Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan memiliki asisten pribadi yang bisa membantu segala kebutuhan digital hanya dengan satu ketukan?
Kini, impian itu menjadi nyata. Meta AI, asisten kecerdasan buatan berbasis Meta Llama 3.2, resmi meluncur di Indonesia minggu ini.
Tidak sekadar chatbot biasa, teknologi ini hadir dengan kemampuan multimodal—dari menjawab pertanyaan kompleks hingga menciptakan gambar instan lewat perintah teks.
Meta AI bukanlah pemain baru di peta persaingan AI global. Sejak diumumkan pertama kali pada 2023, platform ini telah digunakan oleh lebih dari 700 juta orang di 42 negara.
Keunggulannya? Integrasi seamless dengan aplikasi populer seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
“Meta AI dirancang untuk menyederhanakan aktivitas sehari-hari, sekaligus menjadi katalis kreativitas,” tegas Revie Sylviana, Director of Global Partnerships, Southeast Asia, Meta, dalam rilis resminya.
Lantas, apa yang membuat kehadiran Meta AI di Indonesia layak mendapat perhatian? Berikut analisis mendalam beserta fitur-fitur revolusionernya.
Meta AI: Lebih dari Sekadar Chatbot
Berbeda dengan asisten AI konvensional, Meta AI mengusung pendekatan “embedded intelligence”. Artinya, Anda tidak perlu membuka aplikasi terpisah. Cukup ketik @Meta AI di grup WhatsApp atau klik ikonnya di Instagram, maka segala kebutuhan—dari rekomendasi restoran hingga analisis data—bisa terpenuhi tanpa meninggalkan percakapan.
Fitur unggulan yang patut dicoba:
Pencarian Real-Time: Hasil informasi langsung terintegrasi dengan sumber terpercaya.
Multibahasa: Dukungan Bahasa Indonesia dengan pemahaman konteks lokal.
Cross-Platform Akses via meta.ai untuk tugas yang lebih kompleks.
Imagine: Senjata Rahasia Kreator Konten
Bagi pelaku industri kreatif, fitur Imagine adalah game-changer. Dengan mengetik deskripsi sederhana seperti “ilustrasi cyberpunk ala Jakarta tahun 2050”, Meta AI mampu menghasilkan gambar berkualitas tinggi dalam hitungan detik.
Lebih menarik lagi, alat ini bisa memberikan saran caption yang relevan—solusi bagi yang sering mentok ide.
Uji coba tim kami membuktikan: Hasil gambar konsisten dengan prompt, bahkan untuk permintaan spesifik seperti “desain poster promo kuliner Padang dengan nuansa vintage”.
AI Studio: Lahirkah Era Baru Influencer Virtual?
Inovasi paling ambisius Meta adalah peluncuran AI Studio. Platform ini memungkinkan siapa pun menciptakan karakter AI custom. Dari tokoh fiksi hingga alter ego digital, semua bisa diwujudkan dengan menentukan:
Nama dan kepribadian
Nada bicara (formal/casual/sarkastik)
Visual avatar
Beberapa karakter lokal yang sudah populer:
Om Gustiono: AI penghibur dengan permainan teks interaktif.
FitBite: Ahli nutrisi yang memberikan resep sehat.
Pertanyaan kritisnya: Akankah karakter-karakter ini menjadi “influencer virtual” masa depan? Meta tampaknya serius dengan menyediakan opsi monetisasi untuk kreator.
Dengan semua keunggulan ini, Meta AI bukan sekadar tools—ia adalah cerminan bagaimana AI akan semakin personal dan kontekstual. Tantangannya? Menjaga kualitas respons dan keamanan data di tenggah masifnya pengguna baru. Satu hal yang pasti: Revolusi kreativitas digital Indonesia baru saja dimulai. (Icha)
Telko.id – Bayangkan, Anda sedang antre panjang di kasir restoran favorit. Dompet tertinggal di rumah, dan Anda hanya mengandalkan smartphone.
Tapi, alih-alih repot membuka aplikasi, memindai QR code, dan menunggu proses verifikasi—cukup tempelkan ponsel ke mesin EDC, dan transaksi selesai dalam hitungan detik. Inilah realitas baru yang dihadirkan QRIS TAP dari BCA.
Sejak diluncurkan pada 14 Maret 2025, QRIS TAP (Tanpa Pindai) telah mengubah wajah transaksi digital di Indonesia. Inovasi berbasis Near Field Communication (NFC) ini tak sekadar memangkas waktu pembayaran, tetapi juga membuka pintu bagi UMKM untuk bertransaksi lebih efisien.
Dengan lebih dari 324 ribu merchant mitra BCA yang sudah mendukung, teknologi ini bukan lagi sekadar wacana—melainkan lompatan nyata menuju ekosistem pembayaran tanpa tunai yang lebih matang.
Lantas, apa yang membuat QRIS TAP layak disebut sebagai game-changer? Berikut analisis mendalam beserta panduan lengkap untuk merchant dan nasabah.
QRIS TAP: Revolusi Pembayaran Digital ala BCA
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebut QRIS TAP sebagai “lompatan besar dalam digitalisasi sistem pembayaran”.
Klaim ini bukan tanpa alasan. Berbeda dengan QRIS konvensional yang memerlukan proses pemindaian, teknologi NFC memungkinkan transaksi terjadi hanya dengan menempelkan ponsel ke terminal pembayaran. Keunggulan utamanya:
Kecepatan 2x lebih tinggi – Proses transaksi dipangkas dari rata-rata 15 detik menjadi hanya 5-7 detik.
Keamanan berlapis – Menggunakan enkripsi end-to-end dan verifikasi biometrik melalui aplikasi myBCA.
Ramah UMKM – Merchant tak perlu investasi hardware baru selama menggunakan EDC BCA layar sentuh.
Fitur ini kini tersedia bagi pengguna myBCA minimal versi 2.2.0 di perangkat Android dengan NFC. Menariknya, BI mencatat adopsi QRIS TAP tumbuh 40% lebih cepat dibandingkan QRIS biasa di minggu pertama peluncuran.
Cara Pakai QRIS TAP: Simpelnya Bikin Ketagihan
Bagi nasabah, proses transaksi semudah menggesek kartu:
Buka aplikasi myBCA, pilih menu NFC Pay.
Tempelkan ponsel ke terminal pembayaran (pastikan NFC aktif).
Transaksi selesai tanpa perlu memasukkan PIN untuk nominal di bawah Rp1 juta.
Sementara bagi merchant, langkahnya tak kalah praktis:
Pilih menu Kartu di EDC layar sentuh.
Masukkan nominal transaksi.
Arahkan ponsel nasabah ke area NFC di mesin EDC.
“Ini seperti memiliki kasir digital tanpa biaya tambahan,” tutur Rina, pemilik kedai kopi di Jakarta yang sudah menggunakan QRIS TAP sejak hari pertama.
Dampak Strategis bagi Ekosistem Digital Indonesia
Ekspansi QRIS TAP ke 324 ribu merchant bukan sekadar angka. Ini mencerminkan strategi BCA dalam:
Mempercepat inklusi keuangan – Memudahkan UMKM masuk ke rantai pembayaran digital.
Mengurangi ketergantungan tunai – Transaksi mikro sekalipun bisa dilakukan nontunai dengan mudah.
Menyiapkan infrastruktur masa depan – NFC diprediksi menjadi standar pembayaran global dalam 3 tahun ke depan.
Jahja menambahkan, “Kami sedang memperluas jaringan merchant mitra secara agresif, termasuk ke pasar tradisional dan transportasi umum.” Langkah ini sejalan dengan target BI yang ingin 60% transaksi ritel beralih ke digital pada 2026.
Dengan kemudahan yang ditawarkan, bukan tak mungkin QRIS TAP akan menjadi “kartu kredit baru” bagi generasi milenial dan Gen Z yang mengutamakan kepraktisan. Pertanyaannya kini: Sudahkah Anda mencoba pengalaman bertransaksi secepat kedipan mata ini? (Icha)
Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan sebuah tablet yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi asisten pribadi untuk produktivitas harian?
Samsung menjawab kebutuhan itu dengan meluncurkan Galaxy Tab S10 FE dan Galaxy Tab S10 FE+, dua varian terbaru yang menggabungkan desain premium dengan kecerdasan buatan (AI) mutakhir.
Tablet ini bukan sekadar perangkat hiburan, melainkan alat serbaguna untuk bekerja, belajar, dan berkreasi.
Sejak diperkenalkan pada 2 April 2025, Galaxy Tab S10 FE series langsung menarik perhatian dengan layar lebih besar, bezel lebih tipis, dan fitur AI yang memudahkan multitasking.
Changtae Kim, EVP & Head of New Computing R&D Team Samsung, menyatakan bahwa seri ini dirancang untuk menginspirasi pengguna agar lebih produktif dan kreatif. Lantas, apa saja keunggulan yang ditawarkan?
Layar Lebih Luas, Pengalaman Lebih Imersif
Galaxy Tab S10 FE+ menampilkan layar 13,1 inci, hampir 12% lebih besar dibandingkan pendahulunya. Dengan bezel yang lebih tipis, bidang pandang menjadi lebih luas, cocok untuk menonton film, bermain game, atau sekadar membaca dokumen.
Refresh rate 90Hz dan tingkat kecerahan hingga 800 nits (HBM) memastikan visual tetap mulus dan jelas, bahkan di bawah sinar matahari.
Fitur Vision Booster secara otomatis menyesuaikan kecerahan layar sesuai lingkungan, sementara teknologi reduksi cahaya biru membantu mengurangi ketegangan mata.
Bagi yang sering bekerja di luar ruangan atau belajar dalam waktu lama, fitur ini menjadi solusi praktis.
Desain Ringkas dengan Performa Tangguh
Samsung berhasil membuat Tab S10 FE series lebih ringan 4% dari generasi sebelumnya, sehingga mudah dibawa ke mana saja.
Meski ramping, tablet ini dilengkapi dengan chipset yang mendukung multitasking lancar, kamera belakang 13MP untuk foto tajam, serta sertifikasi IP68 yang membuatnya tahan debu dan air.
Bagi pelajar atau profesional, fitur seperti Samsung Notes dengan Solve Math dan Handwriting Help memudahkan pencatatan.
Sementara itu, pengguna kreatif bisa memanfaatkan aplikasi seperti Clip Studio Paint dan LumaFusion untuk mengolah konten langsung dari tablet.
Fitur AI yang Membuat Hidup Lebih Mudah
Galaxy Tab S10 FE series adalah tablet pertama dalam lini FE yang dibekali AI sejak pertama kali dinyalakan. Beberapa fitur unggulannya termasuk:
Circle to Search with Google: Cari informasi langsung dari layar tanpa keluar aplikasi.
Object Eraser: Hapus objek yang tidak diinginkan dari foto dengan sekali sentuh.
Best Face: Gabungkan ekspresi terbaik dalam foto grup.
Auto Trim: Susun video menjadi highlight reel secara otomatis.
Tak hanya itu, tombol AI khusus di Book Cover Keyboard memungkinkan akses cepat ke asisten virtual yang bisa disesuaikan dengan preferensi pengguna. Integrasi dengan perangkat Galaxy lainnya, seperti SmartThings, juga memungkinkan pemantauan rumah dari jarak jauh.
Keamanan Tingkat Tinggi dengan Samsung Knox
Seperti perangkat Samsung lainnya, Tab S10 FE series dilindungi oleh Samsung Knox, sistem keamanan berlapis yang memastikan data pribadi tetap aman. Perlindungan ini mencakup deteksi ancaman real-time dan enkripsi berbasis perangkat keras.
Tablet ini tersedia dalam tiga pilihan warna: Gray, Silver, dan Blue. Dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan seri flagship, Galaxy Tab S10 FE series menjadi pilihan menarik bagi yang menginginkan performa premium tanpa menguras kantong.
Jadi, apakah tablet ini layak menjadi teman setia Anda sehari-hari? Dengan segudang fitur cerdas dan desain yang elegan, jawabannya mungkin sudah jelas. (Icha)
Telko.id – Bayangkan Anda sedang mengerjakan proyek desain 3D yang rumit, tetapi laptop tiba-tiba lag atau bahkan hang. Atau, saat presentasi penting di depan klien, baterai habis tanpa peringatan.
Bagi para profesional, performa dan keandalan perangkat bukan sekadar kebutuhan—melainkan kunci produktivitas. Di sinilah Lenovo ThinkPad P1 Gen 7 hadir sebagai solusi.
Mobile workstation terbaru dari Lenovo ini dirancang untuk menjawab tantangan pekerjaan intensif di berbagai industri, mulai dari desain grafis hingga pengembangan AI.
Dengan spesifikasi tinggi dan fitur keamanan canggih, perangkat ini tidak hanya memenuhi, tetapi melampaui ekspektasi pengguna. Lantas, apa saja keunggulan yang membuat ThinkPad P1 Gen 7 layak menjadi investasi bagi para profesional?
Berikut analisis mendalam tentang lima fitur unggulan yang membedakan ThinkPad P1 Gen 7 dari kompetitor.
1. Kinerja Tanpa Kompromi dengan Intel Core Ultra 9
ThinkPad P1 Gen 7 dibekali prosesor Intel® H Series CoreTM Ultra 9 generasi terbaru, termasuk opsi Intel vPro®. Kombinasi ini memungkinkan perangkat menangani tugas berat seperti rendering animasi 3D, simulasi data, hingga pelatihan model AI tanpa lag. Teknologi AI terintegrasi juga meningkatkan efisiensi, seperti pengoptimalan daya baterai dan manajemen tugas otomatis.
Bagi software developer atau data scientist, kemampuan multitasking ini sangat krusial. Anda bisa menjalankan IDE, database server, dan virtual machine sekaligus tanpa khawatir overheat. Performa ini didukung oleh GPU NVIDIA RTX profesional yang dioptimalkan untuk aplikasi CAD dan machine learning.
2. ThinkShield: Perlindungan Data Level Enterprise
Keamanan menjadi prioritas utama Lenovo melalui ThinkShield. Fitur ini mencakup modul TPM (Trusted Platform Module) untuk enkripsi hardware, plus autentikasi biometrik via pengenalan wajah IR dan fingerprint reader. Bahkan, IT admin bisa memantau keamanan perangkat jarak jauh menggunakan Lenovo Endpoint Management.
Dalam era serangan siber yang semakin canggih, perlindungan ini bukan lagi sekadar fitur tambahan—melainkan kebutuhan mutlak. Apalagi bagi industri seperti keuangan atau kesehatan yang menangani data sensitif.
3. Desain Ringkas dengan Baterai Tahan Lama
Meski powerful, bobot ThinkPad P1 Gen 7 kurang dari 2kg—sangat portabel untuk mobile workstation. Layar 16:10 dengan opsi 4K memberikan ruang kerja lebih luas, cocok untuk multitasking. Baterainya mampu bertahan seharian penuh, didukung teknologi fast charging.
Bagi pekerja hybrid yang sering berpindah tempat, kombinasi mobilitas dan daya tahan ini menjadi nilai tambah besar. Anda tak perlu repot mencari colokan setiap 3-4 jam.
4. Lolos Uji Militer, Siap Hadapi Medan Terberat
Sertifikasi MIL-STD 810H membuktikan ketahanan ThinkPad P1 Gen 7 terhadap suhu ekstrem, guncangan, dan kelembapan. Keyboard anti-tumpah dan chassis magnesium alloy melindungi dari kecelakaan sehari-hari. Ini investasi jangka panjang—perangkat bisa bertahan 5+ tahun bahkan dengan penggunaan intensif.
5. Sertifikasi ISV: Kompatibilitas Tanpa Masalah
Lenovo bekerjasama dengan vendor software seperti Adobe dan Autodesk untuk memastikan optimasi sempurna. Aplikasi profesional seperti Premiere Pro atau SolidWorks berjalan lancar tanpa bug atau crash. Bagi creative professional, ini menghilangkan headache kompatibilitas yang sering terjadi di workstation biasa.
Dengan harga mulai Rp56,8 juta, ThinkPad P1 Gen 7 memang bukan untuk pengguna casual. Namun bagi profesional yang mengandalkan laptop sebagai alat produksi utama, setiap rupiahnya sepadan dengan produktivitas yang didapat. Apalagi dengan garansi dan layanan purna jual Lenovo yang sudah teruji. (Icha)
Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan bisnis kecil bisa bersaing dengan raksasa e-commerce? Di era serba digital, peluang itu bukan lagi sekadar mimpi.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membuktikan komitmennya melalui Entrepreneur Hub 2025, sebuah gerakan kolaboratif untuk mendorong UMKM bertransformasi secara digital.
Acara yang digelar secara hybrid di Hall Harmonis Telkom Bogor pada 28 Maret 2025 ini bukan sekadar seminar biasa.
Dengan tema “Entrepreneur Naik Kelas, Ekonomi Tancap Gas”, Telkom menghadirkan paket lengkap: dari talkshow inspiratif hingga demo teknologi terkini. Yang menarik, 75 pelaku UMKM Bogor hadir langsung, sementara 20 peserta lain mengikuti secara daring—sebuah gambaran nyata bagaimana digitalisasi menyatukan peluang bisnis.
Lantas, apa saja strategi Telkom dalam mengakselerasi transformasi digital UMKM? Simak analisis mendalam berikut.
Entrepreneur Hub: Katalisator Digitalisasi UMKM
Sejak tiga tahun terakhir, Entrepreneur Hub telah menjadi wadah strategis bagi wirausaha. Tahun ini, Telkom memulai rangkaian acara dari Bogor, dengan rencana ekspansi ke Bekasi, Banten, dan Jakarta. “Transformasi digital adalah katalisator pertumbuhan bisnis,” tegas Edie Kurniawan, Executive Vice President Telkom Regional II.
Pernyataan tersebut bukan tanpa bukti. Dalam paparannya, Edie membeberkan kisah sukses entrepreneur global yang melipatgandakan omset berkat terobosan digital. “Marketing konvensional saja tak cukup. Di sinilah peran teknologi sebagai game changer,” tambahnya.
Kolaborasi Multisektor untuk Ekosistem Digital
Kekuatan Entrepreneur Hub 2025 terletak pada sinergi multipihak. Telkom menggandeng Kementerian UMKM dan akademisi seperti Wisnu Sakti Dewobroto, Dekan Fakultas Kewirausahaan Podomoro University. “Pertumbuhan perusahaan unicorn dua kali lebih cepat berkat konektivitas teknologi,” ungkap Wisnu.
Adrian Sani Harahap, Senior Manager MSE Incubation Telkom, menambahkan visi jangka panjang: “Kami ingin lahir UMKM unggulan yang naik kelas. Digitalisasi adalah kuncinya.” Pernyataan ini sejalan dengan target Kementerian UMKM yang mencanangkan rasio kewirausahaan nasional 3,14% pada 2025.
Dari Bogor untuk Indonesia: Jejak Digital yang Berkelanjutan
Christina, Asisten Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian UMKM, menekankan pentingnya keberlanjutan program. “Kami akan seleksi peserta untuk pengembangan lebih lanjut hingga bisnis mereka benar-benar sustainable,” paparnya.
Inisiatif Telkom ini bukan sekadar event satu hari. Melalui pendampingan berkelanjutan dan solusi digital inovatif, Entrepreneur Hub 2025 diharapkan menjadi titik balik bagi UMKM Indonesia untuk go digital—dan yang terpenting, go global. (Icha)
Telko.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang berpotensi mengguncang sektor teknologi digital global.
Di tengah upaya Indonesia mempercepat transformasi digital, kebijakan ini bisa menjadi batu sandungan besar. Bagaimana dampaknya bagi industri teknologi Tanah Air?
Indonesia, dengan lebih dari 210 juta pengguna internet, sedang gencar membangun infrastruktur digital seperti jaringan 5G, fixed wireless access (FWA), dan sistem komunikasi satelit.
Namun, ketergantungan pada rantai pasok global—khususnya AS dan China—membuat kebijakan proteksionis Trump menjadi ancaman serius.
Menurut Teguh Prasetya, Ketua Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), tarif baru ini tak hanya memukul industri, tetapi juga memperlambat pengembangan teknologi kunci seperti IoT, cloud computing, AI, dan 5G.
“Jika tidak diantisipasi, posisi Indonesia dalam indeks broadband global bisa semakin tertinggal,” ujarnya.
Dampak Langsung pada Infrastruktur Digital
Kebijakan tarif Trump berdampak langsung pada ketersediaan perangkat keras dan komponen teknologi yang masih bergantung pada impor.
Teguh menjelaskan, mayoritas solusi digital dan IoT di Indonesia mengandalkan produk dari AS dan China. Ketegangan geopolitik antara kedua negara ini semakin mempersulit akses terhadap teknologi canggih.
Padahal, teknologi seperti 5G dan IoT memainkan peran vital dalam pemerataan ekonomi digital, termasuk di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Hambatan impor berisiko memperlambat pembangunan infrastruktur nasional dan melebarkan kesenjangan digital.
Strategi Menghadapi Tantangan
ASIOTI tidak menyarankan penutupan impor sebagai solusi, melainkan mendorong pendekatan strategis untuk menjaga ketahanan digital. Berikut lima langkah yang direkomendasikan:
Lokalisasi produksi teknologi kunci untuk mengurangi ketergantungan impor.
Diversifikasi mitra teknologi global agar tidak bergantung pada satu negara.
Perlindungan proyek infrastruktur 5G dan satelit sebagai prioritas nasional.
Dukungan untuk startup dan R&D teknologi lokal untuk memperkuat inovasi dalam negeri.
Regulasi inklusif dan adaptif yang mampu menanggapi perkembangan digital secara dinamis.
“Krisis ini harus menjadi momentum membangun ketahanan digital. Kemandirian bukan berarti isolasi, tetapi kemampuan tetap terhubung dengan dunia sambil memperkuat fondasi teknologi sendiri,” tegas Teguh.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia diharapkan bisa mengurangi dampak negatif kebijakan tarif Trump sekaligus mempercepat transformasi digital yang lebih mandiri dan berkelanjutan. (Icha)
Telko.id – Bayangkan harus merogoh kocek tambahan Rp5 juta hanya untuk membeli iPhone terbaru. Itulah skenario mengejutkan yang dihadapi konsumen AS jika rencana tarif impor Presiden Donald Trump benar-benar berlaku.
Menurut analis UBS, harga iPhone 16 Pro Max bisa melonjak $350 (Rp5,6 juta) dari harga normal $1.199 (Rp19,2 juta).
Kebijakan “tarif timbal balik” Trump terhadap produk China telah menciptakan badai di pasar teknologi. Apple, yang 90% produksinya masih berpusat di Negeri Tirai Bambu, terjebak di pusaran perang dagang ini.
Saham raksasa Cupertino itu anjlok 20% dalam tiga hari terakhir—terbesar sejak pandemi—setelah investor menyadari besarnya dampak kebijakan baru ini.
Lalu, bagaimana Indonesia? Meski tak langsung terkena tarif AS, efek domino kenaikan harga global dan gejolak supply chain bisa sampai ke sini.
Apalagi, model iPhone 16 Pro yang diproduksi di India “hanya” akan terkena kenaikan $120—petunjuk bahwa diversifikasi produksi mungkin jadi senjata rahasia Apple.
Skema Kenaikan yang Tidak Merata
Laporan UBS mengungkap pola menarik:
iPhone 16 Pro Max (produksi China): +$350 (29,2%)
iPhone 16 Pro (produksi India): +$120 (12%)
Seluruh lini produk: Prediksi kenaikan 17-18% (Morgan Stanley)
“Ada ketidakpastian besar dalam pembagian biaya dengan supplier dan kemampuan meneruskan biaya ke konsumen,” tulis Sundeep Gantori, analis UBS.
Faktanya, tarif China untuk produk AS sudah mencapai 54% sebelum pengumuman kenaikan tambahan Senin lalu.
Pilihan Pahit Apple: Naikkan Harga atau Gigit Jari
Analis Barclays Tim Long memproyeksikan Apple hanya punya dua opsi:
Menaikkan harga dan risiko kehilangan pembeli di saat daya beli melemah
Menyerap biaya tambahan yang bisa menggerus laba per saham hingga 15%
Skenario terburuk? Wedbush memperkirakan iPhone bisa mencapai $3.500 jika produksi dipindahkan ke AS—opsi yang disebut para ahli supply chain “hampir mustahil” karena kompleksitas manufaktur.
Friendshoring Bukan Solusi Ajaib
Meski Apple telah membangun pabrik di India, Vietnam, dan Thailand (strategi “friendshoring”), Morgan Stanley memperingatkan: “Tarif baru membuat hampir tidak ada bedanya antara produksi di China atau negara lain—semua kena tarif impor AS yang besar.”
Analis JPMorgan Chase malah memprediksi kenaikan harga 6% secara global sebagai efek domino. Ironisnya, langkah diversifikasi produksi Apple selama 5 tahun terakhir bisa sia-sia jika kebijakan Trump benar-benar diterapkan.
Pertanyaan besarnya: Akankah pemerintah AS memberikan pengecualian untuk Apple? Atau apakah Tim Cook harus mengubah peta produksi secara radikal? Satu hal yang pasti—era iPhone terjangkau mungkin akan segera berakhir. (Icha)
Telko.id – Akhirnya Poco M7 Pro 5G mulai resmi menggelar first sale pada tanggal 7 April 2025 dengan harga perdana yang super ekstrem, yaitu Rp2.799.000!
“Hari ini, kita hadirin Poco M7 Pro 5G yang bisa dibeli semua Poco Fans dengan harga special,” Jeksen, Product Marketing Manager Poco Indonesia.
Poco M7 Pro 5G menghadirkan chipset Dimensity 7025-Ultra-nya plus fitur game turbo mode bikin ngebut abis, jadi sekarang saatnya puas-puasin ngelibas game-game seru kayak Mobile Legend, PUBG, atau Free Fire dengan setting grafis mentok kanan, tapi tetep smooth tanpa lag.
Apalagi, dengan touch sampling rate hingga 2160Hz bikin setiap sentuhan di layar super responsif, bahkan saat jari basah.
Pengalaman visual bakal makin imersif berkat layar AMOLED 120Hz dengan kecerahan puncak 2100 nits ditambah fitur eye-care.
Cocok buat nonton film atau main game berjam-jam tanpa bikin mata capek. Gak perlu takut lowbat, karena baterai 5110mAh siap nemenin lo seharian penuh.
Dan yang paling gokil, teknologi turbo charging 45W bikin ngisi daya dari 0 sampai 100% cuma butuh waktu kurang dari 60 menit!
Buat yang hobi foto-foto, kamera 50MP OIS Dual Camera-nya siap menghasilkan foto dan video yang jernih dan stabil.
Biar makin seru, jangan lupa cobain fitur Dynamic Shot, yang bisa merekam 1 detik sebelum dan sesudah lo mencet shutter. Hasilnya? Foto-foto keren yang bakal bikin feed media sosial makin kece!
Di periode Penjualan Perdana tanggal 7-25 April 2025, lo bisa dapetin Poco M7 Pro 5G dengan harga spesial Rp2.799.000. Dapat diperoleh di kanal penjualan resmi seperti Mi.com dan Poco Official Store di berbagai e-commerce favorit seperti Akulaku, Blibli, Lazada, Shopee, Tokopedia, hingga TikTok Shop.
Spesifikasi Poco M7 Pro 5G Layar: 6.67-inch FHD+ (1080×2400 pixels) AMOLED, refresh rate 120Hz, touch sampling rate 2160Hz, tingkat kecerahan hingga 2100 nits peak brightness, 10-bit color depth, dan dilindungi Corning Gorilla Glass 5 Chip: MediaTek Dimensity 7025 Ultra 6nm RAM: 8GB LPDDR4X Memori internal: 256GB dapat diperluas menggunakan microSD OS: Xiaomi Hyper OS berbasis Android 14 SIM Card: Hybrid Dual SIM (nano + nano / microSD) Kamera belakang: 50MP 1/1.95″ Sony LYT-600, aperture f/1.5; sensor depth 2MP dengan aperture f/2.4, LED flash Kamera depan: 20MP Fitur: In-display fingerprint sensor, Infrared sensor, 3.5mm audio jack, stereo speakers, Dolby Atmos, Hi Res Audio Certified, Dust and Splash resistant (IP64) Koneksi: 5G SA/NSA (n1/n3/n5/n8/n28/n40/n78 bands), Dual 4G VoLTE, Wi-Fi 802.11 ac (2.4GHz + 5GHz), Bluetooth 5.3, GPS + GLONASS, USB Type-C Baterai: 5110mAh (typical) battery with 45W fast charging Dimensi: 162.4×75.7×7.99mm; Berat: 190g
Telko.id – Samsung Electronics Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan industri teknologi melalui program unggulan Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 6.
Program ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan AI dan IoT, sejalan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang pesat.
Berawal dari 10.623 yang mendaftar SIC Batch 6, setelah melalui beberapa tahap seleksi, sebanyak 500 peserta terbaik berhasil mengalahkan lebih dari 500 peserta lainnya setelah melalui proses seleksi ketat dalam stage 3 ini.
Tahap ini menjadi momentum krusial di mana mereka mendalami integrasi AI dalam IoT, dengan fokus pada penerapan Computer Vision, image processing menggunakan Python, serta eksplorasi Generative AI dalam pengembangan solusi inovatif.
Tidak hanya teori, peserta juga ditantang untuk menciptakan prototipe teknologi pintar yang berpotensi memecahkan masalah nyata dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Perjalanan proses kualifikasi peserta SIC Batch 6 dari tahap pendaftaran hingga Stage 3
“Kami bangga dengan pencapaian peserta Samsung Innovation Campus Batch 6 yang telah mencapai Stage 3. Ini menunjukkan bahwa mereka telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang solid di bidang AI dan IoT,” ujar Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing, Samsung Electronics Indonesia,
Apalagi, menurut Bagus, di era digital ini, kecerdasan buatan bukan hanya alat, tetapi mitra dalam mendorong inovasi.
Jadi, melalui Samsung Innovation Campus, Samsung ingin memastikan generasi muda Indonesia memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan industri, sehingga mereka siap berkontribusi dalam ekosistem teknologi yang semakin maju.
Di Stage 3, peserta mendapatkan pembelajaran yang komprehensif, meliputi:
Pengenalan Computer Vision – teknologi AI yang memungkinkan komputer memahami dan menafsirkan gambar serta video secara cerdas.
Generative AI dengan Python & Computer Vision for IoT – eksplorasi teknologi AI generatif dan pemanfaatannya melalui platform Gemini.
Retrieval-Augmented Generation (RAG) – teknik penggabungan model bahasa dengan pencarian informasi guna menghasilkan respons yang lebih akurat dan relevan berdasarkan data terkini.
Pendekatan progresif yang diterapkan dalam program ini menekankan kreativitas dan inovasi. Dari konsep Design Thinking hingga pembuatan prototipe, peserta dilatih untuk memahami bagaimana AI dapat mempercepat ide sekaligus memberikan wawasan berbasis data.
Namun, keunggulan AI tetap tidak dapat menggantikan peran manusia dalam menghadirkan kreativitas, empati, dan pemikiran strategis. Sinergi antara kecerdasan buatan dan kecerdasan manusia inilah yang menjadi kunci dalam menciptakan solusi inovatif di masa depan.
Di Stage 3, semakin terlihat bahwa AI menjadi aset luar biasa dalam mempercepat ide dan memberikan wawasan berbasis data. Namun, peran manusia tetap sangat diperlukan dalam menghadirkan kreativitas, empati, dan pemikiran strategis.
Ini membuktikan bahwa teknologi dan kemanusiaan bisa berjalan berdampingan dalam menciptakan inovasi.
Melalui SIC Batch 6, peserta mendapatkan pengalaman eksklusif dalam mengembangkan keterampilan teknologi masa depan, mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari ekosistem inovasi di Indonesia.
Antusiasme tinggi para peserta terlihat dari skor pre-test yang mencapai 99,4%, dengan rata-rata skor 92,94%, menegaskan kesiapan dan pemahaman mereka terhadap materi.
“Melalui seleksi ketat, peserta SIC Batch 6 yang melaju ke Stage 3 tidak hanya menunjukkan keunggulan teknis, tetapi juga dedikasi dan visi inovatif. Kami siap membimbing mereka dalam mengintegrasikan AI dan IoT guna menciptakan solusi yang membawa dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Mentor Hacktiv8.
Program SIC Batch 6 ini ditujukan untuk pelajar SMA, SMK, MA, dan mahasiswa (D3, D4, dan S1) dari perguruan tinggi yang masih aktif pada tahun ajaran 2024/2025.
Para peserta yang berhasil menyelesaikan program akan mendapatkan sertifikat, sementara pemenang akan menerima sertifikat dari institusi terakreditasi internasional.
Samsung berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam menciptakan generasi unggul di era digital. Dengan semangat inovasi yang tinggi, peserta SIC Batch 6 siap menghadapi tantangan berikutnya, mengasah keterampilan mereka, dan menjadi talenta masa depan yang berkontribusi bagi ekosistem teknologi Indonesia.
Program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi investasi jangka panjang dalam membangun SDM unggul yang siap bersaing di tingkat global. (Icha)
Telko.id – Samsung Electronics Co, Ltd. meluncurkan visi “AI Home” yang telah diperbarui serta jajaran produk inovatif di acara peluncuran global, Welcome to Bespoke AI, di Seoul, Korea.
Dengan fokus untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih aman dan intuitif, Samsung memperkenalkan AI Home dengan fitur-fitur AI yang canggih dan berbagai perangkat baru yang sudah dilengkapi dengan layar.
Jeong Seung Moon, EVP dan Head of the R&D Team untuk Digital Appliance Business di Samsung Electronics, membuka konferensi pers global itu dengan memperkenalkan visi perusahaan menciptakan AI Home yang secara harmonis menghubungkan berbagai perangkat, dan sebagai hasilnya akan memenuhi berbagai kebutuhan pengguna di setiap ruangan di rumah.
“Melalui perangkat Bespoke AI kami, Samsung telah mewujudkan AI Home yang tidak hanya meningkatkan kenyamanan sehari-hari tetapi juga memungkinkan pengguna merasakan penghematan energi dan perawatan yang lebih mudah,” kata Jeong Seung Moon.
Ia pun menambahkan bahwa Samsung akan terus memperluas AI Home yang canggih ini ke lebih banyak rumah tangga, dengan memanfaatkan layarnya yang pintar, Bixby, dan keamanan Knox.
Jajaran Perangkat Bespoke AI Tahun 2025
Samsung meluncurkan perangkat Bespoke AI baru untuk tahun 2025
Pada acara ini, Samsung memperkenalkan perangkat-perangkat Bespoke AI tahun 2025, yang menghadirkan fungsionalitas yang baru dan lebih inovatif untuk memecahkan berbagai kesulitan yang dialami konsumen.
Inti dari visi baru ini adalah layar AI Home. Layar ini merupakan pengembangan dari inovasi layar AI Home yang pertama kali diperkenalkan pada tahun lalu, dan sekarang AI Home hadir dengan pilihan ukuran yang bervariasi dan tersedia pada berbagai produk baru, seperti Bespoke AI Refrigerator, Bespoke AI Laundry Vented Combo, Washer, dan Dryer.
Layar AI Home 9 inci pada jajaran produk kulkas Bespoke AI memberikan pilihan yang baru kepada konsumen, dengan menawarkan pengalaman seperti pada layar AI Family Hub yang lebih luas.
Peningkatan pada AI Vision Inside membuat pengaturan bahan makanan di dalam kulkas akan semakin mudah berkat adanya fitur-fitur baru seperti kemampuan pengenalan bahan makanan olahan secara otomatis pada model kulkas yang menggunakan AI Family Hub.
Sementara di layar AI Home 7 inci yang ada di Bespoke AI Laundry, pengguna dapat mengontrol siklus pencucian dan pengeringan secara mudah, serta memantau dan mengontrol perangkat lain yang terhubung.
Selain itu, perangkat Bespoke AI yang baru juga menghadirkan fitur-fitur canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Sebagai contoh, Bespoke AI Refrigerator yang memanfaatkan AI untuk mendinginkan bagian dalam kulkas secara efisien, mendeteksi status terkini, dan memprediksi perubahan suhu internal supaya dapat melakukan menyesuaikan pendinginan secara efektif.
Bespoke AI Laundry sekarang memiliki fungsi-fungsi baru untuk meningkatkan kenyamanan konsumen, termasuk model baru yang sudah diperkuat fitur AI Wash+ dan AI Dry+ yang merupakan peningkatan dari fitur AI Wash dan AI Dry sebelumnya, serta model yang akan diluncurkan khusus untuk market Eropa, yaitu model yang menggunakan energi hingga 55% lebih sedikit daripada persyaratan minimum mesin cuci kelas A.
Selain itu, Samsung juga meluncurkan Bespoke AI Laundry Vented Combo terbaru, yang merupakan perangkat kombo dengan teknologi ventilasi (vent) pertama di kelasnya.
Mesin cuci ini secara signifikan mengurangi waktu pengeringan, menyelesaikan pencucian dan pengeringan hanya dalam waktu 68 menit dengan siklus Super Speed.
Samsung juga terus berinovasi pada jajaran produk vacuum cleaner atau penyedot debu. Penyedot debu tanpa kabel, Bespoke AI Jet Ultra, akan diluncurkan dengan kemampuan daya hisap yang terkuat di dunia, hingga 400W.
Fitur AI Cleaning Mode 2.0 yang telah ditingkatkan dapat mengklasifikasikan lingkungan yang lebih beragam seperti sudut dan jenis karpet untuk meningkatkan kinerja pembersihan.
Samsung juga meluncurkan Bespoke AI Jet Bot Steam Ultra. Penyedot debu ini tidak hanya didesain dengan kemampuan yang luar biasa, tetapi juga disempurnakan dengan AI Object Recognition untuk lingkungan yang rumit, di mana perangkat ini dapat mengenali rintangan bahkan yang sekecil 1 cm, dan bahkan cairan yang transparan untuk menghasilkan kualitas pembersihan yang lebih baik.
Dan ketika menemukan sudut atau dinding, sikatnya akan otomatis keluar, sehingga memungkinkan perangkat ini membersihkan area yang mungkin sulit dijangkau oleh robot penyedot debu pada umumnya.
Mudahan penggunaan, perawatan, dan hemat
Samsung menguraikan lebih lanjut tentang visi “AI Home” dan komitmennya untuk mengintegrasikan AI di seluruh pengalaman terkoneksi untuk memenuhi gaya hidup yang beragam – melalui manfaat utama dari prinsip Easy to User, Care, dan Saving.
Berkat layar AI Home, pengguna akan lebih mudah menggunakan berbagai fungsi yang ada di perangkat Bespoke AI mereka. Layar pintar ini akan menjadi pusat kendali yang lebih baik, bahkan dapat menghubungkan perangkat pihak ketiga melalui aplikasi SmartThings tanpa hub terpisah.
Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur seperti Daily Board di kulkas untuk menerima informasi-informasi personal dan mengatur hari mereka dengan lebih baik – atau menggunakan Map View untuk memantau dan mengontrol perangkat lain yang terhubung, secara mudah.
Fitur Bixby yang telah ditingkatkan juga akan memudahkan konsumen mengontrol berbagai perangkat melalui perintah suara dan meningkatkan kegunaan melalui fitur-fitur baru seperti Voice ID.
Fitur ini mempersonalisasikan layanannya dengan kemampuan mengenali suara yang memberikan perintah, secara otomatis beralih ke akun Samsung milik orang yang memberikan perintah tersebut, dan menampilkan kalender di layar.
Dan jika orang tersebut juga menggunakan opsi low vision pada smartphone Galaxy mereka, maka secara otomatis akan disinkronkan ke layar untuk tampilan yang lebih baik.
Layanan SmartThings terbaru juga diperkenalkan selama acara tersebut, termasuk Family Care, yang dapat mengirimkan alert atau peringatan kepada anggota keluarga lainnya jika pergerakan pengguna tidak terdeteksi pada waktu yang ditentukan, atau jika tidak ada aktivitas selama kurun waktu tertentu setelah aktivitas terakhir.
Robot penyedot debu juga dapat digunakan untuk mencari tanda-tanda keadaan darurat, dan semua fungsi ini diproteksi dengan ketat oleh Samsung Knox.
Berikan Pengalaman yang Dapat Diandalkan
Untuk melengkapi visi “AI Home” pada tahun 2025, Samsung menyoroti bagaimana perusahaan mendorong batas-batas inovasi, memprioritaskan pengalaman tepercaya bagi para pengguna.
Pertama, Samsung akan menerapkan fitur Knox security yang telah disempurnakan di seluruh jajaran produknya sehingga pengguna dapat menikmati pengalaman AI Home dengan tenang.
Khususnya tahun ini, Trust Chain, yang merupakan bagian dari Knox Matrix, akan digunakan pada semua perangkat berkemampuan Wi-Fi yang akan diluncurkan pada tahun 2025. Pengguna dapat terus memantau status keamanan produk mereka secara real time melalui dasbor yang tersedia.
Knox Vault juga diterapkan pada perangkat rumah tangga untuk pertama kalinya untuk menyimpan informasi pengguna yang sangat sensitif, seperti kata sandi dan informasi otentikasi, di dalam chip hardware yang terpisah untuk memberikan perlindungan maksimal.
Selain itu, untuk melindungi dari potensi serangan kuantum di masa depan, keamanan Samsung juga dilengkapi dengan teknologi post-quantum cryptography (PQC), yang merupakan bagian dari Knox Matrix Credential Sync, pada produk-produk yang punya layar.
Prioritas utama lainnya bagi Samsung adalah memastikan bahwa konsumen dapat menggunakan fitur software terbaru pada perangkat lama mereka tanpa harus membeli yang baru.
Dengan Smart Forward, yakni layanan pembaruan software melalui SmartThings, Samsung terus memperbarui perangkatnya dengan fitur-fitur baru untuk meningkatkan pengalaman konsumen.
Samsung juga secara aktif meningkatkan pemeliharaan produk. SmartThings Home Care memanfaatkan teknologi AI untuk mendiagnosis status setiap perangkat yang terhubung, dan jika terdeteksi tanda-tanda kerusakan, maka akan mengirimkan notifikasi terlebih dahulu.
Selain itu, petugas support teknis dapat memberikan panduan tindakan dari jarak jauh berdasarkan hasil pra-diagnosis. Fitur support ini telah diperluas ke lebih banyak negara, termasuk Prancis, Belanda, dan Kanada, menyusul Korea dan Amerika Serikat.
Dengan mengintegrasikan semua inisiatif ini, Samsung bertujuan untuk menciptakan pengalaman rumah pintar yang lebih aman dan lebih dapat diandalkan, yang dapat dinikmati oleh konsumen dengan kenyamanan dan ketenangan pikiran. (Icha)