spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 1462

Hadirkan AADC2, Bukti Keseriusan HOOQ Dukung Film Indonesia

0

Telko.id – OTT asing penyedia layanan streaming film Hooq melakukan sebuah terobosan dengan menghadirkan film Box Office Indonesia yakni Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2) pada layanan streamingnya.

Hadirnya film besutan Mira Lesmana yang seakan menjadi primadona dikalangan penikmat film Indonesia ini menjadi bukti keseriusan HOOQ dalam mendukung industri film Nasional. Selain itu, Country Head HOOQ Indonesia, Guntur S. Siboro juga menegaskan bahwa film Indonesia menjadi salah satu ‘Hot Items’ pada OTT asing ini.

“AADC2 mulai hari ini bisa dinikmati di HOOQ, ini merupakan komitmen HOOQ untuk mendukung industri kreatif di Indonesia. Ini juga menunjukan bagaimana HOOQ Indonesia melihat bahwa konten lokal sangat penting, karena 50% dari top 10 daftar film di HOOQ adalah film Indonesia,” ucapnya pada jumpa media di Jakarta (26/7).

Sementara itu, Guntur juga mengatakan bahwa tarif Berlangganan HOOQ tidak dipengaruhi oleh konten terbaru, jadi tarif akan tetap sama yakni Rp.49.000,- perbulan. AADC2 ekslusif hanya ada di HOOQ dan tidak ada di OTT lain dengan batas waktu lisensi selama 1 tahun.

Sekadar informasi, sampai dengan saat ini saja terdapat sekitar 3500 film dan TV Series Indonesia yang sudah ‘mejeng’ di HOOQ. Meskipun tidak menyebutkan angka pasti, namun Guntur mengklaim bahwa OTT nya memiliki sekitar 70% dari total film yang diproduksi di Indonesia.

Kedepannya, mereka juga tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi film sendiri seperti halnya yang dilakukna oleh OTT lain yang sudah lebih dulu hadir.

Guntur S Siboro, Country Head HOOQ Indonesia
Guntur S Siboro, Country Head HOOQ Indonesia

“Ada waktunya, saat ini konsentrasi kita adalah menciptakan platform untuk memutar film indonesia. Tapi kita tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya menciptakan film sendiri,” tambahnya.

Jumlah Pengguna dan Kerjasama Operator

Sampai dengan saat ini, Guntur mengklaim bahwa jumlah pengguna yang sudah ujicoba aplikasi ini lebih dari 500 ribu user.

“Kita sudah mencapai 3 bulan, dengan pelanggan yang sudah mencoba lebih dari 500 ribu user. Masih tetap ada ketakutan untuk mencoba karena takut kehabisan kuota, makanya solusinya kita melakukan bundling dengan Simpati,” ucapnya.

Guntur juga menyebutkan, Untuk satu judul film dengan kualitas Standart Definition (SD), pengguna setidaknya membutuhkan khota internet sebesar 300 hingga 400 MB sementara untuk ukuran HD, pengguna harus menyediakan setidaknya kuota internet sebesar 1 GB.

Disinggung mengenai jumlah pengguna Telkomsel yang mengakses layanan ini, Guntur menjawab sekitar 60% dari 500 ribu user tadi adalah pengguna Telkomsel.

Namun, Guntur menegaskan bahwa kerjasama mereka dengan Telkomsel bukanlah kerjasama ekslusif dan tengah melakukan pembicaraan dengan operator lainnya.

“Kita tengah melakukan pembicaraan dengan operator lain selain Telkomsel. Harapan saya paling lambat akhir tahun semua nya sudah bisa bekerjasama. Intinya kerjasama dengan Telkomsel tidak ekslusif,” tukasnya.

Terakhir, Guntur mengharapkan industri ini berjalan dengan sehat agar dapat memberikan revenue tambahan bagi industri perfilman Nasional.

Lebih dari 75% Orang Jerman Gunakan Internet untuk Streaming Video

Telko.id – Menurut survei terbaru dari Bitkom, lebih dari tiga perempat (77%) dari pengguna internet di Jerman menghabiskan waktunya untuk menonton film, program TV atau video lainnya yang bisa ditonton secara streaming di internet.

Penelitian ini dilakukan dengan mengikutsertakan 1.007 orang dari usia 14 tahun, dimana 831 diantaranya adalah pengguna internet.

Tujuan Streaming yang paling populer, seperti diwartakan broadbandtvnews, Selasa (26/7), adalah situs web dan layanan catch-up saluran TV yang digunakan oleh 60% dari pengguna internet. Lebih dari setengah (56%) adalah portal akses video seperti YouTube, Vimeo atau Vevo. 39% menonton saluran TV linear sebagai streaming langsung.

Portal video-on-demand (VOD) yang menawarkan film dan serial secara khusus mengalami pertumbuhan yang kuat, dimana 25% dari pengguna internet menggunakan layanan VOD. Jumlah ini meningkat dibanding dua tahun sebelumnya, yakni 22% pada 2015 dan 19% pada 2014. Contohnya adalah Netflix, Amazon Video, maxdome, Apple iTunes, Google Play, Sky Go atau Watchever.

70% dari pengguna VOD membayar untuk single video, sementara 41% memiliki akses ke seluruh line-up platform karena berlangganan bulanan.

Video streaming sangat populer di kalangan anak muda, dimana 88% dari pengguna internet yang melakukan video streaming berusia antara 14 dan 29 tahun, pada kelompok usia 30-49 jumlah pangsa 90%. Sementara di kalangan pengguna internet antara usia 50 dan 64 tahun, 66% menggunakan layanan streaming video. Sepertiga (36%) di antara pengguna internet berada di atas 65 tahun.

Jerman Akan Berlakukan ‘Black Box’ Untuk Mobil Self Driving

0

Telko.id – Banyak pihak sangat antusias untuk mengembangkan autonomous car atau mobil autopilot. Bukan hanya para pengusaha mobil, tetapi juga para pengembang IT maupun operator telekomunikasi. Maklum saja, dengan akan adanya trend baru berkendara ini maka potensi revenue pun akan berlipat ganda karena jumlah ‘chip’ yang ditanamkan akan terus menerus mengirimkan data. Inilah salah satu masa depan internet of things yang ditunggu.

Dibalik itu semua, masih banyak pihak juga yang meragukan bahwa autopilot car ini akan booming. Pasalnya, masalah keamanan si pengendara maupun orang berada di sekeliling dari kendaraan masih dipertanyakan. Untuk mengatasi hal itu, Jerman, salah satu negara yang maju untuk masalah teknologi dan juga memiliki banyak perusahaan otomotif berencana akan mengeluarkan peraturan yang mengharuskan setiap autopilot car memiliki black box.

Ide ini muncul karena beberapa percobaan yang dilakukan berkenaan dengan autopilot car ini mengalami kecelakaan. Memang, belum ada yang melaporkan kondisi yang gawat. Tetapi, hal ini membuat pemerintah Jerman merasa harus melakukan tindak preventif agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Harapannya, dengan adanya Black Box ini maka akan membantu dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan. Hal ini dikemukakan oleh sumber dari kementerian transportasi Jerman pada Reuters.

Berdasarkan proposal dari Menteri Transportasi, Alexander Dobrindt, para pengemudi tidak perlu harus selalu memperhatikan lalu lintas atau berkonsentrasi pada kemudi, tapi harus tetap duduk di belakang kemudi sehingga ketika dalam keadaan darurat tetap dapat sigap menghadapinya agar tidak terjadi kecelakaan.

Selain itu, dalam proposal tersebut juga mewajibkan setiap pengusaha atau produsen mobil untuk menginstal sebuah kotak hitam atau black box yang akan mencatat setiap kondisi ketika sistem autopilot diaktifkan maupun saat kendaraan berjalan. Dobrindt juga meminta untuk adanya sistem pengingat ketika dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi darurat, agar sopir mengambil alih kendaraan.

Menurut juru bicara Kementerian Transportasi Jerman, draft dari peraturan tersebut, rencananya akan dikirim ke kementerian lain dan diharapkan pada musim panas tahun ini sudah bisa disetujui.

Pemerintah memang menginginkan Jerman menjadi pemain global sebagi penyedia kendaraan self driving tersebut. Secara industri negara tersebut juga sudah mendukung karena perusahaan terbesar otomotif dunia adalah merek Jerman. Seperti Volkswagen, Daimler dan BMW.

Bahkan Kanselir Angela Merkel pernah mengatakan pada April lalu di Berlin, bahwa industri otomotif harus menyusun jadwal untuk pengembangan kendaraan self driving ini. Sehingga pemerintah pun dapat mendukung upaya tersebut.

Saat ini memang perusahaan otomotif di dunia baru sampai memproduksi kendaraan self driving dalam bentuk prototipe. Diharapkan, pada tahun 2020 nanti sudah dapat dipasarkan secara masal. (Icha)

Operator Thailand Rencanakan Uji Coba TD-LTE Bulan Depan

0

Telko.id – Operator Thailand, TOT (Telecom of Thailand) dilaporkan berencana untuk meluncurkan uji coba layanan TD-LTE pada pita 2,3 GHz awal bulan depan.

Saat ini, operator milik negara itu sedang menunggu izin dari regulator NBTC untuk menggunakan peralatan jaringan untuk layanan uji coba non-komersial. Beberapa operator swasta seperti AIS, Dtac dan True Corp juga telah diundang untuk bergabung dengan uji coba ini, yang dijadwalkan akan dimulai pada 4 Agustus mendatang. Bertepatan dengan Hari Komunikasi Nasional di Thailand.

Dilaporkan TelecomAsia, Selasa (26/7), uji coba ini akan dilakukan di Bangkok dan Ratchaburi. TOT berencana untuk memasang 20 BTS 2,3-GHz di sepanjang rute pelayanan angkutan umum Skytrain Bangkok. Sementara uji coba di Ratchaburi akan menggunakan peralatan Huawei.

TOT memiliki 60 MHz di pita 2,3 GHz, dan berencana untuk mengundang pemasok jaringan internasional dan operator lokal untuk bersama-sama memperkenalkan layanan broadband nirkabel di spektrum itu, kata sebuah sumber.

Masih menurut sumber yang sama, diketahui pula bahwa TOT sudah mendekati Huawei, Nokia, dan Ericsson untuk membahas proyek ini dan berencana untuk memilih pemasok dengan proposal terbaik untuk menggelar jaringan.

Selain itu, TOT juga berencana untuk menjual secara borongan bandwidth 2,3GHz-nya ke operator lokal, dan menggunakan pendapatan dari perjanjian ini untuk membiayai gelaran 2,3GHz-nya sendiri.

ITU: 3.9 Miliar Orang di Dunia Belum Terjamah Internet

Telko.id – Turunnya harga layanan ICT tak lantas membuat semua orang terhubung satu sama lain. Terbukti, lebih dari setengah populasi dunia masih belum terhubung ke internet.

ITU memperkirakan, ada sekitar 3,9 miliar orang masih belum terjamah oleh sumber daya yang luas yang tersedia di internet.

Menurut laporan ICT Facts & Figures 2016 terbaru, diketahui bahwa negara-negara berkembang kini menyumbang sebagian besar pengguna internet dengan 2,5 miliar pengguna dibandingkan dengan satu miliar di negara maju. Namun tingkat penetrasi internet menguraikan cerita yang berbeda.

Di negara maju, penetrasi internet dipatok sebesar 81% dari populasi, dibandingkan dengan 40% di negara-negara berkembang dan 15% di negara kurang berkembang. Dengan pengguna laki-laki lebih tinggi dibanding pengguna perempuan di seluruh wilayah dunia.

Laporan ini mencatat bahwa kesenjangan gender pengguna internet global benar-benar tumbuh dari 11% pada 2013 menjadi 12% pada 2016. Perbedaan gender regional terbesar ada di Afrika, dengan 23%, dan terkecil di Amerika, dengan 2%.

Pada awal 2016, seperti dilaporkan TelecomAsia, Selasa (26/7), bandwidth internet internasional telah mencapai 185.000 gigabit per detik, naik dari 30.000 gigabit pada tahun 2008. Namun, bandwidth juga tidak merata secara global, dan kurangnya bandwidth tetap menjadi hambatan utama untuk meningkatkan konektivitas internet di banyak negara berkembang dan negara kurang berkembang.

Sekjen ITU, Houlin Zhao mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk menjembatani kesenjangan digital dan membawa lebih dari setengah dari populasi global yang tidak menggunakan internet ke dalam ekonomi digital.

“ITU, mengingat pembangunan yang luar biasa dari TIK, memiliki peran penting untuk bermain dalam memfasilitasi pencapaian mereka,” kata Brahima Tosic, Direktur Biro Pengembangan Telekomunikasi ITU.

Ini Paket Roaming Terbaru 3 Hong Kong

0

Telko.id – 3 Hong Kong telah memperkenalkan paket bulanan terbaru serta roaming, yang memungkinkan pelanggan untuk menggunakan layanan mobile di Macau dan enam negara Eropa.

Dilansir dari TelecomAsia (25/7), Chief Operating Officer Hutchison Telecommunications Hong Kong Holdings Limited (HTHKH) Jennifer Tan mengatakan paket bulanan 3LikeHome dan dua jenis roaming disesuaikan dengan kebutuhan pelancong bisnis dan kenyamanan melintasi Macau dan Eropa.

Paket Bulanan “3LikeHome”, yang dimulai dengan harga HK $ 168 / bulan ($ 21,66) (HK dan Macau) dan HK $ 508 (HK, Macau dan enam negara Eropa), akan menawarkan hak yang sama untuk penggunaan data lokal dan roaming, ditambah kuota menit bicara untuk dibagi antara penggunaan lokal dan saat roaming.

Perangkat juga akan secara otomatis terhubung ke jaringan 3 Grup ketika pengguna berada di Austria, Denmark, Irlandia, Italia, Swedia dan Inggris, serta Macau.

Paket baru akan memungkinkan pelanggan untuk melakukan panggilan ke nomor di wilayah yang tertera diatas, dan Hong Kong, atau menerima panggilan dari kawasan manapun tanpa menimbulkan biaya tambahan. Roaming elemen data dari penggunaan memungkinkan pelanggan yang melakukan perjalanan bisnis sering mengakses internet di Macau dan enam negara Eropa ditunjuk seolah-olah mereka tengah berada di Hong Kong, ucap operator.

Untuk memenuhi permintaan di  waktu perjalanan sibuk tahun ini, 3 Hong Kong juga telah meluncurkan one-off roaming plan paket 3 hari ‘3 Macau Roaming Passed’ dan 10 hari ‘3 Eropa Roaming Passed’, yang akan memberikan pengguna gratis untuk layanan suara dan data di Macau dan enam negara Eropa untuk mereka.

Selain itu, 3 HK menawarkan 90-menit layanan WiFi gratis setiap hari ke semua pengguna ponsel di kota, dengan jumlah hotspot yang melebihi 20.000 di seluruh kota.

Sampai akhir September, setiap pengguna ponsel di Hong Kong dapat mengakses layanan WiFi untuk tiga sesi dengan total 90 menit sehari dengan menggunakan smartphone, tablet atau laptop di lebih dari 20.000 hotspot WiFi yang dijalankan oleh 3HK.

Tan mengatakan 3 HK akan membangun 3.000 hotspot WiFi lagi di paruh kedua tahun ini, sehingga jumlah total melebihi 23.000 titik.

Verizon Beli Yahoo Senilai US$ 4.8 Miliar

0

Telko.id – Setelah 20 tahun menjadi perusahaan independen yang memiliki pengaruh besar di dunia, akhirnya Yahoo mengambil langkah besar untuk menjual bisnisnya. Yang menjadi pembelinya adalah Verizon. Perusahaan telekomunikasi raksasa Amerika. Harga jualnya mencapai $US4.8 miliar atau $64 miliar Australia.

Verizon berencana untuk mengintegrasikan Yahoo dengan unit yang baru saja diakuisisinya yakni AOL. “Kami berharap dengan integrasi keduanya mampu menciptakan sebuah perusahaan media global di ponsel dan mempercepat aliran pendapatan kami dalam iklan digital,” ujar Lowell McAdam, Kepala eksekutif Verizon menjelaskan, seperti yang dilansir dari News Australia.

“Yahoo adalah perusahaan yang telah mengubah dunia, dan akan terus melakukannya bersama dengan Verizon dan AOL,” ujar Marissa Mayer, CEO Yahoo, menjelaskan dalam sebuah pernyataan.

Mayer juga menambahkan bahwa kesepakatan itu terpisah dengan bisnis inti Yahoo yang berupa saham ekuitas aset di Asia. Namun, langkan ini dipercaya akan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham Yahoo.

Terlambat atau tidak, tapi kesepakatan ini berlangsung setelah Yahoo yang pernah menjadi market leader di online itu mengalami penurunan pada beberapa tahun belakangan ini. Berjuang untuk bersaing dengan Google dan Facebook.

Namun, Mayer dalam posting di blog nya mengatakan bahwa sinergi dengan Verizon ini memperjelas apa yang akan diperoleh ke depannya. Tujuannya adalah mencapai 2 miliar pengguna global pada tahun 2020. Di mana saat ini, pengguna Yahoo News, Mail dan layanan online lainnya sudah digunakan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

“Produk dan merek Yahoo akan menjadi daya tarik untuk mencapai tujuan tersebut. Apalagi, bergabung dengan kekuatan AOL dan Verizon. Tentu hal ini akan membantu kami untuk mencapai skala yang luar biasa di ponsel. Bayangkan saja, untuk masalah distribusi sudah diselesaikan, skala yang diinginkan akan tercapai, produk akan terus kami bangun dan pemasukan iklan pun akan dapat dicapai sesuai target. Ini sangat menarik,” kata Mayer optimis.

Dalam proses akuisisi ini, Yahoo akan tetap beroperasi secara independen sampai nantinya akan berada dibawah naungan uni AOL yang saat ini dikepalai oleh Tim Amstrong, yang juga merupakan mantan rekan kerja Mayer di Google.

“Misi kami di AOL adalah untuk membangun merek agar orang senang, dan kami akan terus berinvestasi dan tumbuh bersama mereka,” kata Armstrong dalam pernyataan.

Amstrong menambahkan bahwa bisnis Yahoo sesuai dengan dengan misi ini karena telah menjadi pemain yang cukup lama di konten premium dan menciptakan beberapa merek yang disukai banyak orang, terutama pada katagori utama seperti olahraga, berita dan keuangan.

Terlebih, Amstrong juga mengakui bahwa kombinasi yang terjadi akibat dari akuisisi ini akan membentuk persaingan baru yang kuat dibisnis media mobile, dan terbuka. Selain itu menjadi salah satu alternatif lain untuk iklan dan penerbit.

Proses akuisisi ini diharapkan akan berakhir pada awal 2017. Namun, akuisisi ini tidak termasuk uang cash Yahoo, kepemilikan paten tertentu dan adil Yahoo di Alibaba Group serta kepemilikan di Yahoo Jepang. Sebelumnya, Mayer yang pertama kali bergabung dengan Yahoo tahun 2012, sempat juga berusaha melakukan revitalisasi Yahoo, yang pada puncaknya memiliki nilai pasar lebih dari $ US100 miliar. (Icha)

Bos Ericsson Mundur, Apa Alasannya?

0

Telko.id – Kabar mengejutkan datang dari Ericsson. Pasalnya, sang CEO Hans Vestberg telah memutuskan untuk mundur sebagai presiden dan CEO.

Dilansir dari TelecomLead (26/7), Jan Frykhammar, selaku wakil presiden eksekutif dan CFO, akan mengambil alih posisi CEO sampai perusahaan jaringan telekomunikasi dan pembuat perangkat lunak ini menemukan CEO baru.

Seperti diketahui, Hans Vestberg menghabiskan waktu selama 28 tahun di Ericsson termasuk tujuh tahun terakhir sebagai CEO. Sebuah pernyataan dari Ericsson tidak mengatakan bahwa pengunduran diri Hans Vestberg terhubung ke masalah dugaan korupsi, dengan demikian pupus sudah indikasi dugaan korupsi atas pengunduran diri Vestberg yang serba mendadak.

Hans Vestberg sendiri berperan dalam memimpin perusahaan selama tujuh tahun melalui industri yang signifikan dan transformasi perusahaan. Hans Vestberg juga merupakan salah satu pesaing kuat untuk menjadi kepala eksekutif Microsoft sebelum perusahaan software yang berbasis di Amerika Serikat tersebut memilih Satya Nadella untuk posisi tersebut.

“Dalam lingkungan saat ini dan sebagai solusi perusahaan untuk mempercepat pelaksanaan strategi, Direksi telah memutuskan bahwa waktu yang tepat bagi pemimpin baru untuk mendorong fase berikutnya dalam pengembangan Ericsson,” kata Chairman Ericsson Leif Johansson.

Sekadar informasi, keputusan Hans Vestberg meninggalkan Ericsson pada saat perusahaan infrastruktur telekomunikasi ini tengah bertujuan untuk memangkas biaya operasional dalam menjaga kestabilan neraca mereka.

Sementara itu, pengganti Vestberg yakni Jan Frykhammar mulai bergabung dengan Ericsson pada tahun 1991 silam dan telah memegang berbagai posisi di bidang keuangan dan kontrol bisnis.

Mengapa Hans Vestberg mengundurkan diri?

Ericsson bulan lalu menegaskan bahwa perusahaan Swedia menghadapi penyelidikan oleh otoritas Amerika Serikat atas dugaan korupsi. Ericsson mengatakan, mereka bekerja sama dengan pihak berwenang Amerika Serikat dalam penyelidikan atas kemungkinan korupsi sejak tiga tahun atau selama masa jabatan Hans Vestberg.

Penyelidikan di Amerika Serikat berkaitan dengan program anti-korupsi Ericsson dan pertanyaan yang berkaitan dengan Foreign Corrupt Practices Act, dapat mengakibatkan hukuman besar untuk Ericsson, menurut laporan Reuters.

Hans Vestberg, yang menjabat sebagai CEO Ericsson sejak tahun 2010, juga telah menghadapi beberapa pertanyaan dari analis industri telekomunikasi dan pemegang saham atas penggunaan pesawat Jet perusahaan untuk melakukan perjalanan ke acara olahraga dan pengangkatannya sebagai ketua Komite Olimpiade Swedia (SOC) ketika Ericsson tengah mencoba untuk berhemat.

Han Vestberg telah mengklarifikasi bahwa perjalanannya bersama dengan klien telekomunikasi dan tidak melanggar kebijakan Ericsson dan perannya sebagai ketua SOC tidak akan mengalihkan perhatiannya dari pekerjaannya sebagai kepala eksportir terbesar di Swedia.

Memang belum diketahui pasti penyebab mundurnya ‘Bos’ Ericsson ini. Namun dugaan korupsi sempat menyeruak ke permukaan lantaran Ericsson pada masa kepemimpinan Vestberg sedang dalam penyelidikan kasus korupsi.

Ericsson sendiri mengalami penurunan pendapatan pada kuartal kedua mereka sebesar 11 persen menjadi SEK 54,1 miliar, sementara laba turun sebesar 26 persen menjadi SEK 1,6 miliar.

Ericsson bahkan tidak mampu melakukan akuisisi besar seperti Nokia.  Pada saat Nokia di bawah naungan CEO Rajeev Suri, mereka berhasil mengakuisisi Alcatel-Lucent, dan menghidupkan kembali nasib Nokia Networks serta menjual bisnis ponsel ke Microsoft.

Bank Mandiri Berikan Pinjaman Rp875 Miliar Untuk Palapa Ring Barat

0

Telko.id – Program pemerintah untuk membangun jaringan broadband nasional dibagi tiga wilayah yakni paket Tengah, Paket Barat dan Paket Timur. Ketiga adalah Proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang mendapat penjaminan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).

Usebesar Rp. 875 Miliar dari Bank Mandiri yang diberikan kepada konsorsium Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) yang menguasai 90% dengan Ketrosden Triasmitra (10%) sebagai pemenang tender.

Sebenarnya, paket Palapa Barat ini membutuhkan dana sebesar Rp. 1,28 Triliun. Artinya, kredit dari Bank Mandiri ini menutupi 80% kebutuhan tersebut. “Sisanya, 20 persen (sekitar Rp 4,05 triliun) akan menggunakan dana dari Moratelindo,” ujar Galumbang Menak Simanjuntak, CEO Moratelindo saat ditemui usai Penandatanganan Pembiayaan Bank Mandiri untuk Palapa Ring Paket Barat di Jakarta, Senin (25/7/2016).

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, rencananya, kredit investasi berjangka waktu delapan tahun dengan masa tenggang dua tahun tersebut akan digunakan untuk mendukung pembangunan jaringan fiber optik di lima kota atau kabupaten di Kepulauan Riau.

Kartika mengatakan kerja sama pinjaman ini merupakan wujud kontribusi Bank Mandiri terhadap kesuksesan proyek strategis nasional.

“Kami berharap, ini membantu memperkuat infrastruktur telekomunikasi dan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sehingga lebih unggul,” sahut Kartika menambahkan.

Kartika juga menambahkan bahwa proyek ini diharapkan dapat turut menciptakan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang handal dan terintegrasi di tanah air sehingga akan terjadi efisiensi investasi yang akan mendorong tarif telekomunikasi semakin murah dan percepatan pembangunan dalam sektor komunikasi.

Dengan demikian, aplikasi seperti distance learning dan e-government dapat diimplementasikan hingga tingkat kota dan kabupaten.

“Kami berharap Infrastruktur telekomunikasi yang semakin kuat akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sehingga dapat menjadi SDM yang unggul, berdaya saing dan kreatif,” sahut Kartika‎ menjelaskan.

Palapa Ring yang dikerjakan oleh konsorsium Moratelindo ini nantinya akan meliputi wilayah Riau dan Kepulauan Riau, hingga Pulau Natuna. Total kabel serat optik yang dibutuhkan dalam proyek ini mencapai 2.000 kilometer.

Target penyelesaian Proyek Palapa Ring pada akhir tahun 2018. Pada 1 Januari 2019 mulai beroperasi sepenuhnya.

Penandatanganan perjanjian pinjaman tersebut dilakukan oleh Direktur Commercial Banking Bank Mandiri Kartini Sally dan Direktur Utama PT Palapa Ring Barat Syarif Lumintardjo. Prosesi disaksikan Menteri Kominfo Rudiantara dan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo. (Icha)

‘Percantik’ Aplikasi, elevania Targetkan 1 Juta Pengguna Baru

0

Telko.id – Situs belanja online elevenia meluncurkan aplikasi baru guna mempermudah dan meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbelanja online melalui handphone dan tablet.

Aplikasi yang merupakan pembaruan (upgdare) dari versi sebelumnya ini kini tak hanya terlihat lebih simple, tetapi juga user friendly, dengan kecepatan yang lebih cepat dari sebelumnya.

“We listen to our customer, untuk itulah kami terus menyempurnakan aplikasi belanja elevenia secara keseluruhan. Tidak hanya kemajuan dalam user interface, namun kami juga menambahkan fitur tambahan untuk member elevenia mengakses menu navigasi cepat dan barang favorit,” kata Madeleine Ong de Guzman selaku Chief Marketing Officer elevenia dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/7).

Versi pertama aplikasi elevenia diluncurkan pada 4 Maret 2014 silam dan telah memiliki hampir 3 juta pengguna versi Android and iOs. Sementara untuk versi terbaru, elevenia menargetkan tambahan 1 juta pengguna baru dalam 6 bulan ke depan.

Untuk mencapai target tersebut, elevenia telah menyiapkan program khusus yang akan berlangsung hingga 31 Juli mendatang. Dimana para pengguna aplikasi elevenia bisa mengunduh voucher belanja sebesar diskon 50% (syarat & ketentuan berlaku) di halaman promo khusus yang bisa ditemui di dalam aplikasi.

Saat ini, total kontribusi pengunjung yang mengakses elevenia melalui aplikasi dan mobile web adalah sebesar 55%, sedangkan dari desktop sebesar 45% setiap bulannya.

Madeleine berharap, aplikasi dengan versi terbaru ini semakin memberikan keyamanan, efisiensi dan mempermudah akses berbelanja kapan saja dimana saja bagi para penggila belanja online di Indonesia. “elevenia akan terus melakukan improvement aplikasi tidak hanya untuk pembeli tapi untuk para penjual juga,” pungkas Madeleine.