spot_img
Latest Phone

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...

Lenovo Yoga Slim 9i: Laptop Premium Pertama dengan Kamera di Bawah Layar

Telko.id - Bayangkan sebuah laptop yang tidak hanya memukau...
Beranda blog Halaman 8

Amerika Batasi Ekspor ke China, Nvidia Merugi Hingga 92 Triliun!

Telko.id – Diberlakukannya pembatasan ekspor terbaru oleh pemerintah Amerika Serikat berdampak pada turunnya saham teknologi di Amerika Serikat yang ditandai dengan menurunnya saham Nvidia dan AMD hingga 7%.

Permintaan semikonduktor juga diprediksi akan terhambat karena adanya pemberlakuan tarif dan pembatasan ini.

Departemen Perdagangan AS membatasi ekspor untuk produk – produk AI ke China. AMD mengatakan menanggung kerugian hingga USD 800 juta terkait pembatasan ini.

“Perusahaan berharap untuk mengajukan lisensi tetapi tidak ada jaminan bahwa lisensi akan diberikan.” kata AMD yang dikutip dari CNBC.

Baca juga : Dampak Kebijakan Tarif Trump pada Transformasi Digital Indonesia

Di pihak lain, chip AI merek H20 dari Nvidia juga diwajibkan mendapatkan lisensi khusus untuk dapat dijual di pasar China sejak 9 April 2025 lalu.

Pembatasan dan pembuatan lisensi dari pemerintah Amerika ini akan merugikan Nvidia senilai USD 5,5 miliar atau sekitar Rp 92 triliun. Diprediksi permintaan H20 yang sedang laris manis di China ini akan sangat berkurang.

“Pemerintah mengindikasikan bahwa persyaratan lisensi adalah untuk mengantisipasi resiko bahwa produk itu mungkin akan digunakan atau dialihkan untuk (membuat) komputer super di China,” kata Nvidia yang dikutip dari BBC.

Chip H20 sudah dirancang khusus agas sesuai dengan ambang batas regulasi AS, namun tetap cukup kuat untuk mendukung kebutuhan AI China. Chip yang sebanding dengan AI H100 dan H200 yang telah digunakan di AS dan negara lain, namun memiliki kecepatan interkoneksi dan bandwidth lebih lambat dengan menggunakan arsitektur AI generasi sebelumnya yang disebut Hopper.

Chip ini adalah satu – satunya produk kelas atas yang masih bisa dijual ke pasar China setelah AS memberlakukan control ekspor ketat terhadap chip AI sejak 2022.

“Pada 14 April, kami diberitahu bahwa pembatasan tersebut akan diberlakukan secara permanen,” ujar manajemen Nvidia, dikutip Reuters, Selasa (15/4).

Meskipun begitu, CEO Nvidia, Jensen Huang mengatakan bahwa perusahaannya sangat siap untuk mendominasi pasar inference, yang akan menjadi fase berikutnya dari revolusi AI.

Reuters sebelumnya melaporkan bahwa perusahaan besar seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance ramai – ramai memborong chip H20 dari Nvidia ini.

Pasalnya startup AI lokasl seperti DeepSeek tengah mendorong pengembangan model generatif dengan biaya yang lebih rendah. (Icha)

Strava Kini Berbahasa Indonesia, Dukung Gaya Aktif Masyarakat

Telko.id – Strava mulai 16 April 2025,  resmi mendukung Bahasa Indonesia—langkah strategis yang menandai komitmen mereka terhadap pasar lokal.

Langkah ini diambil karena masyarakat Indonesia yang menggunakan terus meningkatkan dan jadi bentuk komitmen mereka terhadap pasar lokal.

NAMUN, bukan sekadar terjemahan, pembaruan ini adalah pintu gerbang bagi jutaan pengguna untuk menjelajahi fitur-fitur Strava dengan lebih intim dan personal.

Indonesia bukan pasar biasa bagi Strava. Dalam lima tahun terakhir, pengguna yang mengunggah aktivitas olahraga di platform ini melonjak 10 kali lipat.

Baca juga : Garmin Berikan Solusi Lengkap untuk Pegolf Pemula dan Profesional

Yang menarik, pertumbuhan itu didorong oleh dua demografi kunci: perempuan dan Generasi Z. Data Strava menunjukkan, partisipasi perempuan meningkat 20 kali lipat, sementara pengguna Gen Z bertambah hampir 3 kali lipat setiap tahun.

Angka-angka ini bukan sekadar statistik—mereka mencerminkan perubahan budaya olahraga yang lebih inklusif dan sosial.

Peluncuran Bahasa Indonesia bukan datang tiba-tiba. Ini adalah respons atas laporan Year in Sport: Trend Report 2024, yang pertama kali dirilis khusus untuk Indonesia.

Laporan itu mengungkap sesuatu yang unik: bagi orang Indonesia, lari bukan sekadar olahraga, melainkan medium bersosialisasi.

Buktinya? Partisipasi klub lari naik 83%, menjadikannya olahraga dengan pertumbuhan komunitas tercepat di negeri ini.

Lebih Dari Sekadar Terjemahan

Anita Butler, Chief Design Officer Strava, menegaskan bahwa adaptasi bahasa adalah bagian dari strategi besar.

“Kami terinspirasi oleh dinamika budaya Indonesia,” ujarnya. “Olahraga di sini memiliki warna sosial yang kuat. Bahasa Indonesia adalah kunci untuk membangun pengalaman yang lebih relevan,” kata Anita

Chief Design Officer Strava, Anita Butler mengungkapkan peluncuran Bahasa Indonesia memungkinkan pengguna untuk lebih mudah menemukan komunitas hingga mencapai tujuan kebugaran mereka.

Fitur-fitur Strava—seperti pelacakan target lari, analisis progres latihan, hingga integrasi komunitas—kini bisa diakses dalam Bahasa Indonesia. Ini memudahkan pengguna pemula maupun veteran untuk memaksimalkan platform. Misalnya, fitur “Klub” yang memungkinkan pengguna bergabung dengan kelompok lari lokal, atau “Tantangan” yang mendorong kompetisi sehat antarteman.

Mengapa Bahasa Begitu Penting?

Dalam dunia aplikasi kebugaran, bahasa sering menjadi penghalang psikologis. Studi dari Common Sense Advisory menunjukkan, 75% konsumen lebih memilih membeli produk dengan informasi dalam bahasa mereka. Strava memahami hal ini. Dengan antarmuka Bahasa Indonesia, hambatan teknis berkurang, sementara keterlibatan emosional meningkat.

Fenomena ini terlihat jelas di kalangan pengguna perempuan. “Banyak wanita Indonesia yang sebelumnya enggan menggunakan aplikasi berbahasa Inggris kini merasa lebih percaya diri,” kata Butler. Ini sejalan dengan tren global di mana perempuan mendominasi pertumbuhan pengguna aplikasi kebugaran.

Masa Depan Strava di Indonesia

Kehadiran Bahasa Indonesia hanyalah awal. Strava disebutkan sedang mempertimbangkan fitur-fitur lokal seperti integrasi dengan event lari nasional atau kolaborasi dengan merek olahraga Indonesia. “Kami ingin menjadi bagian dari ekosistem kebugaran di sini, bukan sekadar aplikasi impor,” tambah Butler.

Bagi Anda yang belum mencoba, kini adalah waktu terbaik. Strava tidak lagi sekadar aplikasi pelacak lari—ia telah bertransformasi menjadi platform gaya hidup aktif yang menyatukan komunitas, motivasi, dan teknologi. Dan dengan Bahasa Indonesia, semua itu terasa lebih dekat dari sebelumnya. (Icha)

SCALA by Metranet Transformasi Layanan Kesehatan RS PKU Muhammadiyah

0

Telko.id – Bayangkan rumah sakit tanpa tumpukan dokumen fisik, antrean panjang untuk validasi rekam medis, atau risiko pemalsuan data pasien.

Di era digital, transformasi layanan kesehatan bukan lagi sekadar pilihan—melainkan kebutuhan mendesak. Bagaimana SCALA by Metranet menjawab tantangan ini dengan solusi digital signature di RS PKU Muhammadiyah?

Digitalisasi sektor kesehatan Indonesia sedang mengalami percepatan signifikan. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan 65% rumah sakit di Tanah Air masih bergantung pada dokumen fisik, yang berpotensi menimbulkan inefisiensi dan kerentanan keamanan data.

Di tengah kondisi ini, RS PKU Muhammadiyah Gombong dan Sruweng justru mengambil langkah progresif dengan mengadopsi teknologi terkini.

Baca juga : Telkom Dorong UMKM Naik Kelas lewat Transformasi Digital

Kolaborasi strategis dengan SCALA by Metranet—anak perusahaan PT Telkom Indonesia—menjadi kunci transformasi ini. Lantas, apa saja dampak nyata yang bisa dirasakan pasien dan tenaga medis?

Revolusi Digital Signature di Layanan Kesehatan

Implementasi digital signature oleh SCALA menghadirkan tiga perubahan fundamental:

  • Efisiensi waktu: Proses validasi dokumen yang sebelumnya memakan waktu 2-3 hari kini bisa diselesaikan dalam hitungan menit
  • Keamanan berlapis: Teknologi kriptografi mencegah pemalsuan tanda tangan dengan tingkat akurasi 99,9%
  • Kepatuhan regulasi: Solusi ini memenuhi standar PERMENKES No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis Elektronik

Faisal Yusuf, Direktur Bisnis Metranet, menegaskan: “Ini bukan sekadar mengganti tanda tangan konvensional. Kami membangun ekosistem digital yang terintegrasi, di mana setiap dokumen bisa dilacak (trackable) dan diverifikasi secara real-time.”

Dampak Nyata bagi Pasien dan Tenaga Medis

Bagi pasien RS PKU Muhammadiyah, manfaat teknologi ini langsung terasa:

  1. Waktu tunggu berkurang 70% untuk proses administrasi
  2. Transparansi rekam medis yang bisa diakses kapan saja
  3. Pengurangan risiko kesalahan identifikasi pasien

Sementara bagi tenaga kesehatan, solusi ini menghilangkan beban administratif. Seorang perawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong mengaku: “Kini kami bisa fokus pada pelayanan pasien, bukan mengurus dokumen.”

Roadmap Digitalisasi Kesehatan ala SCALA

Implementasi di RS PKU Muhammadiyah menjadi bagian dari strategi besar SCALA dalam mendorong transformasi digital sektor kesehatan. Platform ini menawarkan:

  • Fleksibilitas: Dapat diintegrasikan dengan berbagai sistem rumah sakit
  • Skalabilitas: Cocok untuk rumah sakit tipe A hingga klinik kecil
  • Dukungan penuh: Termasuk pelatihan dan pendampingan adaptasi teknologi

Ke depan, SCALA berencana mengembangkan fitur tambahan seperti integrasi dengan sistem telemedicine dan analitik data kesehatan. “Target kami dalam 2 tahun mendatang, 500 rumah sakit di Indonesia sudah menggunakan solusi digital signature,” tambah Faisal.

Transformasi digital di RS PKU Muhammadiyah membuktikan bahwa teknologi bukan sekadar alat, melainkan katalis untuk menciptakan layanan kesehatan yang lebih manusiawi. Ketika efisiensi bertemu keamanan, yang menang bukan hanya rumah sakit—tapi setiap pasien yang membutuhkan pelayanan terbaik. (Icha)

GoTo Impact Foundation dan Magelang Setories: Solusi Regeneratif untuk Petani Magelang

0

Telko.id – Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, adalah salah satu lumbung pangan terpenting di Indonesia. Namun, di balik potensinya yang besar, tersimpan tantangan yang menggerogoti kesejahteraan petani.

Bagaimana jika solusinya datang dari kolaborasi antara teknologi, komunitas lokal, dan pendekatan pertanian yang lebih ramah lingkungan?

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 10,83% penduduk Magelang masih hidup di bawah garis kemiskinan—angka yang ironis untuk wilayah dengan 57% masyarakat bergantung pada sektor pertanian.

Desa Mangunsari, salah satu episentrum pertanian di Magelang, menjadi contoh nyata: ketergantungan pada pupuk kimia, metode konvensional, dan minimnya akses informasi justru memperburuk risiko keberlanjutan. Lantas, adakah jalan keluar yang tidak sekadar tambal sulam?

Baca juga : GoNusantara, Cara GoTo Lanjutkan Transformasi Digital UMKM Indonesia

Jawabannya hadir melalui inisiatif Magelang Setories, sebuah program pertanian regeneratif hasil kolaborasi GoTo Impact Foundation (GIF) dengan konsorsium lokal.

Bukan sekadar proyek filantropi, ini adalah investasi jangka panjang yang dirancang untuk memberdayakan petani dari akar rumput.

Magelang Setories: Lebih dari Sekadar Program Pertanian

Monica Oudang, Ketua GoTo Impact Foundation, menegaskan bahwa pendekatan mereka berbeda. “Perubahan nyata terjadi ketika masyarakat menjadi agen perubahan di wilayah mereka sendiri,” ujarnya.

Magelang Setories adalah buktinya—sebuah ekosistem yang melibatkan Setara Indonesia, Bhumee Artani, dan Waste & Wishes Indonesia, dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah hingga kelompok tani.

Content image for article: GoTo Impact Foundation dan Magelang Setories: Solusi Regeneratif untuk Petani Magelang

Bupati Magelang, Bapak Grengseng Pamuji, melalui perwakilannya, Arif Yulianto, menyambut baik inisiatif ini. “Magelang punya potensi besar sebagai lumbung pangan Jawa Tengah. Namun, potensi saja tidak cukup tanpa kemampuan mengelolanya,” tegasnya. Di sinilah Magelang Setories berperan sebagai katalisator.

Tiga Pilar Utama Magelang Setories

Theodorus Dedy Tri Kuncoro, perwakilan konsorsium, memaparkan tiga solusi inti program ini:

Content image for article: GoTo Impact Foundation dan Magelang Setories: Solusi Regeneratif untuk Petani Magelang
  1. Demonstration Plot (Demplot) Agro Learning Center: Pusat edukasi pertanian regeneratif yang mencakup teknik penanaman, panen, hingga pengelolaan limbah pasca panen.
  2. Pendampingan Pertanian Regeneratif: Petani dibimbing untuk menerapkan rotasi tanaman, agroforestri, dan penggunaan kompos organik—termasuk untuk komoditas seperti padi, cabai, dan sayuran.
  3. Pengelolaan Limbah Organik: Limbah diubah menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan maggot sebagai pakan ternak, menciptakan ekonomi sirkular.

“Kami ingin petani tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan hingga 30%,” tambah Theodorus.

Dampak Jangka Panjang: Dari Lingkungan hingga Kesejahteraan

Program ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi. Puas Siswa Widada, Kepala Desa Mangunsari, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

“Masyarakat tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh dukungan semua pihak untuk memastikan inovasi ini berkelanjutan,” katanya.

Dari sisi lingkungan, Magelang Setories menargetkan pengelolaan 100% limbah organik di Demplot.

Dalam jangka panjang, ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, memperkuat ketahanan terhadap longsor, dan memulihkan daerah aliran sungai.

“Ini bukan milik GIF atau konsorsium semata, tapi milik kita bersama,” tutup Monica. “Sudah saatnya kita berani berdaya dan menciptakan solusi yang benar-benar transformatif.” (Icha)

BDx Raih Sertifikasi NVIDIA DGX-Ready, Pacu Pusat Data AI di Indonesia

Telko.id – BDx Data Centers (BDx), salah satu operator pusat data dengan pertumbuhan tercepat di Asia Pasifik, baru saja mengukir sejarah dengan meraih sertifikasi NVIDIA DGX-Ready Data Center untuk kampus AI berkapasitas 500MW di Indonesia.

Ini bukan sekadar pencapaian teknis, melainkan lompatan besar bagi ekosistem digital Tanah Air.

Lalu, apa artinya sertifikasi ini bagi masa depan AI di Indonesia? Bagaimana BDx mempersiapkan infrastruktur yang mampu menjawab kebutuhan komputasi canggih? Mari kita telusuri lebih dalam.

Kampus AI Pertama di Indonesia dengan Sertifikasi NVIDIA DGX-Ready

CGK4, kampus AI milik BDx di Indonesia, kini resmi menjadi salah satu fasilitas pertama di Tanah Air yang menyandang sertifikasi NVIDIA DGX-Ready.

Baca juga : BDx Data Centers dan APJII, Bentuk Indonesia Internet Exchange, Ini targetnya!

Sertifikasi ini bukan sekadar stempel, melainkan bukti kesiapan infrastruktur untuk mendukung beban kerja AI skala besar.

Dengan fasilitas kolokasi dan edge computing yang terhubung di seluruh Indonesia, BDx memungkinkan kliennya mengembangkan solusi AI full-stack sambil memenuhi regulasi lokalisasi data.

“AI sedang mendorong revolusi industri baru yang digerakkan oleh pabrik-pabrik AI,” ujar Mayank Srivastava, CEO BDx.

Mayank menambahkan bahwa Sertifikasi ini membuktikan kesiapan BDx menyediakan infrastruktur mutakhir bagi Indonesia.

Infrastruktur Berkelanjutan untuk Masa Depan AI

Tak hanya unggul dalam performa, BDx juga menetapkan standar baru dalam keberlanjutan. Kampus CGK4 mereka menjadi pusat data AI pertama di Indonesia yang menggunakan sumber energi terbarukan.

Bahkan, BDx tengah mengintegrasikan sistem pendingin berbasis cairan direct-to-chip skala besar — sebuah terobosan pertama di Indonesia — untuk mendukung komputasi AI berdensitas tinggi yang hemat energi.

“Potensi penuh AI hanya bisa dicapai dengan infrastruktur berkinerja tinggi dan berkelanjutan,” tegas Tony Paikeday dari NVIDIA.

Tony menambahkan bahwa dengan sertifikasi ini, klien di Indonesia bisa mengakses infrastruktur AI canggih sekaligus mendukung target ekonomi hijau.

Dukungan Penuh untuk Inovasi NVIDIA Terbaru

BDx tak main-main dalam menyiapkan infrastrukturnya. Mereka menawarkan ruang pusat data berskala besar, sistem pendingin canggih, dan daya komputasi berdensitas tinggi untuk mendukung inovasi terbaru NVIDIA — termasuk NVIDIA Grace Blackwell Superchip dan NVIDIA Blackwell Ultra-powered DGX SuperPOD yang diumumkan di GTC ’25.

Dengan target ekspansi mencapai kapasitas 1 GW, BDx menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan menjawab lonjakan permintaan aplikasi berbasis AI.

Ini bukan sekadar bisnis, melainkan bagian dari misi besar untuk mendemokratisasi AI di Indonesia.

Di era di mana AI menjadi penggerak utama inovasi, kehadiran infrastruktur kelas dunia seperti ini membuka pintu peluang tak terbatas bagi pengembang, startup, hingga perusahaan besar di Indonesia.

Pertanyaannya sekarang: siapkah Anda memanfaatkan momentum ini? (Icha)

Samsung Quantum Dot: Inovasi Ramah Lingkungan yang Mengubah Dunia

Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan teknologi layar yang tidak hanya memukau secara visual tetapi juga ramah lingkungan?

Inilah yang berhasil diwujudkan oleh Samsung melalui inovasi quantum dot bebas kadmium—sebuah terobosan yang tidak hanya merevolusi industri layar tetapi juga berkontribusi pada penghargaan Nobel Kimia 2023.

Selama satu dekade terakhir, quantum dot telah menjadi pusat perhatian dalam dunia teknologi layar. Material ini mampu menghasilkan reproduksi warna yang jauh lebih akurat dibandingkan teknologi sebelumnya.

Namun, tantangan terbesar adalah penggunaan kadmium (Cd), logam berat berbahaya yang selama ini menjadi komponen utama dalam sintesis quantum dot. Di sinilah Samsung mengambil langkah berani dengan menghadirkan solusi bebas kadmium pertama di dunia.

Baca juga : Samsung QLED: Teknologi Quantum Dot Pemenang Nobel di Layar Anda

Dari laboratorium hingga penghargaan Nobel, perjalanan quantum dot Samsung adalah kisah tentang komitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan. Mari kita telusuri bagaimana teknologi ini mengubah wajah industri display dan dunia akademik.

Dari Kadmium ke Indium: Revolusi Material Quantum Dot

Quantum dot pertama kali menarik perhatian ilmuwan pada 1980-an berkat penelitian Aleksey Yekimov dan Louis E. Brus tentang efek quantum confinement. Kemudian, pada 1993, Moungi Bawendi dari MIT mengembangkan metode sintesis yang lebih andal. Namun, semua pencapaian ini masih bergantung pada kadmium—material beracun yang dibatasi oleh regulasi Uni Eropa (RoHS).

Content image for article: Samsung Quantum Dot: Inovasi Ramah Lingkungan yang Mengubah Dunia
Perbandingan antara quantum dot berbasis kadmium dengan ikatan ionik dan quantum dot berbasis indium dengan ikatan

“Saat itu, cadmium selenide (CdSe) adalah satu-satunya material yang bisa menghasilkan quantum dot berkualitas tinggi,” jelas Taeghwan Hyeon, profesor dari Universitas Nasional Seoul. “Namun, Samsung memilih jalan yang lebih sulit: mengembangkan quantum dot berbasis indium phosphide (InP) yang lebih ramah lingkungan.”

Perbedaan mendasar antara kedua material ini terletak pada jenis ikatan kimianya. Kadmium membentuk ikatan ionik yang stabil dengan selenium atau sulfur, sementara indium membentuk ikatan kovalen yang lebih kompleks dan rentan terhadap cacat selama sintesis. Inilah yang membuat produksi massal quantum dot bebas kadmium menjadi tantangan besar.

Kebijakan Zero-Cadmium: Komitmen Samsung untuk Keselamatan Konsumen

“Tidak ada ruang untuk kompromi dalam hal keselamatan,” tegas Sanghyun Sohn, Kepala Advanced Display Lab Samsung.

Meskipun beberapa negara masih mengizinkan kandungan kadmium hingga 100 ppm, Samsung sejak awal menerapkan kebijakan zero-cadmium.

Keputusan ini bukan tanpa risiko—pada awalnya, quantum dot berbasis indium hanya mencapai 80% performa versi kadmium.

Dengan investasi riset puluhan tahun, Samsung akhirnya berhasil menyempurnakan teknologi ini. Pada 2014, mereka memperkenalkan pelapisan pelindung tiga lapis untuk meningkatkan stabilitas quantum dot InP.

Setahun kemudian, lahirlah SUHD TV—produk komersial pertama dengan teknologi quantum dot bebas kadmium.

Tiga komponen inti dari Quantum Dot

Struktur Quantum Dot Samsung: Inti, Cangkang, dan Ligan

Teknologi layar dari Samsung ini terdiri dari tiga komponen kunci:

  • Inti (core): Bagian yang memancarkan cahaya, terbuat dari indium phosphide.
  • Cangkang (shell): Lapisan pelindung yang menstabilkan struktur inti.
  • Ligan: Lapisan polimer untuk mencegah oksidasi.

“Tidak satu pun dari ketiga komponen ini bisa diabaikan,” ungkap Doh Chang Lee dari KAIST. Integrasi sempurna ketiga elemen inilah yang membuat quantum dot Samsung unggul dalam hal kestabilan dan kualitas warna.

Dampak Akademik: Dari Laboratorium ke Penghargaan Nobel

Keberhasilan komersialisasi quantum dot bebas kadmium oleh Samsung tidak hanya mengubah industri, tetapi juga memengaruhi dunia akademik.

“Arah penelitian berubah drastis setelah peluncuran TV quantum dot Samsung,” kata Lee. Fokus beralih dari material itu sendiri ke aplikasi praktis dalam berbagai bidang.

Yang lebih mencengangkan, inovasi ini turut membuka jalan bagi Bawendi, Brus, dan Yekimov untuk meraih Nobel Kimia 2023. “Komersialisasi adalah faktor kritis dalam penghargaan Nobel,” jelas Hyeon. “QLED Samsung membuktikan bahwa quantum dot memberikan manfaat nyata bagi umat manusia.”

Perbandingan antara struktur LCD, QLED, dan QD-OLED

Kini, Samsung terus memimpin inovasi dengan teknologi QD-OLED yang menggabungkan keunggulan quantum dot dan OLED.

Layar ini meraih penghargaan Display of the Year 2023 dari Society for Information Display—bukti nyata kepemimpinan Samsung dalam revolusi display.

Masa depan teknologi layar ini pun bahkan lebih menjanjikan. Samsung sedang mengembangkan quantum dot elektroluminesensi yang bisa memancarkan cahaya sendiri tanpa backlight.

Teknologi ini akan membawa resolusi dan kecerahan baru untuk aplikasi augmented reality dan virtual reality. Seperti kata Sohn, “Tujuan kami adalah menciptakan pengalaman visual yang tak bisa dibedakan dari kenyataan.”

Acer Aspire 7 Pro, Laptop Gaming Harga Terjangkau Siap Dukung Produktivitas dan Hiburan

0

Telko.id – Acer, melalui Predator Gaming, kembali menghadirkan inovasi dengan meluncurkan laptop gaming terbaru di tahun 2025, yakni Aspire 7 Pro.

Laptop ini menyasar segmen  produktivitas dengan menghadirkan performa yang powerful, harga yang terjangkau, serta fitur-fitur andalan yang mendukung multitasking produktif, gaming lancar, dan kreativitas tanpa batas.

Aspire 7 Pro tampil sebagai solusi ideal untuk pengguna yang membutuhkan laptop serbaguna, baik untuk bekerja, mengedit konten, hingga bermain game.

Ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-12 H series, Aspire 7 Pro mampu menangani beban kerja multitasking dengan efisiensi tinggi.

Baca juga : Acer Nitro V 16 (ANV16), Laptop Gaming Kencang di Dukung AI Terbaru

Kombinasi antara Performance-cores dan Efficient-cores pada prosesor ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan berbagai aplikasi secara bersamaan tanpa hambatan.

Dilengkapi kartu grafis NVIDIA RTX 3050 6GB dengan teknologi DLSS 3.5, laptop ini menghadirkan performa visual yang lebih nyata dan halus, sangat cocok untuk konten kreator dan gamer yang menginginkan pengalaman visual yang imersif.

Tidak hanya itu, Aspire 7 Pro menawarkan layar 15.6 inci FHD dengan refresh rate 144Hz yang memberikan tampilan lebih mulus saat bermain game atau melakukan editing video.

Dengan penyimpanan SSD PCIe Gen 4 hingga 1TB dan memori yang bisa di-upgrade hingga 32GB DDR4, pengguna dapat bekerja lebih cepat dan menyimpan berbagai file besar tanpa khawatir.

Dilengkapi sistem pendingin kipas ganda menjaga suhu tetap stabil saat digunakan dalam intensitas tinggi.

Sebagai brand PC gaming terbaik, Acer memberikan layanan terbaik bagi pelanggan, Aspire 7 Pro dilengkapi dengan layanan Acer Accidental Damage Protection selama 1 tahun, memberikan perlindungan ekstra terhadap kerusakan tidak disengaja.

Selain itu, Acer juga memiliki jaringan purna jual terluas dengan lebih dari 110 pusat layanan yang tersebar di 89 kota di Indonesia, memastikan pelanggan mendapatkan bantuan kapan pun dibutuhkan.

Harga & Ketersediaan

Aspire 7 Pro tersedia dalam dua varian, yaitu Intel Core i5 seharga Rp10.999.000 dan Intel Core i7 seharga Rp13.499.000. Produk ini sudah tersedia di Acer official Store, secara offline dan juga online. (Icha)

Galaxy S25 Series: AI Canggih yang Ubah Cara Anda Berinteraksi

Telko.id – Samsung Galaxy S25 Series hadir dengan teknologi AI yang tidak sekadar menjadi fitur tambahan, melainkan jantung dari setiap interaksi digital.

Samsung kembali menegaskan kepemimpinannya dalam inovasi dengan menghadirkan lompatan besar dalam kecerdasan buatan, menjadikan pengalaman pengguna lebih personal, efisien, dan aman.

Dalam satu tahun terakhir, perkembangan AI di smartphone telah mencapai titik yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasi.

  1. Dari Galaxy S24 Series yang memperkenalkan dasar-dasar AI, Samsung kini meluncurkan Galaxy S25 Series dengan kemampuan yang jauh lebih matang.

Baca juga : Tips Nge-prompt Pakai Galaxy AI Buat Bikin Liburan Makin Fun!

Riset internal Samsung di Indonesia menunjukkan bahwa 56% pengguna paling tertarik pada Advanced AI ProVisual Engine, sementara 51% memuji Audio Eraser, dan 39% mengapresiasi kemampuan seamless action across multiple apps di Galaxy S25 Ultra.

Transformasi ini tidak terjadi secara kebetulan. Di tengah tren global yang menempatkan AI sebagai pendukung keseharian, Samsung merespons dengan menghadirkan solusi yang benar-benar mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Bagaimana tepatnya Galaxy S25 Series mencapai hal ini? Mari kita telusuri lebih dalam.

Multimodal Search: Cara Baru Temukan Informasi

Di era serba cepat, mengetik seringkali menjadi hambatan. Galaxy S25 Series menjawab tantangan ini dengan Multimodal Search, fitur revolusioner yang memungkinkan Anda mencari informasi hanya dengan berbicara atau menggunakan gambar.

Tidak lagi terbatas pada input teks, AI kini memahami konteks secara mendalam, menghasilkan pengalaman pencarian yang lebih alami seperti berdiskusi dengan asisten pribadi.

Content image for article: Galaxy S25 Series: AI Canggih yang Ubah Cara Anda Berinteraksi

Riset Samsung mengungkap 42% pengguna Galaxy S25 Ultra sangat tertarik pada enhanced search berbasis AI.

Fitur ini bukan sekadar gimmick, melainkan solusi nyata bagi mereka yang menginginkan efisiensi dalam setiap aktivitas digital.

Bayangkan bisa mendapatkan rekomendasi restoran terbaik hanya dengan menunjukkan gambar makanan favorit Anda, atau mengetahui detail produk dengan memotret barcode-nya.

Gemini Live: Interaksi AI yang Lebih Manusiawi

Kolaborasi Samsung dengan Google melahirkan Gemini Live, fitur AI yang membawa interaksi ke tingkat lebih tinggi.

Tidak hanya memberikan jawaban berbasis teks, Gemini Live mampu memberikan saran proaktif dan feedback yang terasa personal.

Tommy Teja, founder AICO Community, menekankan pentingnya memberikan arahan jelas kepada AI untuk hasil optimal.

“Daripada sekadar mengatakan ‘Cari restoran terdekat’, coba sampaikan ‘Tunjukkan restoran Italia terbaik di sekitar saya dengan rating di atas 4’,” jelas Tommy.

Pendekatan ini memungkinkan AI memahami konteks lebih baik dan memberikan respons yang lebih akurat.

Gemini Live benar-benar mengubah cara kita memanfaatkan AI sehari-hari, dari merencanakan aktivitas hingga menyelesaikan tugas dengan efisiensi luar biasa.

Keamanan Berlapis dengan Knox Matrix

Mitos bahwa Android kurang aman akhirnya dipatahkan Galaxy S25 Series. Dengan mengintegrasikan teknologi AI dan sistem keamanan Samsung Knox, seri ini menawarkan perlindungan berlapis dari tingkat chip hingga aplikasi.

Knox Matrix menjadi game changer dengan menciptakan ekosistem perangkat yang saling mendukung untuk keamanan menyeluruh.

Fitur seperti Secure WiFi melindungi data di jaringan publik, Auto Blocker mencegah instalasi aplikasi berbahaya, dan Perlindungan Pencurian menjaga smartphone tetap aman meski hilang.

Dashboard intuitif memberi Anda kendali penuh atas privasi, memungkinkan pengelolaan akses data oleh aplikasi tertentu.

Galaxy S25 Series membuktikan bahwa fleksibilitas Android bisa berjalan seiring dengan keamanan tingkat tinggi.

Dengan harga mulai Rp14.999.000 untuk Galaxy S25 dan Rp28.999.000 untuk varian Ultra 1TB, Samsung menawarkan penawaran spesial hingga Rp2.000.000 trade-in cashback dan diskon 40% untuk Samsung Care+.

Galaxy S25 Series bukan sekadar upgrade, melainkan lompatan besar dalam evolusi smartphone yang siap mengubah cara Anda berinteraksi dengan teknologi setiap hari. (Icha)

LG Perluas Produksi AC di Indonesia: Dampak Ekonomi dan Tantangan

Telko.id – LG Electronics, raksasa teknologi asal Korea Selatan, baru saja mengumumkan ekspansi besar-besaran fasilitas produksi AC di Indonesia.

Dengan total investasi mencapai Rp374 miliar (USD22 juta), langkah ini bukan sekadar perluasan pabrik, melainkan bukti nyata kepercayaan terhadap potensi ekonomi Indonesia.

Korea Selatan telah lama menjadi salah satu mitra strategis Indonesia di sektor industri, mulai dari elektronik, baja, hingga teknologi. Namun, investasi terbaru LG ini menandai babak baru dalam kolaborasi kedua negara.

Fasilitas seluas 32.000 m² ini akan memproduksi 1,8 juta unit AC pada tahap awal, dengan rencana peningkatan kapasitas hingga dua kali lipat menjadi 3,6 juta unit di tahun berikutnya.

Baca juga : LG HVAC Academy, Siap Tingkatkan Kompetensi Tenaga Ahli Sistem AC Komersial

Lantas, apa implikasi nyata dari proyek ambisius ini bagi perekonomian Indonesia? Mari kita telusuri lebih dalam.

Dampak Langsung: Lapangan Kerja dan Peningkatan Kompetensi

LG tidak hanya membawa mesin-mesin canggih, tetapi juga komitmen untuk memberdayakan tenaga kerja lokal.

Fase awal proyek ini akan menyerap 150 pekerja, dengan rencana penambahan signifikan hingga akhir 2025.

“Yang lebih penting, setiap unit AC yang diproduksi harus memenuhi standar kualitas ketat ala Korea, yang berarti peningkatan kompetensi teknis pekerja Indonesia,” kata Ha Sang-chul – President of LG Electronics Indonesia dalam Inspeksi Perkembangan Pembangunan Pabrik LG AC di Indonesia Bekasi, Rabu (16/5).

Content image for article: LG Perluas Produksi AC di Indonesia: Dampak Ekonomi dan Tantangan

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk ini mencapai 26,31%, angka yang cukup signifikan untuk industri elektronik. Namun, tantangan besar masih mengintai di balik angka tersebut.

LG sendiri, menargetkan tingkat TKDN pabrik tersebut dapat mencapai lebih dari 40 persen dengan memanfaatkan rantai pasokan lokal secara optimal sesuai kebijakan pemerintah.

Tantangan Rantai Pasok: Ketergantungan pada Impor Komponen

Meski TKDN terlihat menjanjikan, nyatanya Indonesia masih bergantung pada impor komponen utama seperti kompresor AC. Nilai impor kompresor saja diproyeksikan mencapai USD244 juta pada 2024. Pemerintah pun mendorong LG untuk tidak hanya memproduksi unit akhir, tetapi juga mengembangkan produksi komponen utama di dalam negeri.

“Ini bukan sekadar soal angka produksi, melainkan bagaimana kita membangun ekosistem industri yang mandiri,” ujar Faisol Riza, Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia dalam sambutannya.

Peluang Pasar Domestik yang Masih Terbuka Lebar

Menurut Faisol, data terbaru menunjukkan penetrasi AC rumah tangga di Indonesia baru mencapai 7,9%, jauh di bawah potensi kebutuhan 70 juta rumah.

Produksi nasional saat ini hanya 2,5 juta unit, sementara kebutuhan diperkirakan mencapai 4,5 juta unit per tahun. Artinya, masih ada celah besar yang bisa diisi oleh produk dalam negeri.

LG memproyeksikan produksinya akan menyumbang signifikan bagi pasar domestik, dengan target bisa memenuhi kebutuhan 3 juta rumah.

Selain itu, perubahan iklim dan kesadaran akan efisiensi energi menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar AC di tahun-tahun mendatang.

Mendorong Ekspor: Dari ASEAN ke Pasar Global

Menurut Faisol, Indonesia saat ini telah mengekspor AC ke beberapa negara seperti Vietnam, Papua Nugini, Yaman, Timor Leste, dan negara-negara ASEAN lainnya.

Dengan kapasitas produksi baru ini, LG menargetkan bisa meningkatkan ekspor hingga 10 juta unit per tahun.

Memang, angka tersebut masih kecil dibandingkan pasar AC global yang mencapai 2 miliar unit. Namun, langkah ini menjadi batu loncatan penting bagi industri elektronik Indonesia untuk go international.

Investasi LG ini bukan sekadar tentang produksi AC, melainkan sebuah langkah strategis dalam membangun ketahanan industri elektronik nasional.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ancaman perang dagang, penguatan basis produksi dalam negeri menjadi lebih penting dari sebelumnya. (Icha)

Bocoran iPhone Lipat: Kamera Bawah Layar untuk Face ID?

0

Telko.id – Bocoran terbaru dari sumber terpercaya mengindikasikan bahwa Apple mungkin akan menghadirkan fitur revolusioner ini dalam iPhone Fold mereka.

Jika rumor ini terbukti benar, ini akan menjadi pertama kalinya Apple menanamkan kamera di bawah layar untuk keperluan Face ID.

Selama bertahun-tahun, Apple dikenal sebagai salah satu perusahaan yang paling konservatif dalam mengadopsi teknologi baru.

Sementara Samsung, Huawei, dan merek lainnya sudah meluncurkan berbagai model ponsel lipat, Apple tampaknya memilih untuk menunggu dan menyempurnakan konsepnya terlebih dahulu.

Baca juga : AS Siapkan Tarif Khusus untuk Impor Smartphone & Chip, Harga iPhone Bisa Naik Drastis

Namun, kesabaran itu mungkin akan segera terbayar dengan kehadiran iPhone Fold yang dikabarkan memiliki spesifikasi mengesankan.

Berdasarkan laporan dari Digital Chat Station yang dilansir 9to5Mac, iPhone Fold akan hadir dengan layar utama berukuran 7.76 inci beresolusi 2,713×1,920 piksel dan layar luar 5.49 inci dengan resolusi 2,088×1,422 piksel.

Yang lebih menarik, perangkat ini dikabarkan akan menggunakan teknologi kamera bawah layar untuk sistem Face ID – sebuah terobosan yang belum pernah kita lihat di produk Apple sebelumnya.

Desain dan Spesifikasi yang Menggoda

Bocoran terbaru ini sejalan dengan rumor sebelumnya yang memperkirakan iPhone Fold akan mengadopsi desain lipat seperti buku, mirip dengan Samsung Galaxy Z Fold 6.

Perangkat ini diprediksi akan meluncur antara tahun 2026 hingga 2027 dengan banderol harga yang cukup tinggi, berkisar antara $2,000 hingga $2,500.

Content image for article: Bocoran iPhone Lipat: Kamera Bawah Layar untuk Face ID?

Beberapa tantangan teknis yang dihadapi Apple dalam mengembangkan ponsel lipat termasuk masalah engsel dan layar yang tahan terhadap lipatan berulang.

Namun, jika bocoran ini akurat, tampaknya Apple telah menemukan solusi untuk masalah-masalah tersebut.

Persaingan di Pasar Ponsel Lipat

Apple saat ini menjadi satu-satunya produsen smartphone besar yang belum meluncurkan ponsel lipat. Sementara Samsung sudah berada di generasi keenam Galaxy Z Fold, dan Motorola telah menghidupkan kembali Razr dalam bentuk lipat.

Keterlambatan Apple ini mungkin justru menjadi keuntungan, memungkinkan mereka belajar dari kesalahan kompetitor dan menghadirkan produk yang lebih matang.

Menariknya, Apple juga dikabarkan sedang mengembangkan iPad lipat berukuran besar yang bisa membuka hingga seukuran dua iPad Pro.

Produk ini diperkirakan akan dirilis sekitar tahun 2028, menunjukkan bahwa Apple serius mengeksplorasi teknologi layar fleksibel.

Harapan untuk iPhone Fold

Andrew Lanxon dari CNET memberikan beberapa saran penting untuk Apple jika mereka benar-benar meluncurkan iPhone Fold.

Menurutnya, perangkat ini harus lebih dari sekadar iPhone biasa dengan layar yang bisa dilipat. Software harus benar-benar dimanfaatkan untuk memaksimalkan pengalaman multitasking pada layar besar, dan Apple sebaiknya menawarkan berbagai model dengan rentang harga yang berbeda.

“Sebuah iPhone lipat perlu menjadi lebih dari sekadar iPhone biasa dengan layar yang bisa ditekuk,” tulis Lanxon beberapa waktu lalu. Pendapat ini mencerminkan harapan banyak penggemar Apple yang menginginkan inovasi nyata, bukan sekadar gimmick.

Dengan teknologi kamera bawah layar untuk Face ID, dimensi layar yang mengesankan, dan desain premium, iPhone Fold berpotensi menjadi game changer di pasar ponsel lipat.

Namun, pertanyaan besarnya adalah: apakah Apple bisa memenuhi harapan tinggi penggemarnya dengan harga yang mungkin dua kali lipat dari iPhone flagship saat ini?

Satu hal yang pasti, jika rumor ini benar, kita mungkin akan menyaksikan salah satu lompatan teknologi terbesar Apple dalam beberapa tahun terakhir.

Dan bagi para early adopter yang tidak keberatan merogoh kocek dalam-dalam, iPhone Fold mungkin akan menjadi barang must-have berikutnya. (Icha)