spot_img
Latest Phone

Google Pixel Watch 4, Dukung Koneksi Satelit dan Baterai Lebih Besar

Telko.id - Google secara resmi meluncurkan Pixel Watch 4...

Garmin Index Sleep Monitor Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Index Sleep Monitor,...

Google Photos Hadirkan Fitur Edit AI dengan Perintah Suara di Pixel 10

Telko.id - Google resmi meluncurkan fitur editing berbasis kecerdasan...

Galaxy Watch8 Series Jadi Wellness Coach Pribadi untuk Gaya Hidup Sehat

Telko.id - Samsung Galaxy Watch8 Series hadir sebagai smartwatch...

Garmin Venu X1 Dukung Performa Padel dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin resmi menghadirkan Venu X1, smartwatch premium...
Beranda blog Halaman 1445

2 Bulan Lagi Smartfren Bakal Selesaikan Proses Migrasi di 850Mhz

0

Telko.id – Berdasarkan keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika yang waktu itu dijabat oleh Tifatul Sembiring, Smartfren diwajibkan untuk mengikui tata ulang frekuensi 850 Mhz serta pindah dari frekuensi 1900 Mhz. Kompensasi dari kepindahannya itu, Smartfren mendapatkan alokasi frekuensi sebesar 30 Mhz di frekuensi 2.300 Mhz. Frekuensi ini pula yang digunakan oleh Smartfren untuk menggelar layanan 4G LTE.

Setelah ‘meleset’ dari deadline yang ditentukan yakni Desember 2015, akhirnya Smartfren janji untuk menyelesaikan proses ‘penggeseran” frekuensi 850 Mhz pada bulan September 2016 ini. Hal ini diungkapkan oleh Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren Telecom dalam Halal Bihalal di Morissey, Jakarta.

“Saat ini, frekuensi 850 MHz yang dipakai Smartfren harus bergeser dikit, dari band B ke band A. Proses itu harus selesai akhir September,” ujar “Merza Fachys menjelaskan.

Apa yang harus dilakukan oleh Smartfren ini bukan persoalan mudah. Pasalnya, tidak semua pelanggan Smartfren saat ini memiliki handset yang sudah mendukung untuk digunakan pada frekuensi 850 Mhz Band A. Padahal, masih ada 10 juta pelanggan Smartfren yang masih menggunakan teknologi CDMA.

Ditambah lagi, tidak semua pelanggan Smartfren bisa beralih dari frekuensi 850 Mhz Band B ke Band A dengan berbagai alasan. “Salah satu kendala yang dihadapi adalah pelanggan tidak bisa beralih karena masih menggunakan feature phone dan tidak memiliki kemampuan untuk mengganti ponselnya,” ujar Munir Syahda Prabowo, Vice President Special Project Network Smartfren menjelaskan.

Munir menambahkan bahwa baru 80% ponsel pelanggan yang sudah ready all band CDMA. Jadi bisa menggunakan nya di 850 Mhz, baik Band A maupun Band B. Untuk kelompok ini tidak masalah. Artinya, dari sekitar 10 juta pelanggan, ada 8 juta pelanggan yang bisa memakai di Band A maupun Bank B. Sisanya, sekitar 2 juta pelanggan lagi itulah yang menggunakan feature phone atau hanya dapat digunakan untuk satu band saja yakni Band B saja.

Namun, Munir menegaskan bahwa angka itu masih merupakan hasil analisis. Secara real nya masih dikalkulasi lebih dalam lagi. Hanya saja, Munir yakin bahwa angka sebenarnya akan lebih kecil. Jika pun nanti ada persoalan, Munir menyatakan akan menanganinyha case by case.

Yang pasti, untuk pertama kali, Smartfren akan menawarkan para pelanggannya untuk langsung pindah menggunakan smartphone 4G LTE. Harga yang relatif terjangkau, hanya seharga Rp.700 ribuan, diharapkan pelanggan tidak keberatan. Namun, jikapun tidak mau, akan ditawarkan untuk menggunakan MiFi yang kini harganya sudah berkisar Rp.300 ribuan.

Selain itu, Smartfren pun sedang mempersiapkan program baru. Tujuannya untuk meringankan para pelangganya untuk migrasi, selain juga tentu untuk akusisi pelanggan baru. (Icha)

Kaspersky Bagikan Tips Cegah Masuknya DDOS

Telko.id – DDOS menjelma menjadi sebuah teror yang cukup mengerikan beberapa waktu ini. Tercatat, para hacker memanfaatkan DDOS untuk melumpuhkan server milik Bank Indonesia beberapa waktu lalu.

Sekadar informasi, Serangan hacker terhadap Bank Indonesia (BI) memanfaatkan Distributed Denial of Services (DDoS) yang mana hacker membombardir situs bank dengan lalu lintas data palsu untuk memaksa sistem komputer bank tidak berfungsi.

DDOS sendiri merupakan jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut.

Dalam sebuah serangan, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut:

-Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding.

-Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request flooding.

-Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server.

Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky menjelaskan bahwa DDOS sendiri tidak terlalu berbahaya, namun efek yang ditimbulkan dapat merusak integritas si perusahaan yg jadi korban. Terutama perusahaan perbankan yang mengutamakan ‘trust’.

“DDOS sendiri adalah kita mengakses suatu website, berkali-kali sehingga web tersebut tidak bisa menampung paket yang dikirim. Dia mengirimkan paket sebesar-besarnya ke suatu server hingga menyebabkan server tersebut down,” ujarnya pada saat Jumpa Media di Jakarta (27/7).

Dony juga menjelaskan bahwasanya membuat DDOS itu tidaklah sulit. Hal inilah yang menyebabkan banyak sekali serangan yang terjadi memanfaatkan DDOS belakangan ini.

Hacker juga tidak hanya menyerang satu server saja melainkan ke semua server suatu perusahaan. Namun, sejatinya hacker perlu menggunakan zombie PC dari pengguna pc diluar sana agar sulit untuk mengidentifikasi siapa sejatinya si pengirim DDOS tersebut.

ddos-attack-ex-1

Cara mengcounter DDOS Attack

Kaspersky Lab memberikan beberapa tips untuk mencegah perusahaan mereka diserang oleh hacker menggunakan DDOS, Seperti :

-User harus membuat suatu metode untuk mendeteksi DDOS, memilah paket yang cenderung mencurigakan dari sisi besaran paket serta Memfiltering paket yang benar.

– Secara realtime melihat dan memonitoring performance website melalui peningkatan traffik yang tidak normal

– User juga perlu dan harus memiliki skalability terhadap website mereka sendiri

Kaspersky sendiri sejatinya memiliki solusi tersebut yang diberi nama Kaspersky DDOS Protection. Solusi keamanan ini memiliki tiga keunggulan seperti :

Special Sensor

Memiliki spesial sensor yang membaca seluruh paket yg lewat. Sensor ini akan memfilter paket yg masuk ke server, kalau paket ini benar, maka sensor akan meneruskan paket tersebut.

Cleaning Center

Menyediakan berbagai macam strategi yg biasanya digunakan oleh hacker untuk menyerang sehingga memberikan informasi kepada DDOS Attack Intelegent.

Tindakan preventif perusahaan yg terkena serangat ddos ini adalah memblok IP si penyerang.

DDOS Attack Intelegent

Setelah metode dibaca, maka kaspersky akan mendeteksi mana paket yang benar dan paket yang salah. Sehingga hacker tidak akan bisa menyerang server perusahaan tersebut.

Tips Agar PC Tidak Menjadi Zombie

Pada kesempatan yang sama, Dony juga memberikan tips kepada para masyarakat umum agar PC mereka tidak dijadikan ‘zombie’ oleh para hacker. Selain karena dijadikan alat penyerangan, PC pengguna yang telah menjadi zombie juga dapat di kontrol oleh para hacker untuk mengirimkan data pengguna bahkan juga mengaktifkan fitur camera pada laptop pengguna.

“Kecenderungannya, PC yang telah menjadi zombie performance komputernya mulai lambat serta OS mulai terganggu,” ujarnya.

Berikut beberapa tips agar PC kita tidak menjadi zombie

-Harus mengupdate patch aplikasi atau OS untuk menutupi bugs pada aplikasi tersebut.

-Usahakan tidak mengakses situs web yang aneh-aneh seperti situs porno dan situs software bajakan.

-Gunakanlah antivirus yg cukup terpecaya menurut Anda serta update antivirus tersebut untuk menambah registry malware terbaru.

Pengguna Indonesia Habiskan Puluhan Jam Tonton Vuclip

0

Telko.id – Tak butuh waktu lama bagi penyedia layanan video-on-demand premium Vuclip untuk memantapkan langkahnya di tanah air. Terbukti, hanya sebulan sejak pertama kali diperkenalkan (26 Mei 2016), layanan ini telah ditonton lebih dari 25,000 jam di Indonesia. Masing-masing pengguna menghabiskan puluhan jam ber-“Viuing” per bulannya.

Hadirnya beragam konten Asia terbaik disinyalir menjadi alasan populernya Viu di tanah air. Alhasil, Viu pun menanjak dengan cepat ke peringkat kedua dalam kategori aplikasi hiburan gratis di Google Play Store dan kini menjadi salah satu dari lima aplikasi yang paling dicari di Play Store.

Acara yang paling populer di iOS dan Android pada bulan Juli antara lain Doctors, Uncontrollably Fond dan Descendants of the Sun. Selain itu, Viu juga menambahkan lebih banyak judul drama Korea yang ditayangkan secara simulcast yakni: W, The Good Wife, Pretty Ugly, Running Man, Beautiful Mind, Lucky Romance, The Return of Superman, Secrets of Women, serta drama Jepang simulcast berjudul: A Girl and Three Sweethearts, dan Natsuko Kira. Judul film Bollywood populer meliputi: Prem Ratan Dhan Payo, Gabbar is Back dan Jazbaa, dan judul film Hongkong populer termasuk The Banquet, Gen Y Cops, Yesterday Once More, A World without Thieves, dan drama Taiwan Happiness Fujiya.

Dengan tambahan judul-judul film tersebut, serta pengalaman pengguna yang ditingkatkan, Viu telah disambut baik di sembilan kota trendsetter utama di Indonesia, termasuk: Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Medan, Manado, Makassar dan popularitasnya mulai meningkat di kota-kota lain di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk menghibur jutaan masyarakat Indonesia dengan konten Asia yang terbaik dengan menghadirkan pengalaman pengguna berkualitas tinggi. Kami sangat senang melihat sambutan terhadap Viu yang sangat positif di Indonesia dalam 30 hari pertama setelah diluncurkan dan hal ini memberi kami inspirasi untuk terus berusaha keras untuk membawa layanan berkualitas tinggi kepada mereka,” ungkap Arun Prakash, President dan COO, VuClip dalam keterangan resmi, Rabu (27/7).

Viu, dibangun di atas teknologi Dynamic Adaptive Transcoding technology yang dipatenkan oleh Vuclip, yang memanfaatkan sejarah delapan tahun Vuclip dalam menyediakan pengalaman hiburan streaming video on demand untuk pasar negara berkembang.

Pada bulan Mei, Viu diluncurkan di Indonesia sebagai layanan freemium, agar konsumen memiliki akses terhadap konten secara gratis selama berjam-jam. Konsumen juga dapat berlangganan ke layanan premium, yang meliputi layanan bebas iklan, serta akses terhadap konten premium tambahan senilai IDR 30,000 setelah masa percobaan 30-hari yang diberikan secara gratis. Hal ini senilai Rp 1,000 per hari untuk mendapatkan layanan terbaik dan tersegar se-Asia.

Viu dapat diunduh di Google Play Store dan Apple Store serta diakses melalui ponsel dan tablet, juga laptop atau desktop.

Singtel dan Ericsson Pamerkan Hasil Uji Coba LTE LAA

0

Telko.id – Sementara StarHub bersiap dengan rencananya untuk meningkatkan kecepatan upload – dalam hal ini dengan menggandeng Nokia sebagai partner, sang pesaing Singtel memilih bersinergi dengan Ericsson untuk melakukan uji coba teknologi pra-standar License Assisted Access (LAA) di jaringannya.

Uji coba yang dilakukan di sebuah gedung perkantoran di Serangoon Utara ini melibatkan 20 MHz blok spektrum 1.800 MHz yang berlisensi, ditambah dengan 20 MHz di pita 5 GHz yang tidak berlisensi.

Sebuah live test stationer mencapai throughput LTE LAA 275 Mbps, sementara tes kedua menunjukkan kemampuan LAA untuk hidup berdampingan dengan sinyal Wi-Fi tanpa menurunkan pengalaman pengguna Wi-Fi.

Uji coba ini juga meliputi uji coba cakupan untuk memvalidasi kemampuan teknologi untuk meningkatkan link kinerja, cakupan dan kontrol akses media dibandingkan dengan titik akses Wi-Fi.

Menurut Singtel, seperti dilaporkan TelecomAsia, Rabu (27/7), uji coba ini menampilkan potensi LAA untuk meningkatkan kapasitas jaringan untuk pelanggan mobile, di pasar di mana hampir 85% dari lalu lintas mobile dihasilkan di dalam ruangan.

Keberhasilan Singtel dalam uji coba ini konon membuat perusahaan ingin terus menyebarkan teknologi LAA di Singapura. Paling tidak dalam dua tahun ke depan, dimulai pada semester pertama 2017, sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan jaringan dalam persiapan menyambut 5G.

Perusahaan mengatakan, di masa depan pelanggan dengan handset berkemampuan LAA akan dimanjakan dengan througput download puncak hingga 450 Mbps.

“Untuk menyediakan pelanggan kami dengan pengalaman mobile superior ketika mereka berada di dalam ruangan, kami terus berinvestasi dalam teknologi baru yang akan meningkatkan kecepatan 4G dalam ruangan,” kata direktur jaringan konsumen Singapura Singtel, Tay Yeow Lian.

Ia menambahkan, perusahaan sangat senang menjadi yang pertama di Singapura untuk menampilkan teknologi LAA live. “Ini merupakan bagian integral dari evolusi LTE-Advanced dan akan membawa kami satu langkah lebih dekat ke tujuan 5G perusahaan,” pungkasnya.

StarHub Berencana Tingkatkan Kecepatan Upload Tiga Kali Lipat

0

Telko.id – StarHub berencana untuk mulai menggulirkan teknologi CA atau carrier agregation dan 64 quadrature amplitude modulation (QAM) pada akhir tahun. Hal ini dilakukan demi meningkatkan kecepatan puncak upload menjadi tiga kali lipat menjadi 150Mbps.

Belum lama ini, operator Singapura tersebut baru saja menyelesaikan uji coba teknologi dengan Nokia, menggabungkan spektrum pada pita 1800-MHz dan 2600 MHz.

Menurut laporan TelecomAsia, Rabu (27/7), setelah uji coba berhasil, StarHub berencana untuk mulai menggelar teknologi itu, dimulai dari daerah Marina Bay dan Orchard bersamaan dengan perayaan akhir tahun di kota ini. Sementara itu, acara peluncuran secara nasional sendiri baru akan digelar pada 2017 mendatang.

“Kemampuan untuk meng-upload dengan cepat menjadi keharusan bagi pelanggan seluler kami. Bahkan, kami melihat peningkatan hampir 50% dalam lalu lintas upload dari tahun ke tahun, seiring dengan semakin seringnya pelanggan berbagi video definisi tinggi dan foto langsung dengan dunia,” kata CTO StarHub, Mock Pak Lum.

Kolaborasi dengan mitra teknologi seperti Nokia pun diakui Lum sangat penting karena dapat mendorong inovasi perusahaan dalam 4G, untuk kepentingan pelanggan di tengah terus tumbuhnya penggunaan mobile data.

Pimpinan Nokia untuk Asia Selatan, Nicolas Bouverot menegaskan dukungannya atas rencana StarHub ini. Diakuinya, perusahaan berkomitmen untuk membantu StarHub dalam memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya.

“Teknologi kami akan memungkinkan operator untuk meningkatkan kecepatan upload dan download dari jaringan 4G bahkan pada waktu puncak lalu lintas untuk memperkaya pengalaman pengguna,” katanya.

Huawei Teruskan Dominasi Atas Ericsson

0

Telko.id – Penyedia jasa ICT asal China yakni Huawei kembali mengalahkan vendor asal Swedia yakni Ericsson dalam hal pendapatan selama semester pertama 2016.

Huawei melaporkan penjualan mereka sebesar 245,5 miliar yuan atau setara dengan USD 36,7 miliar pada semester pertama tahun ini. Angka tersebut meningkat sebesar 40% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Namun vendor Tionkok ini tidak mengungkapkan laba bersih untuk periode tersebut.

Dilansir dari RCRWirelles (27/7), Huawei Consumer Business Group mencatat penjualan sebesar 77,4 miliar yuan pada semester pertama, atau melonjak sekitar 41% secara year-on-year. Sedangkan pengiriman dari lini smartphone mereka mencapai 60.560.000 unit, meningkat dari tahun ke tahun sebesar 25%.

Sementara itu, Ericsson mencatat penjualan sebesar 106,3 miliar kronor atau setara dengan USD 12,3 miliar dalam enam bulan pertama di tahun 2016, angka tersebut sejatinya turun jika dibandingkan dengan 114,2 miliar kronor pada periode yang sama ditahun lalu. Sementara untuk laba bersih pada periode ini sebesar 3,7 miliar kronor, angka ini hampir sama jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Huawei mencatatkan pendapatan global di tahun 2015 sebesar 395 miliar yuan, meningkat 37% secara year-on-year. Divisi operator perusahaan, yang mencakup peralatan telekomunikasi dan basis bisnis yang berhubungan dengan BTS, menyumbang hampir 60% dari penjualan tahun lalu. Dengan laba bersih tahun ini sebesar 369 miliar yuan, meningkat 33% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan, Ericsson mengumumkan penjualan global 2015 mereka sebesar 246,9 miliar kronor, meningkat 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ericsson mengatakan telah mengalami penjualan yang lebih tinggi di India, Cina dan Amerika Utara. Laba bersih Ericsson untuk tahun ini mencapai 13,7 miliar kronor, meningkat dari 11,1 miliar kronor pada tahun 2014.

Sekadar informasi, Ericsson telah ‘merampingkan’ sejumlah karyawan selama beberapa tahun sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi biaya, dan laporan laba kuartal kedua menunjukkan bahwa PHK merupakan salah satu langkah tepat. Perusahaan baru-baru ini mempresentasikan rencana untuk secara signifikan mengurangi biaya dan beradaptasi dengan lingkungan pasar saat ini. Juga, pada tanggal 25 Juli, papan Ericsson mengumumkan bahwa Hans Vestberg mengundurkan diri sebagai presiden dan CEO efektif dengan segera. Belum diketahui pasti alasan Vestberg menanggalkan jabatannya, namun sempat berhembus kabar korupsi.

Hadirkan AADC2, Bukti Keseriusan HOOQ Dukung Film Indonesia

0

Telko.id – OTT asing penyedia layanan streaming film Hooq melakukan sebuah terobosan dengan menghadirkan film Box Office Indonesia yakni Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2) pada layanan streamingnya.

Hadirnya film besutan Mira Lesmana yang seakan menjadi primadona dikalangan penikmat film Indonesia ini menjadi bukti keseriusan HOOQ dalam mendukung industri film Nasional. Selain itu, Country Head HOOQ Indonesia, Guntur S. Siboro juga menegaskan bahwa film Indonesia menjadi salah satu ‘Hot Items’ pada OTT asing ini.

“AADC2 mulai hari ini bisa dinikmati di HOOQ, ini merupakan komitmen HOOQ untuk mendukung industri kreatif di Indonesia. Ini juga menunjukan bagaimana HOOQ Indonesia melihat bahwa konten lokal sangat penting, karena 50% dari top 10 daftar film di HOOQ adalah film Indonesia,” ucapnya pada jumpa media di Jakarta (26/7).

Sementara itu, Guntur juga mengatakan bahwa tarif Berlangganan HOOQ tidak dipengaruhi oleh konten terbaru, jadi tarif akan tetap sama yakni Rp.49.000,- perbulan. AADC2 ekslusif hanya ada di HOOQ dan tidak ada di OTT lain dengan batas waktu lisensi selama 1 tahun.

Sekadar informasi, sampai dengan saat ini saja terdapat sekitar 3500 film dan TV Series Indonesia yang sudah ‘mejeng’ di HOOQ. Meskipun tidak menyebutkan angka pasti, namun Guntur mengklaim bahwa OTT nya memiliki sekitar 70% dari total film yang diproduksi di Indonesia.

Kedepannya, mereka juga tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi film sendiri seperti halnya yang dilakukna oleh OTT lain yang sudah lebih dulu hadir.

Guntur S Siboro, Country Head HOOQ Indonesia
Guntur S Siboro, Country Head HOOQ Indonesia

“Ada waktunya, saat ini konsentrasi kita adalah menciptakan platform untuk memutar film indonesia. Tapi kita tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya menciptakan film sendiri,” tambahnya.

Jumlah Pengguna dan Kerjasama Operator

Sampai dengan saat ini, Guntur mengklaim bahwa jumlah pengguna yang sudah ujicoba aplikasi ini lebih dari 500 ribu user.

“Kita sudah mencapai 3 bulan, dengan pelanggan yang sudah mencoba lebih dari 500 ribu user. Masih tetap ada ketakutan untuk mencoba karena takut kehabisan kuota, makanya solusinya kita melakukan bundling dengan Simpati,” ucapnya.

Guntur juga menyebutkan, Untuk satu judul film dengan kualitas Standart Definition (SD), pengguna setidaknya membutuhkan khota internet sebesar 300 hingga 400 MB sementara untuk ukuran HD, pengguna harus menyediakan setidaknya kuota internet sebesar 1 GB.

Disinggung mengenai jumlah pengguna Telkomsel yang mengakses layanan ini, Guntur menjawab sekitar 60% dari 500 ribu user tadi adalah pengguna Telkomsel.

Namun, Guntur menegaskan bahwa kerjasama mereka dengan Telkomsel bukanlah kerjasama ekslusif dan tengah melakukan pembicaraan dengan operator lainnya.

“Kita tengah melakukan pembicaraan dengan operator lain selain Telkomsel. Harapan saya paling lambat akhir tahun semua nya sudah bisa bekerjasama. Intinya kerjasama dengan Telkomsel tidak ekslusif,” tukasnya.

Terakhir, Guntur mengharapkan industri ini berjalan dengan sehat agar dapat memberikan revenue tambahan bagi industri perfilman Nasional.

Lebih dari 75% Orang Jerman Gunakan Internet untuk Streaming Video

Telko.id – Menurut survei terbaru dari Bitkom, lebih dari tiga perempat (77%) dari pengguna internet di Jerman menghabiskan waktunya untuk menonton film, program TV atau video lainnya yang bisa ditonton secara streaming di internet.

Penelitian ini dilakukan dengan mengikutsertakan 1.007 orang dari usia 14 tahun, dimana 831 diantaranya adalah pengguna internet.

Tujuan Streaming yang paling populer, seperti diwartakan broadbandtvnews, Selasa (26/7), adalah situs web dan layanan catch-up saluran TV yang digunakan oleh 60% dari pengguna internet. Lebih dari setengah (56%) adalah portal akses video seperti YouTube, Vimeo atau Vevo. 39% menonton saluran TV linear sebagai streaming langsung.

Portal video-on-demand (VOD) yang menawarkan film dan serial secara khusus mengalami pertumbuhan yang kuat, dimana 25% dari pengguna internet menggunakan layanan VOD. Jumlah ini meningkat dibanding dua tahun sebelumnya, yakni 22% pada 2015 dan 19% pada 2014. Contohnya adalah Netflix, Amazon Video, maxdome, Apple iTunes, Google Play, Sky Go atau Watchever.

70% dari pengguna VOD membayar untuk single video, sementara 41% memiliki akses ke seluruh line-up platform karena berlangganan bulanan.

Video streaming sangat populer di kalangan anak muda, dimana 88% dari pengguna internet yang melakukan video streaming berusia antara 14 dan 29 tahun, pada kelompok usia 30-49 jumlah pangsa 90%. Sementara di kalangan pengguna internet antara usia 50 dan 64 tahun, 66% menggunakan layanan streaming video. Sepertiga (36%) di antara pengguna internet berada di atas 65 tahun.

Jerman Akan Berlakukan ‘Black Box’ Untuk Mobil Self Driving

0

Telko.id – Banyak pihak sangat antusias untuk mengembangkan autonomous car atau mobil autopilot. Bukan hanya para pengusaha mobil, tetapi juga para pengembang IT maupun operator telekomunikasi. Maklum saja, dengan akan adanya trend baru berkendara ini maka potensi revenue pun akan berlipat ganda karena jumlah ‘chip’ yang ditanamkan akan terus menerus mengirimkan data. Inilah salah satu masa depan internet of things yang ditunggu.

Dibalik itu semua, masih banyak pihak juga yang meragukan bahwa autopilot car ini akan booming. Pasalnya, masalah keamanan si pengendara maupun orang berada di sekeliling dari kendaraan masih dipertanyakan. Untuk mengatasi hal itu, Jerman, salah satu negara yang maju untuk masalah teknologi dan juga memiliki banyak perusahaan otomotif berencana akan mengeluarkan peraturan yang mengharuskan setiap autopilot car memiliki black box.

Ide ini muncul karena beberapa percobaan yang dilakukan berkenaan dengan autopilot car ini mengalami kecelakaan. Memang, belum ada yang melaporkan kondisi yang gawat. Tetapi, hal ini membuat pemerintah Jerman merasa harus melakukan tindak preventif agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Harapannya, dengan adanya Black Box ini maka akan membantu dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan. Hal ini dikemukakan oleh sumber dari kementerian transportasi Jerman pada Reuters.

Berdasarkan proposal dari Menteri Transportasi, Alexander Dobrindt, para pengemudi tidak perlu harus selalu memperhatikan lalu lintas atau berkonsentrasi pada kemudi, tapi harus tetap duduk di belakang kemudi sehingga ketika dalam keadaan darurat tetap dapat sigap menghadapinya agar tidak terjadi kecelakaan.

Selain itu, dalam proposal tersebut juga mewajibkan setiap pengusaha atau produsen mobil untuk menginstal sebuah kotak hitam atau black box yang akan mencatat setiap kondisi ketika sistem autopilot diaktifkan maupun saat kendaraan berjalan. Dobrindt juga meminta untuk adanya sistem pengingat ketika dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi darurat, agar sopir mengambil alih kendaraan.

Menurut juru bicara Kementerian Transportasi Jerman, draft dari peraturan tersebut, rencananya akan dikirim ke kementerian lain dan diharapkan pada musim panas tahun ini sudah bisa disetujui.

Pemerintah memang menginginkan Jerman menjadi pemain global sebagi penyedia kendaraan self driving tersebut. Secara industri negara tersebut juga sudah mendukung karena perusahaan terbesar otomotif dunia adalah merek Jerman. Seperti Volkswagen, Daimler dan BMW.

Bahkan Kanselir Angela Merkel pernah mengatakan pada April lalu di Berlin, bahwa industri otomotif harus menyusun jadwal untuk pengembangan kendaraan self driving ini. Sehingga pemerintah pun dapat mendukung upaya tersebut.

Saat ini memang perusahaan otomotif di dunia baru sampai memproduksi kendaraan self driving dalam bentuk prototipe. Diharapkan, pada tahun 2020 nanti sudah dapat dipasarkan secara masal. (Icha)

Operator Thailand Rencanakan Uji Coba TD-LTE Bulan Depan

0

Telko.id – Operator Thailand, TOT (Telecom of Thailand) dilaporkan berencana untuk meluncurkan uji coba layanan TD-LTE pada pita 2,3 GHz awal bulan depan.

Saat ini, operator milik negara itu sedang menunggu izin dari regulator NBTC untuk menggunakan peralatan jaringan untuk layanan uji coba non-komersial. Beberapa operator swasta seperti AIS, Dtac dan True Corp juga telah diundang untuk bergabung dengan uji coba ini, yang dijadwalkan akan dimulai pada 4 Agustus mendatang. Bertepatan dengan Hari Komunikasi Nasional di Thailand.

Dilaporkan TelecomAsia, Selasa (26/7), uji coba ini akan dilakukan di Bangkok dan Ratchaburi. TOT berencana untuk memasang 20 BTS 2,3-GHz di sepanjang rute pelayanan angkutan umum Skytrain Bangkok. Sementara uji coba di Ratchaburi akan menggunakan peralatan Huawei.

TOT memiliki 60 MHz di pita 2,3 GHz, dan berencana untuk mengundang pemasok jaringan internasional dan operator lokal untuk bersama-sama memperkenalkan layanan broadband nirkabel di spektrum itu, kata sebuah sumber.

Masih menurut sumber yang sama, diketahui pula bahwa TOT sudah mendekati Huawei, Nokia, dan Ericsson untuk membahas proyek ini dan berencana untuk memilih pemasok dengan proposal terbaik untuk menggelar jaringan.

Selain itu, TOT juga berencana untuk menjual secara borongan bandwidth 2,3GHz-nya ke operator lokal, dan menggunakan pendapatan dari perjanjian ini untuk membiayai gelaran 2,3GHz-nya sendiri.