spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1709

Survei Membuktikan, Orang Lebih Suka Wi-Fi Ketimbang Sarapan Gratis

0

JAKARTA – Sebagian besar dari Anda, khususnya yang hobi traveller tentu tidak asing lagi dengan nama Agoda.com. Baru-baru ini, salah satu situs akomodasi terkemuka di dunia itu mengumumkan hasil survei Smarts Travel yang digelarnya beberapa waktu lalu. Menurut hasil, diketahui bahwa wisatawan lebih memilih gratis Wi-Fi di kamar ketimbang gratis sarapan.

Survei yang dilakukan pada bulan Juli 2015 lalu itu diiuti lebih dari 5.000 pelanggan Agoda.com dari seluruh dunia yang menguraikan apa yang mereka inginkan di kamar hotel.

Ketika ditanya mana yang lebih mereka suka untuk digratiskan, wisatawan lebih memilih Wi-Fi daripada sarapan. Wi-Fi mendapat 55% suara dan sarapan 45%.

“Kami tahu keduanya penting untuk pelanggan kami,” kata John Brown,Chief Operating Officer Agoda.com seperti dilansir dari Telecomasia. “Kebanyakan pelaku bisnis perhotelan memahami itu, dan sebagian besar properti di Agoda.com menawarkan harga kamar termasuk Wi-Fi, sarapan atau keduanya,” katanya.

Namun wisatawan memiliki preferensi yang jelas ketika bicara tentang tempat tidur yang besar. Ketika ditanya apakah mereka lebih memilih tempat tidur lebih besar atau kamar mandi besar, 75% memilih tempat tidur lebih besar. [IF]

Multi-Cloud Connect, Integrasikan Cloud Publik dengan MPLS

0

JAKARTA – NTT Com, sebuah perusahaan telekomunikasi asal Jepang baru-baru ini telah meluncurkan sebuah fitur opsional untuk layanan Arcstar Universal One miliknya. Mengusung nama Multi-Cloud Connect, fitur ini memungkinkan perusahaan untuk mengakses layanan cloud publik pihak ketiga melalui jaringan MPLS berkinerja tinggi untuk meningkatkan keamanan dan konektivitas.

Sementara perusahaan terus mempercepat adopsi layanan cloud, di mana sebagian besar layanan ini berbasis cloud publik dan harus diakses melalui internet, kinerja internet yang tidak konsisten menjadi hambatan utama untuk melakukan aktivitas ini. Terutama untuk perusahaan-perusahaan multinasional dengan pengguna akhir yang sangat terdistribusi.

Multi-Cloud Connect akan mengatasi masalah kinerja tersebut dengan menghubungkan jaringan MPLS Arcstar Universal One langsung ke platform penyedia layanan cloud publik, seperti Microsoft Azure dan Amazon Web Services (AWS).

Di sini, seperti disampaikan NTT Com dalam keterangan tertulisnya, Multi-Cloud Connect dihubungkan ke Microsoft Azure dan platform cloud AWS melalui keamanan yang ditingkatkan, koneksi private Layer 3, dan bukannya melalui internet.

Tak hanya itu, dengan memanfaatkan 130 pusat data yang dimilikinya di seluruh dunia, NTT Com juga dapat menyediakan pelangan solusi hibrid yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang berbeda: entah itu campuran on-premise, cloud private (Enterprise Cloud) dan/atau cloud publik.

Saat ini Multi-Cloud Connect telah menawarkan akses langsung ke Microsoft Azure dan platform cloud AWS di Tokyo, dan rencananya akan diikuti oleh London akhir tahun ini. Sebelum akhirnya terus berkembang secara global ke bagian lain dari Asia dan Amerika Utara. [IF]

Pelanggan 4G Global  Sentuh Angka 740 juta pada Q2 2015

0

JAKARTA – Tumbuhnya pangsa pasar smartphone dengan kemampuan 4G – lebih dari 50% pada kuartal pertama 2015 menurut data Gfk – secara tidak langsung berimbas pada meningkatnya jumlah pelanggan 4G. Menurut data Ericsson, pelanggan global 4G mencapai 740 juta pada akhir kuartal kedua, atau naik 460 juta dari total 280 juta pelanggan di tahun sebelumnya.

Sementara jumlah pelanggan mobile di seluruh dunia mencapai 7,2 miliar pada akhir Juni, naik dari 6,8 miliar di tahun sebelumnya. Dengan jumlah sebenarnya pelanggan individu naik menjadi 4,9 miliar dari 4,6 miliar.

Pelanggan global mobile broadband tumbuh sebesar 140 juta pada kuartal kedua mencapai 3,1 miliar, naik 25% pada Q2 2014, kata Ericsson, seperti dikutip Telko.id dari Totaltele.

Pelanggan 3G meningkat 50 juta dalam tiga bulan sampai 30 Juni, sedangkan pelanggan 4G naik 115 juta. Pelanggan GSM turun 80 juta.

Secara regional, Asia Pasifik – tidak termasuk China dan India – menyumbang 1,42 miliar pelanggan mobile dunia, diikuti oleh China dengan 1,30 miliar dan India dengan 985 juta.

Yang agak mengherankan adalah tingkat pertumbuhan data mobile yang mengalami sedikit perlambatan menjadi 55% dalam 12 bulan antara Q2 2014 dan Q2 2015, dari 60% antara Q2 2013 dan Q2 2014.

“Pertumbuhan trafik data didorong oleh munculnya pelagganan data mobile, bersama dengan terus meningkatnya rata-rata volume data per pelanggan,” pungkas Ericsson, dalam laporannya. [IF]

Intel: Dengan 5G, Semua Orang Bisa Jadi Terminator

0

JAKARTA – Di saat sebagian orang – termasuk kita di Indonesia – belum bisa merasakan seutuhnya kenikmatan teknologi 4G LTE, beberapa orang di luar sana telah dihadapkan pada teknologi 5G. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, China dan Korea Selatan bahkan telah memberikan sinyal untuk menggelar secara komersial terbatas teknologi tersebut.

Intel, dalam Forum Developer tahunan yang digelar baru-baru ini menyoal sedikit gambaran tentang teknologi 5G. Menurut perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat ini, seluruh 5G nantinya akan bekerja seperti jaringan besar dan bahkan benda-benda seperti mobil, skuter serta lemari es akan bekerja pada 5G.

5G sendiri, seperti diungkapkan eksekutif Intel, berarti kecepatan data yang lebih tinggi – setidaknya 100 kali dan kadang-kadang 1.000 kali lebih tinggi – dengan latensitas ultra-rendah dan faktor bentuk yang benar-benar berbeda.

Dalam hal ini, mereka menggambarkan 5G sebagai sesuatu yang akan didorong oleh ‘Internet of Things’ (IOT). Dengan versi yang lebih canggih dari augmented reality, virtual reality, real-time, streaming video Ultra HD dan lain-lain menjadi hal lainnya yang ditawarkan.

Paul McNamara, Wakil Presiden Ericsson Corporate Strategy Group menggambarkan 5G dengan aktivitas mengemudi mobil di jalanan dan memanggang roti. “Bayangkan bahwa kita sedang mengemudi mobil dan jaringan mendeteksi bahwa satu detik di depan kita, ada perlambatan tiba-tiba dan airbag menggelembung. Jaringan ini memiliki 20 milidetik untuk mengirim pesan ke mobil kita yang mengatakan bahwa kita harus menginjak rem. Di saat yang bersamaan, pemanggang roti yang terkoneksi mendeteksi bahwa roti telah matang. Kedua hal yang sangat, sangat berbeda dan mereka membutuhkan jenis karakteristik jaringan yang sangat, sangat berbeda,” katanya.

Sementara petinggi Intel Sandra Rivera memprediksi bahwa perangkat wearable, chip yang tertanam di dalam tubuh dan lain-lain dapat menjadi tren seiring dengan hadirnya 5G nantinya. “Siapapun bisa menjadi Terminator,” ungkapnya.

Saat ini, selain memperkenalkan sebuah program bertajuk Intel Networks Builders Fast Track untuk mempercepat inovasi jaringan dan interoperabilitas, Intel juga disebut-sebut telah bekerja sama dengan Nokia Networks, NTT DoCoMo dan SK Telecom, serta institusi akademik untuk pengembangan standar 5G.

Singkat kata, IDF 2015 melihat 5G sebagai jaringan ‘cerdas’, di mana jaringan akan memungkinkan perangkat untuk terhubung dan berkomunikasi dengan lebih efisien. Jaringan akan memprioritaskan tindakan berdasarkan tingkat kepentingan dan akan mampu untuk mengakomodasi sejumlah perangkat. Perangkat juga akan berkembang dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Agar hal ini bisa terjadi, perubahan harus terjadi di jaringan inti, yang akan dirancang untuk menjadi lebih fleksibel dan bisa diukur. “Jaringan akan lebih virtual dan interaktif,” pungkas Intel seperti dilansir telecomtalk, Senin (31/8/2015). [IF]

Indosat Ajak Programer “Cilik” untuk Kembangkan Aplikasi

0

JAKARTA – Indosat kembali menunjukkan komitmennya dalam dunia teknologi. Kali ini, dengan menggelar Kids & Teens Hackathon, sebuah coding competition sebagai bagian dari rangkaian Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) ke-9. Penyelenggaraan coding competition yang pesertanya berusia 7 hingga 15 tahun ini bertujuan untuk mendorong lahirnya para developer aplikasi mobile cilik di Indonesia.

“Indosat menyadari bahwa teknologi kini sudah diperkenalkan kepada anak sejak usia dini sebagai alat yang mendidik serta sebagai sumber informasi. Dengan diadakannya coding competition ini, kami berharap dapat mempercepat terciptanya ekosistem digital Indonesia yang dibesarkan oleh anak bangsa sendiri. Pada akhirnya semua upaya tersebut akan dapat meningkatkan  kualitas hidup masyarakat dan mendorong kemajuan bangsa kita,” demikian diungkapkan Trisula Dewantara, Group Head Corporate Communications Indosat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/8/2015).

Pada pelaksanaan Kids & Teens Hackathon, Indosat bekerja sama dengan Cody’s App Academy yang merupakan tempat belajar pemrograman komputer yang difokuskan untuk anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama.

Ada dua kategori yang diperlombakan pada hackathon ini, yaitu Pro yang ditujukan untuk murid-murid Cody’s App Academy, dan kategori Rookie yang ditujukan untuk pemula selain murid Cody’s App Academy. Para peserta akan memperebutkan hadiah berupa laptop, smartphone, dan voucher untuk kursus di Cody’s App Academy. Sementara juara pertama juga akan mendapatkan piala dari Walikota Tangerang Selatan.

IWIC adalah ajang kompetisi inovasi teknologi di bidang wireless yang diselenggarakan Indosat sejak tahun 2006 yang merupakan program tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat (Corporate Social Responsibility) dengan pilar Inovasi.

Kompetisi tahunan ini hadir kembali dengan menawarkan konsep unik dan berbeda dalam penyelenggaraannya. Selain penajaman kepada inovasi, IWIC ke-9 juga secara konsisten akan mengasah jiwa entrepreneurship peserta dengan menggandeng Jakarta Founder Institute dan Crowdtivate sebagai mitra. Tak hanya itu, penyelenggaraan IWIC ke-9 juga didukung oleh Internet.org by Facebook, Founder Institute, Kompas Gramedia, Harukaedu, Crowdtivate, i Aplikazone, Yayasan Cendekia Indosat, dan Dicoding. [IF]

UCWeb Pilih Indonesia Sebagai Markas Besar Wilayah Asia Tenggara

0

JAKARTA – Dalam Global Mobile Internet Conference yang berlangsung di Jakarta baru-baru ini, UCWeb Inc., pemimpin penyedia layanan mobile dunia dan anak perusahaan Alibaba Group, Indonesia menyatakan ketertarikannya untuk menjadikan Indonesia sebagai markas besar UCWeb untuk wilayah Asia Tenggara.

Menurut Director, International Business Development, UCWeb, Kenny YE, faktor utama yang menentukan pilihan ini adalah popularitas UC Browser yang kian meningkat pesat.

Tercatat popularitas browser mobile ini di Indonesia yang berhasil mendapatkan pangsa pasar sebesar 38% per bulan Juli 2015, menurut layanan analisa lalu lintas pihak ketiga StatCounter.

Kenny YE menghubungkan peningkatan pesat UCWeb di pasar ini dengan kombinasi yang luar biasa akan berbagai kekuatan UCWeb, termasuk kekuatan teknologi, mentalitas “Going Glocal” dan juga sebuah platform ekosistem yang terus berkembang, menarik bagi para mitra lokal.

UC Browser dikenal dengan fitur cloud browsing yang khas, tersedia lewat percepatanpageload dan teknologi kompresi data, menjadikan browsing web mobile lebih cepat dan ekonomis. Di saat yang sama, mentalitas “Going Glocal” UCWeb untuk ekspansi internasionalnya juga berkontribusi dalam peningkatan populeritasnya di pasar-pasar seperti India dan Indonesia.

“Glocal” merefleksikan pola pikir UCWeb dalam maju ke dunia (global) dan bekerja secara lokal di negara-negara tempatnya beroperasi. Dibimbing strategi ini, UCWeb telah mengumpulkan tim staf lokal untuk menyediakan pengetahuan dan wawasan lokal serta berpartisipasi dalam keputusan-keputusan penting dari operasional harian di Indonesia. UCWeb juga bekerja sama dengan para penyedia konten dan layanan lokal untuk melengkapi UC Browser dengan informasi lokal yang kaya dan beragam.

Jonathan ZHONG, Managing Director, UCWeb Indonesia, juga berbicara di GMIC, memperkenalkan Open Platform UCWeb di pasar-pasar Asia Tenggara. UC Open Platform pertama kali diperkenalkan tahun lalu di India, dan mendapatkan respon hangat dari para pengembang India.

“Kami senang bisa memperkenalkan platform ini di sini untuk melayani para pengembang Indonesia,” kata Jonathan ZHONG dalam keterangan pers-nya hari ini, (24/8/2015). “Selain UC Browser, browser mobile kami, yang membantu para mitra kami menjangkau para pengguna, kami juga memiliki UC Union, sebuah platform komersialisasi dan promosi bagi para pengembang aplikasi.”

Diperkenalkannya platform ini ke pasar Indonesia memperlihatkan komitmen UCWeb dalam upayanya untuk meningkatkan kehadirannya di pasar internet mobile Indonesia. [IF]

Tingkatkan Minat Baca, Indosat Kenalkan Cipikabookmate 

0

JAKARTA – Smartphone telah menjadi bagian yang terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Mulai dari berkomunikasi, bekerja hingga membaca, semua dilakukan lewat smartphone. Tak heran, jika kemudian sejumlah pihak berlomba-lomba untuk lebih memaksimal penggunaannya. PT Indosat Tbk (Indosat), salah satunya. Dengan alasan meningkatkan minat baca pengguna smartphone di tanah air, operator ini menghadirkan sebuah aplikasi bertajuk Cipikabookmate.

Cipikabookmate merupakan layanan aplikasi buku digital pertama di Indonesia yang menyajikan konsep berlangganan layaknya perpustakaan dengan membayar satu kali dan bisa membaca sepuasnya. Kehadiran aplikasi ini, selain untuk meningkatkan minat baca juga ditujukan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pecinta buku di Indonesia.

“Menggunakan Cipikabookmate, para pecinta buku di Indonesia kini dapat menikmati pengalaman membaca yang menyenangkan via mobile,” demikian diungkapkan Prashant Gokarn, Chief Digital Services Officer Indosat hari ini, Senin (24/8/2015).

Dalam penyelenggaraan layanan buku digital ini, Indosat – dalam hal ini Cipika, berkolaborasi dengan platform aasal Amerika Serikat yang dikelola oleh Bookmate. Aplikasi Bookmate sendiri sudah digunakan di beberapa negara di dunia dan lebih dari 9 bahasa. Itu artinya, banyak negara yang akan mengakses buku-buku di dalam perpustakaannya. Termasuk buku-buku lokal.

“Di sini kita bekerja dengan beberapa penerbit, di antaranya Mizan, Bentang Pustaka, Rosda Publishing, Zikrul Lestari, Noura, dan Trimuvi. Selain itu kita juga sedang dalam pembicaraan dengan beberapa universitas di Indonesia, tentang bagaimana kita menyediakan buku sekolah nantinya,” ujar Carlos D. Karo Karo, Division Head Digital Commerce Indosat.

Saat ini, Cipikaboomate telah memiliki setidaknya 4000 pelanggan, di mana 2800 berasal dari Android, 1200 dari iOS. Hingga akhir tahun, seperti diungkapkan Carlos lagi, Indosat menargetkan akan bisa merangkul setidaknya 20.000 pelanggan Cipikabookmate. “40 persen untuk yang premium, sisanya yang standar,” kata Carlos lagi. [IF]

Buka Kantor Baru di Filipina, Anabatic Siap Rajai Pasar Asia

0

JAKARTA – PT Anabatic Technologies Tbk, perusahaan publik yang bergerak di bidang teknologi informasi,  terus melanjutkan langkah pengembangan bisnisnya ke pasar manca negara.

Setelah sebelumnya masuk ke pasar India dengan mendirikan kantor di Chennai dan Bangalore, Anabatic kini resmi memasuki pasar Filipina dengan membuka kantor baru melalui Anabatic International (ATI PL).

“Filipina dipilih sebagai negara yang memiliki potensi pengembangan tinggi. Kondisi ekonomi dan permintaan jasa TI dari bank-bank lokal disana terus meningkat,” ujar Regional Director & Country Manager Anabatic Technologies Daniel Viray di Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Langkah ekspansi ke Phillipina merupakan bagian dari strategi Anabatic menjadi pemain TI yang makin kokoh di level regional. Ke depannya, Anabatic mengaku akan semakin ekspansif di sejumlah negara Asia, dengan memberikan berbagai layanan dan solusi TI yang menjadi keunggulannya.

“Kehadiran Anabatic di Filipina membuat kami sangat optimistis terhadap masa depan  pengembangan bisnis. Kami melihat adanya kebutuhan besar untuk segmen yang masih  unbanked di Phillipina. Proses implementasi CBS dilakukan dengan sangat baik,” jelas Daniel Viray lagi.

Di kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Anabatic Technologies Tbk Handojo Sutjipto mengatakan, Era Ekonomi Asia telah datang. Aspek budaya, sosial, dan ekonomi kini telah terintegrasi, dan Anabatic melihat hal ini sebagai sebuah peluang untuk memperluas bisnis di Asia Tenggara.

“Harapan kami, dengan langkah ini Anabatic bisa lebih luas menjangkau pasar keuangan dan mengoptimalkan efisiensi pengelolaan sumber daya manusia,” pungkasnya.

Di Filipina, Anabatic menawarkan layanan perbankan di wilayah yang belum terjangkau (banking the unbanked). Dalam ekspansi ke negeri tetangga itu, Anabatic juga menggandeng  salah satu perusahaan penyedia core banking system (CBS) asal Swiss, Temenos,  terutama dengan mengimplementasikan produk Temenos CBS T24.

Meski kantor baru resmi dibuka, namun sebelumnya ATI PL telah sukses mengimplementasikan softawre CBS Temenos di sejumlah bank komersial dan thrift bank di Filipina. (IF)

Jelang HUT RI, Telkomsel Kibarkan Broadband di Perbatasan

0

SEBATIK – Menyambut HUT RI ke-70, tim Telkomsel blusukan ke daerah-daerah perbatasan untuk meresmikan beroperasinya 128 Base Transceiver Station (BTS) 3G di titik-titik perbatasan dan pulau terdepan Indonesia.

Acara peresmian dipusatkan di Pulau Sebatik, Nunukan – Kalimantan Utara, dimana di lokasi tersebut Telkomsel mengaktifkan 10 BTS 3G tambahan yang mampu melayani kebutuhan akses broadband masyarakat setempat.

Kehadiran BTS Tekomsel di wilayah-wilayah perbatasan amat penting, mengingat lokasi tersebut secara geopolitik sangat strategis dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sebagai operator dengan jaringan yang tersebar hingga ke pelosok, sudah merupakan komitmen kami untuk berada di garis terdepan, guna turut menjaga kedaulatan NKRI,” kata Direktur Sales Telkomsel, Mas’ud Khamid.

Dia menyebutkan, bahwa penyediaan jaringan telekomunikasi di daerah perbatasan memiliki tantangan tersendiri, terutama dari sisi beratnya medan yang harus ditempuh.

“Daerah perbatasan merupakan daerah yang strategis untuk menegaskan kedaulatan NKRI, sehingga apapun tantangannya tidak menjadi halangan bagi kami untuk hadir,” jelasnya.

Mas’ud lebih lanjut memaparkan bahwa Telkomsel memberikan layanan broadband agar tidak ada lagi kesenjangan antara masyarakat kota besar dan daerah perbatasan di dalam menikmati Internet.

Secara nasional, tambah Mas’ud, Telkomsel memiliki lebih dari 480 BTS (3G & 2G) di daerah perbatasan. Hadirnya BTS 3G di lokasi-lokasi perbatasan diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuhan perekonomian, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja baru.

“Kami berharap dapat mendorong laju ekonomi dan percepatan pembangunan daerah terdepan Indonesia, hal ini sejalan dengan visi pemerintah, khususnya Kementerian Kominfo dengan ‘Indonesia Broadband Plan,” imbuhnya.

Terbukanya akses layanan data di daerah perbatasan diharapkan juga dapat membantu TNI dalam menunjang berbagai kegiatan operasional tentara yang bertugas di garda terdepan menjaga keutuhan negara.

“Kami tidak akan berhenti disini untuk menggelar jaringan ke berbagai daerah lainnya di Indonesia dan akan terus menambah titik-titik layanan broadband di lokasi-lokasi perbatasan dan pulau-pulau terdepan,” pungkas Mas’ud.

Saat ini BTS-BTS Telkomsel di daerah terdepan diantaranya berbatasan dengan negara Papua Nugini (Merauke dan Jayapura), Australia (Pulau Rote), Timor Leste (Atambua), Filipina (Sangihe), Malaysia (Sebatik-Nunukan), Singapura (Batam), dan Vietnam (Kepulauan Natuna).[HBS]

Apa Istimewanya 4G LTE-A Smartfren?

0

JAKARTA – Smartfren baru saja meresmikan layanan 4G LTE Advanced secara komersial. Dengan mengusung teknologi 4G LTE-A, operator berbasis CDMA ini terlihat sangat pede bisa bersaing dengan operator lainnya yang lebih dulu menggelar layanan LTE. Sebenarnya apa istimewanya teknologi 4G LTE Advanced (4G LTE-A)?

Meski tertinggal dibanding tiga operator GSM, yakni Telkomsel, XL, dan Indosat, yang telah lebih dulu mengkomersialkan layanan LTE mereka, namun Smartfren merasa yakin bisa menyalip para pesaingnya itu karena mengusung teknologi 4G LTE-A yang menawarkan kecepatan lebih tinggi.

Franky Wijaya, Chairman Sinarmas Group, induk usaha Smartfren Telecom mengatakan, bahwa perbedaan teknologi 4G LTE dan LTE-A ada pada kecepatan yang ditawarkan.

“Kalau 4G LTE hanya mampu menghasilkan kecepatan sampai 150 Mbps, kalau LTE-A disebut bisa menawarkan kecepatan hingga 300 Mbps,” jelasnya di Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Dibandingkan dengan operator GSM, frekuensi untuk layanan Internet bergerak milik Smartfren Telecom memiliki kelebihan. Karena seperti diketahui, layanan 4G LTE milik Smarftren ini berjalan di dua frekuensi, 2.300 Mhz dan 850 MHz.

Sumber daya pita lebar yang dimiliki Smartfren untuk menggelar 4G LTE memang cukup powerfull bila dibandingkan operator lain. Pada 2.300 MHz, Smartfren mempunyai sumber daya pita seluas 30 MHz, sementara di 850 MHz ada 10 MHz.

Tapi harap diketahui, keduanya berbeda teknologi, masing-masing time division duplex (TDD) yang akan berjalan di spektrum 2.300 MHz, dan frequency division duplex (FDD) untuk menyelenggarakan layanan Internet kecepatan tinggi di spektrum frekuensi 850 MHz.

Smartfren menjadi operator pertama di Indonesia yang mengadopsi LTE-A. Salah satu keunggulannya adalah menggabungkan teknologi TDD dan FDD dalam satu perangkat dan jaringan yang disebut Carrier Aggrregation.

4G LTE 2.300 MHz bisa memberi kecepatan yang stabil dan tinggi saat digunakan, namun soal cakupan area lemah. Sementara di 850 MHz penetrasi areanya bisa tinggi, namun soal cakupannya pendek.

Nah, dengan Carrier Aggregator inilah layanan internet Smartfren akan menjadi satu kesatuan, yang saling mengisi. Malahan pihak Smartfren mengklaim memiliki teknologi yang mampu membuat ponsel mencari BTS sendiri, apabila di satu jaringan sudah penuh sehingga kualitas yang didapatkan bisa lebih baik lagi.

Smartfren telah menunjuk Nokia dan ZTE sebagai produsen perangkat base transceiver station (BTS) untuk infrastruktur 4G LTE. Nokia menggarap daerah operasional Smartfren di Sumatera, Jabodetabek, dan Jawa Barat. Sementara ZTE di Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi.[HBS]