spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1699

Industri Telko Raih Predikat “Paling Menjengkelkan”

0

Jakarta – Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris baru-baru ini telah mengungkapkan bahwa keluhan layanan pelanggan dari ranah telekomunikasi menempati peringkat teratas untuk gangguan bagi konsumen di negara tersebut pada tahun 2015.

Riset yang dilakukan oleh Lithium Technology ini menemukan bahwa 34,2% dari lebih dari 2.000 responden yang disurvei mengatakan bahwa mereka kecewa dan merasa frustasi dengan customer service dari penyedia layanan komunikasi. Rasa frustasi itu muncul akibat hambatan yang disebabkan oleh perbedaan bahasa, sistem otomatis dan pemeriksaan keamanan, serta kurangnya personalisasi dari agen layanan pelanggan. Dimana masing-masing menerima 56%, 48% dan 37% suara.

Dilansir dari Telecoms (7/10), periingkat perusahaan telekomunikasi ini berada di atas, baik perusahaan utilitas maupun lembaga keuangan dalam hal layanan pelanggan yang mengecewakan, dan CMO dari Lithium Technologies, Katy Keim, menganggap perusahaan harus berevolusi lebih jauh dari pendekatan layanan pelanggan tradisional mereka untuk menghindari risiko loyalitas pelanggan.

Katy Keim menyebutkan, “Data ini menyoroti ketidakefektifan call center tradisional dalam memenuhi harapan pelanggan, serta meningkatnya kebutuhan bisnis di Inggris untuk mengeksplorasi cara-cara baru untuk melibatkan pelanggan, khususnya di bidang digital. Selain itu, pelanggan saat ini mengharapkan tingkat premium dari layanan pelanggan dan menghindari kelalaian call center konvesnsional,” katanya.

Laporan tersebut menunjukkan lebih dari 80% konsumen lebih vokal dalam tuntutan mereka dibandingkan tiga tahun lalu. Menurut jajak pendapat dari manajer layanan pelanggan, lebih dari 50% melihat dunia digital menjadi saluran layanan pelanggan utama, dengan media sosial seperti Twitter terbukti menjadi media penting dalam menyampaikan aspirasi mereka.

Bagaimana dengan Indonesia? Sampai saat ini, jika kita terus menyoroti jejaring sosial Twitter, dapat dilihat komplain dari pelanggan-pelanggan di Indonesia masih seputar koneksi internet yang buruk serta harga paket internet yang masih kurang bersahabat.

Selebihnya, para konsumen di Indonesia tentunya tidak se-vokal konsumen Inggris dalam menyuarakan aspirasinya. Kecenderungan yang terjadi adalah mereka lebih sering diam dan menunggu perbaikan dari pihak operator terkait, sebelum akhirnya meninggalkan operator tersebut jika dirasa layanan mereka kurang baik.

Microsoft Windows 10 Sudah Ada di 110 juta Devices

0

Dalam beberapa bulan saja sejak diluncurkan pada 29 Juli lalu, sudah ada 110 juta device yang menggunakan Microsoft Windows 10. Animo yang besar ini memberikan dorongan yang kuat untuk Microsoft selalu memberikan yang terbaik pada penggunanya.

Untuk itu, Microsoft meluncurkan perangkat Surface, Lumia and Microsoft Band terbaru. Semua perangkat tersebut memiliki kemampuan untuk login lebih cepat dengan Windows Hello1, Cortana 2 yang sangat membantu bagaikan asisten pribadi, peningkatan dalam pengoperasian dengan sentuhan dan pena, dan pada smartphone Lumia 950 dan 950 XL akan memudahkan para penggunanya seperti menggunakan PCs3.

Selain itu, Microsoft juga menawarkan inovasi Windows 10 yang dapat melakukan sharing game dari Xbox dan untethered holographic computer.

“Dengan Windows 10 dan perangkan Microsoft yang baru, Anda akan berada di tengah-tengah Magical New Experiences,” ujar Satya Nadella, Chief Executive Officer Microsoft menjelaskan. Lebih lanjut, Satya menjelaskan bahwa Microsoft bergerak untuk memenuhi kebutuhan dan mengarahkan konsumen untuk mencintai Windows. Dan semua perangkat yang ada akan mendorong untuk terbentuknya Windows Ecosystem.

Surface Definisi Ulang sebuah Laptop

Surface Book adalah upaya Microsoft dalam membangun katagori baru dalam industry laptop. Dimana, laptop ini diklaim sebagai produk yang powerful dan high performace. Selain itu juga sentuhan pen maupun ujung jari pada device diklaim memiliki keakuratan yang tinggi.

Ultrathin, Surface Book dikombinasikan dengan processor Generasi ke 6 Intel Core i5 dan Core i7. Daya tahan 12 jam dan layar berukuran 13.5 inchi optically bonded PixelSense yang mampu memancarkan 267 dpi. Surface Book diluncurkan dengan harga sekitar $1,4995.

Surface Pro 4 Tablet Baru Microsoft

Microsoft Surface Pro 4 dapat dijadikan alternative untuk mengganti tablet lama Anda. Tablet ini hadir begitu tipis, hanya 8.4 mm dan memiliki layar 12.3 inchi PixelSense. Semua itu dipadukan dengan processor generasi ke 6 Intel Core m, Core i5 dan Core i7. Harga yang ditawarkan mulai dari $8995. Preorder untuk Surface Pro 4 ini akan dimulai 7 Oktober 2015.

Lumia 950 Premium Phone From Microsoft

Windows 10 juga diimplementasikan dalam smartphone pertama kali di Lumia 950 dan Lumia 050 XL. Dengan kedua perangkat ini Anda dapat melakukan kegiatan menggunakan multi device dengan mudah. Baik itu ke tablet, computer maupun yang lainnya.

Kedua nya menggunakan PureView camera terbaru dengan 20 megapixel sendor, triple LED natural flash dan 4K video capture. Lumia 950 dan Lumia 950 XL akan hadir di pasar pada November 2015.

Microsoft juga meluncurkan Lumia 550 yang merupakan affordable 4G LTE. Smartphone ini juga menggunakan Windows 10. Processor yang digunakan adalah Qualcomm® Snapdragon™ quad-core dengan ultrafast LTE speeds. Harga Lumia 550 ini sekitar $139 dan alam diluncurkan pada bulan Desember 2015. (Icha)

Gandeng SIGFOX, Italia Mulai Hidupkan Internet of Things

0

Jakarta – Italia menjadi negara Eropa kesepuluh yang melakukan perjanjian dengan SIGFOX, perusahaan yang dikenal sebagai spesialis di industri IoT (Internet of Things).

EI Towers, sebuah spesialis menara radio Italia dan anak perusahaan NETTROTTER telah mengkonfirmasi kemitraan dengan SIGFOX untuk menghadirkan jaringan IoT nasional yang mampu memberikan tenaga di industri untuk konektivitas mesin melalui jaringan selular. Sebagai informasi, Italia menjadi salah satu pasar M2M terbesar di Eropa dengan lebih dari 7 juta koneksi. SIGFOX, yang saat ini beroperasi di  Eropa Utara dan Amerika Serikat, mengklaim memiliki lebih dari 5 juta perangkat IoT yang terdaftar pada jaringan saat ini.

Dalam konteks perjanjian, CEO NETTROTTER, Carlos Lambarri mengaku sangat bersemangat dalam mendorong penyerapan IoT di negara ini.

“Pelanggan IoT Italia tertarik untuk mengadopsi aplikasi teknologi ini yang tentunya menguntungkan di beberapa sektor seperti smart city, perawatan kesehatan, manufaktur, konstruksi, transportasi hingga keamanan,” katanya.

Dilansir dari Telecoms (7/10), Rodolphe Baronnet-Fruges selaku Eksekutif Vice President SIGFOX network yakin jika M2M Italia dan sektor IoT mereka akan bangkit dan mendapatkan koneksi dari jaringan internasional mereka yakni Eropa.

Ia menyebutkan, “Kemitraan dengan EI Towers dan NETROTTER adalah contoh besar lainnya dari kemampuan SIGFOX untuk bekerja dengan perusahaan kewirausahaan yang ingin cepat menggelar jaringan kami di seluruh area yang luas,” katanya.

Lebih lanjut, Baronnet-Fruges mengungkapkan bahwa dengan jejak EI Towers yang sangat baik, mereka akan dengan cepat menerapkan ekosistem IoT penting di Italia.

Italia saat ini memiliki industri elektronik yang sangat dinamis di garis depan industri IoT dunia.

“Kami sangat senang bisa bekerjasama dengan mitra kami dan membantu dalam menjembatani inisiatif IoT Italia dengan jaringan di seluruh dunia.”

Tingkatkan Benefit ke Pelanggan, Telkomsel Luncurkan eKado

0

Jakarta – Dengan menggandeng Access Mobile sebagai mitra mereka, Telkomsel hari ini resmi memperkenalkan sebuah layanan baru yang ditujukan untuk para pengguna setianya.

Layanan yang diberi nama eKado ini sejatinya merupakan sebuah layanan digital mobile voucher yang menawarkan cara baru untuk memberikan hadiah berbentuk kupon digital. Layanan ini tak ubahnya situs e-commerce, yang memungkinkan pelanggan Telkomsel melakukan pembelian hadiah secara online dalam bentuk voucher digital.

Vice President Digital Advertising Telkomsel, Haryati Lawidjaja mengungkapkan, “meningkatnya minat masyarakat di Indonesia terhadap belanja online menjadi salah satu alasan dari Telkomsel menghadirkan layanan ini.”

Sebagai tambahan, ia juga membeberkan bahwa di dalam Telkomsel Digital Advertising juga terdapat mobile voucher dengan nama eKado sehingga para pengguna tidak sulit untuk mengakses layanan ini.

Pengguna yang menggunakan layanan ini,  dapat melakukan pembayaran voucher melalui cash, credit card, atm atau internet banking.

Salah satu keuntungan bagi para pelanggan adalah memberikan penawaran terbaik dari brand terbaik.
Sebagai contoh, pengguna dapat membeli ice cream Haagen Daz seharga Rp.10.000,-

Dengan memiliki data analitik yang tertarget dari para konsumen mereka, merchant yang ada juga mendapatkan keuntungan saat bergabung dengan layanan eKado ini.

Access mobile indonesia sendiri hadir sejak tahun 2006. Sebagai informasi,  alasan mereka bekerja sama dengan Telkomsel adalah karena operator ini merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki jutaan pelanggan di seluruh Indonesia.

Seperti diketahui, hanya 3 persen dari total populasi di Indonesia yang menggunakan e-comerce sebagai sarana belanja mereka. Hal ini juga yang mendasari Access Mobile untuk terjun bersama Telkomsel dalam menghadirkan layanan ini, mengingat masih ada banyak peluang di industri ini.

Sampai saat ini, baru product Food and Beverage yang terdaftar menjadi merchant di eKado. Ke depannya, layanan ini akan memiliki merchant dari segmen lifestyle sesuai dengan tujuan eKado, yakni memberikan hadiah berupa produk konsumen sehari-hari bagi orang terdekat.

Namun sangat disayangkan, baik Telkomsel maupun Access Mobile belum menyediakan sebuah aplikasi khusus untuk layanan ini, sehingga bisa lebih memudahkan para pengguna untuk mengaksesnya.

Mengenai hal ini, Haryati atau lebih sering disapa Fey mengungkapkan, bahwa mereka ingin menjangkau para pengguna sampai ke pengguna feature phone. Sebagai informasi, pengguna feature phone Telkomsel saat ini berjumlah 47 juta pengguna.

Dari Silicon Valley, Pria Asal Surabaya Ini Ciptakan Aplikasi Kencan Online

0

Jakarta – Menjamurnya aplikasi kencan online di luar sana, tampaknya tak menjadi alasan bagi duo entrepreneur asal Silicon Valley – Jim Yang dan Min Gyung Kang – untuk mengendurkan niatnya dalam menghadirkan aplikasi serupa. Buktinya, dengan alasan membantu kaum profesional muda yang senantiasa disibukkan oleh pekerjaan, hingga bahkan tak memiliki waktu untuk pergi kencan, keduanya menciptakan Gather.

Gather sendiri merupakan sebuah layanan pencari jodoh berbasis awan, yang ditujukan untuk membantu masyarakat Jakarta menjalin hubungan asmara. Uniknya, aplikasi ini memiliki sebuah fitur canggih yang hanya dapat digunakan oleh pengguna di Jakarta. Kunci utamanya ialah akun Facebook pengguna.

Dengan Gather, masyarakat Indonesia dapat dijodohkan dengan orang-orang yang berada di dalam lingkaran teman Facebook mereka, termasuk lingkaran tingkat kedua dan ketiga, misalnya teman dari teman.

Cara penggunaan Gather juga terbilang mudah. Pengguna cukup masuk ke akun Facebook, sebelum akhirnya mulai mencari calon pasangan. Mereka dapat melihat informasi singkat pengguna lainnya yang diambil dari Facebook seperti foto profil, pekerjaan, serta kesamaan hobi dan teman.

Setelah itu, pengguna dapat memilih untuk menyukai atau tidak menyukai seseorang. Apabila keduanya saling menyukai, mereka akan dapat melihat profil masing-masing dan mulai berkirim pesan di dalam aplikasi. Sebagai alternatif, pengguna juga dapat mengirimkan balon virtual untuk menunjukkan ketertarikan mereka kepada pengguna lain.

Nah, jika Anda mulai berpikir bahwa ini sedikit banyak menyerupai Tinder, sepertinya itu tidak sepenuhnya salah. Meskipun, Gather sendiri memposisikan dirinya sebagai antitesis dari aplikasi tersebut, yang memiliki reputasi menjodohkan pengguna dengan orang asing. Dengan Gather, pengguna dapat berhubungan dengan teman dari teman mereka.

Fitur ini sangat berguna dimana pengguna – khususnya bagi wanita – bisa merasa lebih aman dan nyaman saat mereka bisa mendapatkan referensi tentang pasangannya di Gather dari teman sebelum melakukan pertemuan.

Selain itu, Gather juga menyediakan analisa berdasarkan lokasi. Melalui fitur ini, pengguna dapat mencari pasangan berdasarkan rutinitas perjalanan mereka di Jakarta. Misalnya, apabila dua pengguna Gather bertemu saat menaiki busway, keduanya bisa saling terhubung di Gather. Fitur ini terbilang unik mengingat aplikasinya juga memberitahu kedua pengguna dimana dan kapan mereka berpapasan di dunia nyata.

Menurut Jim Yang, pria asal Surabaya yang menjadi Co-Founder sekaligus CEO Gather, ada banyak sekali yang bisa disimpulkan dari lokasi.

“Sebagai contoh, apabila Anda bertemu dengan seseorang di sebuah konser atau festival, Anda sudah bisa membuat perkiraan tentang kepribadian orang itu,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/10).

Sebagai informasi, Jim sendiri merupakan seorang kelahiran Surabaya, yang mengungsi ke Amerika Serikat pada tahun 1998, setelah malang melintang sebagai entrepreneur di Indonesia. Ketika ekonomi Amerika Serikat mengalami penurunan drastis pada tahun 2004, Jim mengambil ancang-ancang dan mendirikan solusi manajemen identitas bernama Identyx, yang kemudian dijual ke perusahaan penyedia open source software yang terdaftar di bursa saham bernama Red Hat pada tahun 2008.

Sejak saat itu, Jim menjadi seorang angel investor dan advisor untuk sejumlah startup. Salah satu investasinya yang paling terkenal ialah di Refinery29, sebuah media fashion yang sekarang memiliki valuasi sekitar Rp 4,1 triliun. Jim juga memegang posisi sebagai advisor di Founder Dating, sebuah jejaring sosial untuk entrepreneur. Disana ia bertemu dengan Gyung Kang, salah satu anggota yang populer di dalam website. Saat itu Gyung Kang juga sedang mencari ide besar selanjutnya di Silicon Valley. Kesamaan visi kemudian membawa keduanya menghasilkan Gather.

Saat ini, Gather telah tersedia dan dapat diunduh secara gratis di platform iOS, sementara untuk versi Android, akan segera menyusul. Aplikasi Gather juga tersedia dalam bahasa Indonesia.

Pasar Cloud IT Akan Tumbuh 24% di 2015

0

Anda hobi foto-foto? Dengan smartphone yang dilengkapi dengan kamera yang bagus, pasti tangan ‘gatal’ ingin mengabadikan momen penting. Begitu juga dengan Anda yang hobi nonton film atau mendengar lagu. Semua itu, jika disimpan dalam memory card bisa jadi tidak cukup. Lalu, ketika pindah device, Anda pun harus repot pindahkan data-data tersebut. Hal itu yang menyebabkan industri Cloud menjadi terus berkembang.

IDC bahkan dalam rilisnya menyebutkan bahwa pada tahun 2015 ini pasar Cloud IT infrastructure akan tumbuh sebesar 24.1%. Hal ini didorong oleh adanya Public Cloud Data Center yang terus bertumbuh. Termasuk didalamnya server, storage, and Ethernet switch. Tapi diluar dari server dan storage. Dana yang akan diraih oleh industry Cloud ini akan mencapai $32.6 miliar pada akhir 2015. Angka ini juga menunjukan sepertiga dari belanja end user pada enterprise IT infrastructure meningkat dari tahun 2014 yang hanya 27.9%.

Sebagai perbandingkan infrastruktur IT yang dibangun secara tradisional, non-cloud, akan turun di 2015 ini sebesar 1.6% atau sekitar $66.8 miliar. Sedangkan untuk private cloud Infrastruktur IT di 2015 ini akan meningkat sebesar 15.8% atau $12.1 miliar. Begitu juga dengan public cloud IT infrastructure yang akan meningkat 29.6% atau sebesar $20.5 miliar.

IDC juga memprediksikan bahwa anggaran belanja pada cloud IT infrastructure di 2015 ini akan tumbuh disemua daerah, kecuali Eropa Tengah dan Eropa Timur yang saat ini terganggu oleh kekacauan politik dan ekonomi. Kondisi ini cukup memberikan dampak negative pada anggaran belanja IT. Seperti server, storage dan Ethernet switch. Diperkirakan, pertumbuhannya akan mencapai 20% dengan anggaran belanja server paling tinggi akan mencapai 25.5%.

Untuk 5 tahun ke depan, IDC memproyeksikan bahwa industry cloud setiap tahunnya akan tumbuh 15.1% (CAGR) dan meraih $53.1 miliar pada tahun 2019 atau sekitar 46% dari total pembelanjaan entreprise IT infrastructure. Pada waktu yang sama, belanja non-cloud Infrastruktur IT akan turun 1.7% CAGR.

Pembelanjaan terbesar yang dilakukan adalah pada public cloud IT infrastructure dibandingkan dengan private cloud atau sekitar 16.3% dan 13.2% CAGR.

Pada 2019, IDC prediksikan service provider akan membelanjakan sekitar $33.6 miliar di Infrastruktur IT untuk melayani kebutuhan public cloud. Sedangkan untuk private cloud akan mengeluarkan dana sebesar $19.4 miliar.

“Dari survey yang dilakukan IDC mengindikasikan bahwa pertumbuhan terjadi pada pelanggan enterprise untuk membangun cloud dengan multiple IT,” ujar Natalya Yezhkova, Research Direktor Storage System IDC menjelaskan.

Selanjutnya, Natalya juga menyebutkan dalam press release IDC bahwa End user menggunakan cloud dengan alasan efektifitas dan ekonomi. Dan, Natalya berharap bahwa cloud ini juga akan menjadi pendorong untuk para developer untuk dapat melahirkan dan berlari menghasilkan next generation applications untuk masa depan yang lebih baik. (Icha)

 

 

Manisnya Android 6.0 Marshmallow Bakal Mulai Terasa di Nexus

0

Google memang sangat agresif. Operating system Android yang dibuatnya selalu update. Bahkan tidak sampai 1 tahun sudah muncul OS barunya. Hanya dalam kurun waktu 2009 hingga 2015 sudah ada 9 operating system yang dikeluarkan. Itu belum termasuk upgrade dari setiap OS nya. Mulai dari Cupcake sampai dengan Lollipop.

Terakhir adalah Marshmallow yang baru saja diumumkan oleh Google bahwa manisnya OS baru nya ini sudah dapat dirasakan pada device Nexus. Baik Nexus yang sudah beredar maupun Nexus 5X dan Nexus 6P.

Seperti yang dilansir pada Official Android Blogspot, Marshmallow ini dianggap paling manis, pintar dibandingkan dengan OS sebelumnya. Ada fitur Now on Tap yang akan membantu Anda dalam mengoperasikan device berbasis Android Marshmallow ini. Kemudian ada Fitur Battery-Smart yang akan membuat device aktif lebih lama. Dan new app permission yang akan mengontrol atau mengendalikan data-data pribadi.

Device yang sudah mengadopsi Android Marshmallow ini antara lain Nexus 5, Nexus 6, Nexus 7 (2013), Nexus 9 and Nexus Player dapat memperoleh update OS baru ini melalui over the air.

Belum diinformasikan oleh Google seperti apa cara update Marshmallow ini ke device lama. Yang pasti lewat Over The Air atau OTA, hanya saja, apakah digratiskan atau berbayar, masih belum ada info.

Dalam sejarah, boleh dibilang Android ini sangat fenomenal. Mulai dari update OS yang begitu cepat hingga begitu banyak brand global maupun lokal yang menggunakan OS ini. Benar-benar mendobrak arogansi brand yang ada pada waktu kelahirannya itu.

Saat ini, OS Android berdasarkan data dari IDC sudah menguasai 82.8% market share di dunia pada Q2 2015. Jumlah ini sedikit menurun dibandingkan dari tahun sebelumnya dalam periode yang sama yakni 84.8%. Sedangkan pada tahun 2013 sebesar 79.8% dan tahun 2012 sebesar 69.3%.

Kontributor terbesar pada tahun ini adalah Samsung terutama ketika brand asal Korea ini meluncurkan Galaxy S6 dan S6 Edge. Trend peningkatan dibandingkan dengan Q1 205 juga terjadi karena pengapalan device oleh Huawei, Xiaomi dan ZTE yang cukup agresif. (Icha)

Hacker Kembali Beraksi, Kini Giliran 7 Hotel Donald Trump

0

Jakarta – Hacker tak pernah pandang bulu saat melancarkan serangannya. Tak peduli itu sebuah produsen film, perusahaan telekomunikasi, atau bahkan jaringan hotel. Kasus terakhir adalah yang paling anyar, dimana tak kurang 7 hotel milik Donald Trump, yang notabene merupakan jaringan hotel bintang lima dan memiliki cabang di berbagai negara besar di dunia mengkonfirmasi bahwa keamanan mereka telah diretas.

Data yang diambil oleh para hacker meliputi kartu kredit pelanggan dan nomor kartu debit yang mungkin telah dicuri di tujuh hotel Trump setelah sistem pembayaran diretas selama lebih dari setahun.

Perwakilan Trump Hotel mengatakan dalam situsnya bahwa hacker memperoleh akses ke sistem mereka antara bulan Mei 2014 hingga Juni 2015, dari meja resepsionis hotel tersebut. Restoran hotel dan toko cinderamata juga dikabarkan berhasil dibobol oleh para hacker. Demikian seperti dilansir Phys, Selasa (6/10).

 

Operator hotel mengatakan penyelidikan forensik independen belum menemukan bukti terkait informasi pelanggan yang disalah gunakan. Perusahaan juga menawarkan pelanggan yang terkena dampak dari kejadian ini perlindungan pencurian identitas secara gratis.

Adapun ketujuh hotel Trump yang menjadi ‘korban’ hacker ini adalah Trump SoHo New York, Trump International New York, Trump National Doral di Miami, Trump International Chicago, Trump International Waikiki di Hawaii, Trump International Hotel and Tower Las Vegas dan Trump International Toronto.

Saat ini, pihak Trump Hotel mengaku telah bekerjasama dengan pihak berwenang di AS, termasuk Biro Investigasi Federal untuk membantu menangkap penjahat ini dan menuntut mereka untuk sepenuhnya dihukum.

Selain Trump Hotel, jaringan hotel mewah lainnya, seperti Mandarin Oriental juga telah melaporkan pelanggaran data serupa tahun ini.

 

Gandeng FireEye, F5 Networks Siap Hadang Serangan Siber

0

Jakarta – Tembok kokoh untuk menghalau serangan siber tampaknya tak hanya dibangun oleh Trend Micro. F5 Networks, hari ini juga melakukan langkah serupa, dengan menggandeng perusahaan penyedia layanan keamanan FireEye, Inc untuk menghentikan serangan siber yang canggih.

Melalui kerjasama ini, kedua perusahaan menghadirkan solusi keamanan lengkap untuk melindungi enterprise dari ancaman siber yang semakin berkembang, baik dalam hal jumlah maupun tingkat kecanggihan.

Caranya adalah dengan mengkombinasikan infrastruktur pengiriman aplikasi (application delivery) dari F5 dan solusi advanced threat protection dari FireEye Network Security. Selain itu, kedua perusahaan juga menyatukan sistem penjualan, penerapan, serta dukungan di seluruh dunia agar kemitraan ini dapat memberikan pengalamanend-to-end terbaik kepada pelanggan.

“Kemitraan kami dengan F5 ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas salah satu masalah utama yang sering di hadapi enterprise di wilayah Asia Pasifik, yaitu menyelaraskan pertumbuhan IT dan sistem keamanannya untuk mampu mendukung laju bisnis,” ungkap Bryce Boland, Chief Technology Officer for Asia Pacificat FireEye dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/10).

Berbagai fitur-fitur utama dari teknologi pengiriman aplikasi (application delivery) dan platform advanced threat management untuk mempercepat penerapan serta meningkatkan kinerja & keamanan aplikasi pun disediakan lewat kemitraan F5 dengan FireEye ini. Disamping hal-hal lainnya, seperti Solusi keamanan komprehensif; Kemampuan untuk memastikan kinerja, skalabilitas, dan tingginya tingkat ketersediaan akses; dan Arsitektur keamanan terpadu.

Solusi keamanan komprehensif, dalam hal ini mengkombinasikan infrastruktur pengiriman aplikasi dengan advanced content security, yang mencakup: network segmentation dan policy management, protocol conformance, DDoS mitigation, SSL inspection, advanced threat protection, intrusion prevention, threat intelligence, forensics, serta analytics.

Kemampuan untuk memastikan kinerja, skalabilitas, dan tingginya tingkat ketersediaan akses, dalam hal ini mengacu pada ekosistem jaringan yang memiliki trafik padat, yakni dengan menyediakan health monitoring dan kemampuan load-balancing dari platform BIG-IP. Sedangkan Arsitektur keamanan terpadu, hadir dengan kelengkapan berupa advanced content security yang berfungsi untuk meningkatkan visibilitas ke dalam aliran trafik data yang terenkripsi.

Solusi lainnya yang juga ditawarkan adalah solusi intelegensi keamanan terkemuka di industri yang mampu menganalisis dan mengenali pola serangan / ancaman di banyak kejadian serta peringatan. Dengan tidak mengkotak-kotakkan analisis setiap kejadian maupun peringatan, sistem ini mampu menyediakan informasi yang menyeluruh tentang aktivitas berbahaya di dalam sistem enterprise.

Tren Internet of Things, Cloud, dan mobilitas yang semakin berkembang dianggap F5 sebagai salah satu mesin pendorong meningkatnya kompleksitas dan kecanggihan serangan siber modern. Oleh karena itu, perubahan terhadap pendekatan keamanan TI dinilai sangat diperlukan.

Kemitraan F5 dengan FireEye melampaui integrasi teknologi semata. Bersama-sama kami mengombinasikan dukungan dan penyediaan solusi kepada pelanggan di seluruh dunia untuk membantu mereka menghadapi tantangan keamanan yang semakin berat di wilayah Asia Pasifik,” pungkas Senior Vice President, F5 Networks, Manu Bonnassie.

Operator Kanada Siapkan Triliunan Rupiah Untuk Serat Optik

0

Jakarta – Perusahaan telekomunikasi asal Kanada, Telus, belum lama ini mengumumkan rencananya untuk menghubungkan sebagian besar rumah dan perusahaan di kota langsung melalui jaringan serat optik. Untuk merealisasikan niatnya ini, Telus menginvestasikan dana sebesar CAD 1 miliar.

Dalam sebuah pernyataan yang dibuat akhir pekan lalu, perusahaan Kanada itu mengatakan bahwa mereka akan menghubungkan setidaknya 400.000 rumah, perusahaan, rumah sakit, pusat-pusat komunitas dan kantor pemerintah kota dalam lima tahun ke depan.

Ketika lingkungan Vancouver pertama terhubung sepenuhnya awal tahun depan, penduduk lokal dan pelaku bisnis akan dapat mengambil keuntungan dari kecepatan internet rumah hingga 150 Mbps.

Telus berencana untuk menawarkan keluarga dan pelaku bisnis di Vancouver kecepatan yang semakin tinggi melalui jaringan gigabit mereka ini di tahun-tahun mendatang, mengingat permintaan terus meningkat. Selain itu, Telus juga mengatakan bahwa infrastruktur serat optik baru ini juga akan menjadi tulang punggung jaringan nirkabel operator, sehingga memungkinkan kapasitas dan kecepatan nirkabel yang lebih. Demikian seperti dilaporkan Telecompaper, Selasa (6/10).

“Membawa infrastruktur serat optik langsung ke rumah dan perusahaan adalah investasi berkelanjutan, dan kontribusi paling signifikan organisasi kami dapat mendorong infrastruktur komunikasi Kanada dan memastikan daya saing global selama beberapa dekade yang akan datang,” kata CEO Telus, Darren Entwistle, seperti dikutip dari Totaltele.

Penyebaran jaringan ini, konon juga merupakan bagian dari rencana jangka panjang Telus yang berniat untuk menginvestasikan dana sebesar CAD 4 miliar pada British Columbia hingga 2018.