spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 1579

Menghitung Jumlah Orang dengan Sinyal WiFi

0

Telko.id – Sebuah penelitian yang dilakukan profesor Yasaimin Mostofi di UC Santa Barbara membuktikan bahwa sinyal nirkabel dapat melakukan lebih dari sekadar menyediakan akses Internet. Mereka telah menunjukkan bahwa sinyal WiFi dapat digunakan untuk menghitung jumlah orang dalam ruangan tertentu, yang mengarah ke beragam aplikasi, mulai dari efisiensi energi hingga pencarian dan keselamatan.

“Pendekatan kami dapat memperkirakan jumlah orang yang berjalan di suatu daerah, hanya berdasarkan pengukuran daya yang diterima dari link WiFi,” kata Mostofi, yang tak lain merupakan seorang profesor teknik listrik dan komputer. Ia menambahkan, pendekatan ini tidak memerlukan seseorang untuk membawa perangkat telekomunikasi dengan konektivitas WiFi untuk menghitungnya.

Untuk mencapai prestasi dalam menghitung orang ini, para peneliti menempatkan dua kartu WiFi di ujung-ujung daerah sasaran, sebuah ruang dengan luas sekitar 70 meter persegi. Dengan hanya menggunakan ukuran daya yang diterima dari hubungan antara dua kartu, pendekatan mereka dapat memperkirakan jumlah orang yang berjalan di daerah itu. Sejauh ini, mereka telah berhasil menguji dengan hingga sembilan orang di kedua pengaturan indoor dan outdoor.

“Ini adalah tentang menghitung orang yang berjalan, yang adalah sangat menantang,” kata Mostofi seperti dilaporkan Phys.org, Selasa (12/1). “Menghitung orang sebanyak ini di sebuah daerah kecil dengan hanya ukuran kekuatan WiFi dari satu link adalah masalah sulit, dan motivasi utama untuk pekerjaan ini.”

Metode menghitung orang ini, seperti ditambahkan para peneliti, bergantung sebagian besar pada perubahan sinyal nirkabel yang diterima. Kehadiran orang melemahkan sinyal dalam berhadapan langsung antara kartu WiFi jika seseorang melintasi garis pandang, dan tubuh manusia juga menyebarkan sinyal yang mengakibatkan fenomena yang disebut multi-path fading – ketika mereka tidak berada dalam jalur yang berhadapan langsung. Dengan mengembangkan kerangka matematika probabilistik berdasarkan dua fenomena kunci ini, para peneliti kemudian mengusulkan cara memperkirakan jumlah orang yang berjalan di ruang itu.

Dengan WiFi di sekitar di banyak pengaturan, temuan para peneliti memiliki potensi untuk beragam aplikasi. Misalnya, kemampuan untuk memperkirakan jumlah orang dalam ruang yang diberikan dapat digunakan di rumah-rumah dan bangunan pintar, sehingga AC dan pemanas dapat disesuaikan dengan tingkat hunian.

“Toko bisa mendapatkan keuntungan dari penghitungan jumlah pembeli untuk perencanaan bisnis yang lebih baik,” catat Mostofi lagi.

Keamanan dan operasi pencarian dan penyelamatan juga bisa mengambil keuntungan dari estimasi hunian. Sebelumnya, bekerja di laboratorium penelitian melibatkan pencitraan stasioner benda/manusia melalui dinding dengan sinyal WiFi, dan Mostofi berencana untuk akhirnya menyatukan dua proyek ini bersama-sama di masa depan.

Meksiko Gelar Tender untuk Jaringan LTE Bersama

0

Telko.id – 29 Januari dipilih Meksiko sebagai hari diluncurkannya tender untuk jaringan LTE bersama. Proyek ini telah menjadi fokus utama Kementerian Komunikasi dan Transportasi serta regulator telekomunikasi setempat – Federal Telecommunication Institute (IFT) – setelah Meksiko menyelesaikan peralihan digital pada 31 Desember lalu.

Meksiko berencana untuk menggelar jaringan seluler bersama secara keseluruhan dengan menggunakan 90 MHz spektrum 700 MHz, yang dibebaskan oleh peralihan digital tersebut.

Selain meningkatkan cakupan dan kapasitas, diharapkan jaringan yang baru juga akan meningkatkan persaingan dengan membantu pemain yang lebih kecil dan MVNOs untuk mengimbangi pemain besar yang dipimpin oleh America Movil.

Awalnya, proyek ini akan menelan biaya USD 10 miliar, namun pemerintah mengurangi jumlahnya menjadi USD 7 miliar pada Mei 2015 lalu setelah menyimpulkan bahwa jaringan dapat diselesaikan dengan menggunakan lebih sedikit menara dari perkiraan semula.

Secara keseluruhan, seperti dilaporkan Total Telecom, Selasa (12/1), ada setidaknya 37 perusahaan telah menyatakan minatnya dalam proyek ini, termasuk China Telecom, Cisco, Ericsson, Huawei, dan Nokia.

Skenario jaringan bersama (sharing network) sendiri, seperti diketahui, memungkinkan operator tanpa lisensi UMTS/LTE untuk berbagi jaringan dan menyediakan pelanggan dengan layanan 3G/4G. Sebagai contoh, operator 2G dapat menyediakan pelanggan dengan layanan 3G/4G menggunakan spektrum yang dialokasikan operator lain.

Serang 3 Bank di India, Hacker Minta Bitcoin Sebagai Tebusan

0

Telko.id – Hacker menguasai komputer di tiga bank dan perusahaan farmasi di India baru-baru ini. Mereka menuntut tebusan dalam bentuk Bitcoin untuk kunci dekripsi untuk mencairkannya.

Dilansir dari EtTech, Selasa (12/1), para penyerang mengakses sistem dengan mengambil alih komputer IT administrator. Dalam keempat kasus ini, para hacker dikatakan telah menggunakan ransomware Le Chiffre.

Setelah mengenkripsi semua file, hacker menuntut masing-masing satu bitcoin (sekitar Rs 30.000 dengan harga saat ini) per komputer dengan total mencapai jutaan dolar. Ini adalah kasus pertama di India, dimana hacker meminta uang tebusan berupa Bitcoin, mata uang digital yang diterima hampir di seluruh dunia.

Beberapa uang tebusan dikatakan telah dibayar untuk membebaskan komputer milik top eksekutif. Meski nama bank dan perusahaan farmasi atau jumlah komputer yang dikompromikan hingga saat ini belum diketahui.

“Dalam dua minggu terakhir, banyak perusahaan India termasuk beberapa bank dan perusahaan farmasi menjadi sasaran hacker,” kata Mukul Shrivastava, mitra untuk penyelidikan penipuan dan jasa sengketa di EY.

“Dalam beberapa kasus, perusahaan juga membayar uang tebusan untuk sekitar 15 komputer sehingga setidaknya para top eksekutif bisa menggunakan komputer mereka,” tambahnya.

Frekuensi dan keganasan serangan cyber pada perusahaan-perusahaan India akan diintensifkan mengingat kemajuan ekonomi menarik lebih banyak predator, kata para ahli. Tidak satupun dari kasus yang disebutkan di atas melibatkan polisi. Perusahaan India cenderung merahasiakan serangan tersebut.

Dalam semua kasus, infeksi dimulai ketika email yang menyamar sebagai pesan dari manajemen senior dibuka. Setelah komputer administrator TI dikuasai, malware menemukan jalan ke komputer lain.

Para ahli mengatakan ransomware ini sulit untuk dideteksi. “LeChiffre mengenkripsi data pada komputer dan server di latar belakang menggunakan 256-bit kriptografi kunci publik di mana kunci pribadi untuk dekripsi hanya diketahui hacker,” kata Amit Jaju, Direktur eksekutif, forensik cyber, analisis data, EY. Hacker meninggalkan pemberitahuan mengenai uang tebusan dan rincian kontak pada setiap komputer dalam sebuah file teks.

Para ahli juga mengatakan kunci dekripsi juga mungkin memiliki malware yang akan memungkinkan akses hacker di masa depan. Pada Mei tahun lalu, dua konglomerat India harus membayar sekitar USD 5 juta masing-masing setelah hacker meretas sistem mereka. Para hacker, yang diduga beroperasi dari Timur Tengah, mengancam akan membocorkan informasi kepada pemerintah India jika uang tebusan tidak disampaikan. Keduanya dikabarkan telah memenuhinya.

Awali Tahun Baru, XL Manjakan Pengguna Dengan Mood Music

0

Telko.id –  Awali Tahun baru 2016, XL menghadirkan sebuah layanan VAS terbaru mereka yaitu XL Mood Music. Layanan ini juga merupakan layanan RBT mereka yang berbeda dengan RBT pada umumnya.

Mood Music sendiri merupakan RBT yang mana pengguna bisa mengganti berbagai nada sambung pribadi mereka berkali-kali dengan hanya melakukan satu kali registrasi.

Bukan hanya itu, perbedaan berikutnya  dari layanan RBT lainnya adalah para pelanggan juga bisa mendengarkan nada sambung mereka ketika sedang melakukan panggilan voice ke pengguna lain yang tidak menggunakan RBT.

Riza rachmansyah, VP Brand Management XL Axiata Indonesia mengungkapkan, “XL ingin mrngawali tahun 2016 ini dengan gebrakan, yaitu kami ingin menghadirkan layanan mood music dengan memanfaatkan layanan RBT,” ucapnya.

Sekedar informasi, RBT juga merupakan layanan yang tahan banting dan cukup diminati oleh para pelanggan XL di seluruh Indonesia.

Sampai dengan saat ini saja, jumlah pengguna RBT XL telah mencapai 2.5 juta pelanggan. RBT juga menyumbang sekitar 30 sampai 40 persen dari total revenue mereka di tahun lalu.

Untuk Mood Music sendiri, sejatinya pihak XL tidak berniat untuk menggantikan layanan RBT lawas mereka, dan akan berjalan berdampingan dengan RBT yang sudah ada.

Mood Music adalah pelanggan nanti tidak perlu gonta ganti RBT setiap saat. Mereka akan mendapatkan service berupa beberapa lagu yang sudah dipilih terlebih dahulu.

Terkait dengan RBT, XL juga lebih transparan dan lebih mudah untuk mendapatlan lagu bagi para konsumen

Herry Yulianto, Head of VAS XL “Kita ingin mempertahankan pelanggan existing kita dan berusaha lebih dekat dengan mereka lewat musik, dan kita pada tahun ini akan lebih berfokus pada layanan yang berbasis musik,”ucapnya.

Untuk Mood Music sendiri sejatinya telah dihadirkan untuk para pelanggan sejak tanggal 1 Desember tahun lalu. Bahkan, Riza Rahmansyah juga mengklaim kalau sampai dengan saat ini total pengguna layanan Mood Music sudah melebihi dari Ekspektasi XL.

Nantinya, Mood Music juga akan hadir dalam bentuk aplikasi untuk semakin memudahkan para pengguna dalam mengganti lagu kesukaan mereka.

Berbicara mengenai target, Herry mengungkapkan semoga kedepannya layanan Mood Music akan mengikuti kesuksesan dari layanan RBT mereka.

Untuk langganan sendiri, pihak XL memberikan tarif langganan mingguan dan bulanan. Untuk mingguan, pengguna akan dibebankan tarif sebesar Rp.5.500 untuk 7 hari langganan serta Rp. 11.000 untuk 30 hari berlangganan tanpa takut terkena tambahan biaya ketika mereka mengganti lagu.

5 Perubahan eCommerce di 2016

0

 

Telko.id – Tahun 2015, adalah tahun di mana popularitas eCommerce mulai tumbuh. Masyarakat pun mulai mengenal pembayaran digital dari mobile wallet yang asalnya harus tekan-tekan tombol menjadi cukup dengan sentuhan melalui teknologi NFC atau Near field communication. Lalu, apa yang akan terjadi pada 2016? Teknologi apa yang sedang berkembang dan menjadi trend di industry? Berdasarkan prediksi aka nada lima perubahan yang terjadi.

Startups Akan Menjadi Bank Bagi Generasi Milenium

Pada 2014, yang terjadi adalah pinjaman peer-to-peer. Kemudian pada 2015 muncul platform pinjaman alternative yang menindaklanjuti model tradisional dengan aplikasi pinjaman seperti Earnest dan Affirm. Yang jadi sasaran adalah para millennium. Yang memang sudah cukup aware dengan transkasi ini.

Selanjutnya, jika model ini akan dikembangkan adalah bagaimana dapat menyentuh generasi tersebut. Berdasarkan studi, generasi ini setengahnya bahkan tidak memiliki kartu kredit.

Yang terjadi, muncul aplikasi dapat memberikan pinjaman dalam skala kecil. Seperti yang dilakukan oleh Affirm. Demikian juga dengan pola bayar dalam jangka waktu tertentu. Dengan pola yang tidak besar membuat mereka juga paham, kapan hutang nya akan lunas dan akhirnya akan melakukan peminjaman betikutnya.

Lebih luas lagi, perusahaan pinjaman baru akan fokus menjadi bank yang lebih besar dan konsumen dapat beralih. “Ini adalah tujuan bank untuk membantu orang dapat merealisasikan harapan dan impian mereka, sehingga dapat bersekolah, membeli rumah, mungkin membeli mobil, dan meminjam uang di saat membutuhkan,” ujar Louis Beryl, salah seorang pendiri dan CEO Earnest seperti yang dilansir dari venturebeat.com.

Selanjutnya, Louis juga mengatakan bahwa Earnest akan memperluas usahanya untuk menjadi professional dan melayani “Kami ingin memperluas bisnis nya dengan melayani para professional sepanjang hidup mereka”.

Pada tahun 2016, kita akan melihat startups yang bekerja secara terintegrasi dengan kehidupannya millennial nya dengan layanan yang akan membantu mereka untuk membeli mobil dan rumah.

Akan Banyak Alasan Pakai Mobile Wallet di Toko

Tahun ini, Apple Pay dan PayPal akan mendorong teknologi eCommerce hingga mendorong para toko untuk menggunakan layanan pembayarannya. Pada starups kecil juga akan mengubah cara pembayaran di toko online mereka.

Ketika Apple menggunakan teknologi NFC maka cara pembayaran ini akan dapat diterima oleh brand besar seperi McDonald. Perusahaan Mobile Wallet pun perlu dorongan agar layanannya digunakan semudah penggunakan kartu kredit.

Memang untuk cara ini dapat terangsang tumbuh dikalangan masyarakat perlu ada gerakan yang signifikan dari para pemain Mobile Wallet. Yang sekarang ini memang sudah dilakukan oleh para operator dan beberapa perusahaan lain. Selain jumlah toko atau merchant yang mengadopsi layanan ini diperbanyak jumlah nya, perlu juga ada langkah yang ‘memaksa’ agar konsumen menggunakan layanan ini. Apakah dengan pemberikan bonus atau iming-iming lainnya. Sehingga akhir nya menjadi kebutuhan. Hal ini tidak saja dapat dilakukan secara fisik maupun online atau digital.

Shopping di Mana Saja dan Kapan Saja

Mungkin sekarang belum terpikirkan bahwa ke depan dapat berbelanja sambil masak di dapur. Tetapi Amazon sudah akan melakukan integrasi interface untuk belanja di rumah. Di mana aka nada tombol Amazin Dash yang tinggal di tekan dan melakukan belanja langsung di seluruh bagian rumah. Tapping tombol tersebut akan secara otomatis melakukan order dengan menggunakan produk yang ada di rumah. Hal yang sama juga dilakukan oleh MasterCard.

Di tahun 2016 juga, akan mulai bermunculan peralatan rumah tanggal seperti kompor, microwaves, refrigerator yang menyedikan tombol order atau cara berbelanja lainnya.

Kompetisi Akan Berimbas pada Peer to Peer Payment

Pembicaraan Apple dengan bank, kemudian akan melakukan kerjasama dengan Google, Square dan Facebook, tentu juga perlu dicermati. Di mana Mobile wallets akan menjadi alat pembayaran yang memenuhi kebutuhan konsumen. Di 2016, ketika masyarakat sudah menggunakan mobile wallet maka akan menuntut layanan di tingkatkan dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.

Shopping di Facebook

Facebook akan meningkatkan platform Messenger nya dan akan memasukan juga layanan berbelanja di dalamnya. Tentu ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk dapat memanfaatkannya. Terutama bagi perusahaan yang ingin meningkatkan layanannya pada pelanggannya.

Apalagi, Facebook juga sudah melakukan kerjasama dengan PayPal. Tentu, hal ini akan menjadi demand tambahan bagi Messenge platform dari Facebook. Awal tahun ini saja, Facebook sudah bekerjasama dengan Shopify dan memasukan Shop Section di halaman Facebook yang dapat mensasar langsung konsumen. Di 2016, Shopify juga akan meningkatkan layanannya di halaman Facebook maupun messengernya.

Dengan adanya peluang-peluang baru tersebut maka digital financial produk juga akan menjadi mature dan akan siap untuk lebih agresif lagi. Dan jangan kaget ketika Apple, PayPal dan Google akan memberikan konsumen reward programs bagi yang menggunakan digital wallets nya.

Peluang-peluang diatas juga harus dicermati oleh pemerintah. Jangan sampai, Indonesia hanya menjadi target pasar saja. (Icha)

Transaksi TCASH Meningkat 150% Selama 2015

1

Telko.id – Dalam gaya hidup digital, tidak terlepas dari trend pembayaran secara digital. Yang tercatat di Telkomsel yang menggunakan layan TCASH terjadi peningkatan yang signifikan selama 2015. Pada penutupan tahun 2015, terjadi peningkatan 150% dibandingkan tahun 2014.

Bahkan selama masa liburan Natal dan Tahun Baru 2015, terjadi peningkatan trafik transaksi TCASH hingga 100% dibandingkan hari normal. Hal ini berkaitan dengan tingginya angka kunjungan masyarakat ke pusat-pusat perbelanjaan, dimana di lokasi-lokasi tersebut layanan TCASH telah digunakan oleh beberapa merchant ternama diantaranya Coffee Bean, Baskin Robbins, Wendy’s, McDonald’s, Bakmi GM, 7Eleven, Indomaret dan Cinema XXI.

“Kenaikan trafik TCASH yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan adanya sambutan positif dari masyarakat terhadap layanan mobile money yang kami tawarkan,” ujar Herman Suharto, General Manager Digital Payment and Banking Telkomsel dalam release tertulisnya.

Herman lebih lanjut menjelaskan bahwa transaksi TCASH sejauh ini paling banyak digunakan untuk bayar beli di handphone dan bayar cepat pakai Tap. Ke depannya ekosistem TCASH akan terus dikembangkan untuk layanan lainnya seperti transportasi publik, taksi, parkir dan ke berbagai layanan finansial, serta penambahan jumlah merchant.

Direktur IT & Finance McDonald’s Indonesia, Yanti Lawidjaja mengatakan, “McDonald’s melihat TCASH sebagai opsi pembayaran non tunai yang mudah dan cepat, sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk kami. Sistem pembayaran non tunai kami yang terintegrasi memudahkan transaksi non tunai, baik untuk pelanggan maupun kasir. Ditambah dengan adanya promosi menarik yang TCASH lakukan di McDonald’s, maka angka penggunaan pembayaran non tunai kami naik cukup pesat selama tahun 2015.”

TCASH yang kini hadir dengan teknologi Near Field Communication (NFC), yang dinamakan TCASH TAP juga memberikan kemudahan lebih dan pengalaman unik kepada pelanggan dalam melakukan transaksi. Layanan ini dapat digunakan di semua jenis ponsel baik feature phone maupun smartphone.

Penggunaan layanan ini amat mudah, dimana pelanggan cukup menempelkan sticker NFC ke ponselnya (bisa diperoleh di GraPARI, 7 Eleven dan Indomaret bertanda khusus), mengaktifkan layanan, dan pelanggan dapat melakukan ‘TAP’ di mesin NFC merchants. Transaksi TCASH pun sangat aman karena menggunakan PIN 6 digit PIN.

“Kami berharap, dengan variasi inovasi produk dan nilai yang ditawarkan, TCASH dapat memberikan berbagai manfaat kepada pelanggan untuk bisa bertransaksi dengan mudah, cepat dan aman”, tambah Herman

Pada saat ini di Jabodetabek TCASH TAP telah diterima di lebih dari 2,000 outlets merchant dan kedepannya akan dikembangkan ke kota-kota lain hingga dapat menjangkau secara nasional. TCASH dapat digunakan untuk pembelian pulsa, pembayaran tagihan, kirim uang, belanja online, dan bayar cepat di merchant dengan cara TAP. (Icha)

Empat Operator Amerika Keluhkan Biaya Subsidi Perangkat

0

Telko.id – Beberapa laporan menunjukkan bahwa Sprint mengikuti T-Mobile, Verizon dan AT & T untuk bergerak menjauh dari kontrak dua tahun mereka kepada vendor smartphone, terutama didorong oleh keinginan untuk menghapuskan subsidi perangkat.

Dilansir dari Telecoms, Sprint tidak lagi menawarkan subsidi perangkat untuk pelanggan baru, hal ini sesuai dengan janji yang dibuat oleh CEO-nya di tengah tahun 2015. Sekedar informasi, pada awal tahun, situs berita Engadget menginformasikan bahwa AT & T beralih ke program penyewaan handset. Sementara itu, Verizon telah melakukan hal yang sama pada tahun lalu dan T-Mobile, yang terutama menargetkan program pasar prabayar, telah melakukan hal ini selama beberapa tahun.

Saat ini, sejumlah operator di seluruh dunia telah mengeluh mengenai biaya subsidi untuk setiap perangkat yang mendukung bisnis mereka, tetapi mereka takut untuk secara sepihak mencabut subsidi tersebut karena takut menyerahkan keuntungan untuk pesaing mereka. Salah satu perusahaan yang melakukan hal ini adalah Telefónica Spanyol pada 2012, bergabung sebentar dengan Vodafone sebelum akhirnya lesu. Masalahnya adalah Orange Spanyol mendapatkan pelanggan karena masih setia dengan subsidi.

AT & T telah membuat sebuah program seperti tawaran sewa device dan bukan kepemilikan langsung dari perangkat. Sebagian besar konsumen merasa sulit untuk menaikkan dana secara mandiri untuk membeli handset langsung, operator akan terus melihat manfaat bisnis dalam membantu mereka.

Subsidi menjadi alasan utama untuk menarik pelanggan, bagi sebagian operator, hal ini sebagai model bisnis yang berguna.

Nantinya, tidak akan mengejutkan ketika melihat banyak pasar pascabayar yang didominasi oleh pihak lain seperti di Eropa Barat selama 2016.

Indonesia Bakal di Serbu Layanan Streaming

0

 

Telko.id – Dengan adanya fasilitas internet cepat, layanan streaming pun semakin banyak digunakan. Perusahaan yang menyediakan layanan streaming pun bermunculan. Terutama yang menyediakan lokal konten secara regional.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar pun menjadi target dari para perushaan yang menyediakan layanan streaming. Setelah Netflix, PCCW Viu sudah siap masuk ke Indonesia.

Yang jadi andalan adalah konten Korea. Di mana, Indonesia, masyarakat penggemar Korea begitu besar. Tentu, layanan ini akan menjadi incaran juga nanti nya jika sudah masuk ke Indonesia.

PCCW melihat bahwa konten Korea ini tidak hanya memiliki penggemar di Negara nya sendiri. Tetapi Negara lain di Asia, konten Korea memiliki tempat tersendiri. Itu sebabnya, PCCW yakin bahwa drama Korea dan variety program dapat menjadi langkah strategi bagi perusahaannya untuk bisa memperluas pasarnya. Apalagi, perusahaan ini juga akan menyesuaikan subtitle dengan bahasa Negara yang dirambahnya. Jika saat ini masih menggunakan bahasa Inggris dan Cina, sangat mungkin terjadi masuk ke Indonesia dengan bahasa Indonesia.

Dengan adanya internet cepat ini memberikan peluang bagi perusahaan seperti PCCW ini karena akan semakin banyak masyarakat yang memiliki koneksi dengan kecepatan yang cukup untuk menonton secara streaming kualitas video yang tinggi.

Peluang ini tentu tidak dilihat hanya para pemain besar saja, pemain kecil pun akan memanfaatkan peluang ini. Salah satu strategi yang dilakukan adalah tidak hanya bermain secara lokal saja, tetapi mulai merambah ke regional. Seperti yang dilakukan oleh Netflix yang akan memperluas layanannya ke 130 negara. Sebuah langkah besar karena saat ini baru 60 negara saja yang dilayani.

PCCW melihat bahwa konten Korea menjadi salah satu cara untuk menarik perhatian masyarakat. Memang, konten Korea terdengar seperti market yang kecil, tetapi ternyata merupakan para yang besar di Asia, seperti yang diungkapkan oleh Janice Lee, Managing Director PCCW’s Viu dan dilansir dari CNet. “Dari konsumen yang menonton streaming, 50 hingga 80% menonton drama Korea. Di Singapur saja lebih dari 50%,” ujar Janice Lee memberi contoh.

Lebih lanjut, Janice juga menyebutkan bahwa selain konten Korea, ke depan PCCW juga akan menggarap konten-konten Cina, Taiwan dan Jepang. Selain itu, PCCW akan memproduksi konten sendri dan ini akan memberikan prospek yang cerah untuk Viu.

Saat ini, Viu, masih melayani Hong Kong, Malaysia dan Singapura. Tapi ke depan, India dan Indonesia pun akan dilayani. Paling tidak di akhir kuartal pertama 2016. Masyarakat pun dapat menonton layanan dari Viu ini melalui smartphone, tablet maupun PC. Konten Viu juga dapat didownload oleh masyarakat yang ingin menyimpan di ruang penyimpanan sendiri. (Icha)

Tahun Depan, India akan Instal 2.500 Hotspot Wi-Fi di 256 Tempat

0

Telko.id – Pemerintah India memiliki banyak target terkait penggunaan internet di negaranya. Selain mencapai 50 crore pelanggan internet (atau setara 500 juta) dalam 6-7 bulan ke depan, India juga menargetkan untuk memasang 2.500 hotspot wi-fi di 256 tempat pada tahun fiskal berikutnya. Hal ini sebagaimana diungkapkan Menteri Telekomunikasi India, Ravi Shankar Prasad, hari ini.

“Hari ini penetrasi mobile India adalah 100 crore, sementara penetrasi internet adalah 40 crore. Butuh waktu lebih dari 3-4 tahun untuk menjadi 20-30 crore,” ungkapnya.

Ia menambahkan, butuh waktu kurang dari satu tahun untuk menjadi 30-40 crore dan ia telah menetapkan target 50 crore. “Atas izin Tuhan, kita akan mencapai 50 crore datang 6-7 bulan,” katanya.

Mencatat bahwa layanan wi-fi sangat penting untuk menghubungkan India, Prasad mengatakan bahwa perusahaan telekomunikasi milik negara BSNL berencana untuk menginstal 2.500 hotspot wi-fi di 256 tempat pada tahun fiskal berikutnya.

Sejauh ini, perusahaan telekomunikasi ini telah menyediakan 500 hotspot di 200 tempat. Proyek hotspot wi-fi ini akan menjadi pendorong utama untuk inisiatif ‘Digital India’.

Seperti diketahui, Pemerintah India telah meluncurkan inisiatif Digital India pada 2014 lalu, yang terdiri dari berbagai proyek bernilai sekitar Rs 1 lakh crore untuk mengubah negara itu menjadi negara yang perekonomiannya memberdayakan pengetahuan digital.

Program ini mencakup proyek-proyek yang bertujuan untuk memastikan bahwa layanan pemerintah tersedia untuk warga secara elektronik dan orang-orang mendapatkan manfaat dari teknologi informasi dan komunikasi terbaru.

“Digital India akan mengubah negara, khususnya orang-orang seperti chaiwallas (pedagang kaki lima) dan paanwallas (pemilik toko) sehingga mereka dapat meningkatkan keterampilan mereka,” pungkas Prasad, seperti dilansir dari EtTech, Senin (11/1).

Spectranet Hadirkan Kecepatan Broadband 100 Mbps

0

Telko.Id – Perusahaan ISP asal India,  Spectranet berencana untuk menggoyang pasar broadband lokal dengan memperkenalkan layanan broadband 100Mbps unlimited di pusat-pusat perkotaan tertentu dengan hanya 1.200 rupee ($ 18) per bulan.

Perusahaan berencana untuk memperkenalkan layanan ini kepada semua pelanggan dalam tempo satu tahun ini.

Dilansir dari Telecom Asia, saat ini India penyedia fixed-line biasanya menawarkan harga sekitar 3.000 rupee per bulan untuk layanan 40-50Mbps dengan total kuota data hingga 300GB. Sementara Spectranet akan melakukan peluncuran ini dan tentunya akan merangsang persaingan lanjut di pasar.

Spectranet berencana untuk menggelar layanan secara bertahap selama tahun ini, dan telah memulai percobaan tiga bulan dengan menyediakan layanan broadband 100Mbps seharga 1.199 rupee di wilayah Gurgaon.

Sekedar informasi, Spectranet saat ini beroperasi di Gurgaon, Delhi, Bangalore, Chennai, Pune, Mumbai, Noida dan Ghaziabad.

Spectranet memiliki sekitar 50.000 konsumen dan 4.000 pelanggan korporasi di pasar-pasar. Target dari perusahaan ini sejatinya untuk memperluas kehadiran mereka dengan mengaliri internet mereka pada 25-30% rumah di semua kota dalam waktu 4-5 tahun, atau naik dari 4-5% saat ini.

Persaingan pada industri Fixed Broadband di India memang cukup sengit, namun hadirnya paket langganan dengan kecepatan hingga 100 Mbps dengan biaya yang lebih terjangkau tentunya akan membuat Spectranet lebih diunggulkan dalam persaingan bisnis Broadband di tanah Bollywood ini.