spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 1465

Australia Buat Aliansi Agar Siap Sambut Era IoT

0

Telko.id – Internet of things dipercaya banyak pihak akan mendatangkan peluang bisnis baru dan tentu saja pendapatan atau revenue. Hal ini juga yang dipercaya oleh Australia. Itu sebabnya negara Kangguru ini membentuk aliansi.

Aliansi ini dibentuk oleh pemerintahan Australia dengan merangkul perusahaan teknologi besar maupun pemain telekomunikasi lainnya. Targetnya adalah bersama-sama mengembangkan internet of things.

Setidaknya, ada 25 organisasi yang telah ditunjuk untuk menjadi dewan eksekutif dalam Internet of Things Alliance Australia (IoTAA), sebuah aliansi baru non profit ini. Aliansi ini juga menyatakan bahwa memiliki lebih dari 200 ahli dan 100 organisasi papan atas.

keanggotaan eksekutif aliansi termasuk segelintir kelompok industri teknologi serta instansi pemerintah Australian Competition and Consumer Commission (ACCC), Australian Communications and Media Authority (ACMA), Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), Departemen Komunikasi, Departemen Perdana Menteri, Office of the Australian Information Commissioner (OAIC), dan Australia New Broadband Network NBN Co yang didalamnya termasuk perusahaan telekomunikasi seperti Telstra dan Optus. Kemudian juga perusahaan teknologi maupun telekomunikasi seperti Hewlett Packard Enterprise (HPE), IBM, Intel, Huawei, Nokia, dan Ericsson.

Konsep dasarnya sendiri berasal dari think tank yang dijalankan oleh sekelompok industri Aliansi Komunikasi tahun lalu untuk melihat apa yang perlu dilakukan oleh Australia agar mendapatkan manfaat dari internet of things ini. Kelompok ini akan dikelola dari kampus Broadway dari University of Technology, Sydney.

Tugas dari aliansi ini terbagi menjadi enam bagian. Pertama adalah Kolaborasi industri di Australia dengan melakukan pengembang sebuah komunitas IoT yang koheren, kolaboratif dan berfikiran global. Sehingga Australia dalam hal ini industri, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya mampu mendorong inovasi dan menginformasikan kebijakan yang tepat dan pengaturan regulasi.

Kedua adalah melibatkan beragam sektoral demi mengembangkan, menyelaraskan dan memajukan IoT. Termasuk di dalamnya aktifitas pemerintah dalam Industry Growth Centre, Australia Infrastructur dan sektor penting lainnya. Dengan fokus pada pertambangan, pertanian, transportasi dan telekomunikasi.

Ketiga, open data. Di mana, perlu adanya keterbukaan data, berbagi prinsip dan pedoman sehingga lebih fokus pada peluang yang akan terjadi pada lintas sektoral. Namun, diberi catatatn juga tentang data pribadi yang tetap mengedepankan pedoman privasi dalam penggunaan data IoT.

Keempat, ketersediaan Spectrum. Beberapa pihak yang terkait, termasuk ACMA dan pemangku kepentingan yang lebih luas diharapkan dapat mengatasi pengaturan spektrum dan kebutuhan lisensi untuk layanan nirkabel rendah bit rate, seperti Low-Power, Wide-Area atau LPWA.

Kelima, masalah keamanan. Aliansi ini juga akan mengembangkan pedoman security atau keamanan untuk layanan IoT dan elemen layanan. Termasuk juga bagai mana melakukan perlindungan data.

Keenam, IoT Start-up inovasi. Di mana aliansi ini juga memiliki tugas untuk mengembangkan kebijakan dan kerangka ekosistem IoT untuk mendukung program IoT nasional, yang terkait dengan Industry Growth Centres milik Australia.

Jason Clare, Menteri Komunikasi Autralia dalam peresmian aliansi ini menyatakan bahwa Australia membutuhkan pijakan yang tepat sehingga tidak tertinggal dari moment internet of things ini.

“Banyak negara yang sudah berada di depan kita dalam menyongsong kehadiran IOT ini. Jika kita tidak mengubahnya maka kita akan kehilangan banyak lapangan kerja baru, lebih banyak investasi dan bisnis baru,” kata Clare menjelaskan, seperti dilansir dari IT News.

Aliansi ini akan memulai menggali potensi yang dinilainya cukup besar dampaknya pada masyarakat yakni pada industri autonomous vehicles, smart building, smart water management.

“Dengan keunggulan dari teknologi 5G, IoT akan mengubah peta indutsri maupun ekonomi Australia. Selain itu juga akan mendorong terjadinya revolusi metode dalam industri dan rantai pasokan yang ada saat ini. Kini saat nya memikirkan segala sesuatu yang belum pernah dibayangkan untuk memprediksi dan mengontrol masa depan,” ujar Clare menambahkan. (Icha)

elevania Tawarkan Kemudahan Mencicil Tanpa Kartu Kredit

0

Telko.id – Inovasi baru kembali dihadirkan elevenia dalam hal pembayaran. Kali ini berupa skema pembayaran cicilan, namun tanpa menggunakan kartu kredit.

Adalah Kredit Plus, mitra yang digandeng elevania untuk inovasinya kali ini. Kredit Plus sendiri merupakan brand yang dimiliki PT. Finansia Multi Finance, sebuah perusahaan yang memegang ijin usaha untuk menjalankan roda usaha pembiayaan, anjak piutang dan kartu kredit.

Minimnya jumlah transaksi yang menggunakan kartu kredit, dimana masih berkisar 18%, disebut elevania menjadi peluang tersendiri untuk hadirnya metode pembayaran baru. Dan ini adalah hal yang menarik, terutama bagi konsumen yang tidak memiliki kartu kredit.

Sekedar informasi, saat ini 78% dari layanan cicilan didominasi oleh kategori ponsel, 13% berasal dari pembelian produk elektronik, 7% dari pembelian Komputer & Kamera, dan 2% dari kategori Home Living & Hobby. Sementara untuk produk item yang bisa dicicil dengan menggunakan jasa KreditPlus ada lebih dari 1500. Dan akan terus bertambah.

“Kami berusaha untuk memberikan langkah paling mudah dan sederhana kepada konsumen. Tidak hanya harga terbaik dan produk berkualitas, namun juga kemudahan layanan pada konsumen menjadi satu nilai penting bagi kami sebagai penyedia layanan marketplace,” kata Madeleine Ong De Guzman, Chief Marketing Officer elevenia dalam keterangan resmi.

Untuk menggunakan pilihan metode pembayaran ini, konsumen cukup mengisi halaman pengajuan yang ada di elevenia, lalu dalam 2 hari, konsumen akan dihubungi dan disurvey, sehingga dalam waktu kurang dari 5 hari setelah permohonan disetujui, akan dapat langsung memiliki barang yang diidamkan.

Saat ini, layanan KrediPlus dapat dinikmati oleh konsumen di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi dan akan berkembang ke wilayah lainnya.

Vodafone Inggris Gulirkan Broadband Berkecepatan Tinggi Untuk UKM

0

Telko.id – Menyasar sektor UKM, operator Inggris Vodafone baru-baru ini telah memperkenalkan produk barunya yang ditujukan untuk usaha kecil di negara tersebut.

Vodafone mengklaim, penawaran ini akan berupa serat broadband berkecepatan tinggi dan mobilitas telepon. Perusahaan mengatakan, proposisi utamanya adalah memungkinkan konektivitas generasi berikutnya untuk usaha kecil dengan memberikan kecepatan hingga 76 Mbps dan beberapa inovasi fixed broadband.

Menurut Vodafone, teknologi beamforming merupakan inti dari router nirkabel generasi berikutnya perusahaan. Beamforming mampu mengarahkan sinyal nirkabel ke perangkat tertentu, sehingga menghasilkan efisiensi spektrum yang lebih besar di pita >5 GHz. Vodafone mengatakan fitur ini memungkinkan pemilik usaha untuk memprioritaskan sinyal ke perangkat yang dipilih untuk kecepatan download lebih cepat dan meningkatkan kontrol berkat aplikasi pendamping mobile.

Bersama dengan broadband perumahan, layanan telepon IP Vodafone menawarkan koneksi kabel auto-divert ke ponsel.

“Kedatangan broadband Vodafone untuk usaha kecil adalah berita yang menggembirakan bagi Inggris,” kata Direktur Vodafone UK Enterprise Phil Mottram, seperti dilansir Telecoms, Rabu (20/7)..

Ia menambahkan, broadband supercepat, handal, dan aman adalah sangat penting untuk bisnis di Inggris. “Kami telah berinvestasi dalam jaringan khusus kami sendiri, broadband serat optik dan kini dapat menawarkan paket broadband dan telepon kabel yang kaya fitur dengan manfaat dari peningkatan level layanan.

Luncurkan Smartphone 4G, Berapa TKDN Evercoss?

0

Telko.id – Evercoss kembali menghadirkan jenis smartphone 4G mereka yang lebih mengandalkan kapasitas besar pada baterainya. Adalah Evercoss Elevate Y2 Power yakni ponsel terbaru dari vendor lokal ini yang memiliki kapasitas baterai yang mencapai 6200 mAh.

Sekadar informasi, kapasitas baterai yang tinggi sejatinya diperlukan oleh setiap smartphone berteknologi 4G LTE. Pasalnya, diperlukan kapasitas baterai jumbo untuk bisa selalu mengakses jaringan 4G LTE di Indonesia, terlebih saat ini juga semakin banyak pengguna yang tersambung ke berbagai OTT seperti Whatsapp, serta kecenderungan pengguna yang semakin sering mengakses layanan streaming seperti youtube, Netflix hingga Spotify.

Jika berkaca dari riset yang di paparkan oleh JFK, pengguna smartphone di Indonesia tercatat menghabiskan waktu sekitar 5,5 jam dalam sehari dengan ponsel pintar mereka. Hal ini tentunya akan menyebabkan pengguna sering kehabisan daya baterai ketika menggunakan smartphone dengan kapasitas baterai yang kecil.

“Y2 Power merupakan produk yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memiliki kapasitas baterai sebesar  6200 mAh,” ujar Nina Ratna Wardhani, CMO Evercoss pada peluncuran smartphone ini di Jakarta (20/7).

Ia juga menambahkan, kapasitas baterai yang besar juga merupakan selling point mereka, pasalnya dengan kapasitas sebesar itu, Y2 Power dapat bertahan selama 4 hari untuk pemakaian normal.

DSC_0057_1

Selain itu, hadirnya teknologi 4G LTE pada smartphone ini, membuat Evercoss kembali menggandeng salah satu operator 4G LTE di Indonesia yakni Telkomsel. Namun sayangnya, smartphone ini hanya mendukung teknologi FDD dari 4G di Indonesia.

Kerjasama bundling dari Telkomsel berupa free kartu perdana 4G dan pengguna hanya perlu mengisi pulsa senilai Rp.49.000,- dengan kuota sebesar 10 GB.

Sekilas mengenai spesifikasi, Evercoss Elevate Y2 Power dibenamkan prosesor sebesar 1.3 Ghz Quadcore dengan dukungan RAM sebesar 2GB serta internal memori sebesar 16 GB. Sementara untuk kamera, smartphone ini memiliki rear camera dengan resolusi sebesar 13 MP with AF + flash, sedangkan untuk front camera dibenamkan kamera sebesar 8 MP.

Selain kapasitas baterai yang mencapai 6200 mAh, smartphone ini memiliki fitur Quick Charge, serta OTG Cable yang memungkinkan pengguna dapat menjadikan smartphone ini sebagai Powerbank.

TKDN

Berbicara mengenai TKDN sendiri, sampai dengan saat ini setidaknya Evercoss telah mengantungi sekitar 20 sampai 25% kandungan lokal, dengan kecenderungan mereka mengarah ke software.

“Di OS, punya kesempatan lebih banyak untuk membantu meningkatkan TKDN, karena secara infrastruktur hardware kami belum memilikinya,” ujar Ricky Tanudibrata selaku Director for Business Developement Evercoss.

Sementara itu, disinggung mengenai peraturan baru,  Ricky menjawab bahwa saat ini yang terpenting adalah mereka harus ikut andil sehingga Indonesia bukan hanya menjadi sekadar pasar.

“kita sudah menggandeng anak SMA yang berminat untuk mendevelope game lokal. Bukan hanya game, ada juga software untuk IOT yang bisa digunakan oleh banyak masyarakat di semua sektor di Indonesia seperti  pertanian dan perikanan,” tukasnya.

Cara Ini Mungkin Bisa Penuhi TKDN Lenovo

0

Telko.id – Peraturan Tingkat kandungan lokal yang harus dipenuhi oleh para vendor smartphone 4G adalah sebesar 30% dari keseluruhan komponen smartphone tersebut. Seperti diketahui, peraturan ini akan mulai berlaku pada awal tahun 2017 mendatang yang hanya tinggal menyisakan beberapa bulan saja.

Bagi Lenovo, yang setidaknya telah memenuhi jumlah presentasi TKDN sebesar 20% dengan kerjasama pabrikasi mereka di Indonesia tentunya bukan menjadi permasalahan yang serius dalam menambah jumlah tersebut menjadi 30%. Pasalnya, vendor smartphone asal negeri Tirai Bambu ini selalu berusaha compile dengan peraturan pemerintah yang sejatinya ingin mengatrol industri smartphone di Tanah Air melalui kontribusi pabrik (hardware) ataupun startup lokal (software).

Salah satu cara untuk memenuhi 10% kekurangan TKDN mereka adalah melalui preloaded game besutan developer lokal kedalam smartphone 4G mereka yang mampu mengkonversi game biasa menjadi VR melalui fitur Theater Max.

Adalah Anvid Erdian selaku MBG 4P Manager, Lenovo Indonesia yang menyebutkan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen untuk menghadirkan teknologi VR (Virtual Reality) sekaligus mengajak para developer game Indonesia untuk ikut berpartisipasi dengan mereka dalam menghadirkan game berteknologi VR tersebut.

Anvid juga menuturkan, melakukan preloaded game buatan para developer lokal bisa menjadi solusi untuk memenuhi peraturan TKDN dari Pemerintah.

“Bisa jadi kearah sana sih, tapi saat ini kita fokus dengan developer karena kita memiliki experience Virtual Reality dan itu semua membutuhkan konten. Namun bisa jadi kearah sana, kalau nanti TKDN membutuhkan software, why not kita akan menggunakan mereka (developer game lokal,” ujar Anvid pada saat peluncuran Lenovo Vibe K5 Plus di Jakarta (19/7).

“Saat ini yang kita pahami adalah ada dua jalur kan, hardware atau software. Untuk hardware kita sudah compile 100% dengan adanya pabrikasi, jika nanti dibutuhkan untuk arah software, tentu kita akna mencari developer ataupun aplikasi dan ini salah satu aplikasi yang sudah di tes di tempat kita sehingga bisa menjadi salah satu kandidat lah untuk di preloaded,” tambahnya.

Sementara itu, disinggung mengenai peraturan TKDN yang baru yakni 100% software ataupun 100% hardware, Anvid berujar bahwa yang terpenting hanya ikut peraturan pemerintah saja dan yang pasti mereka juga siap akan kemungkinan dibutuhkan software untuk TKDN.

Sekadar informasi, peraturan TKDN juga menjadi salah satu alasan mengapa hingga saat ini mereka belum juga menghadirkan smartphone dengan brand Motorola di Indonesia. Sejatinya mereka masih menimbang-nimbang untuk memenuhi 100% software ataupun 100% hardware pada diri Motorola.

Pada skema hardware, komposisinya adalah manufaktur 70 persen, pengembangan 20 persen dan aplikasi 10 persen. Sebaliknya, pada skema software, aplikasi mendapat komposisi besar yaitu 70 persen, pengembangan 20 persen dan manufaktur 10 persen. Perlu diketahui juga mengenai adanya takaran harga impor piranti keras (hardware) bagi investasi ponsel 4G dengan skema TKDN 100% software.

Laporan Keuangan Jeblok, Ericsson Gandakan Penghematan

0

Telko.id – Ericsson belum lama ini mengumumkan akan menggandakan sasaran pemotongan biaya sebagai akibat dari penjualan kuartal kedua yang menurun pada tingkat ekonomi di beberapa pasar serta belanja lebih rendah pada jaringan mobile broadband.

Dilansir dari TotalTelecom (20/7), Vendor jaringan asal Swedia ini mengharapkan adanya perbaikan dalam tren pasar di semester kedua 2016. Sebelumnya, mereka menargetkan akan mengurangi biaya dengan margin sebesar 9 miliar kronor atau setara dengan € 949.500.000 per tahun pada 2017.

Namun, Pada Selasa kemarin Ericsson mengatakan akan memotong investasi R & D di properti intelektual dan mencari keuntungan efisiensi dari struktur perusahaan yang baru yang diresmikan pada bulan April dan dilaksanakan pada tanggal 1 Juli dalam upaya untuk melakukan penghematan lebih lanjut.

Secara bersama-sama kegiatan ini sama dengan melipat gandakan penghematan sebelumnya yang bertarget pada biaya operasional. Hal ini diutarakan langsung oleh CEO Ericsson Hans Vestberg, dalam sebuah pernyataan.

Sekadar informasi, fokus penghematan pada biaya operasional muncul setelah Ericsson melaporkan laporan penjualan Q2 sebesar SEK 54.1 miliar, atau turun sekitar 11% secara year-on-year.

“Tren industri yang negatif dari kuartal pertama telah berdampak intensif pada permintaan untuk mobile broadband,” kata Vestberg.

Secara khusus, kelemahan makro-ekonomi terjadi di Brazil, Rusia dan Timur Tengah, dan penyelesaian upgrade jaringan seluler di Eropa telah membebani hasil yang didapat oleh Ericsson. Sementara itu, kinerja mereka di China dan Amerika Utara masih tergolong stabil, berkat penyebaran berkelanjutan 4G sebelumnya dan upgrade kapasitas yang terakhir.

Pada bisnis jaringan sendiri, Ericsson memperoleh pendapatan yang menurun, terhitung dalam tiga bulan sampai 30 Juni tahun ini. Pendapatan mereka turun sekitar 14% secara year-on-year menjadi SEK 26.8 miliar. Sedangkan pada divisi layanan, pendapatan mereka turun ke SEK 24.5 miliar dari SEK 26.4 miliar. Hal serupa juga terjadi pada support business solution Ericsson yang mebgalami penurunan pendapatan sekitar 7% yakni sebesar SEK 2.9 miliar dari sebelumnya SEK 3.1 miliar tahun sebelumnya.

Diharapkan, Arus tren penjualan dan bisnis campuran dapat unggul untuk paruh kedua tahun ini. Vestberg menambahkan bahwa selain rencana pemotongan biaya tersebut, Ericsson juga akan melihat ke biaya yang lebih rendah dari penjualan dan beradaptasi dengan pasar yang lemah.

“Saya yakin bahwa strategi kami dan tindakan yang kita lakukan sekarang akan menciptakan nilai yang baik dimasa depan bagi para pemegang saham,” katanya.

Terkait isu ini, Tim Telko.id juga sempat menghubungi perwakilan Ericsson Indonesia beberapa waktu lalu, namun mereka masih enggan berkomentar mengenai hal ini, terutama mengenai badai PHK yang mungkin akan menghampiri vendor asal Swedia ini.

Lenovo Kembali Gandeng Smartfren Untuk Smartphone Baru

0

Telko.id – Lenovo kembali meluncurkan smartphone dari lini Vibe mereka yakni Vibe K5 Plus. Smartphone penerus dari Vibe K5 Plus sebelumnya dan memiliki fitur dan spesifikasi yang sama dengan K5, hanya saja K5 Plus akan mendapatkan handset VR serta Theater Max Controller pada masa preorder.

“Kami akan menawarkan smartphone ini pada dua varian, yakni dengan varian RAM 2 GB dan 3GB karena melihat demand dari pasar Indonesia,” ujar Anvid Erdian 4P Lead Lenovo Indonesia di Jakarta (19/7).

Vibe K5 Plus juga bekerjasama dengan partner ekslusif mereka yakni Smartfren, pengguna akan mendapatkan paket smartplan universal dengan bonus aktivasi langsung kuota data sebesar 300 MB serta bonus 100 menit panggilan ke sesama Smartfren untuk menggunakan fitur VoLTE. Berbicara mengenai VoLTE, Smartphone ini sudah native VoLTE sehingga pengguna tidak perlu menginstall aplikasi Smart VoLTE untuk menjajal fitur ini.

Berbicara mengenai kerjasama dengan Smartfren ini, hadirnya Vibe K5 Note di channel online juga menghadirkan pertanyaan perihal registrasi SIM Card yang harus dilakukan di gallery Smartfren.

“Pasar online juga besar maka dari itu kita membuka dua channel yakni online dan offline, namun untuk registrasi pengguna masih harus mendatangi gallery Smartfren terdekat,” jawab Anvid.

Sementara itu, disinggung mengenai jumlah unit yang tersedia untuk kerjasama dengan Smartfren, Anvid memastikan semua produk Lenovo yang dirakit di Indonesia akan bekerjasama dengan Smartfren. Namun Ia mengindikasikan akan membuka kerjasama dengan operator lainnya.

Lebih lanjut, Lenovo ingin secara konsisten untuk tetap memberikan produk , dengan meluncurkan K5 Plus. Mereka juga memiliki Theater Max controller untuk memberikan pengalaman yang lebih nyata.

Sekadar informasi, Lenovo juga menggandeng pengembang aplikasi ‘Dradeout’ untuk menghadirkan game tersebut ekslusif pada smartphone Lenovo Vibe K5 Plus.

Mengenai harga dan ketersediaan, Preorder Lenovo Vibe K5 Plus dengan RAM 3 GB ini akan berlangsung pada tanggal 20 hingga 26 Juli 2016 yang tersebar di enam channel online seperti Blibli.com,Dinomarket.co.id, Bhinneka.com, Erafone.com,Lazada.co.id serta Mataharimall.com dengan harga sebesar Rp. 2.499.000,-

ISP Asal Hong Kong Ini Akhirnya Kantongi Lisensi MVNO

0

Telko.id – ISP asal Hong Kong, Hong Kong Broadband Network Limited (HKBN) resmi mendapatkan lisensi sebagai penyedia layanan MVNO dari regulator telekomunikasi OFCA.

Melalui lisensi ini, OFCA telah memberikan ijin kepada HKBN untuk menawarkan layanan mobile dengan menggunakan infrastruktur jaringan yang dibangun oleh operator seluler.

Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan China Mobile Hong Kong, dan dalam diskusi dengan dua operator seluler lainnya, dengan tujuan meluncurkan layanan mobile bagi pelanggan perumahan dan perusahaan. Demikian dilaporkan TelecomAsia, Selasa (19/7).

HKBN berharap dapat menggelar soft launch untuk layanan mobile-nya Agustus tahun ini untuk melengkapi layanan online yang ada.

Dengan penambahan layanan MVNO, perusahaan akan dapat memperkenalkan penawaran quad-play yang menggabungkan broadband, telepon kabel, OTT hiburan dan layanan mobile dalam paket yang sama.

“Ini adalah langkah yang kuat untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dengan menawarkan rangkaian lengkap dari layanan tetap dan bergerak, memanfaatkan basis pelanggan broadband kami yang terus bertambah hingga lebih dari 800.000 rumah tangga,” kata pemilik sekaligus CEO HKBN, William Yeung.

Ia menambahkan, berkaca dari keberhasilan perusahaan di pasar broadband tetap, layanan mobile akan datang dengan proposisi nilai yang kuat. Tujuannya agar pelanggan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dengan harga yang sangat kompetitif.

HKBN baru-baru ini mengumumkan bahwa mayoritas pengawasan perusahaan dan karyawan level manajemen kini telah berinvestasi di perusahaan di bawah program co-ownership yang diterapkan.

Baru Menjabat, Kepala ICT Filipina Perintahkan Audit Spektrum

0

Telko.id – Kepala Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi (DICT) Filipina yang baru telah memerintahkan inventarisasi atas spektrum telekomunikasi di negara tersebut, untuk mengetahui spektrum mana saja yang digunakan dan mana yang tidak.

Dalam temu wartawannya baru-baru ini, Sekretaris DICT Rodolfo Salalima mengatakan bahwa frekuensi adalah sumber daya publik yang langka dan merupakan warisan bangsa. Oleh karena itu tidak seharusnya didiamkan tanpa dimanfaatkan.

Dia menjelaskan bahwa tindakan ini bertentangan dengan Konstitusi Filipina dan hukum pelayanan publik yang menyatakan bahwa frekuensi harus diberikan hanya kepada mereka yang bisa menggunakannya secara efektif dan efisien.

Nah, jika mereka – dalam hal ini perusahaan telekomunikasi – tidak menggunakan frekuensi yang telah diberikan atau diserahkan itu dalam waktu yang wajar sebagaimana dinyatakan dalam kesepakatan, maka lebih baik untuk mencabutnya dan memberikannya pada perusahaan telekomunikasi lain yang bisa dengan efektif dan efisien memanfaatkannya.

Kepala DICT juga memberi jaminan bahwa proses hukum akan diamati jika departemen ingin mencabut lisensi spektrum atau memberi izin jika beberapa perusahaan telekomunikasi ditemukan tidak menggunakannya dalam jangka waktu yang ditentukan.

“Kami akan mendengar penjelasan mereka,” katanya, seraya menjelaskan bahwa apa yang dibayar oleh perusahaan telekomunikasi hanyalah penggunaan frekuensi. “Mereka tidak menjadi pemilik dari frekuensi ini karena mereka tidak pernah dapat memilikinya di bawah Konstitusi Filipina.”

Masalah ini muncul setelah pembelian San Miguel Corporation (SMC) oleh dua operator yang dominan di negara itu – PLDT dan Globe Telecom, dimana badan antitrust pemerintah, Komisi Persaingan Filipina (PCC) kini menginginkan penyelidikan.

Salalima mengatakan bahwa frekuensi sangat penting untuk operasi perusahaan telekomunikasi dalam melayani masyarakat.

“Ini alasannya kenapa, PLDT dan Globe harus membeli kontrol dari perusahaan induk SMC sehingga setidaknya mereka dapat memiliki bagian dari frekuensi (tidak seluruhnya) yang diperlukan bagi mereka untuk lebih meningkatkan layanan,” katanya seperti dilansir TelecomAsia, Selasa (19/7).

Ia menambahkan, telah menyerahkan sepenuhnya masalah ini ke PCC untuk memutuskan apakah kesepakatan pembelian perusahaan telekomunikasi ini adalah demi kepentingan masyarakat atau tidak. Perhatiannya lagi-lagi kembali pada efisiensi penggunaan spektrum, terutama mengingat kebutuhan untuk meningkatkan kecepatan koneksi internet di negara dan pelayanan publik.

Eropa Targetkan Broadband 100 Mbps untuk Setiap Rumah

0

Telko.id – Komisi Eropa sedang membuat perombakan pada aturan telekomunikasi di benua biru itu, yang akan mencakup target untuk ‘mendadani’ setiap rumah tangga dengan broadband berkecapatan 100 Mbps dalam satu dekade.

Menurut Financial Times, salinan awal dari rencana Komisi Eropa itu telah ada di tangan mereka dan rencananya akan dipublikasikan pada bulan September, yang akan mengatur sejumlah target yang dirancang untuk mendorong investasi swasta di bidang infrastruktur fixed-line. Dan 100 mbps hanyalah awal, dengan target 1 Gbps untuk sekolah dan bisnis.

Menurut dokumen yang bocor, sebanyak €155 miliar akan diperlukan untuk mendorong infrastruktur yang sangat kuat ini. Jumlah yang mungkin akan membutuhkan lebih dari beberapa aspirasi yang tinggi dan beberapa token subsidi untuk mengekstrak dari perusahaan telekomunikasi yang haus margin.

Sebuah indikasi yang memungkinkan mengenai seberapa serius Komisi Eropa merangsang investasi telekomunikasi akan menjadi puncak dari penyelidikan Komisi Eropa ke dalam rencana Deutsche Telekom untuk meng-upgrade jaringan tembaganya.

Rencana DT telah disetujui oleh regulator dalam negeri Jerman, tapi Komisi Eropa ingin melihat lagi. Masalah potensial adalah bahwa teknologi vectoring yang digunakan untuk meningkatkan kinerja kabel tembaga akan meninggalkan kapasitas cukup untuk perusahaan telekomunikasi Jerman lainnya yang menyewanya dari DT.

Diharapkan, keputusan sudah akan ada akhir pekan ini, lapor Telecoms, Selasa (19/7).