spot_img
Latest Phone

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...

iPhone Lipat Apple Akan Gunakan Touch ID, Bukan Face ID

Telko.id - Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi Touch ID,...

Apple Gagal Wujudkan iPhone Lipat Tanpa Lipatan, Rilis 2026?

Telko.id - Apple dikabarkan gagal mewujudkan iPhone lipat dengan...

Google Pixel Watch 4, Dukung Koneksi Satelit dan Baterai Lebih Besar

Telko.id - Google secara resmi meluncurkan Pixel Watch 4...
Beranda blog Halaman 7

Xiaomi POP Run 2025 Sukses Digelar, 1.700 Peserta Rayakan #PassionBeyondLimits

0

Telko.id – Xiaomi Indonesia sukses menyelenggarakan Xiaomi POP Run 2025 pada 24 Agustus 2025 di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Acara lari yang diikuti lebih dari 1.700 peserta ini mengusung semangat #PassionBeyondLimits untuk mendorong batas diri dan merayakan gaya hidup sehat bersama komunitas.

Wentao Zhao, Country Director Xiaomi Indonesia, menyampaikan kebanggaannya atas antusiasme peserta dan komunitas.

“Sejak awal berdiri, komunitas adalah bagian dari keluarga besar Xiaomi. Kegiatan ini menjadi momen istimewa untuk semakin dekat, berbagi energi positif, serta merayakan kebersamaan,” ujarnya.

Zhao juga menekankan bagaimana acara ini memungkinkan masyarakat merasakan langsung interkonektivitas ekosistem Human x Car x Home Xiaomi.

Acara yang digelar serentak di 16 negara ini menawarkan dua kategori lari, yaitu 5K dan 10K. Peserta memadati area Plaza Tenggara Gelora Bung Karno sejak pagi hari, menunjukkan semangat tinggi untuk menjalani tantangan lari dan merayakan kebersamaan.

Xiaomi menyediakan berbagai spot menarik termasuk photo booth yang ramai dikunjungi peserta untuk mengabadikan momen.

Selain itu, tersedia area pengalaman di mana peserta dapat mencoba langsung produk-produk Xiaomi seperti smartphone, perangkat wearable Xiaomi Smart Band 10, serta peralatan rumah tangga cerdas termasuk Xiaomi Mijia Air Conditioner Pro Eco 5 Star 1 PK, Xiaomi Mijia Refrigerator Cross Door 510L, dan Xiaomi Mijia Front Load Washer Dryer 10.5kg.

Meski belum seluruh ekosistem Xiaomi hadir di Indonesia, rangkaian perangkat tersebut telah memberikan gambaran nyata tentang hidup yang lebih mudah dan terkoneksi.

Acara ini juga membagikan hadiah dengan total nilai lebih dari 100 juta rupiah melalui berbagai aktivitas seperti berbagi momen di media sosial, tantangan foto bersama, dan pengumpulan stamp activity untuk doorprize.

Content image for article: Xiaomi POP Run 2025 Sukses Digelar, 1.700 Peserta Rayakan #PassionBeyondLimits

Keberhasilan Xiaomi POP Run 2025 sejalan dengan komitmen perusahaan dalam menghadirkan Innovation for Everyone.

Melalui ekosistem terintegrasi, Xiaomi memastikan setiap individu dapat menjalani hidup yang lebih mudah, aktif, dan saling terhubung.

Prestasi Xiaomi di pasar Indonesia juga terlihat dari penguasaan 21% pasar smartphone pada kuartal kedua 2025.

Acara komunitas seperti ini semakin mengukuhkan posisi Xiaomi tidak hanya sebagai penyedia teknologi, tetapi juga bagian dari gaya hidup modern yang aktif.

Inisiatif serupa telah dilakukan merek lain, seperti Honor yang baru saja menggandeng Erajaya Group untuk memperkuat penetrasi pasar.

Xiaomi POP Run 2025 tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga wujud nyata bagaimana teknologi dapat mendukung gaya hidup sehat dan terkoneksi.

Dengan antusiasme tinggi dari peserta, acara ini berhasil menciptakan pengalaman berharga sekaligus memperkuat hubungan antara merek dan komunitasnya. (Icha)

Waymo Dapat Izin Uji Coba Mobil Otonom di New York City

Telko.id – Waymo, perusahaan mobil otonom di bawah naungan Alphabet (induk perusahaan Google), telah mendapatkan izin dari Departemen Transportasi New York City (NYC DOT) untuk melakukan uji coba kendaraan otonom di beberapa bagian Manhattan dan Downtown Brooklyn. Izin ini diberikan dengan syarat adanya spesialis yang duduk di belakang kemudi selama pengujian.

Komisaris NYC DOT Ydanis Rodriguez menyatakan, “Saat teknologi kendaraan otonom berkembang di seluruh negeri, DOT telah menetapkan pedoman keselamatan komprehensif untuk memastikan pengujian yang aman dan bertanggung jawab di jalan-jalan kota kami. Persyaratan ini akan membantu memastikan bahwa pengembangan teknologi ini berfokus, pertama dan terutama, pada keselamatan semua orang yang berbagi jalanan kota kami yang sibuk.”

Waymo tiba di New York City pada Juli lalu untuk mulai mengumpulkan data mengemudi secara manual sambil menunggu keputusan aplikasi izinnya.

Perusahaan saat ini telah mengoperasikan layanan transportasi otonom penuh untuk masyarakat umum di Phoenix, San Francisco, Los Angeles, Atlanta, dan Austin, Texas, menggunakan kendaraan listrik Jaguar I-Pace. Layanan ini dapat dipanggil melalui aplikasi Waymo One atau Uber, tergantung kota.

Perluasan Waymo tidak hanya terjadi di dalam negeri. Pada April lalu, perusahaan mengumumkan akan mulai beroperasi di jalanan Tokyo, menandai lokasi internasional pertamanya.

Selain itu, Waymo berencana meluncurkan layanan di Washington, DC, dan Miami mulai 2026. Di Dallas, perusahaan telah memulai pengujian awal dan berencana menawarkan perjalanan publik tahun depan melalui kemitraan dengan Avis Budget Group.

Waymo juga memperluas fasilitas manufakturnya. Pada Mei, perusahaan membuka pabrik kendaraan otonom baru seluas 239.000 kaki persegi di area Phoenix.

Rencananya, mereka akan menambahkan 2.000 unit Jaguar I-Pace otonom penuh ke armada yang sudah ada sebanyak 1.500 kendaraan. Waymo juga mengindikasikan telah menerima “pengiriman terakhir dari Jaguar” awal tahun ini, sambil mempersiapkan iterasi masa depan untuk layanan tanpa pengemudi.

Kemitraan strategis juga menjadi bagian dari ekspansi Waymo. Perusahaan telah menjalin kerja sama dengan Toyota untuk mengeksplorasi kolaborasi pengembangan teknologi mengemudi otonom, yang suatu hari nanti dapat diintegrasikan ke kendaraan pribadi.

Selain itu, Waymo bermitra dengan Hyundai untuk membawa teknologi generasi berikutnya ke SUV Ioniq 5 listrik.

Meski demikian, pengembangan mobil otonom tidak lepas dari tantangan. Kendaraan Waymo terlibat dalam beberapa tabrakan yang menjadi sorotan, termasuk dengan pesepeda di San Francisco dan truk pickup yang sedang ditarik di Phoenix.

Menanggapi hal ini, Waymo melakukan penarikan dan pembaruan perangkat lunak untuk mengatasi masalah tersebut.

Laporan Dampak Keselamatan Waymo mencatat bahwa dalam 71 juta mil otonom yang dikemudikan hingga Maret 2025, teknologi Waymo Driver mengalami 88% lebih sedikit tabrakan yang mengakibatkan cedera serius atau lebih buruk, dan 78% lebih sedikit tabrakan yang menyebabkan cedera, dibandingkan dengan “pengemudi manusia rata-rata dalam jarak yang sama di kota operasi kami.”

Waymo juga melaporkan secara signifikan lebih sedikit tabrakan dengan cedera pada pejalan kaki (93%), pesepeda (81%), dan pengendara sepeda motor (86%). Perusahaan mengatakan memberikan lebih dari 250.000 perjalanan berbayar setiap minggu dan melintasi lebih dari 700 mil persegi di seluruh AS.

Di Philadelphia, Waymo membawa armada terbatas kendaraannya ke “bagian paling kompleks” kota, termasuk pusat kota dan jalan bebas hambatan.

Kendaraan ini akan memiliki pengemudi manusia di belakang kemudi karena perusahaan terus mengembangkan kemampuan mengemudinya. Tidak ada rencana segera untuk meluncurkan layanan robotaksi di sana.

Perluasan ke berbagai kota ini menunjukkan komitmen Waymo dalam mengembangkan teknologi transportasi otonom yang aman dan dapat diandalkan.

Seperti yang terjadi di Malaysia yang akan memamerkan mobil otonom dengan jaringan 5G, perkembangan teknologi ini terus mendapat perhatian global.

Waymo juga terus berinovasi dengan kendaraan generasi keenamnya yang dirancang untuk memperluas kemampuan armada tanpa pengemudi.

Sensor yang lebih cerdas dimaksudkan untuk membantu mobil lebih baik menavigasi dalam cuaca ekstrem. Generasi keenam ini akan datang dengan kendaraan listrik Zeekr yang menampilkan lantai datar, lebih banyak ruang kepala dan kaki, kursi yang dapat disesuaikan, serta kemudi dan pedal yang dapat dilepas.

Teknologi yang diperbarui masih dalam pengujian, tetapi perusahaan mengatakan akan segera tersedia untuk penumpang.

Selain itu, kemitraan dengan Hyundai akan mengintegrasikan Driver generasi keenam ke dalam SUV Ioniq 5 listrik, yang “akan ditambahkan ke armada Waymo One dari waktu ke waktu.”

Saat ini, penumpang biasa belum dapat membawa kendaraan Waymo ke jalan raya dan jalan bebas hambatan, tetapi hal ini mungkin segera berubah.

Perusahaan sedang menguji perjalanan otonom penuh di jalan bebas hambatan Phoenix, dan juga membuat perjalanan otonom penuh di jalan bebas hambatan tersedia untuk karyawan Waymo di Los Angeles dan Area Teluk San Francisco.

Waymo juga bekerja untuk memperluas teknologi mengemudi otonomnya ke truk, tetapi tahun lalu perusahaan mengatakan akan mengurangi upaya tersebut untuk sementara waktu, untuk fokus pada layanan transportasi dengan Waymo One.

Mereka mencatat, “Investasi berkelanjutan kami dalam memajukan kemampuan Waymo Driver, terutama di jalan bebas hambatan, akan langsung diterjemahkan ke truk dan menguntungkan upaya pengembangannya.”

Perkembangan teknologi mobil otonom ini juga mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk dalam hal regulasi dan keamanan.

Seperti kasus mobil otonom Tesla yang ngebut di jalanan dengan supir tidur, menunjukkan pentingnya pengawasan dan regulasi yang ketat.

Inovasi dalam kenyamanan penumpang juga terus dikembangkan, seperti teknologi anti mabuk yang disiapkan VW untuk mobil otonom, menandakan bahwa industri ini tidak hanya fokus pada aspek teknis tetapi juga pengalaman pengguna.

Dengan berbagai perkembangan dan ekspansi yang dilakukan Waymo, masa depan transportasi otonom semakin terlihat nyata.

Perusahaan terus berkomitmen untuk menyediakan layanan yang aman, andal, dan dapat diakses oleh lebih banyak orang di berbagai kota. (Icha)

Amazon-Hertz Jualan Mobil Bekas, Saham Hertz Naik 7%

Telko.id – Amazon memperluas pasar otomotifnya dengan menjalin kemitraan bersama Hertz untuk menjual mobil bekas terawat melalui Amazon Autos.

Pelanggan dapat menjelajah, membiayai, dan mengunci kendaraan secara daring, lalu mengambilnya di lokasi Hertz Car Sales di empat kota awal, yakni Dallas, Houston, Los Angeles, dan Seattle.

Program ini direncanakan akan meluas ke seluruh 45 lokasi Hertz Car Sales di seluruh Amerika Serikat.

Kemitraan yang diumumkan pekan lalu ini menambah inventaris Hertz ke dalam platform belanja mobil Amazon yang terus berkembang.

Platform tersebut pertama kali diluncurkan pada Desember lalu dengan melibatkan dealer Hyundai. Kendaraan yang ditawarkan akan dilengkapi dengan harga tanpa tawar-menawar, inspeksi 115 poin, jaminan, serta jendela pengembalian tujuh hari.

Menyusul pengumuman tersebut, saham Hertz melonjak hingga 7%. Sementara itu, saham kompetitor seperti Carvana, CarMax, dan CarGurus mengalami penurunan.

Hal ini menunjukkan bagaimana kehadiran Amazon dapat mengubah ekspektasi konsumen dalam membeli mobil secara daring.

Fan Jin, Global Head of Amazon Autos, menyatakan dalam sebuah pernyataan, “Kami sangat antusias menyambut Hertz Car Sales untuk bergabung dengan ratusan dealer waralaba di toko kami, membawa ribuan kendaraan tambahan bagi pelanggan untuk dipilih.”

Ia menambahkan, “Kolaborasi ini memungkinkan kami menawarkan pilihan kendaraan terawat yang lebih luas dari lebih banyak dealer di seluruh negeri, sambil mempertahankan kesederhanaan yang diharapkan pelanggan dari Amazon.”

Meski demikian, beberapa pihak melihat adanya batasan dalam langkah ini. Antuan Goodwin, penulis senior CNET dan pakar industri otomotif, menyatakan bahwa meskipun perubahan ini merupakan ekspansi, hal ini “bukanlah pengubah permainan.”

“Jika Amazon mengirimkan mobil ke rumah Anda, ini akan menjadi gila, tetapi Anda masih harus pergi ke dealer dalam tiga hari,” kata Goodwin. “Ini hanyalah portal yang berbeda ke sistem mobil bekas yang sama.”

Untuk saat ini, kemitraan ini menyoroti strategi Amazon untuk menjadi lapisan pasar dalam ritel otomotif, menyederhanakan proses penemuan dan pembelian, meskipun pengambilan kendaraan terakhir masih menjadi tanggung jawab dealer.

Perluasan Amazon ke sektor otomotif ini juga menunjukkan bagaimana perusahaan teknologi besar semakin agresif memasuki berbagai sektor tradisional.

Sebelumnya, Amazon telah sukses dengan layanan seperti Amazon Fresh di sektor ritel dan Amazon Web Services di komputasi awan.

Di Indonesia, tren serupa juga terjadi dengan munculnya platform digital untuk transaksi mobil bekas seperti OLXmobbi yang menawarkan solusi lengkap bagi konsumen.

Selain itu, perusahaan pembiayaan seperti Adira Finance juga melakukan transformasi digital melalui Momobil.id untuk memudahkan akses pembiayaan kendaraan.

Meski demikian, pasar otomotif daring masih menghadapi tantangan, terutama terkait kepercayaan konsumen dan proses pengiriman.

Seperti yang diungkapkan Goodwin, meskipun Amazon menyediakan platform yang nyaman, konsumen masih perlu datang langsung ke dealer untuk mengambil kendaraan.

Di sisi lain, kemitraan Amazon-Hertz juga dapat memicu persaingan yang lebih ketat di pasar mobil bekas daring.

Perusahaan seperti Carvana dan CarMax, yang sebelumnya dominan, kini harus bersaing dengan raksasa teknologi yang memiliki jangkauan dan sumber daya yang sangat besar.

Selain itu, kehadiran Amazon di sektor ini juga dapat mendorong inovasi lebih lanjut, seperti integrasi layanan pembiayaan dan asuransi yang lebih mulus.

Hal ini sejalan dengan tren digitalisasi di berbagai sektor, termasuk di Indonesia, di mana startup lokal terus berinovasi meski menghadapi tantangan keseragaman model bisnis.

Dengan langkah ini, Amazon tidak hanya memperluas portofolio bisnisnya, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain utama di ekosistem e-commerce yang terus berkembang.

Ke depan, tidak menutup kemungkinan perusahaan akan terus berekspansi ke sektor-sektor lain yang masih tradisional namun memiliki potensi disruptif besar. (Icha)

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id – Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI Corp. menggugat Apple dan OpenAI atas kesepakatan integrasi ChatGPT ke perangkat iPhone.

Gugatan diajukan Senin (3/6) ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara Texas. Musk menuduh Apple memblokir chatbot lain seperti Grok milik xAI, sehingga pengguna iPhone terpaksa memakai ChatGPT.

Menurut dokumen gugatan, Apple dinilai membatasi pilihan konsumen dengan hanya mengizinkan ChatGPT sebagai asisten AI di perangkatnya.

Hal ini disebut memberikan keuntungan besar bagi OpenAI, yang mendapat miliaran prompt pengguna untuk meningkatkan kecerdasan buatan dan mengembangkan bisnisnya.

Integrasi ChatGPT diumumkan Apple dalam konferensi developer Worldwide Developers Conference (WWDC) 2024.

Apple Intelligence, AI besutan Apple, disebut tertinggal dari pesaing seperti Google yang sudah mengintegrasikan Gemini ke smartphone Samsung dan Pixel.

Rilis Siri yang lebih cerdas dengan kemampuan AI bahkan ditunda hingga 2026. Saat ini, fitur AI utama Apple adalah penggunaan ChatGPT bersama Siri.

Gugatan juga menuduh Apple memanipulasi peringkat di App Store untuk menurunkan chatbot selain OpenAI.

Tuduhan ini sebelumnya diungkap Musk melalui unggahan di platform X. Apple membantah klaim tersebut. Perusahaan mengatakan kepada BBC, “Kami menampilkan ribuan aplikasi melalui chart, rekomendasi algoritmik, dan daftar kurasi yang dipilih ahli dengan kriteria objektif.”

ChatGPT kini menjadi aplikasi gratis nomor satu di Apple App Store, sementara Grok berada di peringkat 26 dan X di peringkat 31.

CEO OpenAI Sam Altman membalas keluhan Musk dengan unggahan di X yang menyoroti laporan bahwa Musk memanipulasi algoritma X untuk memprioritaskan unggahannya di umuran pengguna.

Ini bukan pertama kalinya Musk terlibat sengketa dengan OpenAI. Tahun lalu, dia menggugat OpenAI karena mengubah struktur perusahaan menjadi model for-profit, yang dianggap menyimpang dari misi awal saat Musk masih menjadi salah satu pendiri.

Dalam proses hukum tersebut, Musk juga mencoba membeli perusahaan induk OpenAI dengan tawaran US$97,4 miliar.

Altman dalam wawancara dengan Bloomberg Februari lalu menyebut gugatan Musk sebagai taktik untuk memperlambat inovasi OpenAI.

Dia menduga Musk merasa tidak aman dengan perkembangan xAI. “Mungkin seluruh hidupnya berasal dari rasa tidak aman,” ujar Altman.

Juru bicara OpenAI menanggapi gugatan terbaru ini dengan menyatakan, “Pengajuan terbaru ini konsisten dengan pola pelecehan berkelanjutan yang dilakukan Mr. Musk.” Apple dan xAI belum memberikan komentar lebih lanjut atas permintaan wawancara.

Bagi pemilik iPhone, gugatan ini tidak akan mengubah pengalaman menggunakan Siri dan ChatGPT dalam waktu dekat.

Gugatan meminta persidangan juri, dan perkembangan kasus ini diperkirakan akan terus update dalam bulan-bulan mendatang. Integrasi AI tetap menjadi fokus utama Apple, terlihat dari rencana penerapan Apple Intelligence di seri iPhone 16.

Selain sengketa dengan OpenAI, Musk juga terlibat dalam berbagai kasus hukum lainnya, termasuk kasus “Pedo Guy” yang masih berlangsung.

Di sisi lain, kolaborasi antara perusahaan Musk dan Apple pernah terjadi, seperti ketika Tesla meminta bantuan Apple dalam investigasi pencurian data oleh mantan karyawan.

Persaingan di dunia chatbot AI semakin ketat. Selain Grok milik xAI dan ChatGPT OpenAI, Apple juga disebut sedang mengembangkan chatbot AI sendiri yang dapat menjadi pesaing langsung.

Perkembangan gugatan ini akan mempengaruhi lanskap kolaborasi dan kompetisi AI di industri teknologi. (Icha)

iPhone Lipat Apple Akan Gunakan Touch ID, Bukan Face ID

0

Telko.id – Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi Touch ID, bukan Face ID, pada iPhone lipat pertamanya yang direncanakan rilis pada 2026.

Menurut laporan terbaru dari Bloomberg, ponsel lipat dengan kode nama V68 ini akan mengandalkan sensor sidik jari di bawah layar untuk autentikasi biometrik, meninggalkan sistem pengenalan wajah yang telah menjadi standar di produk iPhone modern.

Laporan Mark Gurman dari Bloomberg mengungkap bahwa keputusan Apple untuk kembali ke Touch ID kemungkinan besar didorong oleh pertimbangan desain dan ruang.

Perangkat lipat memerlukan komponen mekanis yang kompleks, termasuk engsel dan dua layar, sehingga ruang internal menjadi sangat terbatas. Selain itu, teknologi Face ID di bawah layar untuk perangkat lipat dinilai belum siap untuk diterapkan.

iPhone lipat Apple juga diprediksi akan memiliki sistem kamera yang sangat mumpuni, dengan lima kamera yang tersebar di berbagai bagian perangkat.

Satu kamera akan ditempatkan di layar penutup depan, satu di layar dalam berukuran tablet, dan dua kamera di bagian belakang. Konfigurasi ini mirip dengan yang digunakan oleh pesaing utamanya, Samsung Galaxy Z Fold series, yang telah lama menggunakan lima kamera.

Selain itu, perangkat ini akan mengadopsi desain seperti buku, serupa dengan model lipat Samsung, dan tidak akan memiliki slot kartu SIM fisik.

Langkah ini sejalan dengan upaya Apple untuk beralih sepenuhnya ke eSIM di masa depan. Meskipun rencana rilis masih dua tahun lagi, detail ini memberikan gambaran awal tentang bagaimana Apple merancang perangkat lipat pertamanya.

Keputusan Apple untuk menggunakan Touch ID di iPhone lipatnya kemungkinan akan menuai beragam tanggapan dari pengguna.

Sejak diperkenalkan pada iPhone X, Face ID telah menjadi fitur andalan yang dianggap lebih nyaman dan aman.

Kembali ke Touch ID, meskipun dalam bentuk yang lebih modern, dapat dianggap sebagai langkah mundur oleh sebagian pengguna setia Apple.

Namun, dari segi teknis, penggunaan Touch ID di bawah layar dapat menghemat ruang dan memungkinkan desain yang lebih ramping.

Teknologi ini juga telah terbukti andal dan cepat, meskipun tidak secepat Face ID dalam hal kemudahan penggunaan.

Bagi Apple, ini mungkin merupakan kompromi yang diperlukan untuk menghadirkan perangkat lipat yang fungsional dan kompetitif.

Image of the camera system on the back of the Z Fold 7

Selain sistem keamanan, iPhone lipat Apple juga diproyeksikan menjadi perangkat yang ditujukan untuk pengguna power, terutama dalam hal fotografi. Dengan lima kamera, Apple berharap dapat bersaing dengan Samsung dan merek lain di segmen ponsel lipat.

Rencana ini menunjukkan komitmen Apple untuk tidak hanya sekadar mengikuti tren, tetapi juga menawarkan nilai tambah yang signifikan.

Meskipun demikian, tantangan terbesar Apple adalah memastikan bahwa perangkat lipat pertamanya dapat memenuhi harapan tinggi konsumen.

Dengan harga yang diprediksi akan sangat premium, pengguna akan mengharapkan fitur terbaik dari segi desain, performa, dan inovasi. Keputusan untuk menggunakan Touch ID, meskipun pragmatis, harus dibarengi dengan keunggulan di aspek lainnya.

Beberapa analis juga menyoroti bahwa Apple mungkin sedang mempersiapkan teknologi yang lebih maju untuk generasi berikutnya.

iPhone lipat pertama bisa menjadi langkah awal untuk menguji pasar dan menyempurnakan teknologi sebelum menghadirkan inovasi yang lebih besar.

Seperti yang terjadi dengan kekhawatiran para pakar tentang inovasi Apple, perusahaan perlu terus berinovasi untuk tetap relevan di pasar yang kompetitif.

Di sisi lain, persaingan di segmen ponsel lipat semakin ketat. Samsung telah memimpin pasar dengan seri Galaxy Z Fold dan Z Flip, sementara merek lain seperti Motorola juga terus menghadirkan inovasi, seperti Motorola Razr 2025 Edisi Swarovski.

Apple perlu memastikan bahwa iPhone lipatnya tidak hanya mengejar, tetapi juga menetapkan standar baru.

Dengan rilis yang masih direncanakan pada 2026, Apple memiliki waktu untuk menyempurnakan desain dan fitur iPhone lipatnya.

Detail yang terungkap saat ini mungkin masih dapat berubah, tetapi laporan dari Bloomberg memberikan gambaran yang cukup jelas tentang arah yang diambil Apple.

Penggemar dan analis teknologi kini menantikan perkembangan lebih lanjut dari perangkat yang dinanti-nantikan ini. (Icha)

Apple Gagal Wujudkan iPhone Lipat Tanpa Lipatan, Rilis 2026?

0

Telko.id – Apple dikabarkan gagal mewujudkan iPhone lipat dengan layar tanpa lipatan (crease) seperti yang diinginkan.

Berdasarkan laporan dari insider industri Mark Gurman dalam newsletter Power On, perusahaan asal Cupertino itu terpaksa beralih teknologi layar untuk mengurangi visibilitas lipatan, meski tidak sepenuhnya menghilangkannya.

Gurman mengungkapkan bahwa Apple beralih dari teknologi on-cell touch ke in-cell touch pada layar iPhone lipat. Perubahan ini dilakukan karena teknologi sebelumnya justru membuat lipatan lebih terlihat.

Meski in-cell touch dapat mengurangi tampilan lipatan, Gurman menegaskan bahwa lipatan tetap ada, hanya saja tidak terlalu mencolok.

Apple selama ini dikenal sangat berhati-hati dalam meluncurkan produk baru, termasuk iPhone lipat pertama yang telah lama dinantikan. Perusahaan ingin menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengguna, termasuk tampilan layar yang sempurna. Namun, kenyataannya teknologi untuk layar lipat tanpa lipatan belum tersedia hingga saat ini.

Sebelumnya, banyak spekulasi yang beredar mengenai kemampuan Apple dalam menciptakan layar lipat tanpa cacat.

Sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa 57,39% responden yakin bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. Hasil ini ternyata sesuai dengan kabar terbaru dari Gurman.

Beberapa bocoran juga menyebutkan bahwa smartphone lipat Apple ini akan dilengkapi dengan engsel (hinge) tercanggih di industri. Namun, tidak ada sumber yang menyatakan bahwa Apple berhasil menghilangkan lipatan sepenuhnya.

Salah satu sumber bahkan menyebutkan bahwa Apple akhirnya mengakui ketidakmampuannya menciptakan smartphone lipat tanpa lipatan.

Kendati demikian, Apple tetap berencana meluncurkan Smartphone lipat nya pada tahun 2026. Rilis ini telah lama ditunggu, mengingat pesaing seperti Samsung telah lebih dulu memimpin pasar dengan seri Galaxy Z Fold.

Desain iPhone lipat disebut-sebut mirip dengan Samsung Galaxy Fold, meski dengan sentuhan khas Apple.

For now, we can only guess what the foldable iPhone looks like. | Image credit — Technizo Concept - Apple failed to make the foldable iPhone how it wanted to, which begs the question of whether you’d even want one

Dengan adanya keterbatasan teknologi ini, pertanyaan besar muncul: untuk siapa smartphone lipat Apple ini ditujukan? Berdasarkan spesifikasi yang bocor, smartphone lipat Apple ini sudah tertinggal dari Samsung Galaxy Z Fold 7.

Hal ini membuat banyak pengamat bertanya-tanya apakah produk ini hanya akan menarik bagi penggemar berat Apple.

Strategi pemasaran Apple untuk iPhone lipat diduga akan fokus pada basis pengguna setianya. Meski tidak sepenuhnya tanpa lipatan, Apple diharapkan dapat menyajikan inovasi lain yang membedakan produknya dari pesaing.

Beberapa bocoran menunjukkan desain yang elegan dan futuristic, meski detail teknisnya masih menjadi misteri.

Industri smartphone lipat memang masih terus berkembang. Ketidakhadiran Apple selama ini dalam segmen ini sempat memunculkan pertanyaan mengenai keseriusan perusahaan.

Namun, dengan rencana rilis pada 2026, Apple membuktikan bahwa mereka tidak ingin terburu-buru dan lebih memilih menyempurnakan produk sebelum meluncurkannya.

Keputusan Apple untuk tetap meluncurkan iPhone lipat meski dengan layar berlipatan menunjukkan bahwa perusahaan tetap percaya pada potensi pasar.

Meski tidak sempurna, produk ini diharapkan dapat memenuhi ekspektasi sebagian pengguna yang ingin mengalami bentuk baru dari iPhone.

Dengan semua perkembangan ini, apakah Anda masih tertarik dengan iPhone lipat? Atau justru kecewa dengan ketidakmampuan Apple menghadirkan layar tanpa lipatan?

Jawabannya mungkin tergantung pada seberapa setia Anda pada brand Apple dan seberapa besar toleransi terhadap ketidaksempurnaan teknologi. (Icha)

Trump Batal Blokir TikTok, Batas Waktu Divestasi Diperpanjang Lagi

Telko.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memperpanjang batas waktu divestasi TikTok dari induk perusahaannya ByteDance.

Keputusan ini diambil setelah Trump menyatakan dirinya sebagai penggemar aplikasi tersebut dan menilai kekhawatiran keamanan nasional serta privasi yang selama ini dikaitkan dengan TikTok sebagai “sangat berlebihan”.

Batas waktu penjualan saham TikTok, yang sebelumnya ditetapkan pada 17 September, kemungkinan akan diundur untuk keempat kalinya selama masa jabatan kedua Trump.

Presiden AS itu telah memberikan tiga perpanjangan sebelumnya, termasuk pada hari pertama ia menjabat pada 20 Januari lalu, ketika ia mengeluarkan perintah eksekutif untuk mengembalikan akses TikTok setelah sempat diblokir berdasarkan keputusan pengadilan.

Will Trump ever ban TikTok now that he says he's a fan of the app?

Dalam pernyataannya bulan Agustus 2025, Trump mengungkapkan, “Saya penggemar TikTok. Anak-anak saya suka TikTok, anak muda suka TikTok. Kami akan memantau kekhawatiran keamanan.

Kami punya pembeli, pembeli Amerika.” Pernyataan ini semakin memperkuat sinyal bahwa pemerintah AS tidak akan terburu-buru memblokir platform media sosial tersebut.

Kongres AS sebelumnya telah menyetujui pelarangan TikTok kecuali ByteDance melepas kepemilikan saham pengendalinya.

Namun, proses divestasi ini mengalami berbagai kendala, termasuk keluarnya China dari negosiasi pada April lalu sebagai respons terhadap kebijakan tarif baru yang diumumkan Trump.

Trump tidak hanya menyatakan dukungan pribadi terhadap TikTok, tetapi juga memanfaatkan platform tersebut untuk kepentingan politik.

Gedung Putih bahkan baru saja meluncurkan akun TikTok resmi minggu ini, menunjukkan relevansi politik aplikasi tersebut yang semakin meningkat.

Survei terbaru dari Pew Research Center mengungkapkan bahwa opini publik AS terhadap TikTok masih terbelah.

Hanya sekitar sepertiga warga Amerika yang mendukung pelarangan TikTok, turun dari setengah responden pada Maret 2023. Sekitar sepertiga lainnya menentang pelarangan, sementara sisanya belum menentukan sikap.

Di antara mereka yang mendukung pelarangan, mayoritas menyebutkan kekhawatiran atas penanganan data pribadi sebagai alasan utama.

Namun, Trump secara konsisten menekankan popularitas TikTok dan mengakui penggunaan platform tersebut selama kampanye pemilihannya.

Kebijakan pemerintah AS terhadap platform media sosial asing terus menjadi perhatian global. Seperti yang terjadi di berbagai negara, regulasi platform digital menjadi isu kompleks yang melibatkan pertimbangan keamanan, ekonomi, dan kebebasan berekspresi.

Beberapa negara telah mengambil langkah berbeda dalam mengatur platform media sosial, seperti yang terjadi di Sri Lanka yang mencabut larangan platform media sosial setelah pertimbangan matang.

Pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan berbagai regulasi terkait platform digital, termasuk PP Postelsiar yang berdampak signifikan bagi pelaku industri ICT. Regulasi ini menjadi bagian dari upaya melindungi kepentingan nasional sekaligus menjaga iklim digital yang sehat.

Isu pembatasan usia pengguna media sosial juga menjadi perhatian serius di banyak negara. Pemerintah Indonesia berencana membatasi usia penggunaan media sosial sebagai bagian dari perlindungan terhadap anak-anak dan remaja dari dampak negatif platform digital.

Dengan terus diperpanjangnya batas waktu divestasi TikTok, masa depan platform tersebut di AS masih belum pasti.

Proses negosiasi dengan calon pembeli AS masih berlangsung, dan Trump menyatakan kesiapannya untuk menunda keputusan selama proses tersebut masih berjalan.

Perkembangan kebijakan AS terhadap TikTok akan terus dipantau oleh pemerintah dan pelaku industri di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap ekosistem digital global dan precedent yang dapat ditetapkan untuk regulasi platform media sosial asing di masa depan.(Icha)

TSMC Hapus Peralatan China dari Lini Produksi 2nm, Tekanan AS Diduga Jadi Pemicu

Telko.id – TSMC, produsen chip kontrak terbesar di dunia, dikabarkan telah menghapus semua peralatan buatan China dari fasilitas produksi chip 2nm miliknya.

Langkah ini diduga dilakukan untuk menanggapi tekanan dari pemerintah Amerika Serikat, yang berupaya membatasi penggunaan teknologi China dalam produksi semikonduktor canggih.

Perusahaan asal Taiwan tersebut rencananya akan memulai produksi penuh chip 2nm pada akhir tahun ini di fasilitas yang berlokasi di Hsinchu.

Setelah itu, produksi 2nm juga akan dimulai di pabrik Kaohsiung. TSMC diperkirakan akan memiliki empat pabrik yang beroperasi tahun depan, dengan kapasitas produksi mencapai 60.000 wafer per bulan menggunakan proses 2nm.

Awalnya, TSMC berencana menghapus peralatan chip buatan China dari pabrik yang memproduksi chip 3nm.

Namun, perusahaan menyadari bahwa langkah tersebut akan menimbulkan terlalu banyak kompleksitas dan masalah yang dapat mengganggu hasil produksi.

Selama ini, TSMC telah menggunakan peralatan dari perusahaan China seperti AMEC dan Mattson Technology, namun memutuskan untuk tidak menggunakan vendor tersebut dalam persiapan fasilitas 2nm.

Selain menghapus peralatan produksi, TSMC juga sedang meninjau bahan kimia dan material yang digunakan dalam proses manufaktur chip untuk menghilangkan lebih banyak item yang bersumber dari China.

Langkah-langkah ini diambil di tengah kekhawatiran bahwa AS dapat menghentikan TSMC dari memproduksi chip 2nm yang canggih.

Rancangan undang-undang Chip EQUIP Act yang diajukan secara bipartisan pada 2024, akan menambahkan amandemen pada CHIPS and Science Act.

Amandemen ini akan melarang proyek yang didanai oleh CHIPS and Science Act dari pembelian peralatan manufaktur semikonduktor yang dibuat oleh entitas yang dimiliki atau dikendalikan oleh pemerintah China.

Aturan ini juga akan berlaku untuk peralatan yang bersumber dari negara asing lain yang menjadi perhatian.

Meskipun RUU ini telah diajukan di DPR dan Senat AS, namun belum melewati komite mana pun atau menghadapi pemungutan suara di kedua lembaga.

Jika disetujui, undang-undang ini akan mempengaruhi pabrik yang sedang dibangun oleh TSMC di Arizona.

TSMC belum membuat pengumuman resmi yang mengungkapkan apakah penghapusan peralatan dari China dilakukan karena tidak memenuhi standar yang diperlukan oleh perusahaan, atau apakah langkah ini dilakukan untuk memenuhi permintaan AS. Perusahaan ini memiliki klien utama seperti Apple, Qualcomm, MediaTek, Broadcom, Nvidia, dan AMD.

Keputusan TSMC untuk beralih dari vendor China sejalan dengan perkembangan teknologi chip yang semakin canggih.

Seperti yang terjadi pada MediaTek Helio P22 yang diharapkan dapat mendorong kelahiran segmen smartphone “new premium”, atau MediaTek Helio P60 dengan kemampuan AI yang membuat smartphone dapat mengenali penggunanya.

Perkembangan teknologi chip terus berlanjut dengan inovasi seperti yang ditawarkan oleh POCO F7 Ultra dan POCO F7 Pro yang diluncurkan dengan spesifikasi ekstrem di pasar global.

Langkah TSMC dalam menghapus peralatan China dari lini produksi 2nm dapat mempengaruhi rantai pasok global dan dinamika persaingan dalam industri semikonduktor.

Implikasi dari keputusan TSMC ini masih perlu diamati lebih lanjut, terutama dalam hubungannya dengan kebijakan perdagangan internasional dan keamanan nasional negara-negara terkait.

Perusahaan terus memantau perkembangan regulasi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi operasi bisnisnya di berbagai negara. (Icha)

Apple Rilis iOS 26 Beta 8, Kemungkinan Beta Terakhir Sebelum Versi Stabil

0

Telko.id – Apple merilis iOS 26 Beta 8 pada 25 Agustus 2025, yang kemungkinan menjadi versi beta terakhir sebelum rilis stabil iOS 26 dalam beberapa minggu ke depan.

Rilis ini menandai akhir dari rangkaian beta yang dimulai sejak 9 Juni lalu, bersamaan dengan World Wide Developer Conference (WWDC).

Berdasarkan pola rilis sebelumnya, versi stabil iOS 26 kemungkinan akan diluncurkan bersamaan dengan peluncuran iPhone 17 series.

Meskipun Apple belum mengonfirmasi tanggal resmi, spekulasi mengarah pada 16 September, seminggu setelah pengumuman iPhone 17.

Pengguna beta iOS 26 akan dapat keluar dari program beta dan kembali ke versi stabil tanpa harus menghapus data ponsel.

Beta 8 menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal umur baterai dibandingkan dengan beta sebelumnya. Apple juga mengurangi efek Liquid Glass pada layar beranda, meskipun efek tersebut masih terlihat jelas di Control Center.

Pengguna yang terdaftar dalam program beta dapat menginstal pembaruan melalui Settings > General > Software Update.

Perjalanan Beta iOS 26 dan Fitur yang Ditunggu

Perjalanan beta iOS 26 dari Beta 1 hingga Beta 8 cukup mulus, meskipun sempat terjadi gangguan pada panggilan masuk yang tidak mengeluarkan nada dering di iPhone 15 Pro Max pada Juli lalu.

Bug ini berlangsung selama 2-3 hari sebelum diperbaiki dalam pembaruan beta berikutnya. Meski demikian, ini mengingatkan bahwa perangkat beta sebaiknya tidak diinstal pada perangkat utama.

Salah satu fitur yang paling dinantikan, “Personal Siri”, tertunda hingga musim semi tahun depan. Keterlambatan ini menjadi tantangan bagi Apple, terutama setelah Google memperkenalkan fitur serupa bernama Magic Cue pada acara Made by Google minggu lalu.

Magic Cue sudah tersedia untuk Pixel 10 series, sementara “Personal Siri” masih dalam tahap pengembangan.

Fitur Baru dalam iOS 26

iOS 26 fokus pada desain baru dengan Liquid Glass UI, berbeda dengan iOS 18 yang lebih menonjolkan Apple Intelligence.

Meski demikian, Apple tetap menyertakan beberapa fitur AI dalam beta iOS 26. Live Translation memungkinkan pengguna melakukan percakapan telepon dengan penerjemahan real-time ke bahasa yang berbeda.

Hold Assist memantau panggilan saat ditahan dan memberi notifikasi ketika pihak lain kembali ke panggilan.

Fitur lain termasuk kemampuan membuat polling dalam obrolan grup, penyaringan panggilan untuk mengidentifikasi penelepon tidak dikenal, serta aplikasi Games baru.

Apple Maps juga menjadi lebih cerdas dengan mempelajari rute pilihan pengguna dan memberikan peringatan jika terjadi penundaan signifikan.

Rilis stabil iOS 26 tinggal menunggu waktu, dan pengguna dapat bersiap untuk upgrade besar-besaran dengan fitur-fitur baru yang ditawarkan. Untuk informasi lebih lanjut tentang rilis sebelumnya, kunjungi iOS 26 Resmi Dirilis: Desain Liquid Glass dan Fitur AI Terbaru.

Dengan peluncuran iOS 26, Apple kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi desain dan fungsionalitas.

Pengguna dapat menantikan pengalaman yang lebih mulus dan intuitif dengan antarmuka Liquid Glass serta fitur AI yang terus dikembangkan. (Icha)

Vivo X300 Bakal Jadi Flagship dengan Kamera 200MP

0

Telko.id – Vivo dikabarkan akan meluncurkan seri X300 pada September mendatang. Menurut rumor terbaru, model standar X300 akan hadir dengan desain yang lebih kompak, sehingga nyaman digenggam dan disimpan di saku.

Tipster Yogesh Brar mengklaim bahwa vivo X300 akan menjadi flagship kompak meski dibekali dengan peningkatan hardware imaging.

Brar tidak menyebutkan ukuran layar secara spesifik, namun pernyataannya yang berbunyi “Tidak perlu X300 Pro Mini sekarang…” mengindikasikan bahwa ponsel ini akan cukup kecil untuk bersaing di jajaran flagship kompak terbaik tahun 2025 dan 2026.

Sebagai perbandingan, vivo X200 memiliki layar 6,67 inci dengan bobot 197 gram, sementara X200 Pro Mini lebih ramping dengan layar 6,31 inci dan berat 187 gram.

Belum jelas bagaimana vivo akan memposisikan X300 dan X300 Pro Mini jika model standar memang mengadopsi faktor bentuk kompak. Di sisi kamera, vivo X300 diprediksi akan menggunakan sensor utama 200MP (1/1.4″), yang merupakan peningkatan signifikan dari sensor 50MP Sony IMX921 (1/1.56″) yang digunakan di X200.

Sensor utama tersebut kemungkinan akan didampingi oleh lensa ultra-wide 50MP dan kamera telephoto 50MP Sony IMX882 (1/1.95″) dengan zoom optik 3x.

Kamera telephoto juga disebut-sebut dapat berfungsi sebagai kamera macro. Performa vivo X300 telah terlihat di Geekbench 6.3.0, dengan chipset Dimensity 9500 yang mencetak skor 2352 untuk single-core dan 7129 untuk multi-core.

Sementara itu, X300 Pro Mini dikabarkan bulan lalu akan tetap menggunakan sensor IMX882 untuk kamera telephoto 3x-nya.

Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana vivo akan memposisikan X300 standar dalam jajaran produknya—apakah sebagai flagship kompak sejati atau sebagai penyeimbang antara X300 Pro Mini dan X300 Pro.

Rumor dan bocoran lebih lanjut diperkirakan akan muncul seiring mendekatnya waktu peluncuran. Vivo juga diketahui tengah mempersiapkan sejumlah produk lain, seperti Vivo V60 dengan kamera Zeiss dan baterai 6.500 mAh, serta Vivo Y500 yang didesain mirip X200.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari vivo, informasi yang beredar cukup membuat antusiasme penggemar teknologi meningkat.

Apalagi, dengan tren smartphone yang semakin besar, kehadiran flagship kompak seperti ini dinilai cukup segar di pasar.

Sebelumnya, Vivo V15 juga sempat diuji performa gaming-nya, menunjukkan bahwa vivo terus berinovasi di berbagai segmen.

Dengan kombinasi performa tinggi dan desain yang ergonomis, perangkat ini berpotensi menarik perhatian banyak kalangan. (Icha)