Telko.id – Taiwan Semiconductor Manufacturing Corp. (TSMC) baru saja memperkenalkan fabrikasi chip 1,4nm yang akan mulai diproduksi pada tahun 2028. Teknologi ini akan langsung dimanfaatkan oleh Apple untuk chip iPhone di masa depan. Chip terbaru ini akan mengadopsi nama baru yaitu A14.
Jika dibandingkan dengan teknologi 2nm, A14 menjanjikan kinerja yang 15% lebih cepat pada daya yang sama, dan penghematan daya hingga 30% lebih besar. A14 juga membawa peningkatan pada kepadatan logic hingga 20%.
“Pelanggan kami selalu melihat ke masa depan, dan kepimpinan teknologi dan keunggulan manufaktur TSMC memberikan mereka peta jalan yang dapat diandalkan untuk inovasi mereka,” kata CEO dan Chaiman TSMC Dr. C. C. Wei, seperti dikutip dari MacRumors, Sabtu (26/04/2025).
“Teknologi baru terbaru seperti A14 ini merupakan bagian dari rangkaian solusi lengkap yang menghubungkan dunia fisik dan digital untuk mendorong inovasi pelanggan kami guna memajukan masa depan AI,” sambungnya.
TSMC mengatakan chip 1,4nm akan baru diproduksi pada tahun 2028. Meski begitu, TSMC belum menyebutkan secara pasti siapa klien pertama yang akan menikmati kecanggihan chip ini.
Namun, banyak pihak menduga bahwa Apple kemungkinan besar akan menjadi yang pertama dalam antrean.
Saat ini Apple telah menggunakan chip berbasis 3nm untuk jajaran perangkat terbarunya termasuk iPhone 17 yang dijadwalkan akan rilis pada paruh kedua di tahun ini.
Sementara itu, chip 2nm dari TSMC akan mulai diproduksi pada akhir tahun 2025 dan Apple diperkirakan akan mengadopsinya untuk iPhone 18 series yang akan rilis pada 2026..
Dengan diumumkannya teknologi chip 1,4nm, TSMC kembali membuktikan diri sebagai pemain utama dalm industri semikonduktor global.
Meskipun masih harus menunggu hingga 2028 untuk melihat realisasi massal dari teknologi ini, arah pengembangan ini menunjukkan betapa cepatnya dunia teknologi berkembang.
Jika prediksi ini benar, maka iPhone 19 atau iPhone 20 akan menjadi tonggak baru dalam evolusi smartphone, tidak hanya dari sisi desain dan fitur tetapi juga dari sisi otak utama yang menopang seluruh performa perangkat. (AGI/Icha)
Telko.id – Apple merencanakan pemindahan produksi iPhone yang dijual di Amerika Serikat (AS) ke India paling cepat pada tahun 2026.
Keputusan ini diambil sebagai respon terhadap ketegangan perdagangan yang terus meningkat antara AS dan China.
“Apple (APPL.O) berencana untuk memindahkan perakitan semua iPhone yang dijual di AS ke India paling cepat tahun depan,” tulis Reuters, mengutip laporan Financial Times pada Jumat (25/4).
Rencana pemindahan ini muncul ditengah tekanan dari kebijakan tarif yang diperlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap China.
Kebijakan tersebut memaksa sejumlah perusahaan teknologi besar termasuk Apple untuk mempertimbangkan opsi diversifikasi rantai pasok mereka.
Diungkapkan bahwa sekitar 14 persen dari semua iPhone di dunia akan dibuat di India.
Para analis perusahaan teknologi memperkirakan pangsa tersebut akan tumbuh menjadi 25 persen pada akhir 2025.
Jumlah ini mungkin akan terus bertambah, karena Apple akan berusaha untuk menggandakan produksi dan mendapatkan lebih dari 60 juta iPhone terjual setiap tahunnya di Amerika Serikat dari India pada akhir 2026.
Apple sendiri telah meningkatkan produksi di India dan mengirimkan iPhone yang dirakit di negara ini ke AS. Pemasuk utama perusahaan di India, Foxconn dan Tata, mengirimkan handset senilai hampir USD 2 miliar ke pasar terbesar mereka di bulan Maret karena Apple berusaha untuk mengimbangi dampak dari tarif yang membayangi.
Apple juga menyewa penerbangan kargo untuk mengangkut 600 ton iPhone atau sebanyak 1,5 juta perangkat, ke AS untuk memastikan persediaan di pasar tersebut.
Di sisi lain, China menuntut untuk semua tarif sepihak tersebut dicabut oleh AS.
Tuntutan ini disampaikan seiring dengan munculnya sinyal kemungkinan meredanya ketegangan antara kedua negara.
Meski demikian, China mengatakan belum ada pembicaraan resmi dengan Washington, mesikpun pemerintah AS menyebut telah terjadi kontak antara kedua belah pihak.
Trump berulang kali telah menyatakan bahwa kesepakatan dagang akan tercapai dan mengklaim telah terjadi kontak langsung dengan pemerintah China. Ia juga mempertahankan kebijakan tarif sebagai langkah timbal balik untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang dianggap merugikan AS selama ini.
Tarif yang saat ini mencapai 145 persen kemungkinan akan diturunkan ke kisaran 50 – 65 persen, tergantung hasil negosiasi antar kedua belah pihak.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Guo Jiakun, turun menegaskan bahwa tidak ada konsultasi atau negosiasi terkait tarif yang berlangsung saat ini.
“China dan Amerika Serikat belum melakukan konsultasi atau negosiasi terkait tarif, apalagi mencapai kesepakatan apapun,” katanya dalam konferensi pers terpisah, sambil menyebut laporan terkait hal tersebut sebagai berita palsu.
Bahkan jika ponsel pintar dikecualikan sementara, Apple masih harus membayar tarif sebesar 20 persen yang telah diterapkan oleh Pemerintah AS sebelumnya.
Sementara untuk India, tarif resiprokal yang dikenakan oleh AS jauh lebih kecil, yaitu hanya 26 persen.
Apple sendiri telah memiliki tiga pabrik di India. Pada bulan lalu, mereka bahkan memperpanjang operasi hingga hari Minggu untuk meningkatkan produksi di pabrik Foxconn India terbesar di Chennai.
Dikutip dari The Guardian, lebih dari 5 persen produk Mac Apple dan 80 persen iPad juga dirakit di China. Sementara itu, jam tangan Apple sebagian besar dibuat di Vietnam. (AGI/Icha)
Telko.id – Di tengah tekanan industri telekomunikasi yang semakin kompetitif, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) justru mencatatkan kinerja gemilang di kuartal pertama 2025.
Bagaimana perusahaan ini berhasil meningkatkan laba bersih hingga 27% secara kuartalan sambil memperluas jaringan 4G dan merintis teknologi AI-RAN? Simak analisis mendalam berikut.
Lanskap telekomunikasi Indonesia semakin panas. Persaingan ketat, tekanan harga, dan kebutuhan investasi infrastruktur besar-besaran menjadi tantangan berat.
Namun, Indosat justru membalik narasi ini dengan laporan keuangan yang memukau. Pendapatan Rp13,58 triliun, laba bersih Rp1,31 triliun, dan pertumbuhan ARPU 4,6% year-on-year (YoY) menjadi bukti ketangguhan strategi mereka.
Baca juga : Indosat Perluas Bisnis ke AI & IoT, Tunggu Persetujuan RUPS
Tak hanya angka-angka mengkilap, langkah Indosat dalam pengembangan AI dan perluasan jaringan menunjukkan visi jangka panjang yang matang.
Kolaborasi dengan Nokia dan NVIDIA, serta investasi Rp2,62 triliun untuk infrastruktur, menegaskan ambisi mereka sebagai pionir transformasi digital di Indonesia.
Indosat membukukan laba bersih Rp1.311,1 miliar di Q1 2025, melonjak 27% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini menjadi catatan positif ke-17 secara beruntun—prestasi yang jarang terjadi di industri dengan margin tipis seperti telekomunikasi. Kunci keberhasilan? Disiplin biaya dan fokus pada pelanggan bernilai tinggi.
ARPU Tumbuh 4,6% YoY: Rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) mencapai Rp39.200, didorong oleh peningkatan penggunaan data dan layanan digital.
Tambahan 700.000 Pelanggan: Total basis pelanggan kini 95,4 juta, dengan pertumbuhan terkuat di segmen pasca-bayar.
EBITDA Margin Stabil: Meski pasar kompetitif, Indosat mempertahankan EBITDA sebesar Rp6.415,1 miliar (naik 0,6% QoQ).
Investasi Jaringan dan Terobosan AI-RAN
Indosat mengalokasikan 90,4% dari total belanja modal (capex) Rp2.620,4 miliar untuk pengembangan bisnis seluler. Hasilnya? Jumlah BTS 4G bertambah 10% menjadi 202.179 unit, memperluas jangkauan ke daerah terpencil.
Terobosan terbesar datang dari kolaborasi dengan Nokia dan NVIDIA dalam teknologi AI-RAN. Sebagai operator ketiga di dunia yang mengimplementasikannya, Indosat memadukan kecerdasan buatan dengan jaringan 5G Cloud RAN. Manfaatnya nyata: efisiensi spektrum, penghematan energi hingga 30%, dan peningkatan kualitas layanan.
“Ini bukan sekadar upgrade jaringan, tapi fondasi untuk ekosistem AI di Indonesia,” tegas Vikram Sinha, CEO Indosat. Langkah ini sejalan dengan visi mereka sebagai AI Native TelCo—perusahaan telekomunikasi berbasis AI pertama di Asia Tenggara.
Digital Hub dan Pengembangan Talenta Lokal
Februari 2025 menjadi momen penting dengan peluncuran Digital Hub—ekosistem terintegrasi yang menyatukan layanan hiburan, e-commerce, hingga kesehatan. Dalam hitungan minggu, platform ini sudah menjaring 50 juta pengguna aktif bulanan.
Di balik layar, Indosat juga gencar membangun talenta digital melalui program Generasi TerkonekSI (GenSi) dan IDCamp. Pelatihan sertifikasi global di bidang AI, otomatisasi, dan digital leadership ini menyasar generasi muda Indonesia. “Kami tak hanya membangun jaringan, tapi juga SDM yang akan memanfaatkannya,” tambah Vikram.
Dengan pendekatan holistik—mulai dari infrastruktur, layanan digital, hingga pengembangan SDM—Indosat sedang menulis babak baru dalam transformasi digital Indonesia. Tantangan ke depan? Mempertahankan momentum inovasi sambil menjaga profitabilitas di tengah persaingan sengit. (Icha)
Telko.id – Samsung Electronics baru saja mengumumkan hasil keuangan kuartal pertama 2025 dengan pendapatan konsolidasi mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah—KRW 79,14 triliun.
Pendapatan Samsung ini tidak hanya mencerminkan ketangguhan bisnis mereka, tetapi juga strategi cerdas di balik layar.
Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan perdagangan, Samsung berhasil mencatatkan laba operasional sebesar KRW 6,7 triliun.
Kinerja ini didorong oleh penjualan kuat seri flagship Galaxy S25 dan produk bernilai tambah tinggi. Namun, tantangan tetap ada, terutama di Divisi DS (Device Solutions) yang mengalami penurunan pendapatan.
Lalu, bagaimana Samsung mempertahankan momentum ini? Mari kita telusuri lebih dalam.
Rekor Pendapatan dan Strategi R&D yang Agresif
Samsung tidak main-main dalam berinovasi. Perusahaan ini mengalokasikan anggaran R&D tertinggi sepanjang sejarah pada tahun 2024, dengan peningkatan 16% di kuartal pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya—mencapai KRW 9 triliun.
Investasi besar-besaran ini menunjukkan komitmen Samsung untuk tetap menjadi pemimpin di industri teknologi.
Meskipun ketidakpastian makroekonomi masih membayangi, Samsung optimis kinerjanya akan membaik di paruh kedua tahun ini. Asumsi ini didasarkan pada proyeksi permintaan AI yang terus tumbuh dan peluncuran produk-produk inovatif.
Divisi DS: Tantangan dan Peluang di Pasar Semikonduktor
Divisi DS mencatat pendapatan KRW 25,1 triliun dan laba operasional KRW 1,1 triliun. Sektor Memory Business menjadi penyumbang utama, didorong oleh penjualan server DRAM dan permintaan NAND yang mulai pulih.
Namun, tantangan seperti penurunan harga jual rata-rata (ASP) dan penjualan HBM yang terhambat oleh kontrol ekspor chip AI sedikit menggerus keuntungan.
Ke depan, Samsung berencana memperkuat posisinya di pasar bernilai tambah tinggi dengan fokus pada AI server dan produk HBM3E 12H yang lebih canggih. Untuk NAND, transisi ke Generasi ke-8 V-NAND akan dikebut untuk meningkatkan daya saing biaya.
MX Business: Galaxy S25 Jadi Penopang Utama
Divisi MX (Mobile Experience) dan Networks menjadi bintang dengan pendapatan KRW 37 triliun dan laba operasional KRW 4,3 triliun.
Kesuksesan ini tak lepas dari penjualan Galaxy S25 yang dilengkapi fitur AI mutakhir. Efisiensi biaya dan penurunan harga komponen juga berkontribusi pada profitabilitas yang solid.
Di kuartal kedua, Samsung berencana meluncurkan Galaxy S25 Edge dan memperluas jajaran smartphone AI dengan menghadirkan “Awesome Intelligence” ke seri Galaxy A.
Sementara di paruh kedua tahun ini, fokus akan beralih ke penguatan lini foldable dengan pengalaman AI yang lebih berbeda.
Display dan Visual: Inovasi yang Terus Berlanjut
Samsung Display Corporation (SDC) mencatat pendapatan KRW 5,9 triliun dan laba operasional KRW 0,5 triliun. Bisnis layar besar menunjukkan perbaikan berkat peluncuran produk QD-OLED monitor baru. Sementara itu, bisnis layar mobile menghadapi tantangan musiman.
Di kuartal mendatang, SDC akan fokus pada permintaan monitor gaming dan persiapan produk foldable. Sedangkan di paruh kedua tahun ini, diferensiasi teknologi akan menjadi kunci untuk menghadapi ketidakpastian pasar.
Dari laporan ini, terlihat jelas bahwa Samsung tidak hanya bertahan, tetapi terus berinovasi di tengah tantangan. Dengan strategi yang tepat, raksasa teknologi ini siap menyambut masa depan yang lebih cerah. (Icha)
Tidak hanya itu, fitur berbasis AI-nya membawa pengalaman komputasi ke level berikutnya, membuat tugas sehari-hari menjadi lebih efisien dan menyenangkan.
Mari kita telusuri lebih dalam apa yang membuat ASUS Vivobook S14 (S3407QA) layak menjadi pilihan utama Anda.
Premium AI Performance: Kekuatan Snapdragon X Series dan NPU 45+ TOPS
ASUS Vivobook S14 (S3407QA) tidak main-main dalam hal performa. Ditenagai oleh prosesor Snapdragon X Series yang dilengkapi Neural Processing Unit (NPU) hingga 45 TOPS, laptop ini mampu menangani tugas-tugas berbasis AI dengan kecepatan luar biasa.
oplus_3145730
Apa artinya bagi Anda? Pemrosesan data lebih cepat, pengeditan gambar lebih lancar, dan pengalaman multitasking tanpa lag.
Fitur AI seperti ASUS StoryCube memudahkan pengelolaan file digital, sementara kamera AI dan noise-cancellation technology memastikan kualitas video call tetap jernih bahkan di lingkungan bising.
Sebagai bagian dari jajaran Copilot+ PC, Vivobook S14 juga mendukung fitur eksklusif seperti Co-Creator dan Studio Effect, serta fitur Recall yang akan datang—semuanya tanpa perlu menginstal aplikasi tambahan.
Premium Mobility: Tipis, Ringan, dan Baterai Tahan Lama
Dengan bobot hanya 1,35 kg dan ketebalan 15,9 mm, Vivobook S14 (S3407QA) adalah contoh sempurna laptop ultraportabel.
Namun, jangan biarkan ukurannya yang ramping menipu Anda—daya tahan baterainya mencapai lebih dari 16 jam, cukup untuk bekerja dari pagi hingga malam tanpa colokan listrik.
Fitur USB-C Easy Charge memungkinkan pengisian daya menggunakan adaptor atau power bank, memberikan fleksibilitas bagi pengguna yang selalu bergerak.
Dukungan konektivitas modern seperti WiFi 6E dan dua port USB4 memastikan transfer data cepat dan koneksi stabil, sementara teknologi Microsoft Phone Link dan Snapdragon Seamless™ memudahkan integrasi dengan perangkat lain.
Premium Protection: Tangguh dan Dilindungi Garansi Ekstra
ASUS tidak mengorbankan ketangguhan demi desain yang stylish. Vivobook S14 (S3407QA) menggunakan dual-metal chassis yang telah lolos uji ketahanan MIL-STD-810H—standar militer AS yang menjamin durabilitas di berbagai kondisi ekstrem. Artinya, laptop ini siap menemani Anda baik di perjalanan bisnis maupun aktivitas sehari-hari.
Untuk memberikan perlindungan maksimal, ASUS menyertakan garansi internasional 3 tahun yang berlaku di 114 negara, plus program VIP Perfect Warranty yang mencakup kerusakan akibat kelalaian pengguna di tahun pertama. Ini adalah jaminan bahwa investasi Anda terlindungi dalam jangka panjang.
ASUS Vivobook S14 (S3407QA) bukan sekadar laptop—ia adalah partner produktivitas yang siap mendukung gaya hidup dinamis Anda. D
engan kombinasi performa AI, mobilitas tinggi, dan proteksi premium, pilihan ini sulit ditolak bagi siapa pun yang menginginkan perangkat komputasi tanpa kompromi. (Icha)
Telko.id – OPPO Find N5, smartphone lipat flagship terbaru yang baru saja resmi diluncurkan di Indonesia.
Dengan desain setipis paspor dan engsel yang mampu menahan beban hingga 50kg, Find N5 bukan sekadar gadget biasa—melainkan solusi lengkap untuk gaya hidup premium dan kebutuhan bisnis modern.
Di pasar yang semakin ramai dengan smartphone lipat, OPPO berhasil mencuri perhatian dengan inovasi yang benar-benar berbeda.
Find N5 hadir sebagai perangkat paling tipis di kelasnya, namun jangan terkecoh—ketangguhannya justru melebihi kebanyakan smartphone biasa di pasaran.
Lalu, apa saja yang membuat Find N5 layak menjadi pilihan utama para eksekutif dan profesional kreatif?
OPPO Find N5 hanya setebal 8,93mm dan seberat 229g
Desain Revolusioner: Tipis Seperti Paspor, Kuat Seperti Baja
OPPO Find N5 memecahkan rekor sebagai smartphone lipat book-style tertipis di dunia saat dalam keadaan tertutup.
Dengan ketebalan hanya 8,93mm dan bobot 229g, perangkat ini hampir setipis smartphone biasa namun menyembunyikan keajaiban teknologi di baliknya.
Desain premium dengan sisi rata memberikan genggaman yang aman, sementara material serat kelas pesawat di bagian belakang menambah kesan elegan.
Find N5 jadi smartphone lipat tahan air pertama di dunia dengan rating IPX9
Yang lebih mengesankan, Find N5 menjadi smartphone lipat pertama di dunia dengan rating IPX9—tidak hanya tahan air, tetapi juga lolos uji semprotan air dengan suhu ekstrem.
Struktur Armour Shield dari OPPO memperkuat ketahanan perangkat dengan bingkai aluminium seri 7000 yang 30% lebih kuat dan lapisan kaca nanokristal ultra tipis yang meningkatkan ketahanan terhadap jatuh hingga 20%.
Engsel Titanium: Rahasia Ketangguhan di Balik Desain Tipis
Titik lemah smartphone lipat biasanya terletak pada engselnya, tetapi OPPO justru menjadikannya sebagai keunggulan utama Find N5.
Engsel Titanium Flexion yang digunakan 26% lebih kecil dari generasi sebelumnya namun 36% lebih kokoh berkat material titanium alloy grade-5 dan komponen Ultra-High Strength Steel dengan kekuatan tarik 2000 MPa.
Kekuatan engsel Find N5 menahan beban hingga 50kg
Patrick Owen, Chief Marketing Officer OPPO Indonesia, menjelaskan, “Dengan engsel yang kuat tahan hingga 50kg dan teknologi AI terbaru, Find N5 bukan hanya sekadar smartphone lipat, tetapi solusi untuk gaya hidup premium dan kebutuhan bisnis modern.”
Sertifikasi TÜV Rheinland Reliable Folding menjadi bukti ketangguhan engsel ini setelah melalui berbagai uji ekstrem.
Dua Layar Flagship dengan Pengalaman Tanpa Kompromi
Saat dibuka, Find N5 menghadirkan layar dalam berukuran 8,12 inci—yang terbesar di antara smartphone lipat book-style.
Sementara layar cover 6,62 inci tetap luas dan nyaman digunakan saat perangkat dalam keadaan tertutup.
Kedua layar ini memiliki kepadatan lebih dari 412PPI, refresh rate adaptif 1-120Hz, dan kecerahan puncak 2100 nits untuk konten HDR.
Dua layar kelas flagship Find N5 yang minim lipatan
Yang membedakan Find N5 adalah Dual Shielded Flexible Screen yang terdiri dari sembilan lapisan proteksi, termasuk plat penopang baja tahan karat setipis 0,1mm dan lapisan elastomer anti-shock khusus.
Kombinasi ini meningkatkan ketahanan benturan hingga 70%, sementara sertifikasi Minimized Crease dari TÜV Rheinland menjamin pengalaman layar yang hampir tanpa lipatan.
Boundless View Find N5 membuka potensi baru multitasking
Multitasking Setara Laptop dengan Dukungan AI Generasi Terbaru
Ditenagai Qualcomm Snapdragon 8 Elite Mobile Platform, Find N5 menawarkan performa yang setara laptop kelas menengah. NPU Hexagon meningkatkan performa AI sebesar 45%, sementara arsitektur 3nm generasi kedua membuat konsumsi baterai lebih efisien.
Fitur Boundless View memungkinkan multitasking tiga aplikasi sekaligus dalam tampilan layar penuh.
Fitur AI generasi terbaru seperti AI Call Summary mampu mentranskrip dan meringkas percakapan telepon secara otomatis, sementara AI Search menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis ribuan file dan pengaturan dengan sekali sapuan.
Untuk para traveler, fitur Dual-Screen Interpreter memungkinkan percakapan dua arah lintas bahasa berjalan lancar—cukup lipat sebagian smartphone dan mulailah berbicara.
Meski desainnya ultra-tipis, Find N5 membawa Hasselblad Master Camera System lengkap dengan kamera periskop untuk foto jarak jauh.
Sistem ini menggabungkan sensor 50MP, focal length 70mm, aperture f/2.7, serta OIS untuk hasil foto yang tajam. Mode tele-macro baru memungkinkan pengambilan gambar close-up dengan detail luar biasa, sementara Hasselblad Master Mode memberikan kontrol manual penuh bagi fotografer profesional.
Untuk pengeditan foto, OPPO menyertakan berbagai alat berbasis AI seperti AI Eraser yang bisa menghapus objek tidak diinginkan, AI Clarity Enhance untuk meningkatkan resolusi gambar buram menjadi 4K, dan AI Reflection Remover untuk menghilangkan pantulan cahaya yang mengganggu.
Daya Tahan Baterai Terbaik di Kelasnya
OPPO Find N5 menggunakan baterai Silicon-Carbon berkapasitas besar 5600mAh yang mampu bertahan lebih dari sehari penuh—mengungguli kebanyakan smartphone lipat maupun non-lipat.
Teknologi pengisian cepat 80W SUPERVOOCTM dan 50W AIRVOOCTM memungkinkan pengisian daya nirkabel yang praktis dengan casing magnetik khusus.
Dukungan Antar OS Tingkat Selanjutnya
Dengan aplikasi O+ Connect untuk Mac, Find N5 mendukung transfer file super cepat dan kontrol jarak jauh dengan perangkat Mac.
Cukup instal aplikasi O+ Connect di Mac, pengguna bisa dengan mudah berbagi foto, video, dan file dengan cepat antar perangkat.
O+ Connect bahkan mendukung akses jarak jauh, memungkinkan pengguna untuk mengambil file dari komputer Mac ke Find N5 kapan pun, bahkan mengontrol Mac meski berada jauh dari laptop.
Find N5 dan MacOS dapat transfer file dan kontrol jarak jauh
Fitur Touch to Share juga tersedia di Find N5. Fitur ini memungkinkan berbagi dan menerima file dari perangkat iOS dan iPadOS ke smartphone ColorOS Anda hanya dengan satu sentuhan.
Dengan harga Rp27.999.000, OPPO Find N5 menawarkan paket lengkap untuk para profesional yang menginginkan perangkat serba bisa—smartphone yang bisa berfungsi sebagai tablet, alat produktivitas, kamera profesional, sekaligus pusat hiburan portabel.
Di tengah maraknya smartphone lipat premium, Find N5 berhasil menonjol dengan kombinasi unik antara desain ultra-tipis, ketangguhan ekstra, dan fitur-fitur berbasis AI yang benar-benar berguna dalam keseharian. (Icha)
Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan dunia tanpa Nvidia? Bagi industri teknologi China, hal itu mungkin bukan lagi sekadar imajinasi.
Huawei baru saja mengumumkan Ascend 920, chipset AI tercepat mereka yang siap memanfaatkan kekosongan pasar akibat larangan ekspor AS.
Momen peluncurannya yang tepat waktu ini bisa menjadi pukulan telak bagi dominasi Nvidia di Negeri Tirai Bambu.
Latar belakangnya adalah kebijakan baru pemerintah AS yang memperketat ekspor chip AI ke China. Nvidia, raksasa chip yang sempat menemukan celah untuk tetap menjual prosesor H20 di pasar China, kini menghadapi tembok yang lebih tinggi.
Padahal, permintaan akan komputasi AI di China sedang melesat bak roket. Di tengah situasi genting inilah Huawei muncul dengan senjata baru mereka.
Berdasarkan pengumuman resmi, Ascend 920 akan diproduksi massal akhir tahun ini menggunakan proses 6nm dari SMIC.
Chipset ini menjanjikan performa luar biasa: 900 TFLOPS komputasi BF16 dan bandwidth memori hingga 4000GB/s.
Dengan dukungan modul memori HBM3 dan kompatibilitas PCIe 5.0, Ascend 920 dirancang khusus untuk pelatihan model AI skala besar.
Game Changer di Industri Chip AI
Apa yang membuat Ascend 920 begitu spesial? Chipset ini bukan sekadar alternatif, melainkan solusi canggih yang bisa menggantikan Nvidia H20 yang saat ini digunakan oleh raksasa teknologi seperti Tencent dan ByteDance.
Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Ascend 910C yang hanya menawarkan 60% performa Nvidia H100, Ascend 920 diklaim meningkatkan efisiensi pelatihan AI hingga 30-40%.
Kehadiran Ascend 920 juga menjadi bukti nyata bahwa Huawei serius berinvestasi di sektor chipset, meskipun sempat mengalami krisis suplai chipset akibat sanksi AS.
Langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa China tidak bergantung pada teknologi Barat untuk mengembangkan AI.
Peluncuran Ascend 920 bukan sekadar tentang spesifikasi teknis. Ini adalah langkah strategis Huawei untuk merebut porsi pasar yang ditinggalkan Nvidia.
Dengan larangan ekspor AS yang semakin ketat, perusahaan China seperti Huawei memiliki peluang emas untuk menjadi pemain utama di industri chip AI domestik.
Fakta bahwa Ascend 920 diproduksi oleh SMIC (perusahaan manufaktur chip China) juga menunjukkan kemandirian teknologi China.
Jika Huawei berhasil memenuhi janji performanya, Ascend 920 bisa menjadi titik balik dalam persaingan teknologi AS-China. Bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun mendatang, kita akan menyaksikan lebih banyak inovasi chipset buatan China yang mampu bersaing di tingkat global.
Dengan momentum ini, Huawei tidak hanya mengisi kekosongan pasar, tetapi juga menantang hegemon Nvidia di industri AI.
Pertanyaannya sekarang: apakah Ascend 920 benar-benar bisa memenuhi harapan, atau ini hanya sekadar pembuktian di atas kertas?
Jawabannya akan terlihat ketika chipset ini benar-benar digunakan oleh raksasa teknologi China dalam proyek-proyek AI skala besar. (Icha)
Telko.id – Di tengah tantangan global dan konsolidasi operator seluler, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) justru membukukan kinerja positif pada kuartal pertama 2025.
Bagaimana perusahaan menara Grup Telkom ini mampu bertahan—bahkan tumbuh—di tengah turbulensi industri telekomunikasi?
Sejak awal tahun, sektor infrastruktur telekomunikasi dihadapkan pada ujian berat: fluktuasi ekonomi global, percepatan transisi teknologi, hingga konsolidasi besar-besaran operator seluler.
Namun, Mitratel membuktikan dirinya bukan sekadar pemain biasa. Laporan keuangan terbaru menunjukkan, perseroan berhasil mencetak pendapatan Rp2,26 triliun—naik 2,5% year-on-year (yoy). Laba bersih pun merangkak naik 1,02% menjadi Rp526 miliar.
Angka ini bukan sekadar pencapaian finansial biasa. Di baliknya, tersimpan strategi jangka panjang yang membuat Mitratel tetap relevan di era disrupsi digital.
Dua Pilar Utama Pendongkrak Pendapatan
Kinerja Mitratel dipacu oleh dua bisnis intinya: sewa menara dan layanan konektivitas fiber optik. Kedua segmen ini menyumbang 83% margin EBITDA—angka yang mencerminkan efisiensi operasional berbasis digitalisasi.
“Pertumbuhan kami bukan hanya dari ekspansi aset, tapi juga transformasi produk dan penguatan kemitraan dengan operator,” tegas Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel.
Fakta menarik terungkap dari laporan ini: meski laba bersih hanya naik tipis, arus kas operasional tetap sehat berkat pendapatan berulang (recurring revenue) dari sewa menara. Model bisnis ini menjadi tameng saat volatilitas pasar melanda.
Mitratel menambah 189 menara baru di kuartal I-2025—total mencapai 39.593 unit. Pertumbuhan 3,8% ini diikuti peningkatan tenant menjadi 60.259 (naik 4,2%) dengan rasio penyewaan stabil di 1,52x. “Setiap penambahan menara kami sesuaikan dengan kebutuhan riil perluasan jaringan operator,” jelas Theodorus.
Di segmen fiber optik, panjang kabel yang terpasang melonjak 82,3% menjadi 63.631 km—didorong ekspansi organik dan akuisisi strategis. Capex Rp760,4 miliar dialokasikan untuk pembangunan menara, fiber optik, dan peralatan IT. Langkah ini sejalan dengan strategi Grup Telkom dalam memperkuat infrastruktur digital.
Menjawab Tantangan Masa Depan
Prediksi Mitratel jelas: permintaan infrastruktur telekomunikasi akan terus naik seiring digitalisasi. Namun, perseroan tak hanya mengandalkan pertumbuhan tradisional. Inovasi layanan dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci—seperti yang tercermin dari efisiensi operasional berbasis digital.
“Kami berkomitmen membangun jaringan inklusif hingga pelosok negeri,” tambah Theodorus. Pernyataan ini bukan jargon belaka. Dengan fundamental kuat dan strategi ekspansi terukur, Mitratel siap menjadi tulang punggung ekosistem digital Indonesia.
Lantas, bisakah momentum ini dipertahankan hingga akhir tahun? Jawabannya terletak pada konsistensi eksekusi strategi—faktor yang selama ini menjadi pembeda Mitratel di peta persaingan. (Icha)
Telko.id – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) baru saja mengumumkan pembelian kembali saham senilai Rp1,6 triliun—langkah strategis yang tak hanya mengejutkan pasar tetapi juga mengundang pertanyaan: Apakah ini awal dari kebangkitan finansial perusahaan?
Sejak melantai di bursa, GOTO kerap menjadi sorotan karena volatilitas harga sahamnya. Namun, laporan terbaru menunjukkan perubahan signifikan.
Hingga 31 Maret 2025, perusahaan telah membeli kembali 25,9 miliar lembar saham, setara dengan US$99 juta, dari total program buyback senilai US$200 juta yang disetujui pemegang saham sejak Juni 2024.
Angka ini bukan sekadar pencapaian administratif, melainkan cerminan dari transformasi kinerja yang mulai terlihat.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar GOTO? Dari laporan keuangan hingga strategi korporasi, mari kita telusuri lebih dalam.
Buyback Saham: Langkah Percaya Diri atau Strategi Defensif?
Program buyback saham GOTO tidak muncul begitu saja. Ini adalah bagian dari rencana besar untuk memulihkan kepercayaan investor setelah periode penuh tantangan.
Dengan membeli kembali saham, perusahaan secara tidak langsung mengirim sinyal bahwa mereka percaya sahamnya undervalued—sebuah pesan kuat di tengah ketidakpastian pasar.
Menariknya, aksi serupa pernah dilakukan oleh XL Axiata pada 2020 sebagai antisipasi dampak pandemi. Bedanya, GOTO melakukan ini di tengah momentum pemulihan bisnis yang nyata.
EBITDA yang disesuaikan tercatat Rp393 miliar, berbalik dari rugi Rp101 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan bersih pun melesat 37% year-on-year (yoy) menjadi Rp4,2 triliun.
Pemulihan GOTO tidak hanya terlihat dari aksi korporasi, tetapi juga angka-angka kunci. Gross Transaction Value (GTV) inti melonjak 54% yoy menjadi Rp83,2 triliun, didorong oleh pertumbuhan di segmen on-demand services dan e-commerce.
Ini menunjukkan bahwa strategi integrasi antara Gojek dan Tokopedia mulai membuahkan hasil.
Analis JP Morgan bahkan meningkatkan target harga saham GOTO, menyoroti potensi percepatan profitabilitas.
“Dengan efisiensi biaya dan pertumbuhan pendapatan yang konsisten, GOTO mungkin mencapai break-even lebih cepat dari perkiraan,” tulis laporan mereka.
Tantangan ke Depan: Kompetisi dan Ekspektasi Pasar
Meski kinerja kuartal pertama 2025 menggembirakan, jalan GOTO tidak sepenuhnya mulus. Persaingan dengan pemain seperti Shopee dan Grab masih ketat, sementara ekspektasi investor terus meningkat.
Buyback saham mungkin bisa menstabilkan harga dalam jangka pendek, tetapi sustainability bisnis tetap menjadi kunci.
Seperti kasus Axiata yang melepas saham di Idea Cellular, keputusan strategis harus didukung oleh fundamental kuat. Untuk GOTO, fokus pada penguatan ekosistem dan monetisasi layanan akan menentukan apakah momentum ini bisa bertahan—atau justru menjadi euforia sesaat.
Dengan buyback Rp1,6 triliun dan kinerja yang mulai membaik, GOTO sedang berada di persimpangan jalan.
Apakah ini awal dari babak baru? Jawabannya mungkin terletak pada kuartal-kuartal mendatang. (Icha)
Telko.id – Polytron, perusahaan yang selama 50 tahun dikenal sebagai raja elektronik rumahan, bersiap meluncurkan mobil listrik pertamanya pada 6 Mei 2025.
Langkah ini bukan sekadar ekspansi bisnis, melainkan revolusi mobilitas yang bisa mengubah peta persaingan EV di Indonesia.
Sebelumnya, Polytron sudah membuktikan kompetensinya di pasar motor listrik dengan seri Fox yang mendominasi penjualan.
Kini, mereka berani melangkah lebih jauh. “Ini adalah wujud adaptasi kami terhadap kebutuhan nyata masyarakat,” tegas Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron, dalam konferensi pers di Jakarta.
Pernyataan ini bukan tanpa dasar—riset internal menunjukkan 68% konsumen Indonesia mengingkan EV dengan harga terjangkau namun tak mengorbankan teknologi.
Lantas, apa yang membuat langkah Polytron ini layak ditunggu? Simak analisis mendalam berikut.
Dari Motor ke Mobil: Strategi Bertahap yang Cerdas
Polytron tidak terjun ke pasar EV secara gegabah. Mereka memulai dengan motor listrik Fox R, Fox S, dan Fox 500 yang sukses merebut hati konsumen.
Pengalaman ini menjadi pijakan kokoh sebelum meluncurkan mobil listrik. “Kami belajar banyak dari feedback pengguna motor listrik kami,” ungkap Tekno.
Peluncuran mobil listrik ini juga sejalan dengan kolaborasi sebelumnya dengan Skyworth, raksasa teknologi asal China, yang sempat memicu spekulasi serupa dari merek lain.
Harga Terjangkau dengan Teknologi Ramah Lingkungan
Polytron menekankan bahwa mobil listrik mereka akan “lebih ramah dan sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia”. Meski detail teknis masih dirahasiakan, bocoran mengindikasikan fitur-fitur seperti:
Baterai dengan daya tahan 300 km per charge
Sistem charging kompatibel dengan infrastruktur PLN
Kehadiran Polytron di pasar mobil listrik bisa menjadi game changer. Sebagai merek lokal, mereka memahami preferensi konsumen Indonesia—mulai dari ketahanan terhadap kondisi jalan hingga layanan purna jual.
“Kami ingin teknologi masa depan bisa diakses lebih luas,” tambah Tekno. Ini sejalan dengan tren solusi teknologi terintegrasi yang kini banyak diminati.
Dengan peluncuran yang tinggal menghitung hari, Polytron tidak hanya merayakan ulang tahun ke-50, tetapi juga menancapkan tonggak baru sebagai pelopor mobilitas berkelanjutan di Indonesia. (Icha)