spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1698

E-commerce Masih Jadi Pilihan Meizu & Infinix Untuk Jualan

0

Jakarta – Anak muda adalah target yang menjanjikan untuk beberapa pasar di luar sana, salah satunya pasar smartphone. Tak mengherankan, jika dua pabrikan ponsel asal China kemudian menyasar segmen ini untuk handset terbarunya.

Ya, kedua perusahaan yang dimaksud itu adalah Meizu dan Infinix, yang hari ini berbarengan membawa masuk handset teranyarnya ke tanah air. Menariknya lagi, kedua perusahaan sama-sama megandalkan metode online untuk memasarkan handsetnya. Bedanya, jika Infinix menggandeng Lazada, Meizu memilih Blibli sebagai pelabuhannya.

Dalam acara peluncuran Meizu M2 yang berlangsung di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (28/9), Ramon Kwok, General Manager of Meizu Hong Kong mengungkap alasan pemilihan Blibli sebagai mitra. Menurutnya, Blibli.com sebagai mal online pertama dan terbesar di Indonesia memiliki reputasi yang baik di bidangnya dan telah dipercaya oleh brand-brand besar untuk memasarkan produknya.

Oleh karena itu kami percaya dan yakin bahwa Blibli mampu membuka pintu bagi Meizu untuk tumbuh dan berkembang di pasar Indonesia,” ungkapnya.

Sementara Infinix, yang hari ini memperkenalkan smartphone bertajuk Hot 2 X510 mangaku memilih Lazada untuk kembali menjadi rekan eksklusif tak lain karena e-commerce ini dianggap sebagai satu-satunya yang saat ini dapat memberikan pelayanan yang memuaskan.

“Jika kami bekerjsama dengan perusahaan e-commerce lain dan tidak mendapat pelayanan yang memuaskan, maka nama mereka yang akan menjadi jelek, kata CEO Infinix Mobility, Benjamin Jiang.

Dipilihnya metode penjualan online oleh kedua perusahaan asal China ini – dalam hal ini dalam memasarkan produknya di Indonesia – tentunya bukan tanpa alasan. Selain karena pertumbuhan e-commerce di tanah air yang menjanjikan – dimana lahan ini masih berkembang pesat dan memiliki potensi yang besar – jangkauan yang luas juga disebut-sebut menjadi alasan.

Selama ini karena kita tinggal di Jakarta maka tidak merasa kesulitan untuk mendapat akses ke produk tertentu. Tapi bagaimana dengan mereka yang berada di luar Jawa? Dengan menggunakan platform online, semua orang di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap sebuah produk,” ungkap CEO Blibli.com, Kusumo Hartanto, saat ditemui dalam sesi wawancara khusus hari ini.

Lebih lanjut, Kusumo juga menambahkan bahwa metode online masih terbilang cukup efektif dan efisien hingga saat ini. “Untuk Meizu M2 ini, kita sudah ada 20.000 yang registrasi. Dan itu hanya dalam beberapa hari saja setelah teaser dirilis,” tambahnya.

Sepakat, China dan Uni Eropa Akan Kembangkan 5G Bersama

0

Jakarta – Uni Eropa dan China menandatangani kesepakatan untuk bekerja sama selama pengembangan teknologi jaringan 5G. Pun demikian terkait standar operasi yang akan dihadirkan nantinya.

Perjanjian yang ditandatangani Uni Eropa dan China di Beijing ini secara tidak langsung membuka akses bagi perusahaan-perusahaan Eropa serta partisipasi mereka dalam penelitian 5G yang didanai oleh publik. Bukan hanya itu, perusahaan Eropa juga akan mendapatkan pengembangan dan inovasi inisiatif China dengan ketentuan yang sama seperti perusahaan-perusahaan China.

Dilansir dari telecoms, Senin (28/9), perjanjian kerjasama ini diberlakukan untuk  mengantisipasi “perlombaan standarisasi 5G” pada tahun 2016 nanti, ketika berbagai badan di seluruh dunia akan memulai pembicaraan mengenai kebutuhan spektrum untuk jaringan tersebut. Sebagai informasi, 5G sendiri rencananya akan memasuki tahap komersialisasi pada tahun 2020 mendatang.

Günther Oettinger, Komisioner Eropa yang bertanggung jawab atas Ekonomi Digital dan Masyarakat, serta  Miao Wei, selaku Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi China, yang menandatangani deklarasi bersama ini dengan tujuan untuk bekerja sama dalam menghadapi berbagai isu mengenai 5G.

Dua badan tersebut telah sepakat untuk mencapai sebuah pemahaman global. Pada akhir tahun 2015, semua konsep, fungsi dasar, teknologi kunci dan waktu untuk kehadiran 5G rencananya akan rampung dibuat dan mulai dilaksanakan.

Kedua kubu pun telah sepakat dan berkomitmen untuk tak hanya saling mendukung, tetapi juga mengikuti apa yang menjadi standarisasi dari organisasi seperti 3 Generation Partnership Project (3GPP) dan International Telecommunication Union (ITU) terkait proyek penelitian bersama ini.

Nantinya, bersama-sama baik Uni Eropa maupun China akan berusaha untuk mengidentifikasi pita frekuensi radio yang paling menjanjikan untuk memenuhi persyaratan spektrum baru untuk 5G. Potensi koperasi penelitian tentang layanan dan aplikasi untuk 5G, dengan penekanan khusus pada Internet of Things (IOT), juga akan turut dieksplorasi, sesuai dengan perjanjian dan nota kesepahaman tersebut.

Jika melihat dari pernyataan Uni Eropa, kedua belah pihak nampaknya telah setuju untuk timbal balik dan memberikan keterbukaan atas akses dana penelitian jaringan 5G serta akses pasar dan keanggotaan asosiasi China dan Uni Eropa 5G. Deklarasi bersama ini didasarkan pada perjanjian serupa dengan Korea Selatan dan Jepang yang ditandatangani Uni Eropa sebelumnya.

Uni Eropa rencananya akan memberikan investasi sebesar€700 juta melalui Program Horizon 2020 untuk mendukung penelitian dan inovasi dalam 5G. Pada bulan Mei mendatang, EC (European Commission) mengumumkan Digital Single Market Strategy (Strategi Pasar Tunggal Digital) untuk meningkatkan koordinasi spektrum di Uni Eropa, dengan penekanan pada masa  kebutuhan 5G.

“Dengan tanda tangan hari ini bersama China, Uni Eropa kini bekerja sama dengan mitra Asia yang paling penting dalam perlombaan global dalam hal menjadikan 5G sebagai sebuah kenyataan pada tahun 2020. Ini merupakan langkah penting dalam kesuksesan program ini,” pungkas Commissioner Günther Oettinger lagi. [AK/IF]

 

500 Stasiun Kereta di India Akan Cicipi Wi-Fi Gratis Berkat Google

0

Jakarta – Niatan Perdana Menteri India, Narendra Modi yang menginginkan agar fasilitas Wi-Fi gratis di negaranya bisa tersedia di beragam platform – tidak hanya di Bandara tetapi juga stasiun kereta api – tampaknya akan segera menjadi kenyataan. Pasalnya, raksasa teknologi Google baru-baru ini menyatakan kesediannya untuk mendukung langkah itu. Google akan membantu India mendirikan basis Wi-Fi gratis di 500 stasiun kereta.

Menjanjikan untuk mengubah pemerintahan, PM Modi mengatakan, M-Governance atau pemerintahan mobile memiliki potensi untuk membuat pembangunan sebuah gerakan massa yang benar-benar inklusif dan komprehensif. Ini menempatkan pemerintahan dalam jangkauan setiap orang.

“Kami akan menghubungkan semua sekolah dan perguruan tinggi dengan broadband,” ,” kata Modi dalam sebuah acara bertajuk Digital India di San Jose, kemarin.

Lebih lanjut, seperti diungkapkan Modi, Pemerintah juga ingin membebaskan warga dari beban dokumen kertas yang berlebihan di setiap kantor.

“Kami ingin transaksi tanpa kertas. Kami akan menyiapkan loker digital bagi setiap warga negara untuk menyimpan dokumen pribadi yang bisa dibagi ke seluruh departemen,” katanya.

Mengacu pada fakta bahwa teknologi sejatinya harus dapat diakses, terjangkau dan memberi nilai tambah bagi penggunanya, Modi juga berjanji untuk membuat pemerintahan lebih akuntabel dan transparan dengan tetap menjamin privasi dan keamanan data.

“Mengingat perekonomian dan kehidupan kita kini lebih terkoneksi, kami juga menitikberatkan pada pentingnya privasi data dan keamanan, hak kekayaan intelektual dan keamanan cyber. Kami akan mengubah pemerintahan, sehingga lebih transparan, akuntabel, dapat diakses dan partisipatif,” pungkasnya seperti dilansir dari ETtech, Senin, (28/9).

Lebih Dekat Dengan Viavi Solution, dan Apa yang Dibawanya

0

Jakarta – Bertempat di sebuah hotel di Jakarta, Viavi Solution menggelar sebuah Technology Day yang dihadiri oleh para perusahaan serta penyedia layanan internet dan solusi di Indonesia. Beberapa perusahaan tadi adalah Ericcson, Huawei serta hadir juga dari operator seluler yaitu XL Axiata.

Seperti yang kita tahu, saat ini setiap perusahaan jaringan termasuk operator sedang menghadapi volume yang terus meningkat dari aplikasi, perangkat yang terhubung dan juga tentuya data yang belakangan ini semakin bertumpuk. Hal ini mengakibatkan ekosistem seluruh jaringan menjadi semakin kompleks dan semakin sulit untuk dikelola. Hal ini jugalah yang menyebabkan kualitas jaringan dari para penyedia layanan internet menjadi kurang baik, para penyedia jaringan dituntut untuk mengatasi hal ini dengan menghadirkan layanan yang baik, yang tujuannya tentu saja untuk para pelanggan dan profit tentunya.

Viavi Solution atau yang dulunya bernama JDSU adalah sebuah perusahaan penyedia solusi serta produk dan layanan yang berhubunga dengan jarinngan infrastruktur serta Big Data yang saat ini sedang ramai di perbincangkan.

Viavi Solution membantu memecahkan permasalahan tersebut dengan mendapatkan hasil maksimal dari jaringan para penyedia layanan tersebut. Solusi dari Viavi akan memaksimalkan jaringan yang dimiliki oleh para penyedia internet tersebut. Sampai saat ini, sudah lebih dari 4000 klien yang tergabung dari penyedia layanan komunikasi, perusahaan, pemerintah dan produsen peralatan jaringan mengandalkan solusi dari Viavi.

Beberapa solusi tersebut akan menghasillkan visibiitas yang sangat baik di seluruh jarigan baik itu fisik, visual maupun hybrid. Bukan hanya itu, solusi ini juga mengoptimalkan kinerja dari infrastruktur yang mereka miliki mulai dari jaringan, aplikasi dan juga layanan dari pemiliki infrastruktur itu sendiri.

Rajesh Rao, Vice President ViaVi Asia Pasific mengngkapkan, “Solusi kami akan terintegrasi dengan jaringan yang Anda bangun serta akan melakukan turn up, monitoring, optimasi, serta service assurance.

Lebih lanjut, Rajesh juga menyebutkan melalui portofolio mereka, mereka dapat memberikan visibilitas end to end serta para pengguna juga akan mendapatkan data yang komprehensif serta analisis tentang pola penggunaan dan perilaku end user yang dapat digunakan untuk meningkatkan penawaran layanan atau menciptakan peluang untuk pendapatan yang baru.

Solusi yang dihadirkan

Beberapa solusi Viavi antara lain enterprise, wireline, wireless, manufaktur serta cloud computing. Pada ranah Enterprise, pemberian layanan IT memang menjadi hal yang sangat penting bagi kesuksesan bisnis. Beberapa solusi yang di hadirkan oleh Viavi untuk menunjang ranah ini adalah Performance Management, Unified Communiction, Network Security Forensic, dan tentunya virtualization.

Sementara untuk wireline, solusi dari Viavi adalah customer experience, residential service, business service, virtualization serta transport network operation.

Lain halnya dengan Cloud, penyedia layanan cloud selalu berinovasi untuk menghadirkan layanan yang efisien dan juga kuat dari segi infrastuktur serta keamanan dan Viavi memberikan layanan agar aplikasi layanan cloud hadir secara maksimal. Beberapa solusi yang dimiliki perusahaan ini, antara lain Customer experience, SLA Assurance, technology deployment, Datacenter Optimization, WAN connectivity, dan structur cabling.

Product

Bukan hanya menyediakan solusi, Viavi juga menghadirkan beragam produk untuk menunjang segala kebutuhan para pemain di industri telekomunikasi Indonesia. Beberapa produk yang dihadirkan mencakup Lab & Manufacturing Test, Network Test & Certification, Network Planing and Optimization, Assurance, Analytics Prformance Management dan Product Families. 

Yang menarik dari produk tersebut adalah Network Test And Certification. Pasalnya,  Viavi menghadirkan beberapa produk yang berguna untuk melakukan uji jaringan dan kecepatan Internet dari masing-masing provider selular.

Mereka juga memiliki berbagai layanan terkait dengan jaringan serta infrastruktur internet bagi para perusahaan yang berkecimpung di industri ini. Dengan banyaknya partner besar yang dimiliki, Viavi juga mengaku sangat yakin untuk dapat menjadi perusahaan penyedia end to end solution terbaik di Indonesia. [AK/IF]

GSM dan CDMA, Serupa Tapi Tak Sama

0

Jakarta – Dua SimCard atau karti SIM yang saat ini ada dan ramai di pasaran adalah jenis GSM dan CDMA. Namun hanya sedikit dari pengguna yang mengetahui perbedaan jelas dari keduanya.

GSM (Global System for Mobiles) dan CDMA (Code Division Multiple Access) adalah dua teknologi yang memiliki  radio berbeda namun melakukan fungsi dasar yang sama, yaitu mengirimkan suara, data, dan teks secara nirkabel dari dan ke telepon Anda. Meski tentu saja, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

GSM misalnya, merupakan jaringan komunikasi yang mengirimkan data pengguna berdasarkan paket waktu yang dikenal dengan istilah timeslot. Sebenarnya, GSM ini menggunakan system TDMA, yaitu Time Division Multiple Access. TDMA bekerja dengan cara sewa waktu. Artinya, bila pengguna yang satu sedang menggunakan sistem tersebut,  maka pengguna yang lain pun secara tidak langsung tidak dapat mengaksesnya.

Namun ada banyak keuntungan yang didapat dari kartu GSM, diantaranya adalah kenyamanan saat berhubungan. Karena sudah disewa satu orang, maka orang lain tidak akan mampu menyewanya. Suara yang dihasilkan dari jaringan GSM juga cenderung lebih nyaring dan jelas dibanding CDMA.

Kekurangan, sistem informasi di GSM mudah bocor, karena menggunakan timeslot secara bergantian dan tanpa kode khusus. Orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi Anda sebelumnya.

Sementara itu, CDMA menggunakan metode yang sama dengan namanya, yaitu CDMA (Code Division Multiple Access). Dengan metode ini, setiap ponsel yang hendak melakukan sambungan dapat mengirim data CDMA kapan saja. Sebagai pembeda, setiap ponsel memiliki kode unik untuk mengatur paket data CDMA yang dikirimnya dalam sambungan telepon. Nantinya, pihak penerima sambungan telepon itu juga hanya akan menerima data yang menggunakan kode yang sama dengan kode yang digunakan oleh pengirim itu.

Akses jaringan CDMA ibarat sebuah bus yang ditumpangi banyak orang. Masing-masing memiliki kodenya sendiri, yang berbeda dengan yang lain. Nah, bila ingin berhubungan, kode tersebut akan mengirimkan akses. Karena kode tiap orang berbeda, maka pengguna pun bebas melakukan komunikasi dengan yang lain.

Kekurangan CDMA dibanding GSM terletak dalam hal kelancaran komunikasi. Karena digunakan bersama-sama dengan orang lain, maka komunikasi memiliki potensi terhambat. Akibatnya pengguna CDMA sering merasa kurang nyaman karena suara tidak jelas.

CDMA biasanya hanya dipasang di kota-kota besar. alhasil, jaringannya kurang luas sehingga kurang tepat bila digunakan untuk komunikasi jarak jauh (dengan daerah pedesaan). Meski demikian, tarif CDMA untuk telepon dan internet relatif lebih murah dibanding GSM.

Jaringan CDMA memiliki beberapa keuntungan teknis dibandingkan dengan GSM. Mereka mendukung lebih banyak koneksi bersamaan, yang secara teoritis dapat mengurangi traffic yang terjadi di menara sel. Dan teknologi yang mendasari lebih aman.

Penetrasi di Indonesia

Di Negara kita, GSM sangat populer, terlihat dari banyaknya operator yang menyelenggarakan jaringan ini. Menyinggung mengenai kecenderungan masyarakat kita yang saat ini lebih sering menggunakan akses data ketimbang voice, GSM bisa menghadirkan kecepatan 3.5G dengan stabil di sini. Walaupun 4G sudah masuk dan mulai diimplementasikan di Indonesia, namun frekuensi 900Mhz masih cenderung menyulitkan para operator GSM dalam menghadirkan layanan 4G yang stabil.

Sementara untuk CDMA, tercatat hanya ada satu operator CDMA yang masih bertahan di bisnis ini. Untuk urusan data, operator tunggal CDMA ini unggul dibandingkan dengan tiga operator GSM besar di Indonesia. Kecepatan LTE Advance yang digunakan operator tersebut di gadang-gadang dapat menyentuh angka 300 Mbps.

Teknologi carrier agregation yang di aplikasikan oleh operator CDMA ini menjadikan LTE Advance bukanlah sebuah impian. Operator CDMA ini memanfaatkan frekuensi 2.300 MHz dengan teknologi TDD (Time Division Duplex) dan 850 MHz yang mengandalkan teknologi FDD (Frequency Division Duplex).

Nah, demikianlah perbedaan singkat dari kedua jenis jaringan komunikasi ini. Jika Anda memiliki pengetahuan lain terkait artikel ini, silahkan berikan informasi Anda pada kolom komentar di bawah ini. [AK/IF]

Infeksi Malware Paksa Pengguna Robek Dompet Untuk Perbaikan

0

Jakarta – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International telah mengungkap fakta bahwa hampir setengah dari pengguna Internet (45%) harus berhadapan dengan piranti lunak berbahaya tahun lalu dan di kebanyakan kasus (81%), berdampak buruk terhadap pengguna dan perangkatnya.

Malware paling sering ditemukan di komputer berbasis Windows, dimana 83% pengguna Windows menyatakan telah terpengaruh dampaknya selama 12 bulan terakhir. Hal yang tak jauh berbeda dialami pengguna perangkat berbasis Android dan Mac OS X. Masing-masing 13% dan 6% dari mereka menyatakan juga telah terinfeksi.

12% pengguna percaya bahwa perangkat mereka terinfeksi setelah mengunjungi situs mencurigakan; flash disk USB milik orang lain; perangkat terinfeksi lainnya; dan instalasi aplikasi berbahaya yang tersamarkan sebagai program resmi yang masing-masing berkontribusi sebesar 8% sebagai penyebab infeksi. Sementara 7% responden lainnya dari survei mengatakan bahwa perangkat mereka terinfeksi setelah membuka lampiran surel. Uniknya, jawaban terbanyak, sebesar 13%, tidak dapat menjelaskan mengapa perangkat mereka dapat terinfeksi malware.

4 dari 5 infeksi secara signifikan menyebabkan masalah bagi korban. Yang paling sering, yakni sebanyak 35% dari keseluruhan kasus, pengguna menyadari bahwa performa komputer mereka melambat, 30% responden mengalami banjir iklan yang tidak diinginkan (misalnya, browser mengarahkan mereka ke situs yang tidak diinginkan) dan 20% responden menemukan program yang tidak diinginkan di perangkatnya.

Di antara semua dampak-dampak negatif ini, yang paling berbahaya adalah perubahan dalam browser atau pengaturan sistem operasi tanpa sepengetahuan si pengguna (17%), kerugian (10%) atau pencurian data pribadi (8%), publikasi tanpa izin atau ‘like’ di media sosial (9%) dan peretasan webcam (6%).

Sebagai tambahan, responden juga menyinggung adanya tebusan yang harus mereka bayarkan kepada penjahat cyber untuk membuka blokir perangkat – 11% dari seluruh kasus – atau dekripsi data pribadi (6%) setelah terinfeksi ransomware. Secara keseluruhan, setiap pengguna ketiga (33%) mengalami kerugian finansial akibat infeksi malware. Selain harus membayar tebusan, korban juga harus mengeluarkan uang untuk memulihkan perangkat atau data, menghilangkan efek samping infeksi pada piranti lunak, dan beberapa bahkan harus membeli perangkat pengganti. Ketika terjadi kerugian finansial, jumlah rata-rata biaya setiap serangan adalah sebesar USD160.

Biaya dan efek tak menyenangkan dari sebuah infeksi malware dapat dihindari dengan sedikit sikap bijaksana. Contohnya, jangan menghubungkan USB yang tidak terverifikasi pada perangkat, hanya gunakan toko aplikasi resmi, menjaga sistem operasi dan aplikasi up to date dan scan data-data dengan program sekuritas sebelum membukanya. Kemampuan untuk memprediksi segala sesuatu yang berpotensi menjadi masalah dan mengambil langkah pencegahan adalah kunci agar tetap aman,” jelas Elena Kharchenko, Head of Consumer Product Management, Kaspersky Lab dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/9).

Akhirnya, Pasar Broadband China Terbuka Untuk Perusahaan Swasta

0

Jakarta – Dominasi perusahaan milik negara di China tampaknya akan segera menemui akhirnya, khususnya mereka yang bergerak di industri broadband. Pasalnya, negara tersebut baru-baru ini dikabarkan telah membuka pasar broadband untuk operator swasta di lebih banyak kota.

Perusahaan swasta di 44 kota percontohan tambahan itu kini dapat menawarkan akses broadband, sebuah industri yang sebelumnya dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan milik negara. Menurut Departemen Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) China, kompetisi sehat diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan jaringan broadband dan menurunkan harga.

Menurut laporan telecompaper, Jumat (25/9), Kementerian yang bersangkutan berencana untuk memperluas jumlah kota yang memungkinkan perusahaan swasta untuk menjalankan usaha broadband. Kementerian pun menerbitkan pedoman untuk membuka pasar broadband untuk modal swasta pada bulan Desember 2014 lalu. Sebuah inisiatif yang kemudian memungkinkan grup pertama yang terdiri dari 16 kota untuk mendorong perusahaan swasta untuk memasuki bisnis, dimulai pada Maret 2015.

Perusahaan swasta di 44 kota tambahan itu kini dapat menggunakan informasi dan komunikasi kementrian provinsi untuk meluncurkan layanan broadband.

Inilah 5 Negara dengan Koneksi LTE Tercepat di Dunia

0

Jakarta – 4G LTE telah hadir dan menyapa para pengguna internet di seluruh dunia. Namun kecepatan khas dan cakupan masih bisa sangat tergantung pada negara tempat tinggal pengguna dan tentunya pilihan operator.

OpenSignal belum lama ini menerbitkan sebuah laporan mengenai jaringan 4G LTE global untuk Q3 2015, yang mengungkapkan jaringan tercepat dan paling konsisten di seluruh dunia dan di negara-negara yang telah menggelar jaringan 4G ini.

Sebelum kita menemukan siapa Juara dengan internet 4G tercepat, penelitian ini juga menemukan bahwa kecepatan 4G LTE umumnya meningkat di seluruh dunia. Kecepatan 20 Mbps saat ini menjadi hal yang cukup umum, hal ini juga dipengaruhi berkat hadirnya teknologi LTE-Advanced di semua negara. Sementara itu, beberapa negara yang sebelumnya menjadi ujung tombak kini posisinya melorot ke belakang.

Dilansir dari Androidauthority, Jumat (25/9), kelima negara dengan koneksi internet tercepat adalah Selandia Baru dengan 36 Mbps, Singapura dengan 33 Mbps, Rumania dengan 30 Mbps, Korea Selatan dengan 29 Mbps dan  Denmark dengan 26 Mbps.

Meskipun baru dua tahun terakhir ini mencicipi 4G LTE, Selandia Baru menunjukkan kedigdayaannya dengan menempati posisi teratas sebagai negara dengan jaringan LTE tercepat. Bukan hanya itu, negara-negara di Asia umumnya juga memiliki performa terbaik, meskipun beberapa negara Eropa juga cukup kompetitif.

Menariknya, Korea Selatan yang telah berhasil menggandakan kecepatan LTE-nya pada tahun lalu, malah melorot ke posisi keempat menyusul pengenalan teknologi carrier agregation mereka.

Sebagai perbandingan, kecepatan di jaringan 4G LTE di AS adalah hanya sekitar 10 Mbps, kurang dari sepertiga dari kecepatan lima negara di atas. Inggris memiliki kecepatan  13 Mbps dan rata-rata kecepatan internet di Eropa sekitar 20 Mbps. Sementara itu,  India yang mengalami pertumbuhan penggunaan LTE, mencetak anka 10 Mbps. Pengadopsi LTE awal, seperti Amerika Serikat, Jepang, Swedia dan Jerman, bahkan terbilang masih jauh dari lima besar negara tersebut.

OpenSignal juga merilis daftar negara dengan cakupan terbaik saat ini. Mereka meliputi Korea Selatan dengan 97%, Jepang 90%, Hong Kong 86%, Kuwait 86%
dan Singapura 84%.

Cakupan sama pentingnya dengan kecepatan internet yang dihasilkan oleh setiap negara. Karena cakupan internet yang baik tentunya akan sangat mendukung kecepatan internet yang mumpuni pula.

Lagi-lagi negara-negara di Asia kembali unjuk gigi di sektor ini, sementara itu Selandia Baru, yang merupakan pemegang rekor internet tercepat malah harus puas dengan total cakupan baru hanya 51 persen dan berada disamping Inggris yang hanya memiliki cakupan 50 persen.

Nah, bagaimana dengan Indonesia? Dalam laporannya, OpenSignal juga menyebut bahwa Indonesia memiliki cakupan terburuk di mana jaringan XL Axiata menyediakan koneksi LTE hanya 19 persen sejak peluncuran. Hal tersebut juga dikarenakan frekuensi yang dibangun kala itu berjalan di titik 900mHz.

OpenSignal juga merilis lima jaringan tercepat yang dimiliki oleh negara-negara di dunia. Dalam hal ini, Starhub milik Singapura menempati posisi teratas dengan 38 Mbps, kemudian diikuti Vodafone Rumania dengan 36 Mbps, CD Denmark dengan 35 Mbps, Olleh Korea Selatan dengan 34 Mbps dan SingTel Singapura dengan 32 Mbps.

Mengherankan, Singapura berhasil menduduki beberapa posisi teratas, meskipun negara-negara Eropa juga memiliki perwakilan dari lima daftar tersebut.

Sementara itu, T-Mobile dan Verizon adalah dua operator tercepat di Amerika Serikat dengan kecepatan sekitar 12 Mbps.

Teknologi 4G LTE telah membantu menghubungkan sejumlah besar pelanggan seluler untuk memiliki jaringan internet super cepat. Di Indonesia, dengan mulai digelarnya jaringan 4G pada frekuensi 1800 mHz, tentunya akan sangat diharapkan kecepatan internet kita mengalami peningkatan yang sangat drastis. Pasalnya, pihak operator telah berjanji akan memberikan pita jaringan yang lebih lebar yakni sekitar 20 sampai 25 mhz pada frekuensi ini.

Patut di tunggu, apakah ini adalah bukti keseriusan layanan, atau hanya janji manis untuk iklan semata. [AK/IF]

 

Ultra LTE Bolt! Masih Terkendala Ketersediaan Perangkat

0

Sekitar November mendatang rencananya pemerintah akan menggelar jaringan 4G pada frekuensi 1800 mHz di seluruh Indonesia. Seperti diketahui frekuensi ini sangat disukai oleh para operator gsm di karenakan mereka dapat menyediakan jaringan yang lebih lebar.

Sadar akan hal itu, Bolt selaku pionir dalam layanan 4G LTE membangun sebuah teknologi untuk menunjang kecepatan berinternet dari 4G tersebut. Jumlah pengguna yang sudah melebihi 1.5 Juta pelanggan di seluruh Jabodetabek serta Sumatera Utara ini juga menjadi salah satu alasan diadakannya layanan ini.

Layanan supercepat yang di berinama ULTRA LTE ini sejatinya bukan yang pertama di gelar di Indonesia. Operator CDMA yang juga menggelar layanan 4G, Smartfren, juga telah menyelenggarakan layanan ini dengan nama LTE ADVANCE.

Tiga keungulan yang dihadirkan pada layanan terbaru dari Bolt! Ini adalah Ultra speed, Ultra Coverage dan Ultra Value.

“Dalam setahun terakhir, kami berinvestasi lebih untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas pada area layanan, kami juga telah menyelesaikan tahap pertama dari implementasi LTE Adance dan pelanggan saat ini dapat merasakan kecepatan super cepat BOLT! 4G LTE,” ujar Devid Gubiani, Chief Technology Officer Bolt! Super 4G LTE.

Beliau juga menyebut bahwasanya saat ini jangkauan Bolt! Super 4G LTE telah menjangkau 99.3% poplasi di wilayah Jabodetabek dan didukung oleh 3500 BTS.

Sama halnya dengan pesaing mereka yang lebih dulu menggelar teknologi ini, Ultra LTE adalah evolusi baru dari teknologi 4G yang secara teoritis akan menghasilkan kecepatan 300 Mbps dan mengandalkan dua carriers atau yang lebih dikenal dengan nama Carriers Agregation. Ultra LTE ini sejatinya dapat benar-benar berjalan pada device yang mendukung 4G Cat 6, dan hal inilah yang menjadi sebuah  pertanyaan dari banyak orang.

Nyatanya, di Indonesia saat ini hadirnya peragkat yang mampu mendukung 4G Cat. 6 tercatat baru 1 brand saja, brand tersebut pun hanya menyediakan 2 smartphone yang mendukung Cat. 6 tersebut. Lebih parahnya, smartphone yang dihadirkan oleh Brand tersebut juga memiliki harga yang tergolong premium dan terkesan tidak affordable bagi masyarakat Indonesia.

Mengenai hal itu, Larry Ridwan, Cief Commercial Officer Bolt (21/9) mengungkapkan, sejatinya kita tidak berniat untuk merubah positioning terhadap produk Bolt!, walaupun device Cat 6, baru tersedia untuk segmen atas, namun kedepannya akan ada banyak vendor yang menyediakan smartphone 4G Cat 6 dengan harga yang lebih terjangkau,  tuturnya kepada awak media.

Bolt! Juga sempat melakukan uji kecepatan jaringan di Lokasi Lippo Mall Kemang. Dalam uji jaringan tersebut, memang terlihat bagaimana kecepatan dari Ultra LTE sangat menggiurkan, dari uji jaringan tersebut di dapati Download Speed mereka sanggup menyentuh kecepatan pada 194.05 Mbps sementara untuk Upload speed sangat disayangkan kecepatan mereka turun anjlok pada angka 9.87 Mbps.

Kurang Efisien Gunakan WiFi, Operator Diklaim Kehilangan USD18 Miliar

0

 

Jakarta – Penggunaan spektrum Wi-Fi yang lebih efisien dan manajemen gangguan yang lebih cerdas diklaim XCellAir – perusahaan penyedia solusi Quality of Experience berbasis cloud -tak hanya bisa menarik pelanggan baru, tetapi juga menghasilkan rejeki nomplok sebesar bagi operator seluler.

Tidak tanggung-tanggung, nominal sebesar USD17.9 miliar pun disebut perusahaan ini bisa diraih operator seluler jika mereka bisa melakukan kedua hal tersebut.

“Merupakan kepentingan operator untuk lebih mengontrol WiFi, terutama di lokasi di mana mereka ingin memberikan layanan lebih sebagai upaya menambah pelanggan,” kata Todd Mersch, co-founder XCellAir. “Tidak hanya itu masuk akal, untuk memberikan pengalaman yang lebih baik pada pelanggan Anda, tetapi juga dapat mendatangkan pendapatan.”

XCellAir memberi ilustrasi mengenai betapa tidak efisien WiFi digunakan saat ini dengan menciptakan kembali sebuah penyebaran WiFi publik khas urban dengan menggunakan 250 titik akses di sekitar kantornya di Montreal, Kanada.

Analisis kinerja hotspot mengungkapkan bahwa 92% dari mereka tidak beralih ke saluran yang berbeda meskipun penurunan kinerja disebabkan oleh gangguan dari hotspot tetangga. Selanjutnya, rata-rata, dua saluran senilai bandwidth tetap tidak digunakan pada waktu tertentu, mengakibatkan sekitar 100 Mbps kapasitas yang belum dimanfaatkan.

XCellAir kemudian menugaskan Real Wireless untuk menggali potensi penghematan biaya dan kesempatan memperoleh pendapatan bagi operator seluler yang melakukan ketidakefisienan itu. Perusahaan riset itu menggambarkan perhitungan hipotesis pada operator seluler dengan pangsa 25% dari pasar.

“Kami sangat terkejut melihat berapa banyak keuntungan finansial yang bisa didapat dari itu,” kata Mersch.

Real Wireless menemukan bahwa lebih dari lima tahun, operator akan menghemat USD 71 juta dengan memberikan kapasitas dalam biaya lebih rendah.

“USD 303 juta lainnya pada dasarnya berasal dari kemampuan menghasilkan pendapatan baru,” kata Mersch.

“Sebagian besar persentase dari itu dapat menghasilkan lebih banyak pengguna sensitif” yang tertarik pada layanan seperti Voice over WiFi (VoWiFi). Ini akan memiliki efek meningkatkan pangsa pasar operator sebanyak 3% selama periode lima tahun, jelasnya.

Real Wireless mencontohkan 10 pusat keuangan dunia – London, Tokyo, Singapura, Hong Kong, Shanghai, Paris, Frankfurt, Beijing, Chicago, dan New York – yang menggabungkan penghematan biaya dan peluang pendapatan menjadi USD 17.9 miliar. Demikian dilansir dari Totaltele, Jumat (25/9).