna bisa menggunakan LinkAja untuk membayar asurasi.

{Baca juga: Resmi Dirilis, LinkAja Ingin Tingkatkan Inklusi Keuangan}

Seperti diketahui, layanan LinkAja yang dikembangkan PT Fintek Karya Nusantara (Fintara) ini merupakan sinergi antar beberapa bank BUMN dan juga Telkomsel. LinkAja menghadirkan beragam layanan transaksi pembayaran non tunai.

Dompet digital BUMN ini sudah menggandeng lebih dari 150.000 merchant, dan bisa melayani pembayaran di lebih dari 400 tagihan dan produk digital, belanja online di lebih dari 20 e-commerce nasional.

Selain itu, layanan ini juga bisa digunakan untuk pembayaran berbagai moda transportasi publik, serta bekerja sama dengan puluhan partner donasi digital seperti hingga fitur-fitur keuangan dan hiburan.

Saat ini layanan uang elekronik ini sudah memiliki titik Cash In Cash Out (CICO) untuk mengisi saldo dan menarik tunai di lebih dari 100.000 titik di seluruh Indonesia.

{Baca juga: Sah! TCash Resmi Berganti Nama Jadi LinkAja}

Fitur unggulan LinkAja yang baru adalah layanan tarik tunai tanpa kartu debit hanya dengan menggunakan smartphone di lebih dari 40 ribu ATM Link Himbara. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan penarikan uang instan tanpa harus membawa kartu. [NM/HBS]

Buruan! PlayStation Classic Diskon 75% di E-commerce Ini

0

Telko.id, Jakarta – Awalnya, Sony menjual PlayStation Classic seharga USD 100 atau Rp 1,4 jutaan. Tapi, tak lama setelahnya, Sony diskon harga konsol klasik ini secara bertahap menjadi USD 60 atau Rp 840 ribuan, USD 40 atau sekira Rp 565 ribuan, hingga USD 30 atau setara Rp 430 ribuan.

Sekarang, seperti dilansir Telko.id dari Engadget, Kamis (04/07/2019), akun Twitter Wario64 melaporkan bahwa PlayStation Classic dijual hanya seharga USD 25 atau Rp 350 ribuan atau turun 75 persen dari harga awal.

Konsol ini tersedia di Best Buy dan Amazon. Tak hanya dijual dengan harga murah, PlayStation Classic juga memuat 20 game menarik. Sebut saja Metal Gear Solid, Twisted Metal, dan Final Fantasy VII.

{Baca juga: PES 2019 Tiba-tiba Dihapus dari Game Gratis PlayStation Plus}

Konsol klasik itu pertama kali dipastikan kehadirannya pada September 2018 lalu oleh Sony. Konsol ini memiliki bentuk seperti PlayStation 1, tapi berukuran 45 persen lebih kecil ketimbang PlayStation generasi pertama tersebut.

PlayStation Classic memiliki dimensi bodi 149 x 103 x 33 mm. Terkait bobotnya, jika tak terhubung kontroler, hanya lebih kurang 140 gram.

{Baca juga: Sony Patenkan Teknologi Anti-Loading di PS Terbaru}

Di dalamnya, sudah tersedia emulator beserta 20 game PlayStation 1. Sebut saja Final Fantasy VII, Jumping Flash, Ridge Racer Type 4, Tekken 3, dan Wild Arms.

Di bagian belakangnya, bakal ada beberapa port seperti HDMI dan USB. Di bagian depan untuk kontroler, terdapat port USB untuk menghubungkan dua kontroler ala PlayStation generasi awal. (BA/FHP)

Sumber: Engadget

LinkAja Targetkan Genjot Transaksi Non Tunai Hingga 75%

Telko.id, Jakarta – Layanan uang elektronik LinkAja akhirnya resmi meluncur pada Minggu (30/06). Aplikasi pembayaran digital yang dikembangkan oleh PT Fintek Karya Nusantara ini menargetkan bisa mendorong percepatan inklusi keuangan dan transaksi non tunai di Indonesia hingga 75 persen di akhir tahun ini.

Menurut CEO LinkAja Danu Wicaksana, LinkAja hadir untuk memenuhi target pemerintah dalam mendorong Gerakan Nasional Nontunai atau cashless society. Apalagi saat ini inklusi keuangan Indonesia masih di bawah 50%. Itu sebabnya LinkAja ingin membantu peningkatan tersebut.

“Data World Bank 2018 menyebutkan inklusi keuangan kita (Indonesia) baru mencapai 49%. Kami berkeinginan mendorong percepatan inklusi keuangan hingga akhir tahun 2019 bisa mencapai 75 persen. Syukur-syukur bisa 90 persen di tahun-tahun mendatang,” ujar Danu di Jakarta, Kamis (04/07/2019).

Menurut Danu, bahwa ada dua tantangan untuk meningkatkan inklusi keuangan. Tantangan tersebut yang menjadi pekerjaan rumah bagi LinkAja untuk mengedukasi masyarakat mengenai transaksi non tunai.

{Baca juga: Resmi Dirilis, LinkAja Ingin Tingkatkan Inklusi Keuangan}

“Ada dua tantangan utama dalam meningkatkan inklusi keuangan, yakni kebiasaan masyarakat menggunakan uang tunai, dan akses terhadap layanan keuangan yang masih terbatas,” imbuhnya.

Danu menyebutkan bahwa LinkAja menawarkan aneka fitur dan layanan yang memudahkan aktivitas orang sehari-hari. Ia mengatakan uang elektronik ini bisa menggantikan uang fisik untuk bertransaksi.

Ia mengungkapkan, bahwa LinkAja mencoba memberikan edukasi secara konsisten untuk mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia yang menggunakan uang tunai menjadi non tunai.

Selain itu, perusahaan juga ingin melakukan optimalisasi jangkauan ke seluruh masyarakat Indonesia untuk memberikan layanan keuangan yang efisien.

“Karena itu kami berupaya untuk menyesuaikan strategi yang kami jalankan dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat sehingga mau berpindah menggunakan layanan uang elektronik dalam bertransaksi sehari-hari,” jelas Danu.

Seperti diketahui, layanan LinkAja yang dikembangkan PT Fintek Karya Nusantara (Fintara) ini merupakan sinergi antar beberapa bank BUMN dan juga Telkomsel. LinkAja menghadirkan beragam layanan transaksi pembayaran non tunai.

Dompet digital BUMN ini sudah menggandeng lebih dari 150.000 merchant, dan bisa melayani pembayaran di lebih dari 400 tagihan dan produk digital, belanja online di lebih dari 20 e-commerce nasional.

Selain itu, layanan ini juga bisa digunakan untuk pembayaran berbagai moda transportasi publik, serta bekerja sama dengan puluhan partner donasi digital seperti hingga fitur-fitur keuangan dan hiburan.

{Baca juga: Sah! TCash Resmi Berganti Nama Jadi LinkAja}

Saat ini layanan uang elekronik ini sudah memiliki titik Cash In Cash Out (CICO) untuk mengisi saldo dan menarik tunai di lebih dari 100.000 titik di seluruh Indonesia.

Fitur unggulan LinkAja yang baru adalah layanan tarik tunai tanpa kartu debit hanya dengan menggunakan smartphone di lebih dari 40 ribu ATM Link Himbara. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan penarikan uang instan tanpa harus membawa kartu. [NM/HBS]

Ejek Presiden Mirip Winnie the Pooh, Perusahaan Ini Diciduk

Telko.id, Jakarta – Pemerintah China memberikan konsekuensi berat kepada Indievent, sebuah perusahaan video game. Alasannya, mereka membandingkan presiden China, Xi Jinping dengan Winnie the Pooh dalam game horor.

Izin bisnis Indievent dicabut usai perusahaan itu ikut membuat Devotion, game horor Taiwan. Seperti dikutip Telko.id dari Engadget, Kamis (04/07/2019), game itu memperlihatkan meme kontroversial terkait presiden China.

Kabar ini terkuak berkat cuitan seorang pendiri Another Indie, Iain Garner di Twitter beberapa waktu lalu.

{Baca juga: Cuma 10% Gamer yang Punya Nyali untuk Memainkan Resident Evil 7}

Beda dengan Indievent, Red Candle Games selaku pengembang game asal Taiwan tersebut justru tidak mendapatkan sanksi apapun dari pemerintah China. Banyak pihak menilai, kalau perusahaan game asal China ini memang tidak beruntung.

Hukuman dari pemerintah China kepada Indievent terjadi karena ada poster game Devotion yang berbunyi, “Xi Jinping Winnie the Pooh moron”. Gamer sayap kanan pun membanjiri Steam dengan ulasan negatif.

{Baca juga: Nonton Film Gratis dengan 4 Aplikasi ini, Dosa Tanggung Sendiri!}

Red Candle Games meminta maaf atas kejadian itu. Mereka berjanji untuk memperbaiki masalah yang terjadi. Meskipun sudah menempuh berbagai langkah, game Devotion belum juga kembali tersedia di Steam.

Antipati China terhadap Winnie the Pooh memang jauh melampaui apapun. Sensor China mulai melarang gambar Winnie the Pooh setelah meme yang tersebar di internet membandingkannya dengan Xi Jinping. (SN/FHP)

Sumber: Engadget