spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 6

Samsung TV 2025 dengan Vision AI: Revolusi Baru di Dunia Televisi

Telko.id – Samsung meluncurkan Samsung TV 2025 yang dilengkapi Samsung Vision AI—sebuah terobosan yang siap mengubah cara Anda menikmati hiburan di rumah.

Dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang canggih, televisi ini tidak sekadar menjadi perangkat elektronik, melainkan teman cerdas yang mempersonalisasi pengalaman menonton.

Selama 19 tahun berturut-turut, Samsung mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar TV global.

Kini, mereka kembali menegaskan dominasinya dengan menghadirkan inovasi terbaru: Samsung Vision AI.

Baca juga : Samsung Vision AI Hadirkan Inovasi Terbaru di CES First Look 2025

Teknologi ini tidak hanya meningkatkan kualitas gambar dan suara, tetapi juga membawa pengalaman menonton ke level yang lebih imersif dan personal.

Bagi konsumen di Indonesia, kesempatan untuk menjadi yang pertama memiliki TV ini sudah dibuka melalui program Pre-Order di samsung.com/id mulai 30 April hingga 13 Mei 2025.

Samsung Vision AI: Lebih dari Sekadar Televisi Biasa

Samsung Vision AI dirancang untuk memahami preferensi pengguna secara mendalam. Dengan kemampuan adaptasi yang dinamis, TV ini dapat menyesuaikan pengaturan gambar, suara, bahkan tampilan layar sesuai dengan konten yang sedang ditonton dan karakteristik ruangan.

Salah satu fitur unggulannya adalah AI Generative Wallpaper, yang mengubah layar TV menjadi kanvas seni sesuai selera pemiliknya.

Bayangkan, layar TV Anda bisa menampilkan karya seni digital yang berbeda setiap hari, seolah-olah Anda memiliki galeri pribadi di rumah.

Agung Giri Djatmiko, Head of Audio Visual Business Samsung Electronics Indonesia, menjelaskan, “Samsung Vision AI adalah langkah revolusioner dalam industri televisi. Kami tidak hanya menghadirkan teknologi canggih, tetapi juga memastikan bahwa produk ini akan terus diperbarui selama 7 tahun ke depan. Ini adalah komitmen kami untuk memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen setia Samsung.”

Kualitas Gambar dan Suara yang Tak Tertandingi

Ditenagai oleh prosesor NQ8 AI Gen3, Samsung TV 2025 menawarkan fitur 8K AI Upscaling Pro yang mampu meningkatkan resolusi konten non-8K menjadi hampir setara dengan kualitas aslinya.

Hasilnya? Gambar yang lebih tajam, detail yang lebih kaya, dan warna yang hidup berkat Color Booster Pro. Fitur ini secara dinamis menyesuaikan ekspresi warna untuk setiap adegan, memastikan tampilan yang memukau sepanjang waktu.

Tidak hanya visual, pengalaman audio juga ditingkatkan dengan Adaptive Sound Pro dan Object Tracking Sound Pro.

Teknologi ini melakukan remastering suara untuk menjaga kejernihan dan kedalaman audio, sementara Dolby Atmos® menciptakan efek suara tiga dimensi yang mengikuti gerakan objek di layar. Hasilnya, Anda seolah-olah berada di tengah aksi yang sedang berlangsung.

Keamanan dan Kemudahan dalam Satu Paket

Samsung tidak melupakan aspek keamanan. Dengan Samsung Knox, data pribadi seperti password dan informasi sensitif lainnya terlindungi dari ancaman digital.

Bahkan, fitur pemantauan memungkinkan Anda mengawasi keluarga atau hewan peliharaan dari jarak jauh melalui TV. Ini adalah bukti bahwa Samsung TV 2025 tidak hanya menghibur, tetapi juga memudahkan kehidupan sehari-hari.

Agung menambahkan, “Selain TV, Samsung Soundbar juga telah diakui sebagai merek nomor satu di dunia selama 11 tahun berturut-turut. Ini menunjukkan komitmen kami untuk menghadirkan ekosistem hiburan yang lengkap dan berkualitas.”

Bagi yang ingin menjadi pemilik pertama Samsung TV 2025, program Pre-Order menawarkan diskon hingga Rp5.000.000 dengan melakukan deposit Rp500.000. Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman menonton yang benar-benar baru dengan Samsung Vision AI. (Icha)

Lenovo ThinkPad Aura Edition: AI Personal untuk Profesional Modern

0

Telko.id – Lenovo hadirkan ThinkPad Aura Edition untuk segmen bisnis di Indonesia, sebuah lompatan evolusioner dalam perangkat kerja berbasis AI.

Di tengah percepatan transformasi digital, pola kerja hybrid yang dinamis menuntut perangkat lebih dari sekadar performa tinggi.

Survei Microsoft 2024 mengungkap 73% profesional di Asia Tenggara mengeluhkan produktivitas yang terfragmentasi akibat perangkat kurang adaptif.

Lenovo menjawab tantangan ini dengan meluncurkan tiga varian Copilot+ PC berbasis Intel Core Ultra Series 2 dan Microsoft Copilot—sebuah kolaborasi strategis yang mengubah cara profesional berinteraksi dengan teknologi.

Baca juga : Lenovo Aura Edition 2025: Laptop AI Terbaru dengan Fitur Cerdas dan Desain Premium

Joni Irwanto, REL Sales Director Lenovo Indonesia, dalam wawancara eksklusif menjelaskan: “Era di mana perangkat hanya sebagai alat pasif telah berakhir. ThinkPad Aura Edition adalah mitra kerja yang mempelajari pola pengguna, lalu beradaptasi secara real-time.”

ThinkPad X1 Carbon Gen 13
ThinkPad X1 Carbon Gen 13

ThinkPad X1 Carbon Gen 13: Mobilitas dengan Kecerdasan Kontekstual

Bodi serat karbon 1,1 kg ini bukan sekadar laptop ringan—ia adalah pusat komando portabel dengan kecerdasan spasial. Fitur unggulan Shield Mode menggunakan computer vision untuk mendeteksi orang di belakang pengguna di kafe, lalu otomatis memburamkan layar dan mengaktifkan VPN.

“Ini solusi bagi eksekutif yang sering bekerja dengan data sensitif di lokasi publik,” jelas Rina Wijaya, Product Manager Lenovo Indonesia.

Ditenagai Intel Arc Graphics dan Wi-Fi 7, perangkat ini menghadirkan pengeditan video 4K tanpa lag dan transfer data 40% lebih cepat dibanding Wi-Fi 6E.

Yang revolusioner, AI-nya mampu memprediksi kebutuhan baterai berdasarkan kalender meeting—jika Anda memiliki rapat maraton esok hari, laptop akan mengoptimalkan pengisian daya malam sebelumnya.

ThinkPad X9
ThinkPad X9

ThinkPad X9: Kanvas Digital bagi Kreator

Layar OLED 15,3 inci dengan Delta E < 1 (akurasi warna setara monitor profesional) menjadikan X9 Aura Edition “kuda pekerja” bagi desainer.

Fitur Wellness Mode-nya menggunakan sensor ToF (Time-of-Flight) untuk memantau postur—jika Anda membungkuk terlalu lama, notifikasi akan muncul dengan saran peregangan.

Bagi arsitek yang bekerja dengan CAD, NPU (Neural Processing Unit) terintegrasi mempercepat rendering 3D hingga 2,3x dibanding generasi sebelumnya.

“Kami menanamkan 32GB LPDDR5x yang dioptimalkan untuk multitasking ekstrem—buka 50 tab Chrome sambil rendering Blender? Tidak masalah,” tambah Rina.

ThinkPad X1 2-in-1 Gen 10
ThinkPad X1 2-in-1 Gen 10

ThinkPad X1 2-in-1 Gen 10: Transformasi Tanpa Batas

Convertible 360° ini menghadirkan pengalaman tablet dengan stylus presisi 4.096 level pressure—ideal untuk tanda tangan digital atau sketsa konsep.

Yang mengejutkan, AI-nya mampu mengenali gaya tulisan tangan dan mengkonversinya ke teks digital dengan akurasi 98%, bahkan untuk aksara Jawa dan Bali.

Fitur Collaboration Mode mengubah meeting virtual menjadi pengalaman sinematik: AI lighting adjustment memperbaiki pencahayaan wajah, sementara noise cancellation menghilangkan deru mesin kopi di kedai.

“Ini bukan sekadar noise reduction, tapi pemetaan suara 3D untuk mempertahankan nuansa alami suara Anda,” papar Joni.

Ekosistem AI yang Menyatu

Tiga fitur eksklusif menjadi pembeda seri Aura Edition:

  • Smart Share: Transfer file Android-PC hanya dengan mengetuk ponsel ke tepi layar—teknologi NFC yang diperkuat AI untuk mengenali jenis konten (foto vs dokumen) dan menyesuaikan format transfer.
  • Smart Care: Dukungan teknisi Lenovo via augmented reality—arahkan kamera ke masalah, sistem akan memberikan petunjuk visual langsung di layar.
  • Power Mode: Algoritma prediktif yang mempelajari pola penggunaan stopkontak Anda, lalu mengatur penghematan daya secara proaktif.

Dengan harga mulai Rp 28 jutaan (termasuk Premium Support for Business), Lenovo tak hanya menjual perangkat, tapi ekosistem kerja masa depan.

“Ini investasi produktivitas—bayangkan menghemat 2 jam per minggu berkat optimasi AI,” tutup Joni.

Perangkat ini sudah tersedia di seluruh authorized store Lenovo Indonesia, dilengkapi garansi accidental damage protection dan prioritas servis 24 jam. (Icha)

GoTo Impact Foundation Gandeng Gandrung Tirta Tingkatkan Produktivitas Kopi Malang 18%

0

Telko.id – Indonesia, produsen kopi terbesar keempat di dunia, ternyata hanya menduduki peringkat ke-14 dalam hal produktivitas.

Di Desa Ketindan, Malang, 200 petani kopi fine robusta hanya mampu menghasilkan 43% dari potensi maksimal.

Masalah klasik ini akhirnya menemukan solusi modern: kombinasi Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan pemberdayaan masyarakat melalui inisiatif Gandrung Tirta.

GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi nirlaba Grup GoTo, bersama konsorsium Agroniaga, BIOPS Agrotekno, FAM Rural, dan Rise Social, meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0.

Baca juga : GoTo Impact Foundation Bangun Ekosistem Pariwisata Hijau, Ini Targetnya!

Tidak sekadar meningkatkan angka, proyek ini bertujuan mengubah paradigma petani dari pekerja menjadi mitra agribisnis berkelanjutan. Monica Oudang, Ketua GIF, menegaskan, “Inovasi harus tumbuh dari masyarakat, bukan hanya diberikan.”

Revolusi Digital di Kebun Kopi

Bagaimana IoT dan AI bekerja untuk petani Malang? Sensor canggih dipasang di kebun memantau kelembaban tanah, suhu, dan kesehatan tanaman secara real-time.

Data dikirim ke platform berbasis AI yang memberikan rekomendasi pemupukan dan pengendalian hama berbasis presisi.

Hasilnya? Pengurangan risiko gagal panen dan peningkatan produktivitas 18% pada tahun pertama.

Nasrullah Aziz, Perwakilan Gandrung Tirta, memaparkan, “Teknologi ini memangkas biaya produksi 15% sekaligus meningkatkan kualitas biji kopi.”

Petani yang awalnya bergantung pada pengalaman turun-temurun, kini memiliki asisten digital yang akurasinya teruji.

Limbah Kopi Jadi Emas

Inovasi tak berhenti di kebun. Kulit kopi yang biasanya dibuang, diolah ibu-ibu Desa Ketindan menjadi produk fashion premium: dompet kulit, bingkai kacamata, hingga jam tangan.

Limbah cair kopi diubah menjadi “coffee peat” (media tanam) dan pestisida alami, sementara kotoran ternak diproses menjadi pupuk organik.

“Setiap elemen dari buah kopi kini bernilai ekonomi,” ujar salah satu peserta pelatihan. Program ini tidak hanya menambah pendapatan keluarga petani hingga 20%, tetapi juga menyelesaikan masalah lingkungan akibat limbah perkebunan.

Regenerasi Petani Muda

Persoalan krusial lain adalah minimnya minat generasi muda. Melalui Catalyst Changemakers Lab (CCLab), GIF menyelenggarakan pelatihan agropreneur muda dengan kurikulum khusus: dari budidaya kopi berkelanjutan (Good Agricultural Practices) hingga manajemen keuangan kelompok tani.

Tomie Herawanto, Kepala BAPPEDA Malang, menambahkan, “Program ini selaras dengan target indeks ekonomi hijau 66,84% pada 2045.”

Dukungan pemerintah daerah memperkuat ekosistem, memastikan inovasi tidak berhenti sebagai proyek percontohan.

Gandrung Tirta menutup rangkaian implementasi CCE 3.0 setelah sukses di Magelang, Lombok Tengah, dan Belitung. Monica Oudang menekankan, “Ini bukti kolaborasi teknologi, SDM lokal, dan kebijakan bisa menciptakan perubahan sistemik.”

Tantangan ke depan adalah replikasi model ini ke daerah penghasil kopi lain dengan adaptasi kontekstual. (Icha)

MAXStream Studios Ekspansi ke Netflix: 4 Series Lokal Siap Go Global

Telko.id – Empat serial orisinal MAXStream Studios resmi tayang di Netflix, menandai babak baru industri kreatif Indonesia. Bagaimana karya lokal ini memecah batas pasar tradisional?

Kolaborasi strategis antara MAXStream Studios—unit produksi Telkomsel—dengan raksasa streaming global ini terjadi setelah kesuksesan tiga film sebelumnya di platform yang sama.

Kali ini, empat serial dengan genre beragam mendapat kesempatan memperkenalkan kualitas produksi dalam negeri ke kancah regional.

Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi, mengingat persaingan ketat di industri Over-the-Top (OTT) global.

Baca juga : Little Rebels Cinema Club, Film Pendek MAXStream Studios Ini Ikut Kompetisi di Berlin

Data berbicara lebih keras dari sekadar klaim. Sebelum melangkah ke Netflix, keempat serial ini telah membukukan 34 juta views dan 329 juta menit durasi tayang di platform MAXStream.

Angka yang tidak hanya menjanjikan secara komersial, tetapi juga membuktikan resonansi kuat konten lokal di kalangan penonton domestik.

Daftar Serial yang Menembus Pasar Regional

Berikut empat judul yang menjadi duta industri kreatif Indonesia di Netflix Asia Tenggara:

  • CKCKCK: Komedi situasi dengan bumbu budaya pop Indonesia
  • Jangan Minta Jatuh Cinta: Drama romantis yang menyentuh psikologi milenial
  • Skaya & The Big Boss: Serial komedi keluarga dengan nilai-nilai lokal
  • Dia Angkasa: Fiksi ilmiah pertama Indonesia yang ambisius

Keberagaman genre ini menunjukkan kedewasaan MAXStream Studios dalam membaca selera pasar sekaligus keberanian mengambil risiko kreatif.

“Dia Angkasa” khususnya patut mendapat perhatian—sebagai salah satu pionir fiksi ilmiah Indonesia, serial ini membuktikan bahwa produser lokal mampu bersaing di arena yang biasanya didominasi konten Barat.

Strategi Dibalik Lisensi Konten ke Netflix

Lesley Simpson, Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, menjelaskan bahwa langkah ini bukan sekadar ekspansi bisnis biasa.

“Ini tentang menciptakan standar baru bagi industri kreatif Indonesia,” ujarnya dalam rilis resmi. Kolaborasi dengan Netflix memberikan dua keuntungan strategis:

  1. Validasi Kualitas: Netflix dikenal memiliki standar kurasi ketat. Lolos seleksi berarti konten tersebut memenuhi parameter produksi internasional.
  2. Efek Multiplier: Keberhasilan di platform global akan meningkatkan nilai tawar kreator lokal di mata investor dan mitra strategis.

Yang menarik, MAXStream Studios tidak mengambil pendekatan “all-in”. Mereka memilih lisensi terbatas untuk wilayah Asia Tenggara terlebih dahulu—strategi bijak untuk menguji respons pasar sebelum berekspansi lebih jauh.

Pendekatan bertahap ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang dinamika industri streaming yang kompleks.

Dampak Jangka Panjang bagi Ekosistem Kreatif

Kesuksesan empat serial ini di Netflix akan menjadi tolok ukur baru bagi industri. Berikut tiga perubahan sistemik yang mungkin terjadi:

  • Peningkatan Anggaran Produksi: Investor akan lebih percaya diri mendanai proyek-proyek ambisius setelah melihat bukti kesuksesan di pasar global.
  • Migrasi Talenta: Sineas muda yang biasanya bekerja untuk produksi internasional mungkin akan kembali berkarya untuk pasar domestik yang kini memiliki saluran distribusi global.
  • Evolusi Konten: Kreator akan lebih berani bereksperimen dengan genre dan teknik produksi baru, tidak lagi terbatas pada formula yang terbukti sukses di pasar lokal.

MAXStream Studios sendiri telah memproduksi 130 judul film dan serial sejak berdiri—angka yang mengesankan untuk unit produksi yang relatif muda.

Dengan infrastruktur pendukung dari Telkomsel dan jaringan distribusi yang terus melebar, mereka berada di posisi ideal untuk menjadi pemain utama di industri konten digital Asia Tenggara.

Pertanyaan besarnya: akankah kesuksesan ini berlanjut? Jawabannya mungkin terletak pada kemampuan industri dalam mempertahankan orisinalitas sekaligus memenuhi selera pasar global.

Satu hal yang pasti—gerbang menuju kompetisi global telah terbuka, dan MAXStream Studios baru saja meletakkan kaki pertama di sana. (Icha)

Antares Eazy: Solusi AI Canggih untuk Layanan Publik Lebih Efisien

0

Telko.id – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menawarkan solusi inovatif untuk mempercepat transformasi layanan publik di Indonesia melalui Antares Eazy, sebuah produk digital berbasis Artificial Intelligence (AI).

Hal ini untuk menjawab perkembangan teknologi yang semakin cepat, di mana pemerintah dihadapi tantangan besar dalam menyediakan layanan publik yang efisien, aman, dan berbasis data.

Dunia semakin terhubung, dan kebutuhan akan solusi berbasis data menjadi krusial. Pemerintah tidak hanya dituntut untuk menyediakan layanan yang cepat, tetapi juga transparan dan akurat.

Di sinilah Antares Eazy hadir dengan seperangkat fitur canggih yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan partisipasi masyarakat dalam layanan publik.

Baca juga : Solusi Antares Eazy Buat Kampus Jadi Semakin Modern

Lantas, bagaimana Antares Eazy bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam menghadapi era digital? Mari kita telusuri lebih dalam.

People Counting: Manajemen Fasilitas Publik Lebih Pintar

Salah satu fitur unggulan Antares Eazy adalah People Counting, yang memungkinkan pemerintah mengelola fasilitas publik seperti museum, perpustakaan, dan taman kota dengan lebih efektif.

Dengan teknologi ini, kapasitas pengunjung dapat dipantau secara real-time, baik di dalam maupun luar ruangan.

Bayangkan betapa mudahnya mengatur arus pengunjung saat pameran besar atau upacara hari nasional—semua bisa dilakukan dengan presisi tinggi.

Crowd Detection: Keamanan Acara Publik Terjamin

Untuk acara publik seperti demonstrasi atau konser besar, fitur Crowd Detection menjadi solusi ideal. Fasilitas umum seperti terminal bus atau stasiun kereta api bisa dikelola dengan lebih baik, memastikan situasi tetap terkendali tanpa mengorbankan hak masyarakat untuk berkumpul.

Fitur ini tidak hanya meningkatkan keamanan tetapi juga memberikan data akurat untuk perencanaan acara di masa depan.

Vehicle Counting & License Plate Recognition: Solusi Transportasi Cerdas

Di sektor transportasi, Antares Eazy menawarkan Vehicle Counting untuk mengoptimalkan lalu lintas di perkotaan yang padat.

Ditambah dengan License Plate Recognition, fitur ini bisa mengidentifikasi plat nomor kendaraan secara otomatis—sangat berguna untuk keamanan di area terbatas seperti gedung pemerintahan atau fasilitas militer.

Tidak perlu lagi mengandalkan petugas manual; teknologi AI bekerja dengan cepat dan akurat.

Intrusion Detection & Smoke and Fire Detection: Perlindungan Aset Strategis

Fitur Intrusion Detection mendeteksi pergerakan mencurigakan di area tertentu, seperti laboratorium penelitian atau gudang logistik.

Sementara itu, Smoke and Fire Detection memberikan peringatan dini untuk mencegah kerusakan aset penting. Dengan notifikasi real-time, pemerintah bisa bertindak cepat sebelum situasi memburuk.

“Inovasi adalah kunci utama dalam transformasi digital sektor pemerintahan,” ujar Komang Budi Aryasa, EVP Digital Business and Technology Telkom.

Antares Eazy tidak hanya meningkatkan keamanan tetapi juga efisiensi operasional, membantu pemerintah melayani masyarakat dengan lebih baik.

Dengan segudang fitur canggihnya, Antares Eazy siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menghadapi era digital. (Icha)

Alita, APJATEL, dan Viavi Solutions Soroti Peran Strategis Serat Optik

Telko.id – Indonesia sedang berada di persimpangan penting. Dengan populasi lebih dari 279 juta jiwa dan penetrasi internet mencapai 74,6% pada awal 2025, negeri ini tak punya pilihan selain mempercepat transformasi digital.

Tapi, tahukah Anda bahwa di balik layar, ada satu teknologi yang menjadi penopang utama semua kemajuan ini? Ya, serat optik—infrastruktur tak kasatmata yang menjadi urat nadi konektivitas modern.

Permintaan akan layanan cloud, AI, konten digital, dan 5G melonjak drastis. Tanpa jaringan serat optik yang andal, semua itu hanyalah mimpi siang bolong. Teknologi ini bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mutlak. Bayangkan: kapasitas besar, kecepatan tinggi, dan latensi rendah.

Inilah alasan mengapa Alita, APJATEL, dan Viavi Solutions baru-baru ini menggelar seminar khusus untuk membahas masa depan serat optik di Indonesia.

Baca juga : Alita, Uji Coba Smart Pole Untuk Pengembangan Smart City di Sumedang

Lantas, apa saja tantangan nyata yang dihadapi, dan bagaimana solusinya? Mari kita telusuri lebih dalam.

Serat Optik: Bukan Lagi Sekadar Infrastruktur, Tapi Strategi Nasional

Dr. Denny Setiawan, Direktur Strategi & Kebijakan Infrastruktur Digital KOMDIGI, dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan arsitektur digital yang holistik.

“Data center, backbone, SKKL, dan jaringan serat optik hingga ke rumah-rumah—semuanya harus terintegrasi,” ujarnya.

Ini bukan sekadar wacana. Laporan Telecom Review Asia memproyeksikan pertumbuhan pasar serat optik Asia Pasifik sebesar 15,9% per tahun hingga 2028. Angka yang tak bisa dianggap remeh.

Alita, salah satu pemain kunci di industri ini, sudah mengambil langkah nyata. Sejak 2020, mereka mengimplementasikan Optical Network Management System integrated (ONMSi).

Hasilnya? Denda layanan turun 98%, efisiensi perawatan preventif naik 22%, dan perawatan korektif lebih efisien 56%. “Kami tak ingin hanya jadi penonton dalam transformasi digital ini,” tegas Teguh Prasetya, Direktur Utama Alita.

Tantangan di Lapangan: Dari Regulasi hingga Estetika Kota

Jerry Siregar, Ketua Umum APJATEL, mengungkapkan masalah klasik: harmonisasi regulasi. “Rencana tata ruang seringkali tak terinformasikan ke pemilik jaringan utilitas. Akibatnya, penataan jaringan jadi kacau,” keluhnya.

Namun, ada angin segar. Kini, penataan serat optik mulai memperhatikan estetika dan keamanan kota—sebuah kemajuan yang patut diapresiasi.

Viavi Solutions, mitra teknologi dalam seminar ini, menawarkan solusi pengujian dan penjaminan kualitas. “Kami membantu percepat konektivitas dan pastikan keandalan jaringan,” ujar Rajesh Rao, Vice President Sales Viavi.

Kolaborasi semacam inilah yang dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia digital yang maju.

Transformasi digital bukanlah perlombaan sprint, melainkan maraton. Dengan serat optik sebagai tulang punggungnya, Indonesia setidaknya sudah berada di jalur yang tepat. Pertanyaannya sekarang: seberapa cepat kita bisa berlari? (Icha)

SATRIA-1 Percepat Akses Digital di Maluku Tengah, Ini Dampaknya

Telko.id – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memeratakan pembangunan konektivitas digital di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) untuk meningkatkan pemanfaatan infrastruktur digital.

Bayangkan hidup tanpa akses internet di era serba digital ini. Bagaimana siswa bisa belajar online, tenaga kesehatan mengakses rekam medis, atau pemerintah menyelenggarakan layanan publik?

Inilah realitas yang dihadapi masyarakat Maluku Tengah—salah satu wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang kini menjadi prioritas pemerataan konektivitas digital.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tak main-main dalam menyelesaikan masalah ini.

Dalam audiensi dengan Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir pada 6 Mei 2025, Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria mengonfirmasi pemanfaatan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 untuk menjembatani kesenjangan digital di wilayah ini.

SATRIA-1: Solusi Cerdas untuk Daerah Blank Spot

Nezar Patria menjelaskan, SATRIA-1 akan difokuskan melayani titik-titik strategis seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan pertahanan dengan kecepatan 3-4 Mbps. “Ground segment-nya bisa dipasang di lokasi-lokasi vital,” tegasnya.

Yang menarik, solusi ini bukan sekadar membangun infrastruktur, tetapi menyiapkan ekosistem digital yang berkelanjutan.

“Kami tidak ingin hanya menyediakan akses, tapi memastikan masyarakat bisa memanfaatkannya secara optimal,” tambah Nezar.

Literasi Digital: Senjata Ampuh Lawan Hoaks

Nezar Patria menekankan, pembangunan infrastruktur harus dibarengi penguatan literasi digital.

“Masyarakat perlu paham bahaya hoaks, misinformasi, dan disinformasi,” ujarnya.

Program seperti Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy akan diperkuat untuk membekali aparatur daerah dengan kompetensi digital.

Pendekatan holistik ini mencerminkan kesadaran bahwa transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tapi juga sumber daya manusia.

Seperti diungkapkan dalam berbagai studi, keberhasilan digitalisasi di negara berkembang sangat bergantung pada kesiapan SDM dan regulasi pendukung.

Dengan SATRIA-1 yang mulai beroperasi, Maluku Tengah berpeluang menjadi contoh sukses pemerataan digital di wilayah 3T.

Tantangannya kini adalah memastikan implementasi berjalan lancar dan manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.

Bagaimana menurut Anda, langkah apa lagi yang diperlukan untuk mempercepat transformasi digital di daerah terpencil? ( Icha)

Komdigi Panggil Pengembang Worldcoin, Pemindaian Iris di Indonesia Dipertanyakan

Telko.id – Bayangkan teknologi yang menjanjikan identitas digital global, tetapi dengan syarat: Anda harus memindai iris mata Anda. Inilah yang ditawarkan Worldcoin, proyek kontroversial besutan Sam Altman, pendiri OpenAI.

Namun, pekan depan, pengembangnya harus berhadapan dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Indonesia. Mengapa? Operasinya dianggap bermasalah secara regulasi.

Worldcoin dan WorldID, platform yang mengklaim membangun identitas digital berbasis biometrik, tiba-tiba menjadi sorotan. Komdigi memblokir layanan ini selama sepekan dan akan memanggil penyelenggaranya.

Alasannya? Pemindaian iris mata yang dilakukan di Indonesia ternyata dioperasikan oleh PT. Terang Bulan Abadi, sementara izin Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dimiliki oleh PT Sandina Abadi Nusantara. Ketidaksesuaian ini memicu alarm regulasi.

Baca juga : Kemkomdigi Bekukan Worldcoin: Risiko di Balik Scan Retina untuk Kripto

Menteri Komdigi Meutya Hafid menegaskan, pembekuan sementara Tanda Daftar PSE (TDPSE) PT Sandina Abadi Nusantara adalah langkah preventif. “Ini untuk melindungi masyarakat dari risiko layanan digital yang tidak memenuhi syarat,” ujarnya. Lalu, apa sebenarnya yang terjadi di balik layanan Worldcoin di Indonesia?

Operasional Worldcoin di Indonesia: Legal atau Menyimpang?

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 dan Permenkominfo Nomor 10 Tahun 2021, setiap penyelenggara layanan digital wajib terdaftar secara sah.

Namun, Worldcoin beroperasi dengan nama PT. Terang Bulan Abadi, sementara TDPSE justru atas nama PT Sandina Abadi Nusantara. Komdigi menilai ini sebagai indikasi ketidakpatuhan.

Alexander Sabar, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, menyatakan, “Penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital adalah pelanggaran serius.”

Ini bukan sekadar persoalan administratif, melainkan menyangkut keamanan data biometrik warga Indonesia yang dikumpulkan tanpa kepastian hukum.

Pemindaian Iris: Teknologi Canggih atau Ancaman Privasi?

Worldcoin mengklaim pemindaian iris sebagai metode verifikasi identitas yang unik dan aman. Namun, pakar IT memperingatkan risiko seumur hidup. Data biometrik seperti iris bersifat permanen—jika bocor, tidak bisa diubah seperti kata sandi.

Apalagi, Indonesia belum memiliki payung hukum khusus yang mengatur perlindungan data biometrik secara komprehensif.

Pertanyaannya: Sudahkah masyarakat Indonesia yang melakukan scan iris menyadari implikasi jangka panjangnya? Ataukah mereka tergiur insentif finansial yang ditawarkan Worldcoin tanpa memahami risikonya?

Langkah Komdigi dan Kewaspadaan Masyarakat

Komdigi tidak hanya membekukan TDPSE, tetapi juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan layanan digital mencurigakan.

“Kami berkomitmen menciptakan ruang digital yang aman,” tegas Alexander. Langkah ini sejalan dengan tren global—beberapa negara seperti Jerman dan Kenya juga membatasi atau memblokir Worldcoin.

Bagi pengguna di Indonesia, penting untuk memverifikasi legalitas platform digital sebelum memberikan data sensitif. Sebab, sekali data biometrik jatuh ke pihak yang salah, dampaknya bisa permanen.

Panggilan Komdigi pekan depan akan menjadi ujian bagi Worldcoin. Apakah mereka bisa memenuhi regulasi Indonesia, atau justru mengundang pemblokiran lebih lama? Satu hal yang pasti: keamanan digital warga negara harus di atas segalanya. (Icha)

Indosat dan Wadhwani Foundation Hadirkan Pelatihan AI untuk Generasi Muda

0

Telko.id – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Wadhwani Foundation (WF) memberikan pelatihan berbasis kecerdasan artifisial (AI) yang bisa diakses langsung melalui aplikasi myIM3 dan bima+.

Langkah ini dilakukan di tengah lonjakan pencari kerja yang mencapai 7,4 juta orang pada 2025, Indonesia menghadapi tantangan besar: bagaimana mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan relevan di era digital.

Kolaborasi ini bukan sekadar program biasa, melainkan lompatan strategis untuk menyiapkan talenta lokal bersaing di kancah global.

Kesenjangan Keterampilan vs. Peluang Digital

Data Statistik Indonesia 2025 mengungkap fakta menohok: dari 7,4 juta pencari kerja, hanya 12% yang memiliki kompetensi digital mumpuni.

Baca juga : Indosat Selenggarakan “Indonesia AI Day for Mining Industry”, Ini Targetnya!

Indosat dan Wadhwani Foundation membaca celah ini sebagai peluang. “Generasi muda adalah kunci masa depan inklusif. Mereka butuh akses setara untuk mengasah skill,” tegas Vikram Sinha, CEO Indosat, dalam peluncuran program pada Hari Pendidikan Nasional.

Platform pelatihan AI Indosat ini dirancang untuk menjangkau bahkan daerah rural—sebuah langkah progresif mengingat 43% pengguna internet Indonesia berasal dari luar kota besar.

AI sebagai Mentor Personal

Bayangkan memiliki pelatih karier 24/7 di genggaman. Fitur unggulan seperti JobRise dan JobReady menggunakan algoritma AI untuk:

  • Simulasi wawancara kerja dengan analisis bahasa tubuh
  • Rekomendasi kursus berbasis kekuatan individu
  • Pelatihan soft skill melalui scenario-based learning

Ajay Kela dari Wadhwani Foundation menambahkan, “Teknologi GenAI dalam program ini mampu beradaptasi dengan gaya belajar masing-masing pengguna.” Sebuah terobosan signifikan dibanding pelatihan konvensional yang kerap bersifat satu arah.

Ekosistem Digital yang Terintegrasi

Strategi Indosat patut diapresiasi—alih-alih membuat platform terpisah, mereka menyelipkan fitur pelatihan dalam aplikasi existing seperti myIM3 dan bima+. Pendekatan ini memberikan tiga keunggulan sekaligus:

  1. Jangkauan luas: 100 juta pengguna Indosat otomatis terpapar
  2. Engagement tinggi: Integrasi dengan program Collabonation (IM3) dan Generasi Happy (Tri)
  3. Kemudahan akses: Tidak perlu instal aplikasi tambahan

Dampak Jangka Panjang untuk Indonesia Emas 2045

Inisiatif ini sejalan dengan pilar ketiga Asta Cita—memajukan pekerjaan berkualitas. Analisis menunjukkan, setiap 1% peningkatan keterampilan digital berpotensi menaikkan PDB sektor teknologi sebesar Rp 8 triliun.

Kolaborasi Indosat-WF juga akan diperkuat melalui kemitraan dengan 50 universitas pada fase kedua, menciptakan pipeline talenta siap pakai.

Pertanyaannya kini: akankah program ini menjadi game changer atau sekadar tambahan dalam daftar inisiatif yang kurang terdengar?

Dengan komitmen kedua lembaga dan teknologi mutakhir, peluang untuk transformasi nyata terbuka lebar. Seperti kata Vikram Sinha, “Ini bukan tentang menyediakan jaringan, tapi membangun masa depan.” (Icha)

Lenovo Aura Edition 2025: Laptop AI Terbaru dengan Fitur Cerdas dan Desain Premium

0

Telko.id – Lenovo menghadirkan Aura Edition 2025 dengan teknologi AI yang terintegrasi penuh.

Seri terbaru ini bukan sekadar perangkat, melainkan asisten pribadi yang siap mendukung produktivitas dan kreativitas Anda.

Di tengah maraknya laptop berbasis AI, Lenovo mengambil langkah berani dengan menghadirkan Aura Edition sebagai bagian dari visi “Smarter AI for All”.

Kini, seluruh lini produk tersebut resmi tersedia di Indonesia, menawarkan pengalaman komputasi yang lebih intuitif, aman, dan personal. Apa yang membuatnya berbeda dari kompetitor?

Baca juga : Lenovo Perkuat Pendidikan dengan Laptop AI dan Solusi Canggih

Lenovo tak hanya mengandalkan hardware canggih, tetapi juga ekosistem AI yang terpadu. Dari desain ramping hingga fitur adaptif, setiap detail dirancang untuk memudahkan hidup pengguna. Mari kita telusuri lebih dalam.

Yoga Slim 7i Aura Edition: Ringan, Tangguh, dan Siap Berkarya

Versi terbaru Yoga Slim 7i Aura Edition hadir dengan layar 14 inci yang lebih ringkas dibanding pendahulunya.

Yoga Slim 7i Aura Edition
Yoga Slim 7i Aura Edition

Dengan bobot hanya 1,25kg, laptop ini menjadi sahabat ideal bagi para profesional yang selalu mobile. Tapi jangan salah, di balik bodinya yang ramping tersimpan performa luar biasa.

  • Prosesor Intel® Core™ Ultra Series 2 dengan NPU 47 TOPS untuk percepatan AI
  • Layar PureSight Pro 2.8K OLED (120Hz, 1100 nits) dengan akurasi warna sempurna
  • Baterai 70WHr yang tahan lama untuk mobilitas tanpa batas

Bagi kreator konten, fitur seperti rendering video berbasis AI dan kalibrasi warna otomatis menjadi nilai tambah yang sulit diabaikan.

Laptop ini tak hanya menampilkan karya Anda dengan sempurna, tetapi juga membantu menciptakannya lebih efisien.

Yoga 9i 2-in-1 Aura Edition: Fleksibilitas Tanpa Kompromi

Untuk mereka yang menginginkan lebih dari sekadar laptop, Yoga 9i 2-in-1 Aura Edition menawarkan transformasi sempurna antara perangkat kerja dan kanvas kreatif.

Yoga 9i 2-in-1 Aura Edition
Yoga 9i 2-in-1 Aura Edition

Dengan engsel 360 derajat dan dukungan Yoga Pen, batas antara bekerja dan berkreasi menjadi semakin tipis.

Layar OLED 4K dengan DisplayHDR True Black menjadi pusat perhatian utama. Ditambah rasio 16:10 yang memberikan ruang kerja lebih luas, perangkat ini cocok untuk:

  1. Desainer grafis yang membutuhkan akurasi warna
  2. Profesional yang sering presentasi atau kolaborasi
  3. Content creator yang mengutamakan portabilitas tanpa mengorbankan kualitas

Teknologi Rapid Charge Express-nya pun patut diacungi jempol. Cukup 15 menit pengisian daya untuk penggunaan selama 3 jam – solusi tepat untuk mereka yang selalu dikejar waktu.

Lenovo AI Now: Revolusi Interaksi Manusia dan Teknologi

Inilah jantung dari Aura Edition 2025. Lenovo AI Now hadir sebagai platform AI pre-installed yang siap digunakan sejak pertama kali Anda menyalakan perangkat.

Tak perlu instalasi manual, tak perlu konfigurasi rumit – semuanya bekerja otomatis untuk Anda.

Platform ini mengusung dua asisten utama:

  • Knowledge Assistant: Membantu pencarian informasi, merangkum dokumen, bahkan menulis konten berdasarkan pengetahuan pribadi Anda
  • PC Assistant: Mengoptimalkan pengaturan sistem secara otomatis, menyederhanakan tugas-tugas teknis yang biasanya memakan waktu

Yang membedakan Lenovo AI Now dari asisten digital lainnya adalah kemampuannya beroperasi secara lokal. Data Anda tetap aman di perangkat, tanpa perlu khawatir tentang privasi.

Namun ketika diperlukan, platform ini juga terhubung dengan ekosistem AI berbasis cloud Lenovo untuk kemampuan yang lebih luas.

Smart Features: Ketika Teknologi Memahami Penggunanya

Lenovo tak sekadar menjejalkan teknologi canggih ke dalam Aura Edition. Mereka menciptakan pengalaman yang benar-benar manusiawi melalui tiga fitur utama:

Smart Mode menjadi otak dari sistem ini. Ia tak hanya menyesuaikan performa berdasarkan aktivitas Anda (bekerja, kreatif, atau hiburan), tetapi juga hadir dengan Attention Mode yang membantu mengurangi gangguan digital.

Fitur Wellness Features-nya pun menjadi bukti bahwa Lenovo peduli pada kesehatan pengguna, dengan pengingat postur dan istirahat yang cerdas.

Smart Share memudahkan transfer file antar perangkat, sementara Smart Care menjaga kesehatan sistem secara proaktif. Ketiganya bekerja sama menciptakan ekosistem yang tak hanya pintar, tetapi juga peduli.

Di tangan Lenovo, AI bukan sekadar buzzword. Melalui Aura Edition 2025, mereka membuktikan bahwa teknologi cerdas bisa hadir secara inklusif, relevan, dan benar-benar membuat perbedaan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan harga yang kompetitif dan fitur lengkap, seri ini siap menjadi benchmark baru laptop AI di Indonesia. (Icha)