spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1360

Penurunan Tarif Interkoneksi Rugikan Negara, Benarkah?

0

Telko.id – Polemik penurunan tarif interkoneksi yang mulai diberlakukan pada September nanti masih menyisahkan pertanyaan ‘klasik’ yakni apakah negara akan dirugikan?

Penurunan ini sejatinya dapat juga berdampak pada pencapaian target pendapatan negara dalam APBN 2017 yang diharapkan dapat menyentuh angka Rp. 1.737,6 triliun.

Anggota DPR Komisi XI dari Fraksi PKS H Refrizal menilai, potensi kerugian Telkom jika tarif interkoneksi baru diberlakukan pada September 2016 akan mencapai Rp 50 triliun.

Dia mengaku sudah melapor ke Menteri Keuangan Sri Mulyani adanya estimasi penurunan pendapatan dari BUMN telekomunikasi jika kebijakan ini dipaksakan.

“Jika pendapatan Telkom turun maka pendapatan negara dari pajak dan deviden Telkom juga turun. Dan tentu ini akan menggangu APBN 2017 mendatang,” papar Refrizal.

Refrizal mendesak, seharusnya sebagai stakeholder, DPR harusnya dilibatkan dalam penentuan biaya interkoneksi. Pasalnya, kesalahan pengambilan kebijakan terkait interkoneksi berpotensi pendapatan negara dipastikan akan tergangu.

“Apalagi penurunan biaya interkoneksi tidak memberikan dampak yang signifikan tarif telekomunikasi. Saya menduga justru yang diuntungkan adalah perusahaan telekomunikasi asing,” tambah Refrizal.

Seperti diketahui, Komisi XI DPR memiliki lingkup kerja di bidang keuangan, perencanaan pembangunan nasional, perbankan, dan lembaga keuangan bukan bank.

Sebelumnya, Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Noor Iza memastikan pemerintah bersikukuh untuk menerapkan biaya interkoneksi yang baru di awal September.

Noor Iza memastikan keberatan dan pertimbangan operator tak akan menjadi halangan dan pertimbangan untuk diberlakukannya biaya interkoneksi yang baru.

“Karena interkoneksi adalah domainnya pemerintah, maka hak pemerintahlah untuk menetapkan biaya interkoneksi sebesar Rp 204, atau turun 26 persen, pada awal September nanti,” tegas dia.

Baca Juga : Tarif Interkoneksi Turun, Siapa yang Diuntungkan?

                    Soal Turunnya Tarif Interkoneksi, Ini Tanggapan Pengamat

                    Pemerintah Putuskan Penurunan Tarif Interkoneksi

Jika tarif baru interkoneksi diberlakukan per 1 September 2016, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan jadi emiten BUMN telekomunikasi yang paling dirugikan dan tentunya berdampak pada setoran mereka untuk kas negara.

Namun, jika merujuk pada salah satu statement Kominfo beberapa waktu lalu, adanya penurunan tarif interkoneksi sejatinya demi mendorong terciptanya efisiensi dan keberlangsungan industri telekomunikasi di Indonesia.

“Pemerintah mendorong penurunan biaya interkoneksi untuk menuju efisiensi dan keberlanjutan industri penyelenggaraan telekomunikasi termasuk pengembangan wilayah layanan secara optimal dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur,” tulis keterangan resmi Kominfo.

Dengan penurunan tarif interkoneksi pada awal September ini, diharapkan tarif retail offnet yang ditimbulkan akan lebih kecil dan tidak ada batasan bagi masyarakat untuk melakukan panggilan ke operator lain. Diharapkan, pihak operator juga ikut menurunkan tarif retail offnet, karena jika tarif yang ditimbulkan setelah penurunan ini masih sama saja, maka penurunan tarif interkoneksi akan berdampak buruk pada pemasukan negara.

Saat Ini, Sudah 350 Penyebaran Jaringan Gigabit

Telko.id – Setidaknya, saat ini telah tersedia 350 penyebaran jaringan gigabit berkecepatan global di wireline dan teknologi nirkabel, menurut Viavi Solutions.

Dilansir dari TelecomAsia (16/8), perusahaan pengujian jaringan ini memonitor database jaringan gigabit yang menunjukkan bahwa sampai saat ini terdapat lebih dari 164 perusahaan yang mengumumkan penyebaran atau dalam pembangunan.

Akan tetapi, Asia berada di belakang kurva dalam hal penyebaran ini, sementara Amerika Utara memiliki pangsa terbesar dengan 61%, dan Eropa berada di peringkat kedua dengan 24%, APAC, MEA dan Amerika Selatan bersama-sama hanya membuat sisanya dengan 15%.

Sekadar informasi, serat adalah teknologi gigabit yang paling dominan, dengan akuntansi untuk 85% dari jaringan yang diluncurkan. Hampir semua sisa, dan 11% dari total, didasarkan pada HFC, sedangkan 3% lebih didasarkan pada LTE-A.

Sementara itu, 37 operator telah mengumumkan rencana untuk  menyebarkan teknologi 5G menjadi tersedia, dengan lima rencana debut pra-standar pada awal tahun depan.

“Revolusi gigabit berada dalam ayunan penuh dan kecepatan yang lebih cepat untuk memberi makan bandwith yang tak terpuaskan,” kata Viavi CTO Sameh Yamany.

Ia menambahkan, Ada lebih dari 20 miliar perangkat yang terhubung dan jumlah itu terus meningkat. Untuk konsumen, ada manfaat yang jelas. Untuk masyarakat secara keseluruhan, penelitian juga menunjukkan bahwa banyak tersedia broadband dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan dan pekerjaan.

Lebih dari itu, dengan peningkatan 100 kali lipat dalam kecepatan, penyedia layanan perlu memastikan bahwa ekosistem mereka siap untuk evolusi jaringan besar yang dibutuhkan untuk memberikan pengalaman pelanggan mereka.

Apa itu mmWave dan Hubungannya Dengan 5G

Telko.id – Sampai saat ini masih belum ditentukan oleh ITU, frekuensi yang akan digunakan untuk 5G. Namun, banyak pihak yang sudah mulai melakukan uji coba menggunakan mmWave. Gelombang milimeter yang juga dikenal dengan ‘Extremely High Frequency’ ini berada di band spektrum 30 GHz dan 300 GHz. Berada diantara gelombang microwave dan infrared. Spekrum ini dapat digunakan untuk komunikasi nirkabel berkecepatan tinggi seperti pada WiFi standar 802.11ad yang beropersi pada 60 GHz.

mmwave-1

MmWave ini sendiri, saat ini masih dipertimbangkan oleh ITU, Federal Communications Commission atau FCC, para peneliti dan organisasi lainya untuk dialokasikan lebih banyak lagi agar dapat memberikan kecepatan yang lebih baik lagi, video berkualitas tingi, konten dan layanan multimedia.

mmwave4

Pasalnya, lalu lintas data via seluler setiap tahunnya diproyeksikan akan terus meningkat. Ted Rappaport, Direktur yang juga merupakan pendiri NYU Wireless, diawal tahun ini mengatakan bahwa lalu lintas data seluler diproyeksikan meningkat 53% setiap tahun dan selama 40 tahun terakhir, kecepatan computer clock dan ukuran memori meningkat sebanyak enam lipat.

Itu sebabnya, Ted menyebutkan bahwa diperlukan spektrum frekuensi yang lebih tinggi untuk mengakomodasi peningkatan penggunaan data. Gelombang mmWave ini merupakan salah satu gelombang spektrum yang paling besar penggunaanya dan yang lebih penting adalah kemampuannya dalam mentransmisi data dalam jumlah besar hingga sesuai dengan kebutuhan masa depan.

Saat ini, frekuensi mmWave suah digunakan untuk mengakses aplikasi seperti streaming video dengan high-resolution di dalam ruang. Dengan menggunakan cara tradisional, frekuensi tinggi tidak cukup kuat untuk mengakses broadband aplikasi di dalam gedung karena dipengaruhi dinding yang cukup tebal maupun cuaca yang kurang baik. Dengan mmWave, semua nya bisa diatasi. Namun, tidak cocok untuk digunakan sebagai mobile broadband.

Frekuensi tinggi berarti panjang gelombang yang sempit, dan mmWaves berada di kisaran 10 milimeter sampai 1 milimeter. Kekuatan dari mmWave ini sendiri dapat berkurang karena rentan terhadap gas, hujan dan kelembaban. Itu sebabnya, mmWave jangkauannya hanya beberapa kilometer saja.

Beberapa tahun lalu memang, mmWave tidak dapat digunakan karena komponen elektronik yang dapat menangkap frekuensi ini tidak banyak. Sekarang, dengan kemajuan teknologi yang ada, dapat menjadi bagian integral dari next-generation network. Untungnya, karakteristik mmWave yang sulit tersebut, saat ini sudah dapat dimanfaatkan. “Jalur transmisi yang pendek namun memiliki kemampuan transmisi yang tinggi menjadi bermanfaat saat ini. Apalgi jika dibatasi jumlah inteferensi antar sel nya,” kata Rober W Heath, Profesor dari Department of Electrical and Computer Engineering University of Texas.

Robert juga menambahkan bahwa jalur transmisi yang pendek dari mmWave ini juga membuatnya cukup menggunakan antena kecil saja sehingga lebih fokus menuju area yang dituju tanpa ada transmisi yang mubazir.

Selain itu, sinyal gelombang mmWave yang pendek pun membuatnya dapat membangun multi element dan dynamic beam forming antena yang cukup kecil untuk koneksi dengan handset.

mmwave2

Saat ini, spektrum mmWave ini masih dalam diskusi. Di mana Oktober lalu, FCC mengusulkan aturan baru untuk broadband nirkabel di frekuensi nirkabel di atas 24 gigahertz. Terlebih, bagi pemerintah Amerika dan beberapa pihak lain juga yang melihat bahwa mmWave ini sebagai kesempatan untuk maju dan menciptakan peraturan baru untuk menghadapi generasi berikutnya dari teknologi mobile, seperti 5G yang merupakan potensi besar bagi pemilik perusahaan, manfaat bagi konsumen, bisnis dan ekonomi Amerika Serikat. Bahkan FCC sudah mengijinkan frekuensi unlisenced digunakan untuk mobile broadband. Terutama yang berada diperbatasan 24 GHz.

Para operator pun kini sudah mulai melakukan uji coba untuk menggunakan teknologi mmWave ini dan mengevaluasi frekuensi yang paling sesuai untuk mengakses aplikasi mobile.

International Telecommunication Union atau ITU dan 3GPP telah menyelaraskan rencana penelitian tahap dua untuk standar 5G. Tahap pertama, rencananya akan selesai pada September 2018. Targetnya adalah mendefinisikan frekuensi kurang dari 40 GHz untuk mengatasi bagian yang lebih mendesak dari kebutuhan komersial. Tahap kedua dijadwalkan akan dimulai pada 2018 dan selesai pada bulan Desember 2019 seperti yang sudah ditentukan oleh IMT 2020. Tahap kedua ini berfokus pada frekuensi hingga 100 GHz.

Dalam sebuah laporan berjudul Millimeter-wave for 5G: Unifying Communication and Sensing, yang ditulis oleh Xinyu Zhang, Asisten Profesor Electrical and Computer Engineering University of Wisconsin, merinci band mmWave sedang dipertimbangkan:

  • 57 GHz untuk 64 GHz tanpa izin;
  • 7 GHz total 28 GHz / 38 GHz berlisensi tetapi kurang dimanfaatkan; dan
  • 3,4 GHz total 71 GHz band / 81 GHz / 92GHz Light-berlisensi: 12,9 GHz total

mmwave3

Sedangkan ITU merilis daftar frekuensi global yang diusulkan dan layak antara 24 GHz dan 86 GHz berdasarkan hasil World Radio Communications Conference:

  • 24.25 – 27.5GHz
  • 31.8 – 33.4GHz
  • 37 – 40.5GHz
  • 40.5 – 42.5GHz
  • 45.5 – 50.2GHz
  • 50.4 – 52.6GHz
  • 66 – 76GHz
  • 81 – 86GHz

(Icha)

Dua Vendor Jaringan Ini Ujicoba Drone Untuk Tingkatkan Coverage

0

Telko.id – Kemampuan drone untuk menyediakan cakupan jaringan yang cepat di daerah terpencil saat ini tengah diuji oleh Nokia dan Ericsson, yang secara terpisah mengumumkan tes kendaraan udara tak berawak dengan operator seluler terkemuka.

Tim dari dua vendor raksasa ini bekerjasama dengan operator seluler untuk menguji kemampuan drone untuk menyediakan cakupan jaringan dan mendukung perkembangan 5G.

Dilansir dari TotalTelecom (16/8), Nokia mendapat bola menggelinding dengan pengumuman uji coba pesawat tak berawak yang dilakukan di Inggris dalam hubungannya dengan EE, salah satu operator terkemuka di Inggris.

Ujicoba melihat sebuah pesawat tak berawak yang digunakan untuk membawa miniatur base station milik Nokia di sekitar daerah pedesaan sekitar kota Inverness di utara Inggris, dan dirancang untuk membuktikan kemampuan drone yang memungkinkan operator untuk cepat mengatur akses jaringan mobile.

Sebuah LTE-capable dari Nokia Flexi Zone Pico sel base station digunakan untuk menyediakan panggilan suara, layanan video streaming, dan mobile akses data dengan kecepatan hingga 150 Mbps. Sementara tidak ada layanan yang dibutuhkan koneksi ke inti eksternal, Nokia mengatakan tengah menguji backhaul dari small cell standar dengan jaringan inti EE menggunakan koneksi satelit.

Sementara itu, Mansoor Hanif, direktur jaringan akses radio di EE mengatakan, ujicoba ini menunjukkan bahwa kombinasi dari drone dan teknologi base station yang inovatif adalah cara yang efektif untuk menggelar layanan 4G di daerah terpencil.

Hal senda juga dilakukan oleh vendor sekaligus pesaing dari Nokia yani Ericsson. Ericsson bekerja sama dengan China Mobile untuk menguji peran yang drone bisa lakukan dalam perkembangan 5G.

Selama ujicoba, sebuah drone diterbangkan menggunakan jaringan seluler China Mobile, Ericsson juga menjelaskan bahwa pesawat tanpa awak ini dilengkapi dengan ‘teknologi 5G-enabled’. Para mitra berhasil menyelesaikan serah terima antara beberapa sites selama penerbangan pesawat tak berawak, pada jaringan yang masih digunakan oleh pelanggan China Mobile.

Ericsson mengatakan ujicoba merupakan bagian dari kemitraan yang luas untuk pengembangan teknologi 5G dengan China Mobile, dan membuktikan bahwa drone bisa digunakan untuk memberikan “aplikasi mission-critical seperti dukungan untuk layanan darurat.”

Namun, vendor infrastruktur ini mengindikasikan sebuah kehati-hatian pada penggunaan masa depan drone, menjelaskan bahwa operator selular harus mampu menjamin low end-to-end latency jaringan untuk menjamin keamanan dan keandalan layanan tersebut.

Gandeng Nokia, China Telecom Bersiap Untuk VoLTE

0

Telko.id – China Telecom telah menggandeng Nokia untuk meningkatkan cakupan dan kapasitas 4G operator untuk memenuhi pertumbuhan atas permintaan pelanggan.

Dilansir TelecomAsia (15/8), perusahaan telah menandatangani kesepakatan untuk memperluas penyebaran 4G di 19 provinsi di seluruh China, yang akan mencakup untuk mempersiapkan jaringan China Telecom guna rencana peluncuran layanan VoLTE tahun depan.

Nokia sendiri akan menyediakan peralatan termasuk BTS Flexi Multiradio untuk penyebarannya, serta manajemen proyek, desain jaringan dan instalasi serta pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak layanan.

Perjanjian tersebut meliputi provinsi Shanghai, Jiangsu, Shandong, Zhejiang, Hunan, Hubei, Guangxi, Fujian, Jiangxi, Shaanxi, Heilongjiang, Hebei, Henan, Sichuan, Anhui, Liaoning, Guizhou, Xinjiang dan Mongolia.

China Telecom sendiri telah menambahkan 31 juta pengguna 4G selama enam bulan pertama di tahun 2016, sehingga total mereka memiliki 90 juta dari basis pelanggan seluler dan secara keseluruhan hampir 207 juta.

Tahun lalu, trafik 4G sementara tumbuh lebih dari enam kali lipat, dan diharapkan dapat menjadikan lebih dari 90% dari total trafik data mobile operator pada 2017.

“Perjanjian dengan China Telecom dibangun di atas sejarah panjang kami. Pengetahuan kita yang berakar untuk pasar Cina akan memungkinkan China Telecom dalam memenuhi tuntutan dari basis pelanggan 4G yang terus tumbuh dan dinamis, “kata Head of Nokia Networks China, Mike Wang.

Tiga Value yang Ditawarkan Indosat di Ranah IoT

0

Telko.id – Indosat Ooredoo nampaknya sangat serius dalam menggarap pasar IOT dan M2M di Indonesia. Kini operator seluler yang mayoritas sahammnya dimiliki oleh Ooredoo Group ini juga memberikan layanan mereka kepada mesin lewat platform M2M mereka.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mereka mulai menggarap sektor ini. Ditemui pada ajang Asia IoT Business Platform 2016 di Jakarta, Hendra Sumiarsa,Division Head M2M & IoT Solution Indosat Ooredoo mengungkapkan bahwa saat ini memang  masyarakat Indonesia secara tidak langsung sudah mulai beralih ke ranah digital, hal tersebut terlihat dari kecenderungan pengguna yang lebih sering berbelanja melalui e-commerce serta transportasi menggunakan online.

Lebih lanjut, Hendra juga berujar bahwa peran Indosat di ranah ini lebih cenderung kearah connectivity, serta solusi untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di masyarakat.

“Disini kita mencoba bagaimana mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat. Indosat disini tidak membuat produk, melainkan menciptakan value, dan mempermudah bisnis. Dengan memanfaatkan IOT dan M2M, kita coba menghadapi tantangan yang ada di masyarakat,” ujar Hendra pada Jumpa Media di Jakarta (15/8).

Untuk ranah IOT, Indosat juga menjelaskan 3 value yang mereka berani tawarkan. Tiga value tadi yakni Meningkatkan Revenue Klien, Cost Efficiency, serta Customer Experience.

Peningkatan Revenue

Seperti dijelaskan di awal, produk IOT mereka bertujuan untuk meningkatkan revenue dari klien mereka yang hendak bermigrasi kearah digitalisasi. Produk yang mendukung hal ini adalah My Trip. Produk ini adalah produk untuk pemesanan taksi secara online yang terintegrasi dengan taksi tersebut. Mulai dari membuka pintu, taxi meter hingga pembayaran. Uniknya, Indosat mengklaim jika layanan ini merupakan layanan pemesanan taksi yang legal karena menggunakan tarif taksi meter dan tidak seperti layanan serupa.

Cost Efficiency

Indosat juga berusaha menghasilkan efisiensi dengan memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang. Untuk value ini, Indosat memiliki solusi seperti eMagic (enhance Managed IoT Connectivity) yang merupakan solusi M2M yang dirancang untuk memudahkan pelanggan korporat dalam menghubungkan dan mengelola perangkat atau mesin dengan layanan full managed.

Customer Experience

Hendra mengungkapkan, bahwa tugas utama dari Indosat adalah bagaimana memberikan pelayanan yang baik ke masyarakat. Hal ini terlihat dari kecebderungan mereka yang lebih mendengar keluhan klien sebelum menghadirkan solusi.

“Kami lebih serinh mendengar ketimbang berbicara, agar kami dapat mengetahui permasalahan yang klien hadapi,” tambah Hendra.

Indosat Ooredoo sendiri sejatinya memiliki solusi IoT lain seperti M2M Connectivity Platform, Platform IOT, Vehicle Telematics, VMS, Workforce Management dan YOLO ( You Only Live Once).

Sementara itu, disinggung mengenai prospek bisnis, Hendra menjelaskan bahwa target mereka untuk IoT ini lebih tinggi ketimbang bisnis tradisional telko.

“Target kami diatas pertumbuhan bisnis telko yang tradisional. Makanya wilayah pertumbuhan untuk bisnis telko ya di ranah digital,”

Berbicara mengenai pelanggan, jumlah pelanggan mereka sampai dengan saat ini sekitar 80.5 juta pelanggan jika dilihat dari jumlah simcard, sementara simcard yang digunakan untuk M2M jumlahnya sudah mencapai 300 ribuan. Namun, sejatinya IoT tidak bisa dihitung berdasarkan dari jumlah simcard, karena satu simcard mampu mengkoneksikan beberapa perangkat atau mesin.

Sedangkan untuk kontribusi dari pendapatan, saat ini lini IoT mereka telah memiliki lebih dari 2500 enterprise, dan hampir separuh dari pelanggan enterprise sudah menggunakan solusi.

elevania Jadi Penjual Resmi DVD AADC 2 Edisi Spesial

0

Telko.id – Miles Films menunjuk elevenia sebagai seller pertama dan satu-satunya untuk BOXSET DVD Special Edition AADC2. Melalui kerjasama ini, yang juga menyertakan Navirindo di dalamnya, baik elevenia maupun Miles Films berharap agar penonton di seluruh Indonesia dapat lebih mudah dan nyaman untuk membeli DVD original AADC2. Disamping, dengan harga terjangkau.

“Kita tahu bahwa generasi pada saat ini sangat mudah untuk memperoleh apa saja. Akan tetapi, dengan adanya special edition dangan added value ini, kami berharap bisa meminimalkan pembajakan DVD original di Indonesia,” kata Anggita Vela Lydia, GM Partnership & Promotion elevenia di Pondok Indah Mall, Jakarta, Senin (15/8).

elevenia juga mengaku sangat senang menerima tawaran kerjasama exclusive dengan Miles Films dan Navirindo untuk menjual DVD AADC edisi spesial dan turut mendukung gerakan ‘Stop Piracy’ untuk Indonesia.

Sebagai bukti bahwa BOXSET ini spesial, jelas Vela, pengguna juga akan mendapatkan foto dan tandatangan para pemeran AADC2, exclusive Polo Shirt dan notes, booklet perjalanan di Jogja, plus harga special. “10 pembeli yang beruntung juga berkesempatan memperoleh selendang iconic dari ‘Sejauh Mata Memandang’ yang dikenakan Cinta dalam film tersebut”, katanya.

Sementara itu, Mira Lesmana, selaku pemilik Miles Films mengaku mempercayakan Special Edition DVD AADC 2 untuk dijual di elevenia karena melihat elevenia sebagai situs online yang sudah sangat dikenal dan user friendly. meskipun baru 2 tahun beroperasi.

“Saya excited banget bisa sharing box set ini baik dengan yang sudah menonton dan ingin memiliki collected items ini maupun yang belum sama sekali menonton AADC 2 karena tidak ada bioskop di kota mereka,“ ujar Mira.

Untuk peluncuran perdana, Miles Films dan Navirindo akan memproduksi sebanyak 3000 BOXSET DVD Special Edition, yang sudah bisa didapatkan mulai 19 Agustus 2016.

Telkomsel ‘Kawal’ Jambore Nasional X 2016 Dengan 13 BTS

0

Telko.id – Lebih dari 30 ribu peserta asal seluruh Indonesia dan juga beberapa perwakilan dari negara lain, seperti Malaysia, Singapura, hingga Australia menghadiri acara Jambore Nasional ke sepuluh di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur. Tentu, saat ini akan berbeda karena sudah masuk ke era digital sehingga kebutuhan komunikasi para peserta juga akan berbeda.

Untuk itu Telkomsel telah melakukan penambahan kualitas dan kapasitas jaringan 12 BTS existing yang sudah menjangkau keseluruhan area kegiatan dan menambah 1 unit BTS Combat Mobile yang juga didukung kualitas teknologi jaringan dari 2G, 3G hingga 4G LTE. Tujuannya agar para peserta

merasakan pengalaman berkomunikasi yang berbeda dan lebih nyaman.

“Oleh karena itu, kami akan menjamin aktivitas komunikasi selama acara berlangsung dapat digunakan dengan lancar dengan kualitas jaringan mobile broadband terluas, guna mendukung aktivitas ber-social media dan internetan agar bisa dinikmati dengan pengalaman yang berbeda, terlebih dengan hadirnya jaringan layanan 4G LTE Telkomsel di seluruh kawasan Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur ini,” ujar Juanita Erawati, Vice President ICT & Network Management Area Telkomsel menjelaskan.

Kehadiran jaringan Telkomsel dengan kualitas mobile broadband 4G LTE di acara Jambore Nasional ini juga diharapkan mendukung kampanye yang dilakukan oleh panitia Jambore Nasional yang mulai tahun ini sudah memanfaatkan social media dan internet sebagai bagian dari aktivitas keseluruhan acara, seperti melalui Instagram, Twitter, Facebook, dan Youtube dengan memperkenalkan hastag #Jamnas2016. Sehingga, dengan hadirnya kualitas mobile broadband yang didukung teknologi hingga 4G LTE Telkomsel ini akan memberi kelancaran bagi peserta dan panitia untuk lebih menggaungkan acara Jambore Nasional X 2016 ini di dunia maya, baik itu dengan cara upload foto dan video, maupun mencari informasi atau pengetahuan dengan browsing internet atau streaming video.

Dukungan Telkomsel untuk gelaran Jambore Nasional X 2016 ini juga sejalan dengan salah satu fokus pasar Telkomsel yaitu segmen anak muda, khususnya dalam menciptakan pengunaan layanan mobile internet yang positif dan baik agar bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya kelak. Di area Jambore Nasional ini Telkomsel juga menjadi satu-satunya operator yang menghadirkan booth penjualan dengan penawaran sejumlah produk broadband unggulan yang dapat dinikmati para peserta. Sejak pantauan hari pertama booth Telkomsel tersebut juga dimintati peserta Pramuka dari luar negeri yang ingin merasakan kecepatan mobile broadband dari operator Paling Indonesia.

Pengamanan kualitas jaringan di sekitar Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur ini juga dimaksudkan untuk memberi kenyamanan bagi pelanggan lainnya beraktifitas di sekitar area tersebut. Seperti diketahui, kawasan di sekitar Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur merupakan salah satu akses jalur transportasi yang cukup padat setiap harinya karena biasa dilalui kalangan pekerja dari wilayah Cibubur dan Bogor untuk menuju Jakarta, ditambah pada momen Jambore Nasional X 2016 ini yang diprediksi akan ada sekitar 100 Bus Peserta Jambore Nasional yang melintas di kawasan tersebut setiap harinya.

“Telkomsel akan selalu mendukung berbagai kegiatan berskala nasional dan Internasional dengan menghadirkan kualitas layanan jaringan terdepan hingga 4G LTE khususnya demi memastikan kenyamanan pelanggan berinteraksi di dunia maya melalui melalui layanan mobile broadband. Tak sekedar teknologi terdepan, Telkomsel juga akan hadir dengan penawaran produk broadband yang affordable terutama untuk dinikmati segmen kalangan anak muda, seperti para Pramuka peserta Jambore Nasional X 2016 ini” pungkas Juanita. (Icha)

SK Telecom dan Verizon Kolaborasi Kembangkan 5G

0

Telko.id – Era 5G memang masih 4 tahun lagi. Namun, setiap pemain di industri ini sudah ancang-ancang untuk menghadapinya karena di percaya akan membawa dampak yang sangat positif bagi perusahaan dan industri secara keseluruhan. Untuk menghadapi moment besar itu, SK Telecom yang merupakan operator seluler terbesar Korea Selatan, dan telco terbesar Amerika Serikat Verizon menjalin kerjasama.

“Verizon akan terus berkolaborasi dengan SK Telecom untuk mengembangkan teknologi 5G,” kata Roger Gurnani, Chief Information and Technology Architect Verizon menjelaskan, seperti yang dikutip dari Telecomasia.

Gurnani juga menambahkan bahwa penandatanganan MOU ini mencerminkan upaya gabungan untuk memajukan ekosistem 5G dan mendorong pengembangan teknis menuju komersialisasi global teknologi 5G.

Target kerjasama kedua oprator besar ini adalah untuk mengembangkan 5G spesifikasi secara teknis. Hal ini baru saja diumumkan oleh kedua perusahaan tersebut. Baik Verizon maupun SK Telecom juga akan melakukan studi bersama untuk mengidentifikasi 5G kasus penggunaan dan aplikasi.

Sebagai catatan, sebelum penandatanganan kerjasama ini, medio Februari lalu, kedua operator telekomunikasi dua ini, bersama-sama dengan perusahaan telekomunikasi Korea KT dan operator asal Jepang NTT DoCoMo, membentuk aliansi yang disebut 5G Open Trial Specification Alliance. Tujuannya adalah untuk menetapkan standar pengujian untuk teknologi jaringan generasi mendatang.

Berkenaan dengan kerjasama yang dilakukan oleh Verizon dan SK Telecom tersebut, kedua nya akan melakukan Open Computer Project (OCP). Proyek ini akan fokus dalam mendesain ulang teknologi perangkat keras untuk mendukung infrastruktur komputasi yang lebih baik, dan Mobile Central Office Rearchitected sebagai Datacenter (M-CORD).

Sebagai informasi, awal Juni lalu, SK Telecom dan Ericsson melakukan demonstrasi tentang program infrastruktur 5G di sebuah laboratorium di Korea Selatan. SK Telekom bersama Samsung juga sudah meluncurkan Internet of Things dengan network khusus secara nasional. (Icha)

Melirik Tantangan Dan Kesiapan IOT Indonesia

0

Telko.id – Perhelatan Asia IoT Business Platform 2016 resmi digelar. Bertempat di JW Marriot Hotel Jakarta, kegiatan yang berlangsung selama dua hari yakni pada tanggal 15-16 Agustus ini membahas tentang berbagai peluang serta tantangan dalam pengadopsian IoT di Indonesia.

Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 235 juta jiwa dan 297 juta pelanggan seluler. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara keempat di dunia jika dilihat dari segi populasi. Dengan banyaknya penduduk, hadirnya IOT bisa menjadi sebuah solusi besar terhadap setiap permasalahan yang kerap terjadi di masyarakat seperti kemacetan lalu lintas, kriminalitas, hingga konektivitas.

Asia IoT Business Platform 2016 merupakan suatu perhelatan konferensi dan pameran tertutup, dan suatu platform bagi para pengambil keputusan, baik dari pihak penyedia layanan maupun perusahaan, untuk bertemu dan bertukar pikiran dalam rangka mendorong dan membangun solusi-solusi teknologi cerdas demi mengatasi tantangan bisnis dan masalah-masalah sosial.

Pertemuan ini diharapkan memberi dampak nyata bagi produktivitas dan pertumbuhan teknologi di ASEAN. Hal ini termasuk peningkatan produktivitas perusahaan-perusahaan swasta dan publik, serta pemanfaatan TIK dan jaringan untuk mengatasi permasalahan di kota-kota besar.

Oleh karena itu, pertemuan strategis ini akan berfokus pada perusahaan telekomunikasi lokal, lembaga pemerintahan, pelaku usaha, serta para pengguna akhir.

“IOT terlalu besar untuk selektif di beberapa sektor saja. Kita percaya, dengan menghadirkan IOT ke pada masyarakat, akan mampu meningkatkan digital ekonomi dan itu menjadi tujuan XL dalam menghadirkan IOT, ” ujar Arifa Febriyanti, Kepala Divisi IOT XL Axiata.

Sementara itu, Marina Kacaribu selaku VP Enterprise Digital Service Telkomsel mengungkapkan, smart city menjadi sebuah peluang, namun perlu diperhatikan juga bahwa setiap kota memiliki permasalahan yang berbeda. IOT merupakan sebuah peluang mulai dari productivity, solusi hingga smart city.

DSC_0194

Tantangan

Sementara berbicara mengenai tantangan, Hendra Sumiarsa selaku Head of M2M Indosat perwakilan Indosat Ooredoo menjelaskan bahwa tantangan mereka adalah bagaimana menemukan model bisnis yang tepat untuk IOT.

“Tantangan kami adalah bagaimana menemukan bisnis model yang tepat dan menemukan klien yang tepat. Kami harus kerja bersama dengan berbagai stakeholder dan berkolaborasi agar semuanya bersinergi,” ujar Hendra.

Sementara itu, Marina menegaskan, bahwa tantangan terbesar adalah merubah pola pikir dan bisnis model darti tiap perusahaan yang bermain di ranah IOT.

“Tantangan terbesar menurut kami adalah merubah pola pikir dan juga merubah bisnis model karena jika melihat bisnis model dari sektor telko, anda tidak hanya membeli sebuah volume, melainkan performance dari solusi yang anda gunakan,” ujar Marina.

Sementara bagi Arifa Febriyanti, Kepala Divisi IoT XL Axiata menekankan bahwa solusi Telco memainkan peran yang sangat penting dalam dunia IOT.

“Kita bisa menyediakan solusi untuk layanan IoT. Untuk pelanggan, tidak ada kerumitan bagi mereka saat menggunakan solusi IoT karena perusahaan telekomunikasi sebagai penyedia solusi untuk IoT telah menyediakan segala sesuatu mulai dari konektivitas, aplikasi dan perangkat, serta semua sensor yang menyediakan layanan secara total,” tambah Arifa

Sejak tahun 2015, Industri TIK di Indonesia masih di dominasi oleh sektor telekomunikasi, namun sejatinya TIK bukan hanya dari telko semata, melainkan juga banyak sektor seperti aplikasi dan industri kreatif dengan startup digital mereka. Kominfo sendiri selaku pihak regulator saat ini mereka tengah membentuk startup digital yang ada di berbagai sektor untuk menunjang IOT.

Produk

Indosat menyediakan produk horizontal seperti platform IOT, engine big data analitik, Cloud. Sementara produk vertical, mereka melihat growth nya dimana dan key sektornya dimana. Sampai dengan saat ini ada di sektor transportasi, utilitas dan konsumer. Sementara mengenai pertumbuhan, Indosat menargetkan pertumbuhan IOT diatas jasa layanan yang lain.

Sementara XL, mereka tengah membangun ekosistemnya, selain menyediakan vertical produk. Mereka membangun ekosistem ini secara berkesinambungan.

Sedangkan untuk Telkomsel, mereka juga sama seperti kedua operator tadi, namun mereka lebih menggali lebih dalam dengan para konsumer untuk mendeliver apa yang mereka inginkan.

“Kita percaya, potensi besar ada di Indonesia, tapi again, bagaimana kita bisa mengaggregasikannnya dan memberikan manfaat bagi para pelanggan,” ujar Marina.