spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 985

Lawan Konten Radikal, YouTube Luncurkan Playlist Pendidikan

Telko.id, Jakarta – YouTube memperkenalkan fitur baru yang disebut Learning Playlist. Fitur ini akan mengarahkan pengguna pada konten video mengenai konten pendidikan tanpa takut diarahkan pada video-video radikal atau negatif.

Dilansir Telko.id dari The Verge pada Jumat (12/09/2019), daftar putar juga akan terorganisasi mengikuti materi seperti bab seputar konsep-konsep kunci yang disusun dari tingkat pemula hingga lanjutan.

Halaman-halaman tersebut juga akan bebas dari video yang direkomendasikan sehingga membiarkan pemirsa fokus pada pelajaran mereka tanpa gangguan. Selain itu video juga tidak akan diputar secara otomatis di akhir daftar putar.

{Baca juga: Kurang Punya Etika Pers, Influencer dan Youtuber akan Ditertibkan}

Apa yang dilakukan Youtube adalah upaya mereka untuk menghindari pengguna kepada konten-konten radikal. Seperti diketahui jika selama ini Youtube dikecam karena video rekomendasi dari algoritma yang mengarahkan pemirsa ke konten radikalisasi atau konten bermasalah.

Platform edukasi ini telah dikembangkan bersama banyak organisasi pendidikan dalam setahun terakhir. Pada Oktober tahun lalu, Youtube mengumumkan bahwa mereka menginvestasikan USD$ 20 juta atau Rp 281 Miliar utnuk membuat platform tersebut.

Adapun mitra yang ikut bekerja sama adalah Khan Academy, TED-Ed serta Channel edukasi seperti Crash Course dan Coding Train. Youtube memang mulai mengatur fitur rekomendasi dengan menghadirkan fitur yang memungkinkan pengguna mengatur rekomendasi video yang muncul di halaman utama YouTube. Fitur tersebut memberi pengguna kontrol atas video yang direkomendasikan kepada mereka.

{Baca juga: Akhirnya, Ada Fitur untuk Kontrol Rekomendasi Video YouTube}

“Meskipun kami mencoba yang terbaik untuk menyarankan video yang akan Anda nikmati, kami tidak selalu melakukannya dengan benar, jadi kami memberi Anda lebih banyak kontrol untuk saat kami tidak melakukannya,” tulis Youtube.

“Kami sekarang membuatnya mudah bagi Anda untuk memberi tahu kami agar berhenti menyarankan video dari channel tertentu,” tambah mereka. [NM/HBS]

Sumber: The Verge

Bukan “Made in China”, iPhone di Eropa Buatan India

Telko.id, Jakarta – China bukanlah satu-satunya negara yang dipilih oleh Apple untuk membuat iPhone. Pasalnya, Apple mulai memproduksi beberapa model di pabrik iPhone India untuk mencegah terkena pajak impor.

Apple juga menggunakan kapasitas produksi di negara tersebut untuk memenuhi permintaan di wilayah lain. Seperti dilansir Ubergizmo, Apple dilaporkan mulai mengirim iPhone buatan India ke Eropa sejak beberapa bulan yang lalu.

Apple telah mempersiapkan pabrik Wistron di India untuk mulai merakit iPhone pada 2016. Sekarang, pabrik di Bengaluru itu untuk kali pertama mengekspor iPhone ke negara-negara di Eropa.

{Baca juga: iPhone 2020 Bakal Punya Notch Berbentuk Waterdrop?}

Dikutip Telko.id, Jumat (12/07/2019), iPhone 6s dan iPhone 7 jadi dua model yang masuk ke dalam proses ekspor dengan jumlah di bawah 100 ribu unit per bulan.

Ada spekulasi bahwa Apple akan mengalihkan lebih banyak produksi ke India untuk mengurangi ketergantungan kepada produsen di China. Maklum, Amerika Serikat sedang perang dagang dengan negara itu.

{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Apple Terbaru}

Ke depan, Apple menggadang iPhone model kelas atas bisa diproduksi secara lokal dengan menjalin kemitraan bersama Foxconn. Sejumlah besar iPhone jenis tersebut juga akan diekspor ke negara-negara lain.

Beberapa pengamat pasar menyarankan, meningkatkan manufaktur di India akan memungkinkan Apple untuk memenuhi aturan lokal, sebelum mereka berencana untuk membuka toko di sana. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Twitter Down, Warganet Dunia Langsung Galau

Telko.id, Jakarta – Twitter kembali beroperasi normal setelah sempat down selama satu jam. Para pengguna lain pun turut dirundung kegalauan akibat Twitter down beberapa saat.

Menurut data DownDetector, jumlah keluhan yang masuk terkait permasalahan di Twitter melonjak dari 32 menjadi hampir 70.000 keluhan dalam hitungan menit. Sekira 45 persen pengguna mengeluhkan performa Twiiter versi dekstop telah terganggu.

Dikutip Telko.id dari phoneArena, Jumat (12/07/2019), 33 persen pengguna merasa kecewa aplikasi Twitter untuk iOS tidak berfungsi seperti biasa. Sementara 21 persen lain, mengeluhkan aplikasi Twitter versi Android.

{Baca juga: Revisi Aturan, Twitter akan Hapus Tweet Kebencian Agama}

Ketika layanan down, pengguna melihat bilah biru di layar dengan teks putih. Di sana terdapat kalimat berbunyi “Ada kesalahan teknis. Terima kasih atas perhatian Anda. Kami segera memperbaikinya”.

Jumat sore, media sosial ini mengumumkan bahwa aplikasi sudah berjalan normal lagi. Mereka pun mengunggah kalimat “Anda merindukan kami?”. Kata media sosial ini, permasalahan disebabkan oleh perubahan konfigurasi.

{Baca juga: Nonton Film Gratis dengan 4 Aplikasi ini, Dosa Tanggung Sendiri!}

Pada saat bersamaan ketika Twitter mengalami down, sedang diadakan juga KTT Media Sosial di Gedung Putih. Di acara tersebut, hadir pula Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Beruntung, pada momen tersebut, Twitter dan Facebook tidak hadir karena tak mendapatkan undangan.

Kalau saja Twitter hadir dalam pertemuan itu, entah apa yang bakal Trump katakan. Maklum, selama ini Trump memang menjadi pengguna aktif. Ia rajin mengunggah cuitan pedas yang kerap menuai cibiran. (SN/FHP)

Sumber: phoneArena

Ngecas Baterai Moge Listrik Harley-Davidson Sekarang Gratis

Telko.id, Jakarta – Harley-Davidson telah menciptakan sepeda motor gede alias moge listrik bernama LiveWire. Namun, pemilik roda dua tersebut masih kebingungan bagaimana cara mengisi baterai moge listrik Harley-Davidson mereka.

Asal tahu saja, LiveWire pertama kali dipamerkan di ajang Consumer Electronics Show 2019. Motor ini berbekal HD Connect Service serta Telematic Control Unit yang mendukung LTE (4G).

Nah, kebingungan para pemilik motor itu pun akhirnya terselesaikan. Sekarang, Harley-Davidson menerapkan kebijakan pengisian daya gratis untuk baterai LiveWire. Semua diler resmi Harley-Davidson siap melayani kebutuhan pemilik LiveWire.

{Baca juga: Gaet Kaum Muda, Harley-Davidson Bakal Produksi Skuter Listrik}

Menurut Ubergizmo, dikutip Telko.id, Jumat (12/07/2019), produsen motor asal Amerika Serikat (AS) ini menawarkan stasiun pengisian daya DCFC publik di setiap dilernya. Sayang, kebijakan hanya berlaku di AS.

Para pemilik LiveWire di negara itu akan menerima pengisian daya gratis untuk baterai di stasiun ChargePoint. Lokasinya di semua diler yang berpartisipasi untuk dua tahun pertama.

{Baca juga: 10 Situs Download Drama Korea Subtitle Indonesia Terlengkap 2019}

Layanan tersebut memang pantas tersedia. Pasalnya, motor listrik Harley-Davidson ini dijual dengan harga hampir USD 30.000 atau sekitar Rp 422,5 juta per unitnya.

Kemungkinan besar, perusahaan motor ini bisa saja akan mematok biaya untuk setiap stasiun pengisian daya baterai motor. Mumpung gratis, para pemilik di Amerika Serikat pun berebut mengisi daya LiveWire di diler. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Chun Li Ditunjuk jadi CEO Lazada Indonesia yang Baru

Telko.id, Jakarta – Lazada Group menunjuk CEO baru untuk Lazada di Indonesia. Perusahaan ini menugaskan Chun Li sebagai CEO Lazada Indonesia. Walaupun demikian, Chun Li tetap menjalankan perannya sebagai Co-President Lazada Group.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tim Telko.id pada Jumat (12/07/2019), Chun Li memiliki kontribusi penting di Lazada Group sejak bergabung 2 tahun lalu.

Chun Li adalah sosok yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun bekerja di industri ekonomi digital. Sebelum bergabung di Lazada Group, Chun Li menjabat sebagai Chief Technology Officer di unit usaha B2B Alibaba Group, serta beberapa posisi eksekutif di eBay dan PayPal.

{Baca juga: 3 Produk Terlaris yang Diincar Pengguna Lazada Indonesia, Apa Saja?}

Dia merupakan sarjana di bidang Mekanika dan Hukum Ekonomi dari Universitas Peking, serta gelar Master di Teknik Mekanika dari The Ohio State University.

Menurut CEO Lazada Group, Pierre Poignant, penunjukan Chun Li sebagai CEO Lazada Indonesia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan e-commerce itu di tanah air. Terlebih dengan pengalamannya yang bagus kala bekerja di Lazada Group.

“Kami percaya Chun Li adalah orang yang tepat untuk memimpin usaha kami di Indonesia dalam babak baru pertumbuhan dan kontribusi Lazada di Indonesia,” kata Pierre.

Chun Li pun berterimakasih atas jabatan barunya tersebut. Dia mengaku siap memimpin Lazada di Indonesia dan membantu untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia.

{Baca juga: Ekonomi Digital Indonesia Bisa Capai Rp 1406 Triliun di 2025}

“Saya sangat antusias untuk memimpin babak baru perjalanan pertumbuhan Lazada dalam momen transformatif era ekonomi digital di Indonesia” jelas Chun Li.

Ia menambahkan, bahwa fokus utamanya sekarang adalah meningkatkan layanan Lazada di bidang e-commerce, solusi-solusi berbasis data dan teknologi, memberdayakan penjual dan pemilik merek, serta meningkatkan pengalaman berbelanja.

Sebelumnya, jabatan CEO diduduki oleh Alessandro Piscini sejak Mei 2018 lalu. Seperti Chun Li, Piscini juga merupakan sosok yang lama bergelut di bidang e-commerce.

Ia pernah menjabat sebagai CMO Lazada Thailand dan diangkat menjadi CEO di sana. Sampai saat ini, pihak Lazada Indonesia tidak memberi keterangan mengapa Alessandro Piscini digantikan dari posisinya sebagai CEO Lazada Indonesia. (NM/FHP)

Gak Perlu Repot Lagi, Kini Ada Fitur Edit Foto di WhatsApp

Telko.id, Jakarta – WhatsApp sedang menyiapkan fitur baru bernama Quick Edit Media Shortcut. Fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk dapat langsung edit foto di dalam aplikasi.

Fitur ini dilaporkan bakal hadir bersamaan pembaruan WhatsApp ke depan. Nantinya, setelah menerima foto, lalu menyalin atau menyimpannya, pengguna bisa melakukan modifikasi foto pakai fitur baru ini secara langsung di WhatsApp. Kemudian, pengguna pun bisa membagikan foto sesuai kreasi mereka.

Fitur ini sendiri menjadi solusi bagi pengguna WhatsApp yang kerap mengedit foto di aplikasi terpisah sebelum membagikannya ke pengguna lain.

{Baca juga: 5 Fitur Baru WhatsApp yang Menarik untuk Dicoba}

Kini, mereka tak perlu lagi repot membuka aplikasi editing foto, dan dapat lebih menghemat waktu serta bisa mengelola ruang penyimpanan foto di smartphone.

Menurut Indian Express, seperti dikutip Telko.id, Jumat (12/07/2019), fitur Quick Edit Media Shortcut akan tersedia untuk perangkat Android maupun iOS. Meski demikian, untuk sementara fitur tersebut baru bisa berfungsi untuk perangkat Android saja.

Di WhatsApp untuk Android, tersedia tombol Edit yang secara otomatis akan mengarahkan pengguna untuk memodifikasi foto atau gambar. Sementara untuk perangkat iOS, WhatsApp masih melakukan pengembangan lebih lanjut.

{Baca juga: 5 Alasan Kenapa Smartphone Entry Level juga Bisa Jadi Pilihan}

Sampai berita ini diturunkan, belum belum diketahui kapan pembaruan mulai dihadirkan.

Sebelumnya, WhatsApp dikabarkan akan memungkinkan pengguna melakukan pembaruan status secara langsung  ke beberapa media sosial sekaligusWhatsApp tengah menguji fitur untuk mendukung aktivitas itu.

Menurut Engadget, seperti dilansir Telko.id pada Kamis (27/6/2019), nantinya fitur tersebut membuat pengguna WhatsApp bisa membagikan status ke platform media sosial lain, seperti Facebook, Instagram, Gmail. (SN/FHP)

Sumber: Indian Express

Bukan HongMengOS, Smartphone Terbaru Huawei Masih Android

0

Telko.id, Jakarta – Kabar terbaru mengungkap bahwa smartphone terbaru Huawei mendapat restu dari TENAA. Bernomor model SPN-AL00 dan SPN-TL00, sertifikasi tersebut kemungkinan diperuntukkan Huawei Nova 5i Pro atau Huawei Mate 30 Lite.

Dalam lampiran dokumen sertifikasi tidak disertakan gambar desain calon smartphone Huawei. Karenanya, belum bisa diketahui bagaimana bentuk persis smartphone itu. Meski demikian, sertifikasi menyertakan lembar spesifikasi secara rinci.

Dilansir GSMArena, smartphone yang menerima sertifikasi TENAA berpanel IPS 6,26 inci dengan resolusi 2.340×1.080 piksel. Kamera depannya berkemampuan 32MP. Menariknya, smartphone itu punya empat kamera belakang dengan sensor utama 48MP.

Sementara tiga kamera lain, seperti dikutip Telko.id, Jumat (12/07/2019), satu di antaranya beresolusi 8MP dan dua tersisa bersensor 2MP. Prosesor  yang digunakan adalah Kirin octa-core dengan clock speed 2,2 GHz dengan RAM antara 6GB atau 8GB.

Informasi sertifikasi juga mengungkap, smartphone baru Huawei akan memiliki ruang penyimpanan antara 128GB atau 256GB. Soal daya baterai, tercatat bahwa smartphone tersebut berkapasitas 3.900 mAh dengan dukungan fast charging.

http://telset.id/

Untuk sistem operasi, Huawei menyematkan sistem EMUI 9 berbasis Android Pie. Warna yang tersedia ada dua, yakni Midgnight Black dan Aurora. Sayang, pihak Huawei belum bisa dikonfirmasi mengenai harga dan peluncuran resminya.

Cukup menarik mengetahui bahwa smartphone anyar itu masih menggunakan sistem operasi Android bikinan Google. Padahal, Huawei tak lama lagi akan merilis sistem operasi buatan sendiri bernama HongMengOS. Apakah Huawei belum percaya diri? (FHP)

Sumber: GSMArena

Inilah Brand Smartphone yang Paling Challenging Saat Ini

Telko.id, Jakarta – Asia Tenggara memiliki pesona tersendiri di mata para manufaktur smartphone. Termasuk Indonesia, negara yang memiliki penduduk terbesar di regional tersebut. Selain unggul akan jumlah penduduknya yang besar, karakter terbuka akan perkembangan teknologi dan keberanian untuk mencobanya menjadi magnet bagi banyak manufaktur untuk menguji peruntungan di sini.

Dalam beberapa waktu terakhir kita digempur dengan banyaknya manufaktur yang menyajikan beragam produk ponsel pintar. Masing-masing membawa senjata yang diandalkan untuk menarik hati pasar. Terselip salah satunya adalah realme. Sebuah brand Tiongkok yang baru resmi masuk ke Indonesia tahun lalu.

{Baca juga : Realme Bawa Semangat “Dare to Leap” ke Indonesia}

Melalui pengaplikasian teknologi smartphone terkini dan optimalisasi model bisnis, realme datang dan berkembang dengan cepat. Sebagai contoh sensor kamera dan sistem pengisian daya cepat yang biasanya dimiliki kelas atas, berhasil di bawa ke kelas ponsel kelas menengah. Realme sejauh ini berhasil menciptakan model bisnis ampuh yang mengguncang pasar domestik. Hal ini membawa kejutan dan kemungkinan tak terbatas bagi pengguna muda.

Harga yang kompetitif mungkin sudah diketahui dan dijalani oleh manufaktur lain, sebut saja Xiaomi yang masih mempertahankan, dan Asus yang sempat menggunakannya. Realme-pun melakukan strategi yang sama. Tapi ada sejumlah butir penting yang membuat realme bisa konsisten dalam menjalankan. Konsisten dalam menjaga agar harga jual tetap stabil dan tentunya ketersediaan barang.

Harga yang murah memang dapat dengan mudah menarik perhatian pasar. Langkah perdana yang bagus saat memasuki pasar, namun dengan catatan harus bisa dipertanggungjawabkan. Banyak manufaktur yang menggunakan strategi sama berubah citranya. Dari awalnya dipandang seperti “penyelamat” bagi segmen pasar yang lama menunggu produk berkualitas dan berteknologi tinggi namun dengan harga jual terjangkau, menjadi “tukang PHP” yang barangnya kerap tak tersedia untuk dibeli.

Tentu perubahan citra tersebut akan melukai persepsi pasar, membuat konsumen pesimis akan setiap produk baru yang diluncurkan. Alasan inilah yang dihindari realme, dan menjadikannya benchmark untuk produk yang lebih unggul dalam hal performa dan desain, dengan tingkatan harga yang sama dengan ponsel di kelasnya. Memperpendek kanal distribusi dan menitikberatkan pada distribusi daring merupakan dua dari sejumlah langkah realme dalam bisa memberikan kontrol harga ke pasar.

{Baca juga : Yeayy! Realme X Spiderman Edition akan Masuk Indonesia}

Strategi yang membawa realme melangkah lebih jauh dan mengusik pasar ponsel pintar yang sudah ada sebelumnya. Memberi anak muda akses untuk bisa menikmati hidup yang lebih berkualitas bersama kombinasi terbaik teknologi dan estetika.

 

Wow! Kamera Google Translate Bisa Terjemahkan 100 Bahasa

Telko.id, Jakarta – Google Translate telah menerima pembaruan signifikan untuk fitur terjemahan kamera instan. Pengguna pun cukup mengarahkan kamera smartphone ke teks berbahasa asing untuk menerjemahkannya ke bahasa Inggris.

Kehadiran pembaruan tersebut membuat pengguna lebih mudah memahami lingkungan sekitar saat berada di negara yang tak memakai bahasa Inggris untuk penulisan di petunjuk jalan atau tanda lainnya. Menariknya, fitur itu telah mendukung 60 bahasa lain dari berbagai negara.

Dilansir Ubergizmo, seperti dikutip Telko.id, Jumat (12/07/2019), Google telah mengonfirmasi bahwa fitur terjemahan kamera instan sekarang mendukung 60 bahasa tambahan, antara lain, bahasa Thailand, Arab, Hindi, Melayu, dan Vietnam.

{Baca juga: Kini, Terjemahan via Google Translate Pakai Augmented Reality}

Dengan tambahan dukungan 60 bahasa, fitur tersebut membuat Google Translate mampu menerjemahkan 100 bahasa. Pengguna sekarang dapat menerjemahkan berbagai bahasa secara real-time hanya menyorotkan kameranya ke bahasa yang tidak dimengerti.

Ditambah lagi, ada fitur Detect language yang akan secara otomatis mendeteksi bahasa asing dan menerjemahkannya.

{Baca juga: Terjemahan Real-time Hadir di Headphone dengan Google Assistant}

Google juga telah membangun teknologi Neural Machine Learning ke dalam fitur terjemahan via kamera ini. Dengan demikian, hasil terjemahan bakal lebih akurat dan alami, bahkan mengurangi tingkat kesalahan penerjemahan hingga 85 persen. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Apple Kembangkan Wireless Charging untuk Mobil Listrik

Telko.id, Jakarta – Apple mulai semakin serius untuk terjun dalam pengembangan teknologi mobil listrik yang kini tengah menjadi tren. Perusahaan pimpinan Tim Cook ini kabarnya sedang mengembangkan wireless charging atau pengisian nirkabel pada mobil tersebut.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Jumat (12/07/2019), isu pengembangan wireless charging ini muncul dari paten yang baru-baru ini keluar. Dalam paten tersebut, Apple mengembangkan ide yang memungkinkan mobil untuk mengisi daya secara nirkabel.

Secara teoritis artinya sekelompok mobil dapat diparkir di lokasi yang menawarkan pengisian nirkabel. Tampaknya ide ini muncul akibat dari kekhawatiran penumpukan kendaraan di stasiun pengisian daya yang memiliki jumlah kabel terbatas.

{Baca juga: Mobil Listrik Tesla Meledak di Tempat Parkir?}

Sayangnya belum jelas kapan Apple berencana meluncurkan teknologi wireless charging ini, apalagi saat ini baru sekedar paten dan lebih merupakan ide daripada produk aktual yang benar-benar sedang dikerjakan Apple.

Kedengarannya seperti ide yang cukup menjanjikan, walaupun perusahaan lain seperti Toyota yang menciptakan mobil konsep listrik yang dilengkapi dengan panel surya di atap.

Mobil Listrik memang sedang banyak dikembangkan oleh perusahaan teknologi. Sebelumnya Tesla berencana membuat mobil listrik amfibi, yang bisa dipakai oleh si empunya untuk melakukan perjalanan di bawah air maupun darat. Mobil listrik Tesla ini terinspirasi dari mobil James Bond di film The Spy Who Love Me.

Dilansir Business Insider, CEO Tesla, Elon Musk, mengaku telah punya inisiatif tersebut sejak lama. Ia ingin membuat kendaraan yang canggih. Namun, kabarnya, Musk merasa kesulitan untuk merancang mobil model itu.

{Baca juga: Tesla Bikin Mobil Listrik Mirip Punya James Bond}

Dikutip Telko.id, Senin (17/6/2019), Musk ingin mobil tersebut berwujud seperti kapal selam Lotus Esprit yang ada di film James Bond, The Spy Who Love Me, pada 2013. Ia bahkan memilikinya seharga 616 ribu Euro atau Rp10 miliar. [NM/HBS]

Sumber: Ubergizmo