spot_img
Latest Phone

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...

Lenovo Yoga Slim 9i: Laptop Premium Pertama dengan Kamera di Bawah Layar

Telko.id - Bayangkan sebuah laptop yang tidak hanya memukau...
Beranda blog Halaman 946

OS HongMeng Bakal Jadi Andalan Huawei Sebagai Pengganti Android

Telko.id – Adanya larangan dari pemerintah AS membuat Google, pemilik OS Android pun, harus menghentikan dukungannya pada Smartphone Huawei. Namun, Huawei tak gentar dengan banyak nya diputus hubungan dengan mitra bisnis nya yang berasal dari Amerika, termasuk Google. Vendor asal Cina ini pun bakal mulai menggunakan OS HongMeng.

HongMeng, ternyata bukan OS yang baru saja dibuat oleh Huawei. Kabarnya, operating system ini sudah dikembangkan selama tujuh tahun terakhir, seperti yang dilaporkan dari laman  South China Morning Post, baru-baru ini.

Huawei mengatakan bahwa sistem operasinya mungkin siap tahun ini jika mereka secara permanen tidak dapat lagi menggunakan Google Android atau Microsoft Windows.

Kabarnya juga, OS Huawei mampu menjalankan aplikasi Android, para insinyur Huawei telah mempelajari Android dan Apple iOS.

Bahkan, Huawei dilaporkan secara intensif menguji sistem operasi HongMeng miliknya dengan raksasa internet dan vendor ponsel pintar domestik, dan rencananya, sistem baru itu akan diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan.

Menurut laporan beberapa media di Cina, perusahaan teknologi seperti Tencent telah bekerja sama dengan karyawan Huawei yang bertanggung jawab atas EMUI, OS seluler khusus berbasis Android yang digunakan Huawei pada sebagian besar ponsel pintar bermerek Huawei dan Honor untuk menguji OS HongMeng baru.

Vendor smartphone seperti OPPO dan VIVO juga telah mengirim tim untuk menguji sistem baru tersebut. Bahkan, terbukti 60 persen lebih cepat daripada sistem Android, seperti yang dilaporkan oleh Global Times.

Huawei telah mempercepat peluncuran OS HongMeng sebagai bagian dari upayanya yang lebih luas di tengah tindakan keras pemerintah AS. Google sebagian memblokir sistem Android-nya dari Huawei mengikuti perintah kontrol ekspor pemerintah AS, yang membebani bisnis ponsel cerdas perusahaan di pasar luar negeri.

Ketika ditanya tentang kapan OS HongMeng akan diluncurkan secara resmi, Shao Yang, kepala strategi dari kelompok konsumen bisnis Huawei, mengatakan “itu rahasia.”

Beberapa analis industri percaya bahwa Huawei P40 yang akan datang akan dilengkapi dengan OS HongMeng, sementara situs berita industri gsmarena.com melaporkan pada hari Selasa bahwa Huawei telah berhasil mengirimkan 1 juta smartphone dengan OSnya sendiri. Tidak diketahui apakah itu device yang sebenarnya tersedia untuk pasar.

Analis industri juga memperingatkan bahwa pemangkasan pasokan Google ke Huawei mungkin merugikan perusahaan China dalam jangka pendek, tetapi itu akan memaksa perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada raksasa teknologi asing seperti Google dan membentuk kembali pasar perangkat lunak yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan AS.

Google sekarang melobi untuk pembebasan Android dari larangan Huawei, dengan alasan bahwa larangan Huawei akan meningkatkan risiko keamanan nasional ke AS.

Sebuah sumber yang dekat dengan maskapai besar Tiongkok mengatakan kepada Global Times bahwa perusahaan teknologi besar secara aktif bekerja sama dengan Huawei untuk mendorong pelepasan OS HongMeng, yang juga dianggap sebagai pukulan besar terhadap tindakan keras pimpinan AS.

Xiaomi mengatakan tidak ada rincian lebih lanjut untuk dibagikan ketika dihubungi oleh Global Times untuk membahas masalah ini. Tencent mengatakan tidak akan mengomentari masalah ini.

Sudah terkirim 1 Juta Unit

Ternyata, Huawei diam-diam telah berhasil mengirimkan satu juta smartphone dengan OS sendiri yang disebut HongMeng tersebut. Hal ini diungkap oleh sumber yang dikutip oleh laman GSM Arena.

Menurut perusahaan Rosenblatt Securities, perangkat sedang dipersiapkan untuk pengujian tanpa mengklarifikasi apakah itu handphone yang sebenarnya tersedia di pasar atau hanya produk pengembangan. Laporan mengungkapkan perangkat lunak in-house kompatibel dengan semua aplikasi Android dan memiliki peningkatan fungsi keamanan untuk melindungi data pribadi.

Situs web China Daily, mengutip, Yu Chengdong -juga dikenal sebagai Richard Yu- CEO Huawei dari kelompok bisnis konsumen, mengatakan, sistem operasi milik sendiri itu akan tersedia pada awal musim gugur ini atau paling lambat pada musim semi mendatang. Perangkat ini siap dipasang pada ponsel, komputer, tablet, TV, mobil, perangkat yang dapat dikenakan, dan segala hal lain yang dapat Anda gunakan untuk menginstal OS, kata Yu dalam kelompok WeChat dengan pakar internet.

Meskipun Amerika Serikat menunda larangan perdagangan dengan Huawei hingga 90 hari sejak 20 Mei, pabrikan yang berbasis di Shenzhen tidak berencana untuk menunggu resolusi. Mereka juga menyatakan kesiapannya mendorong OS-nya yang telah siap diluncurkan sejak beberapa tahun lalu.

Huawei Central, sebuah situs web yang melaporkan sebagian besar berita dari raksasa teknologi itu, mengatakan, merek dagang “HongMeng” sudah diakuisisi di berbagai pasar, seperti Kanada, Eropa, Korea Selatan, dan Meksiko.

Nama HongMeng terdengar tidak biasa dan industri berharap OS mendapatkan sebutan pemasaran tepat yang terdengar lebih internasional. Meskipun secara harfiah diterjemahkan menjadi Mimpi Merah, Wikipedia mengatakan itu adalah karakter mitos, yang disebut Vast Mist, sementara terjemahan lainnya menyarankan kata Singularity. (Icha)

Selamat! PUBG Mobile jadi Game Terlaris di Dunia

Telko.id, Jakarta – Game PUBG Mobile menorehkan prestasi terbaru. Game tersebut berhasil menjadi game terlaris di dunia dengan pendapatan mencapai lebih dari USD 146 juta atau Rp 2 Triliun.

Dilaporkan Ubergizmo, seperti dilansir Telko.id pada Rabu (12/06/2019), The Financial Times mengungkapkan bahwa PUBG Mobile menjadi game mobile paling laris, karena berhasil meraih pendapatan Rp 2 Triliun dan 100 juta pemain di bulan Mei lalu.

Pendapatan itu dihasilkan dari pembelian dalam game yang dilakukan oleh pemain PUBG ataupun pemain Game for Peace. Sekadar informasi, Game for Peace merupakan game buatan Tencent yang menyerupai PUBG yang hanya tersedia untuk wilayah China.

Jika dibagi, PUBG Mobile menghasilkan USD 76 juta atau Rp 1,08 Triliun dan Game for Peace sebesar USD 70 juta atau Rp 996,5 Miliar.

{Baca juga: Setahun Rilis, PUBG Mobile Punya 30 Juta Pengguna Aktif Harian}

Pendapatan game ini pun mengalahkan game mobile sejenis seperti Honor of Kings yang memiliki pendapatan USD 125 juta atau Rp 1,7 Triliun di periode yang sama. Pencapaian ini membuktikan jika PUBG terus diminati penggemar walaupun banyak kontroversi yang menyertainya.

Baru-baru ini, remaja 16 tahun asal India meninggal dunia akibat terlalu lama main PUBG. Remaja malang bernama Furkhan Qureshi dari Madhya Pradesh, India dilaporkan meninggal dunia setelah sebelumnya mengalami serangan jantung.

{Baca juga: Main PUBG Enam Jam Non Stop, Remaja 16 Tahun Tewas}

Penyebab utamanya, ia bermain PUBG Mobile selama enam jam tanpa henti. Dilaporkan My Metro, seperti dilansir Telko.id pada Senin (03/06/2019), Furkhan bermain game tersebut pada 28 Mei lalu. Ia bermain tanpa henti, sampai akhirnya tidak sadarkan diri.

Dalam insiden lain, dilaporkan oleh Times of India, ada seorang remaja di Hyderabad bunuh diri saat ia dimarahi orang tuanya untuk berhenti main PUBG. Sang ibu meminta anaknya untuk berhenti, karena sudah memainkannya dalam waktu yang lama. (NM/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Tangkap Streamer Ilegal, La Liga Spanyol Malah Kena Denda

Telko.id, Jakarta La Liga Spanyol didenda €250 Ribu atau Rp 4 Miliar oleh Badan Perlindungan Data Spanyol. Apa penyebabnya? Dilaporkan, Liga sepak bola utama Negeri Matador tersebut telah melanggar Undang-undang Uni Eropa tentang Transparansi dan Privasi Data setelah menangkap streamer ilegal.

Dikutip dari Engadget, Rabu (12/06/2019), La Liga didenda karena menggunakan aplikasinya untuk mengungkap siapa pihak yang melakukan streaming secara ilegal. Namun tindakan tersebut dianggap telah menyalahi aturan soal privasi data.

Otoritas setempat menilai bahwa La Liga memanfaatkan data pengguna di aplikasinya untuk melacak siapa saja yang melakukan streaming secara ilegal.

Pihak liga juga dilaporkan telah memanfaatkan data lokasi dan mikrofon perangkat pengguna untuk mencari siapa pelakunya. Karenanya, pihak berwajib langsung memerintahkan liga untuk menghapus aplikasi pada 30 Juni mendatang.

{Baca juga: Google Perkenalkan Layanan Streaming Game “Stadia”}

Meski demikian, La Liga tetap merasa bahwa tindakannya tidak melanggar aturan apapun. Mereka mengajukan banding dan menuduh jika otoritas spanyol tidak memahami dengan baik kasus ini.

Pengelola liga mengklaim, jika pengguna hanya diminta dua kali oleh aplikasi untuk persetujuan soal mengakses mikrofon smartphone dan pihak liha tidak menyimpan audio dari penggunanya.

Namun, otoritas tidak yakin bahwa pengguna aplikasi tahu apa yang mereka daftarkan. Meskipun melakukan banding, pihak liha berencana untuk menghapus fitur mikrofon dari aplikasinya pada akhir bulan ini.

{Baca juga: La Liga akan Manfaatkan Teknologi VR dan AR}

Liga Spanyol memang salah satu liga sepak bola yang mengadopsi teknologi demi kualitas pertandingan ataupun kenyamanan penonton.

Sejak tahun lalu, mereka bekerjasama dengan Intel untuk memungkinkan penonton bisa melihat pertandingan dengan memutar video 360 derajat dan melihat statistik yang ditambah dengan teknologi True View. (NM/FHP)

Sumber: Engadget

Wah, Peneliti Kembangkan AI yang Mengerti Tangisan Bayi

Telko.id, Jakarta – Ketika bayi menangis, biasanya ia mencoba untuk menyampaikan sesuatu atau keinginan kepada orang tua atau orang-orang di sekitarnya. Tapi sayangnya, sangat sulit untuk mengerti maksud dari tangisan bayi.

Namun sepertinya, kesulitan kita untuk mengerti tangisan bayi akan terbantu dengan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) khusus yang dikembangkan oleh para peneliti.

Dilansir dari Mashable, Rabu (12/06/2019), tangisan bayi dapat dikategorikan ke beberapa jenis, yakni tangisan normal dan tangisan abnormal.

{Baca juga: Model Virtual dengan Teknologi AI Ini Terlihat Menakjubkan}

Nah, AI dari penelitian yang diterbitkan ke dalam Jurnal IEEE/ACC of Automatica Sinica, Amerika Serikat ini bisa membedakannya.

Peneliti menyatakan bahwa ketika algoritma AI menangkap atau mendengar tangisan bayi, maka AI dapat membedakan jika tangisan itu cenderung abnormal atau tidak.

Nantinya, AI akan memberikan notifikasi kepada orang tua bahwa ada yang tidak beres dengan tangisan anaknya. Para peneliti juga telah mengkonfirmasi bahwa AI ini tidak hanya akan bekerja pada satu bayi saja, tetapi telah dilatih dengan berbagai jenis bayi mulai dari usia, jenis kelamin, etnis, dan jenis tangisan mereka.

{Baca juga: Peneliti Kembangkan Teknologi AI untuk Deteksi Alzheimer}

Pengembangan AI ini berdasarkan suara tangisan dari 26 bayi di sebuah rumah sakit. Biasanya para perawat dan pengasuh mencatat alasan setiap tangisan mulai dari rasa lapar, ganti popok, perhatian, mengantuk, dan merasa tidak nyaman.

Sebenarnya ini bukan inovasi baru. Sebelumnya, sebuah aplikasi iOS dan Android gratis bernama Chatterbaby yang rilis pada Mei 2018, mampu menafsirkan tangisan bayi jika ia rewel, lapar, atau kesakitan. Perusahaan pengembang UCLA Health, mengklaim bahwa aplikasi bisa menafsirkan dengan akurasi tinggi. (NM/FHP)

Sumber: Mashable

Asus Pastikan ROG Phone 2 Punya Layar 120 Hz

0

Telko.id, Jakarta – Asus mengumumkan fitur andalan pada smartphone gaming generasi terbarunya, Asus ROG Phone 2. Menurut brand asal Taiwan ini, ROG Phone 2 bakal memiliki layar dengan refresh-rate 120 Hz.

Kemampuan tersebut langsung menjadikannya sebagai smartphone gaming ketiga setelah Razer Phone dan Razer Phone 2 yang mengusung teknologi serupa.

Dilansir dari GSMArena, Rabu (12/06/2019), pengumuman ini muncul setelah Asus resmi bekerja sama dengan Tencent Games dalam game Under the One Man.

{Baca juga: Review Asus ROG Phone: Smartphone Gahar Khusus “Gamers Hardcore”}

Game tersebut nantinya memberikan pengalaman optimal dengan refresh-rate maksimal 120 Hz. Asus berjanji, mereka juga akan menghadirkan dukungan serupa untuk lebih banyak game di ROG Phone 2.

Smartphone gaming ini sendiri rumornya akan ditenagai oleh prosesor Snapdragon 855, RAM 12GB, dan tentu saja sistem operasi yang telah dioptimalkan untuk aktivitas gaming para gamers hardcore yang jadi penggunanya.

{Baca juga: Siap-siap! Asus ROG Phone Generasi Kedua akan Dirilis Akhir Tahun Ini}

Dikabarkan, smartphone ini akan hadir pada kuartal ketiga tahun ini. Kabar itu berasal dari sumber anonim terpercaya yang berada di lingkungan industri Asus.

Sumber ini juga mengabarkan bahwa ROG Phone generasi kedua kemungkinan besar hanya akan dipasarkan di China saja. Penyebabnya, Asus telah menggandeng Tencent untuk bersama-sama mempromosikan smartphone gaming Asus itu di China. (FHP)

Sumber: GSMArena

Rainbow Six Quarantine, Game Zombie Menegangkan ala Ubisoft

Telko.id, JakartaUbisoft resmi masuk ke ranah game zombie, lewat game Rainbow Six QuarantineGame ini menurut Ubisoft, akan menjadi game zombie yang tambil beda daripada game sejenis lainnya.

Dilansir dari Engadget, Rabu (12/06/2019), Rainbow Six Quarantine mengusung elemen FPS Tactical dari game Tom Clancy’s Rainbow Six.

Itu tentu saja membuat game ini tampil beda dan lebih menegangkan. Ubisoft telah memperlihatkan cuplikan game-nya via video teaser, tapi mereka masih belum mengungkapkan gameplay-nya.

{Baca juga: Wow! Ada John Wick di Cyberpunk 2077}

Dalam video teaser yang ditunjukkan oleh Ubisoft, Rainbow Six Quarantine menampilkan dua operator menyelamatkan satu karakter yang terpojok oleh serangan zombie.

Operator dalam game ini dilaporkan seperti tentara elite di game Rainbow Six: Siege. Bahkan, ada kemungkinan elemen taktis yang disajikan dalam keduanya juga sama.

{Baca juga: Yeayy! The Legend of Zelda: Awakening Link Debut Sebentar Lagi}

Lead Game Designer Ubisoft untuk game ini, Bio Jade, menyebut bahwa gameplay yang disajikan mengusung PvE atau Player Versus Environment, yang memungkinkan tiga pemain untuk bermain bersama di area karantina.

Ia memastikan bahwa elemen tactical dan karakter operator di Rainbow Six: Siege akan tampil hadir di game zombie ini. Pertanyaannya, kapan game tersebut akan dirilis? Jade menyampaikan, kalau Rainbow Six Quarantine akan rilis pada 2020. So, kita nantikan saja ya! (BA/FHP)

Sumber: Engadget

Makin Canggih, Microsoft Flight Simulator Kini Pakai AI Cloud

Telko.id, Jakarta – Di ajang E3 2019, Microsoft mengumumkan akan meluncurkan seri baru dari Microsoft Flight Simulator. Game simulasi ini nantinya akan mendapatkan peningkatan dari sisi grafis dan gameplay.

Dilansir dari Ubergizmo, Rabu (12/06/2019), di konferensi pers E3 2019 juga, Microsoft menayangkan video trailer dari Flight Simulator.

Nantinya, ketika dirilis nanti, seri baru game simulasi ini akan menampilkan grafis dalam kualitas maksimal 4K.

{Baca juga: Microsoft Tetapkan Harga Xbox Game Pass untuk PC}

Dan, Microsoft juga menanamkan sistem berbasis AI Cloud, Azure untuk meningkatkan pengalaman bermain menjadi jauh lebih berbeda. Selain akan tersedia di PC, Flight Simulator juga akan menjadi bagian dari program Xbox Game Pass.

Sekadar informasi, game ini memungkinkan para pemain untuk merasakan sensasi sebagai pilot dari berbagai pesawat. Simulator tersebut sudah ada sejak 1980-an, dengan edisi terbarunya adalah Microsoft Flight Simulator X: Steam Edition yang rilis pada 2014.

{Baca juga: Microsoft Ungkap Spek Sangar Xbox “Project Scarlett”}

Sebelumnya, Microsoft menjelaskan secara rinci soal konsol Xbox terbaru di E3 2019. Raksasa teknologi ini menyebut konsol tersebut sebagai “Project Scarlett“.

Microsoft mengatakan bahwa konsol itu akan memakai prosesor AMD yang didesain secara kustom, RAM GDDR6 dan SSD generasi terbaru. Diklaim, dengan spesifikasi tersebut performa Xbox terbaru itu empat kali lebih cepat daripada Xbox One X. (BA/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Rayakan Satu Dekade, Ubisoft Luncurkan Just Dance 2020

Telko.id, Jakarta Saat game seperti Guitar Hero dan Rock Band tidak lagi sepopuler dulu, game seperti Just Dance ternyata masih mampu memikat hati para gamers yang suka musik dan menari. Buktinya, Ubisoft baru saja mengumumkan kalau game Just Dance 2020 segera dirilis sebentar lagi.

Melansir dari Ubergizmo, Rabu (12/06/2019), game ini sekaligus merayakan satu dekade dari game Just Dance. Ubisoft menyatakan, game tersebut akan memiliki beragam fitur-fitur baru, dan tentu saja lagu-lagu terbaru bagi para pemainnya.

Just Dance 2020 memungkinkan para gamers untuk bersenang-senang bersama dengan teman-teman dalam mode Co-op.

{Baca juga: Siap-siap! Mode Raid di The Division 2 Rilis Lebih Awal}

Mode ini bakal menggabungkan skor dan menguasai dancefloor pada game. Selain itu, mereka juga bisa menari sekaligus berolahraga bersama sambil bersenang-senang.

Ubisoft juga menghadirkan Kids Mode di game ini. Fungsinya, anak-anak akan menikmati permainan dengan trek musik yang telah dikuratori secara khusus.

{Baca juga: Gamer PC Selamatkan Bisnis Ubisoft}

Mode ini juga membantu para orang tua untuk menghindarkan anak-anak mereka dari lagu-lagu dewasa. Intinya, mode ini digunakan sebagai sarana kontrol agar anak-anak tidak salah pilih lagu untuk menari.

Dilaporkan, game Just Dance 2020 akan dirilis Ubisoft pada 5 November mendatang. Game ini hanya akan hadir untuk konsol Nintendo Switch dan Nintendo Wii. (BA/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Unik! Programmer Ini Bikin Chatbot untuk “Pacari” Sang Kekasih

Telko.id, Jakarta – Ada-ada saja yang dilakukan programmer asal China ini untuk membalas pesan dari pacar. Ia mengembangkan chatbot di WeChat yang dapat membantunya untuk membalas setiap pesan dari sang kekasih.

Dilaporkan AsiaOne, seperti dilansir Telko.id pada Rabu (12/06/2019), Li Kaixing, seorang insinyur perangkat lunak di JD.com menceritakan pengalamannya ketika mengembangkan chatbot di Weibo.

Ia mengatakan, chatbot buatannya selalu dapat membalas pesan dari sang pacar hingga 300 pesan tercipta. Li mengaku, ini sangat membantunya ketika ia masih lelah sehabis pulang bekerja.

Lewat Weibo juga, Li memperlihatkan screenshot percakapan dengan sang kekasih yang mulai curiga kenapa Li bisa membalas pesannya dengan cepat.

{Baca juga: Chatbot Ini Bantu Orang Tua Ajarkan Seputar Kesehatan Seks}

Meski tidak ada maksud jahat, tetapi programmer itu merasa bersalah karena telah berbagi “ketidakjujurannya” di media sosial. Warganet Weibo pun akhirnya memberikan komentar terkait aksi unik Li tersebut.

{Baca juga: Harmony, Robot Seks yang Jago Mendesah}

Ada yang menilai jika tindakannya cukup romantis, karena membuat chatbot khusus untuk pasangannya. Sedangkan yang lain menilai, bahwa pesan dari chatbot lebih baik ketimbang pesan yang dibuat Li sendiri.

Meski demikian, tidak ada informasi apakah sang kekasih mengetahui “pengakuan dosa” Li di Weibo. Tapi, dengan popularitas Weibo di China, bisa jadi kekasih Li mengetahui bahwa selama ini yang membalas pesannya hanyalah chatbot WeChat. Duh, ada-ada saja ya! (NM/FHP)

Sumber: AsiaOne

Facebook akan Bayar Pengguna yang “Rela Disadap”, Mau?

Telko.id, Jakarta Facebook akan membayar pengguna smartphone yang rela disadap. Melalui aplikasi bernama Study, raksasa media sosial ini akan memantau bagaimana pengguna menggunakan smartphone setiap harinya.

Asal tahu saja, aplikasi Study merupakan aplikasi pengganti Facebook Research, sebuah aplikasi penelitian pelacakan pengguna yang ditutup karena kontroversi yang ada.

Aplikasi ini hanya tersedia di Android saja. Dan, hanya pengguna yang berusia 18 tahun keatas yang boleh menjadi relawan. Selain itu, pengguna juga wajib memiliki akun PayPal untuk mendapatkan bayaran dari Facebook.

{Baca juga: Asyik! Ada Facebook Avatar untuk Messenger dan News Feed}

Dilaporkan The Verge, seperti dilansir Telko.id pada Rabu (12/06/2019), ada beberapa variabel yang akan dipantau oleh Facebook melalui Study.

Seperti aplikasi apa saja yang di-install, waktu yang dihabiskan untuk menggunakan aplikasi tersebut, negara tempat pengguna berada, hingga data aplikasi tambahan yang dapat mengungkapkan fitur spesifik yang digunakan.

{Baca juga: Pembaruan Facebook Portal Janjikan Fitur-fitur Menarik}

Facebook menegaskan, mereka tidak akan melihat konten pribadi pengguna, seperti pesan, password, dan riwayat browser. Raksasa media sosial ini juga tidak memberikan informasi rinci soal berapa banyak orang akan dibayar saat menggunakan aplikasi ini,

Meski demikian, mereka menjamin bahwa semua pengguna yang berpartisipasi akan diberikan kompensasi. Aplikasi Study sendiri akan diluncurkan di Amerika Serikat dan India, dan tidak semua orang dapat mendaftar untuk menjadi relawan. (NM/FHP)

Sumber: The Verge