spot_img
Latest Phone

OpenAI Siapkan Browser dengan AI, Saingan Google Chrome

Telko.id - OpenAI sebagai induk perusahaan dari ChatGPT sedang...

TECNO Luncurkan POVA 7 Series, Desain Futuristik dan Performa Gaming AI

Telko.id - TECNO resmi meluncurkan POVA 7 Series di...

Google Akhirnya Gabungkan Android dan ChromeOS, Apa Kelebihannya?

Telko.id - Google secara resmi mengonfirmasi rencana besar mereka...

Garmin Venu X1 Resmi Dirilis: Smartwatch Teringan dengan Layar 2 Inci

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan Venu X1,...

OPPO Reno14 Pro Berbekal MediaTek Dimensity 8450, Performa Lebih Cepat

Telko.id - OPPO resmi memperkenalkan Reno14 Pro sebagai smartphone...
Beranda blog Halaman 922

Siapa Pesaing Terberat AS untuk Misi Pendaratan di Bulan?

Telko.id, Jakarta  – Ketika Neil Armstrong berhasil menginjakkan kaki di bulan pada 20 Juli 1969, masa depan misi penjelajahan berawak tampak menemui titik cerah. Namun, bulan tak lagi didarati manusia sejak Apollo 17 meledak pada Desember 1972.

Lima puluh tahun setelah kemenangan Apollo 11, perlombaan menuju ruang angkasa kian masif. Negara berlomba-lomba ingin menempatkan manusia kembali ke bulan. Bahkan, NASA merencakan misi pendaratan di bulan pada 2024 mendatang.

{Baca juga: Tahun 2024, Astronot NASA akan Tinggal di Bulan}

“Namun, saya ragu apakah misi pada 2024 bisa terealisasi,” kata Vahe Peroomian, profesor fisika dan astronomi di University of Southern California. Meski demikian, Amerika Serikat (AS) kini harus menghadapi persaingan lebih ketat dibanding 1960-an.

Pada tahun itu, praktis AS hanya bersaing dengan Uni Soviet. Akan tetapi, sekarang, Jepang menjadi ancaman. Awal tahun ini, Jepang menandatangani kontrak dengan Toyota untuk mengembangkan baling-baling enam roda guna misi berawak ke bulan.

Dilansir New York Post, Badan Antariksa Israel yang didanai oleh swasta dan bekerja sama dengan NASA juga berusaha untuk mendaratkan robot di bulan pada April 2019. Namun, robot tersebut mendarat di permukaan bulan ketika giroskop gagal.

Baru-baru ini, tepatnya pada 15 Juli 2019, India siap untuk meluncurkan misi tak berawak kedua ke bulan. Bahkan, misi itu sudah dilakukan pada Selasa (23/7/2019) waktu setempat. Namun, ancaman terbesar bagi AS tetaplah misi ke bulan oleh China.

{Baca juga: Edan! China akan Bikin Bulan Buatan Sendiri}

“Mereka mengalokasikan uang ke program luar angkasa,” kata Peroomian. Ia mencatat bahwa China baru-baru ini menyelesaikan pembangunan teleskop radio terbesar di dunia. Dikutip Telko.id, ia menyatakan, China mungkin benar-benar mengalahkan AS. [SN/HBS]

Sumber: NY Post

Nintendo Digugat Gara-gara Masalah di Joy-Cons

Telko.id, Jakarta  – Baru-baru ini, ada laporan bahwa ada semakin banyak pemilik Nintendo Switch yang mengalami masalah dengan Joy-Cons. Masalah yang muncul adalah Joy-Cons “melayang” sendiri kala digunakan.

Nintendo tampaknya tidak memiliki tanggapan resmi terhadap masalah tersebut. Nintendo juga tak menjelaskan prosedur yang ada untuk mengatasi masalah tersebut. Nintendo pun harus menghadapi gugatan.

{Baca juga: Desain Nintendo Switch Mini Bocor}

Pengacara di Chimicles Schwartz Kriner & Donaldson-Smith telah mengajukan gugatan class action terhadap Nintendo di AS. Mereka menuduh Nintendo menjual Joy-Cons meskipun tahu bahwa ada masalah di dalamnya.

Gugatan tersebut juga menuduh bahwa Nintendo telah melanggar undang-undang penipuan California bersama dengan hukum garansi negara bagian dan federal. Nintendo harus memberi ganti rugi berupa uang.

Nintendo sejak itu mengeluarkan pernyataan kepada The Verge. Nintendo menyatakani sangat bangga dalam menciptakan produk-produk berkualitas. Nintendo pun akan terus melakukan perbaikan perangkat.

Nintendo juga mengaku mengetahui laporan terkini bahwa beberapa pengontrol Joy-Con tidak merespons dengan benar. Nintendo ingin para konsumen meminta bantuan dengan mengunjungi  situs http://support.nintendo.com.

{Baca juga: Ada Fitur Rewind di Nintendo Switch Online}

Menurut Ubergizmo, tidak jelas apakah gugatan class action berujung kepada persidangan di pengadilan. Namun, yang jelas, banyak gamer yang tidak terlalu senang tentang dengan masalah yang ada di Joy-Cons. [BA/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Red Dead Redemption Bakal Rilis Akhir 2020?

Telko.id, Jakarta  – Sudah hampir sepuluh tahun sejak Red Dead Redemption dirilis, muncul rumor bahwa Rockstar Games memiliki beberapa rencana epik untuk merayakan ulang tahun kesepuluh game tersebut.

Seperti dilansir Ubergizmo, rumor mengatakan bahwa ada pembuatan ulang Red Dead Redemption dan kemungkinan besar akan hadir pada tahun 2020. Sejauh ini, belum ada konfirmasi tentang ini dari Rockstar Games.

{Baca juga: Hitman 2 Tambahkan New York City Jadi Lokasi Baru}

Klaim ini berasal dari pengguna Reddit yang mengaku mengenal salah satu kreator Rockstar Games. Sayang, ia memilih untuk tetap anonim. Dikatakan bahwa remake penuh untuk game tembak-tembakan ini sedang dikembangkan.

Informasinya, pembuatan ulang game tersebut akan menghadirkan semua fitur baru yang ada di Red Dead Redemption 2. Cerita mungkin sedikit berubah dalam pembuatan ulang untuk lebih menghubungkan judul asli dengan sekuel.

Pengguna Reddit anonim menambahkan bahwa judul ini dijadwalkan untuk rilis pada akhir 2020. Meski demikian, pembuatan ulang game ini bisa jadi mundur, meluncur ke pasaran pada awal 2021.

Itu mungkin karena bug telah mempengaruhi pengembangan Red Dead Redemption versi remake. Dikatakan bahwa 2/3 dari tim Red Dead Online telah bergeser ke remake untuk memastikan bahwa proyek tetap berada di jalurnya.

{Baca juga: Asyik! Bungie Gratiskan Game Destiny 2}

Sayang, sampai sekarang belum ada konfirmasi tentang remake Red Dead Redemption dari Rockstar Games. Sepertinya, rumor tersebut patut ditunggu perkembangannya. Rockstar Games belum memberi pernyataan. [BA/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Edan! Microsoft dan OpenAI Siap Kalahkan Manusia

Telko.id, Jakarta  – Microsoft berinvestasi USD 1 miliar atau sekitar Rp14 triliun ke OpenAI. Kedua perusahaan telah memulai kemitraan multi-tahun di bidang kecerdasan buatan dan teknologi lain untuk infrastruktur komputasi awan Microsoft Azure yang bisa mengalahkan otak manusia.

Seperti dilansir Ubergizmo, OpenAI sejak awal didirikan sebagai organisasi nirlaba pada 2015. Dana yang dipakai mencapai USD 1 miliar, berasal dari sejumlah investor besar Silicon Valley seperti Peter Thiel, Sam Altman, Reid Hoffman, dan banyak lagi.

{Baca juga: Ngeri! Ini yang Terjadi saat Artificial Intelligence Kuasai Dunia}

OpenAI juga menciptakan entitas nirlaba pada awal tahun ini untuk mendatangkan investasi dari luar. OpenAI mempekerjakan peneliti kecerdasan buatan untuk membuat inovasi. OpenAI pun berfokus kepada implikasi dan keamanan kecerdasan buatan.

Dikutip Telko.id, Selasa (23/7/2019), OpenAI mengatakan bahwa investasi dari Microsoft sangatlah berarti. OpenAI semakin memungkinkan untuk merekayasa kecerdasan umum buatan sebagai bagian kunci dari bidang teknologi Artificial Intelligence.

Nantinya, komputer mampu menguasai subjek secara lebih baik daripada manusia. Dengan demikian, teknologi tersebut akan mampu menguasai lebih banyak bidang ketimbang manusia mana pun. Teknologi AI baru itu bakal dipakai di Microsoft Azure.

Akhir 2018, valuasi pasar Microsoft mampu menyalip torehan Apple. Microsoft bahkan diperkirakan meraup keuntungan besar lewat layanan komputasi awan bernama Azure. Keuntungan Microsoft terus berkembang seiring performa bisnis komputasi awan.

{Baca juga: Artificial Intelligence, Makhluk Apakah itu?}

Awal Desember 2018, nilai saham Microsoft meningkat 0,6 persen menjadi Rp 1,5 juta per lembar. Peningkatan nilai saham tersebut membuat valuasi pasar Microsoft berada di angka USD 851,2 miliar atau sekitar Rp 12,1 kuadriliun, melampaui raihan Apple. [SN/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Usung Konsep Waralaba, Mobile Legends League Resmi Digelar

Telko.id, Jakarta – Mobile Legends Bang-bang Professional League Indonesia (MPL-ID) kembali digelar untuk musim keempat. Musim ini penyelenggara mengadopsi model liga waralaba untuk membangun keamanan finansial dan industri e-sports di Indonesia.

Kompetisi ini dikembangkan oleh Shanghai Moontoon Technology. Menurut Marketing Director MPL-ID, Dylan Chia penyelenggaraan mengadopsi model liga waralaba ini menjadikan MPL-ID sebagai kompetisi e-sports pertama di Asia Tenggara yang mengusung konsep tersebut.

{Baca juga: Seperti CR7, Atlet eSport League of Legends Ini Disponsori Nike}

Adapun tujuan dari konsep waralaba ini dinilai akan mengatasi banyak masalah yang dihadapi peserta di musim sebelumnya, seperti ketidakpastian regulasi yang menyebabkan kurangnya standarisasi kontrak antara tim dan pemain.

“Namun dengan status tim yang kini permanen memungkinkan penerapan standar yang melindungi semua pihak yang terlibat,” ucap Dylan di Jakarta, Selasa (23/07/2019)

Model waralaba MPL-ID memberikan slot permanen dalam liga untuk setiap tim. Dengan biaya waralaba sebesar USD$ 1 juta atau Rp 13,9 miliar untuk satu kali pembayaran, para tim dan pemain yang ikut berpartisipasi akan mendapatkan berbagai keuntungan.

“Karena modelnya franchise kami akan membagi lebih dari 50% revenue kepada seluruh tim,” tambah Dylan.

Selain itu untuk pemain professional akan ada kontrak yang berlaku selama 6 bulan untuk setiap musim, dan gaji minimum. Sayangnya Dylan enggan menyebut nominal gajinya. “Akan ada gaji minimum dan kontrak yang berlaku selama 6 bulan,” tutur Dylan.

MPL-ID Musim Keempat akan diikuti oleh juara bertahan musim 3, Onic E-sports beserta tujuh peserta lainnya yakni Alter Ego, Aura, Bigetron E-sports, Evos, Geek Fam, Genflix Aerowolf dan Rex Regum Qeon.

{Baca juga: Cara Main Mobile Legends di Google Assistant}

Liga musim ini akan menampilkan 56 pertandingan yang dimainkan dalam 8 minggu sejak 23 Agustus 2019 hingga 13 Oktober 2019 di XO Hall Tanjung Duren, Jakarta.

Nantinya 6 tim dengan catatan terbaik akan bertarung untuk kejuaraan MPL-ID Musim Keempat di Tennis Indoor Senayan, Jakarta pada tanggal 26 Oktober 2019 sampai 27 Oktober 2019. Adapun total hadiah yang diperebutkan mencapai USD$ 300 ribu atau Rp 4,1 Miliar. [NM/HBS]

AS Pakai Jammer untuk Jatuhkan Drone Milik Iran

Telko.id, Jakarta  – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, beberapa hari mengumumkan bahwa USS Boxer telah menjatuhkan drone milik Iran di Selat Hormuz. Namun, belum ada rincian mengenai peristiwa ditembaknya pesawat tanpa awak itu.

Sekarang, sebuah laporan mengungkapkan bahwa AS kemungkinan menggunakan teknologi jammer baru untuk menjatuhkan drone milik Iran. Pesawat nir awak itu dibinasakan menggunakan Sistem Terpadu Pertahanan Udara Laut milik AS.

{Baca juga: Ngeri! Rusia Bikin “Gun Drone” dengan Senapan AK-47}

Indisen tersebut pun menandai penggunaan untuk kali pertama MADIS, nama lain Sistem Terpadu Pertahanan Udara Laut milik AS. Menurut laporan Ubergizmo, MADIS merupakan sistem anti-drone yang telah disesuaikan untuk laut.

MADIS menggunakan jammer untuk memblokir komunikasi yang memaksanya crash. Meski demikian, beberapa versi MADIS mampu menembaknya. Sayang, laporan tidak mengklarifikasi versi MADIS mana yang digunakan.

Dikutip Telko.id, Selasa (23/7/2019), belum ada konfirmasi dari Departemen Pertahanan AS tentang senjata yang digunakan untuk menjatuhkan drone Iran. Iran menyatakan, semua pesawat tak berawak miliknya tidak ada yang ditembak oleh USS Boxer.

Sebelumnya, seorang pejabat AS menyatakan bahwa Iran telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak pengintai milik AS. Saat itu, pesawat sedang terbang di wilayah udara internasional dekat Selat Hormuz.

{Baca juga: Iran Tembak Drone Pengintai Milik AS}

Pejabat AS, yang tidak bersedia mengungkap identitasnya, mengkonfrontasi  informasi dari Pengawal Revolusi Iran, yang mengklaim telah menjatuhkan pesawat tak berawak milik AS. Drone tersebut dikatakan terbang di wilayah udara Iran.

Drone milik AS bernama RQ-4 Global Hawk itu jatuh setelah terkena rudal. Drone langsung limbung ketika tengah terbang cukup tinggi di dekat Selat Hormuz. Drone RQ-4 Global Hawk punya rangkaian sensor terintegrasi untuk sarana intelijen. [SN/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Perjuangan Go-Jek dari Call Center Menjadi Perusahaan Decacorn

Telko.id, Jakarta – Go-Jek telah melakukan evolusi sejak berdiri di tahun 2011. Berawal dari layanan call center, perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim dkk ini telah bertransformasi menjadi perusahaan transportasi online besar dengan jaringan layanan yang luas dan digunakan jutaan orang di Indonesia dan Asia Tenggara.

Pendiri dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim menceritakan bagaimana awal berdirinya Go-Jek yang tidak mudah dan penuh liku. Kala itu, Go-Jek hanya layanan call center yang menghubungkan calon penumpang dengan pengemudi ojek yang menjadi mitranya. Durasi pemesanannya pun sekitar 15 menit.

“Mula-mula kami hanya call center. Kalau ada pengguna menelpon untuk order, kita akan telpon driver untuk cari kira-kira driver yang paling dekat lokasinya di mana. Awalnya seperti itu,” kata Nadiem di Kantor Gojek, Jakarta Senin (22/07/2019).

{Baca juga: Solve, Logo Baru Gojek yang Tampil Lebih Segar}

Ketika itu Go-Jek belum sebesar sekarang. Nadiem bercerita jika kala itu dirinya bahkan harus menutup pembiayaan operasional perusahaan dengan bekerja di tempat lain. Hal ini ia lakoni selama 4 tahun pertama Go-Jek berdiri.

“Selama 4 tahun gak ada yg mau danain. Terpaksa kita pinjam uang dari teman, keluarga dan saya  bekerja di tempat lain untuk nombokin,” kenang Nadiem.

Seiring berjalannya waktu, mereka akhirnya mendapatkan investor yang mau mendanai usaha mereka. Dan awal kesuksesan itu dimulai pada tahun 2015, saat mereka berhasil membangun sistem transportasi online seperti sekarang.

Kemudian Go-Jek akhirnya mengalami pertumbuhan pesat saat meluncurkan aplikasi mobile. Ketika itu Gojek menawarkan 3 layanan yakni Go-Ride, Go-Shop dan Go-Send. Kemudian berdasarkan masukan dari pengguna, perusahaan melakukan beberapa pengembangan.

“Kami menambahkan layanan Go-Food, Go-Car, Go-Pay dan masih banyak lagi hingga sekarang. Bahkan Go-Pay menjadi digital wallet terbesar di Indonesia,” tuturnya.

Puncaknya, Go-Jek berhasil menyandang status Decacorn atau perusahaan dengan valuasi mencapai USD 10 miliar atau Rp 141,6 triliun. Kabar ini dilaporkan pertama kali oleh lembara riset CB Insights dalam The Global Unicorn Club.

Dalam situs resmi CB Insights, valuasi Gojek telah menembus USD 10 miliar dan menduduki peringkat 19 secara global. Meningkatnya valuasi Gojek sejatinya tidak terlepas dari masifnya injeksi modal yang masuk ke perusahaan ini.

{Baca juga: Selamat! Gojek Naik Kelas Menjadi Decacorn}

Sejak tahun 2014 mereka terus menghimpun dana dari luar negeri maupun dalam negeri. Seperti Google, Tencent Holdings, Temasek Holdings, Astra International dan Meituan Dianping.

Terakhir pada 2018, Gojek berhasil memperoleh dana hingga USD 1,5 miliar atau Rp 21,2 triliun dari sejumlah investor, dan di awal tahun ini juga berhasil meraup dana USD 1 miliar atau Rp 14,1 triliun.

Dengan dana tersebut, mereka akhirnya melakukan ekspansi pasar di sejumlah negara di Asia Tenggara dan mengoptimalkan layanan pembayaran digital melalui fitur Gopay.

Kini Go-Jek pun berubah. Nadiem mengatakan, perusahaan ini telah menjadi gerakan sosial dan menjadi pendorong ekonomi digital di tanah air. Selain itu, mereka juga berhasil mengangkat derajat pekerjaan supir ojek dari yang dahulu dianggap sebagai pekerjaan rendahan.

“Gojek suatu gerakan sendiri suatu revolusi di bidang kemanusiaan. Dahulu mereka merasa ojek bukan bagian dari member society, tidak bisa profesional dan produktif. Tapi nyatanya pendapat itu salah,” ucap Nadiem.

Menurutnya, segala pencapaian ini sebagai anugrah. Karena mereka sendiri tidak menyangka karena Gojek mampu menjadi aplikasi yang besar seperti sekarang. “Saya tidak pernah menduga bakal besar seperti sekarang,” tutup Nadiem. [NM/HBS]

Video Klip Bohemian Rhapsody Pecahkan Rekor YouTube

Telko.id, Jakarta – Video klip Bohemian Rhapsody milik band asal Inggris, Queen memecahkan rekor YouTube. Video lagu Queen ini menjadi video terpopuler di YouTube yang dibuat sebelum 1990.

Asal tahu saja, video klip Bohemian Rhapsody kali pertama rilis pada 1975. “Kami merasa sangat terhormat Bohemian Rhapsody telah ditonton hingga satu miliar kali di YouTube,” terang pentolan Queen, Brian May dan Roger Taylor, seperti dikutip Telko.id dari CNET, Selasa (23/07/2019).

YouTube merayakan capaian itu dengan merilis video Bohemian Rhapsody kualitas remastered HD. YouTube juga menyediakan opsi lirik dalam beberapa versi bahasa, meliputi Spanyol, Italia, Perancis, Jepang, Polandia, Jerman, Republik Ceko, Rusia, Turki, dan Indonesia.

{Baca juga: 10 Situs Download Drama Korea Subtitle Indonesia Terlengkap 2019}

YouTube bersama Universal Music dan Hollywoord Records juga mengadakan sayembara video musik untuk tiga lagu populer milik Queen. Lewat situs YouAreTheChampions.com, para musisi, penari atau koreografer bisa menciptakan video dengan lagu-lagu dari Queen.

Lagu-lagu tersebut adalah Bohemian Rhapsody, Don’t Stop Me Now, dan lagu A Kind of Magic. Menurut rencana, tiga video terpilih untuk masing-masing lagu bakal dirilis di YouTube pada tahun depan.

{Baca juga: Nonton Film Gratis dengan 4 Aplikasi ini, Dosa Tanggung Sendiri!}

Bohemian Rhapsody ditulis oleh Freddie Mercury untuk album A Night at the Opera (1975). Lagu itu berdurasi hampir enam menit, terdiri atas beberapa bagian tanpa chorus: intro, segmen ballad, sebagian opera, sebagian rock, dan coda reflektif.

Lagu tersebut lebih sering dicatutkan dalam genre progresif rock ala 1970-an. Konon, lagu tersebut dilaporkan sebagai lagu berbiaya produksi paling mahal yang pernah dibuat, tapi menjadi lagu yang juga sukses secara komersial dan mampu bertahan di puncak tangga lagu Inggris. (SN/FHP)

Sumber: CNET

Konyol! Demi Konten, Instagramer Ini Berenang di Danau Beracun

Telko.id,Jakarta – Kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi Anda yang suka mencari tempat terlarang hanya demi konten Instagram. Kejadian konyol ini menimpa seorang Instagramer yang mengalami sakit kulit karena berfoto di danau beracun yang ada di Apanyol.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Selasa (23/07/2019), danau tersebut bernama Monte Neme. Sekilas danau tersebut memang indah karena berwarna biru dengan pasir berwarna coklat cerah.

Sehingga tidak heran para pemburu lokasi ‘Instagramable’ mengincar tempat tersebut, meski sudah tahu daerah terlarang. Pengguna dengan akun @izzyandtai itu berfoto bahkan berenang di danau tersebut.

Di balik keindahan Monte Neme, danau tersebut sebenarnya adalah bekas tambang yang pernah digunakan selama Perang Dunia II. Warna biru dari danau tersebut merupakan reaksi kimia sehingga disarankan jangan berenang di sana.

{Baca juga: Instagram akan Hapus Akun yang Sering Langgar Aturan}

Akibatnya, mereka melaporkan jika mengalami kerusakan kulit seperti ruam-ruam dan alergi selama berminggu-minggu. Beberapa juga menderita masalah pencernaan setelah menelan air danau dan sampai muntah.

Bicara kepada awak media seorang pengguna Instagram mengatakan bahwa danau tersebut sangat memukau tetapi memiliki efek alergi dan ruam yang berakibat buruk pada kesehatan dirinya.

Akhir-akhir ini para Youtuber dan selebgram tengah menjadi sorotan. Banyak dari mereka yang rela melakukan banyak hal konyol hanya demi konten di media sosial, meski bisa membahayakan jiwa.

Misalnya beberapa waktu lalu seorang YouTuber asal Amerika bernama David Dobrik dikabarkan membuat heboh karena menikahi ibu sahabatnya. Dia berdalih, pernikahannya itu untuk membuktikan bahwa ia memang dapat “menemukan cinta”.

{Baca juga: Demi Konten, YouTuber Ini Nikahi Ibu Sahabatnya}

Cerita ini bermula saat pada bulan Mei lalu, Dobrik yang berusia 22, memposting video di YouTube berjudul “Saya Menikahi Ibu Teman Terbaik Saya !! (lamaran)”.

Dalam video itu, Dobrik bercerita bagaimana awal percakapannya dengan seorang sahabatnya yang juga sesama YouTuber, Jason Nash yang berusia 46, hingga akhirnya Dobrik melamar ibu sahabatnya yang bernama Lorraine. [NM/HBS]

Sumber: Ubergizmo

“Tendang” Windows Phone, WhatsApp Kini Rangkul KaiOS

Telko.id, Jakarta – WhatsApp sekarang mulai merambah ke ponsel KaiOS. Sebab, aplikasi chatting milik Facebook ini sudah bisa diunduh oleh pengguna dari toko aplikasi KaiOS untuk dipasang di feature phone.

WhatsApp sebelumnya telah tersedia di JioPhone buatan India, yang juga berbasis sistem operasi KaiOS. Melihat animo pengguna yang cukup bagus, WhatsApp pun mencoba menghadirkannya di ponsel  lain.

Seperti dilansir Ubergizmo, dikutip Telko.id, Selasa (23/07/2019), WhatsApp untuk ponsel KaiOS bakal memungkinkan pengguna menelepon serta mengirim pesan.

{Baca juga: Gak Perlu Repot Lagi, Kini Ada Fitur Edit Foto di WhatsApp}

Bahkan, informasi menyebut, WhatsApp untuk ponsel tersebut mendukung enkripsi end-to-end. Hal serupa diterapkan oleh WhatsApp untuk smartphone bersistem operasi Android dan iOS.

Meski begitu, WhatsApp di KaiOS tetap memberlakukan syarat tertentu. WhatsApp hanya kompatibel di ponsel yang memiliki RAM minimal 256MB.

Feature phone yang bisa dipasangi WhatsApp juga harus menjalankan perangkat lunak KaiOS terbaru. Asal tahu saja, sistem operasi versi terbaru mempunyai kemampuan untuk mengunduh aplikasi dari toko aplikasi.

Sebelumnya dilaporkan, mulai Februari 2020 mendatang, WhatsApp akan resmi menghentikan dukungan untuk perangkat yang mengadopsi sistem operasi lama, baik di Android maupun iOS.

Sejumlah fitur bakal secara bertahap tidak lagi bisa diakses. Perangkat Android versi 2.3.7 Gingerbread atau sebelumnya dan iOS 7 atau sebelumnya hanya bisa dipakai hingga 1 Februari 2020.

{Baca juga: WhatsApp Web, Cara Pakai dan Trik Memaksimalkannya}

Bahkan, untuk perangkat bersistem operasi Windows Phone, WhatsApp akan berhenti memberi dukungan lebih cepat, yakni 31 Desember 2019. WhatsApp akan fokus ke sistem operasi baru.

Ke depan, WhatsApp hanya akan mendukung sistem operasi Android 4.0.3 ke atas, iOS 8 hingga terbaru, Windows Phone 8 ke atas, serta sejumlah ponsel yang memakai KaiOS 2.5.1 ke atas. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo