spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 1312

Australia akan Larang Huawei Pasok Jaringan 5G

0

Telko.id, Jakarta – Kebijakan Amerika Serikat yang mencekal perusahaan-perusahaan China merembet pada “negara sekutunya”. Kali ini Australia yang akan mengeluarkan larangan pada Huawei untuk memasok jaringan broadband 5G di Negeri Kanguru itu.

Alasan utama Australia membuat aturan tersebut karena khawatir Huawei akan mengakses data-data rahasia pemerintah. Kekhawatiran Australia ini berdasar pada informasi yang menyebut bahwa negara-negara pemerintahan komunisme berpotensi meminta kepada Huawei untuk bekerja sama dengan badan intelijen guna memata-matai.

Karena itulah badan intelijen Australia khawatir ketergantungan operator (Australia) terhadap Huawei akan menjadi pintu masuk bagi pemerintah China untuk mengumpulkan data negara-negara lain, termasuk Australia.

Asal tahu saja, peraturan di China mewajibkan organisasi dan warga untuk membantu dan bekerja sama dengan badan intelijen negara. Mereka (warga China) harus membantu memberikan informasi intelijen.

Namun kecurigaan itu langsung dibantah oleh Kepala Huawei Australia, John Lord. Dia mengatakan, bahwa undang-undang yang berlaku di Beijing tidak berlaku untuk operasi di luar China. Jadi, ia berujar, Australia tak perlu khawatir.

Baru-baru ini, Huawei mengecam rencana Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat yang melarang perusahaan telekomunikasi menggunakan dana infrastruktur penting untuk belanja peralatan dan layanan dari China.

Maret 2018 lalu, FCC membuka masukan dari publik mengenai rancangan aturan yang akan melarang perusahaan telekomunikasi mengakses Dana Layanan Universal untuk belanja peralatan dari perusahaan telekomunikasi asal China.

“Elemen penting dari keamanan nasional kami adalah keamanan jaringan komunikasi Amerika Serikat. FCC tidak memiliki otoritas atau kapasitas untuk memecahkan masalah itu sendirian,” ujar pernyataan Huawei.

Langkah tersebut dilakukan setelah debat kongres selama berbulan-bulan mengenai apakah perusahaan seperti ZTE dan Huawei memiliki kemitraan kerja yang erat dengan pemerintah China.

Jika benar, anggota parlemen berpendapat bahwa data pengguna Amerika Serikat dapat dibagikan kepada pejabat China dan menimbulkan risiko keamanan yang signifikan. [SN/HBS]

Sumber: CNET

Sumber : Telset

Xiaomi Tegaskan Mereka Bukan Perusahaan Smartphone!

0

Telko.id, Jakarta – Pengguna Xiaomi di Indonesia mungkin mengira jika perusahaan asal China tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di industri smartphone saja.

Namun sebenarnya, Xiaomi bukanlah perusahaan smartphone seperti yang dibayangkan, melainkan sebagai perusahaan internet.

“Logo Xiaomi itu ‘Mi’, yang bisa diartikan sebagai Mobile Internet. Xiaomi adalah perusahaan internet,” tegas Country Manager Xiaomi Indonesia, Steven Shi, saat ditemui dalam diskusi media, di Jakarta, Rabu (11/07/2018).

Menurutnya, hal tersebut karena bisnis Xiaomi pertama kali bergerak di sektor internet dan teknologi, tepatnya saat mereka mengembangkan MIUI. Seperti diketahui, MIUI pada awalnya merupakan custom ROM yang kerap digunakan beberapa pengguna perangkat Android kala itu.

“Saat ini, MIUI sudah dijalankan oleh lebih dari 190 juta pengguna dengan rata-rata penggunaan selama 4,5 jam per harinya,” jelas Steven.

Selain mengembangkan MIUI, Xiaomi juga bergerak di model bisnis lainnya yakni e-commerce dengan layanan MIUI.com. Sebelum menjadi e-commerce untuk menjual seluruh produknya, saat itu layanan tersebut merupakan sarana bagi pengguna untuk saling bertukar mod bagi smartphone Android.

Kemudian, Xiaomi pun masuk ke ranah bisnis lainnya yang bisa dibilang langsung mempopulerkan nama Xiaomi, yakni smartphone.

“Xiaomi itu perusahaan spesies baru dengan tiga model bisnis sekaligus,” klaimnya.

Meski begitu, Steven juga mengatakan bahwa Xiaomi juga tak hanya memproduksi smartphone saja, tapi juga perangkat keras lainnya. Seperti skuter, robot pembersih, sepeda, dan lainnya, termasuk perangkat Internet of Things (IoT).

Xiaomi adalah salah satu perusahaan IoT terbesar di dunia. Kami punya lebih dari 100 juta perangkat IoT yang terhubung di aplikasi Mi Home,” pungkasnya. (FHP)

Sumber : Telset

Kongres Bakal Cecar Apple dan Google soal Data Pengguna

0

Telko.id, Jakarta – Anggota kongres Amerika Serikat (AS) dikabarkan berencana memanggil bos Apple dan Google untuk bertanya tentang keamanan data pribadi pengguna. Hal ini diperkirakan karena buntut dari skandal bocornya data pengguna Facebook beberapa waktu lalu.

Pada hari Senin (9/7) lalu, empat anggota kongres dari Partai Republik mengirim surat kepada Apple dan Alphabet – induk perusahaan Google, dimana mereka menanyakan soal keamanan data pribadi pengguna.

“Kami ingin menyelidiki kemungkinan akses pihak ketiga ke data pengguna, khususnya rekaman suara dan informasi lokasi via iPhone dan Android,” tulis anggota kongres.

Dalam surat yang dipublikasikan, ada indikasi Apple dan Google menggunakan data pengguna secara ilegal, termasuk menggunakan informasi lokasi dan rekaman suara.

Sejumlah laporan menyebut bahwa ponsel iPhone dan Android dimanfaatkan oleh Apple dan Google untuk mengumpulkan data suara tanpa sepengetahuan pengguna.

Baca juga: Apple Bantah Terima Data Pengguna dari Facebook

Dilansir NY Post, Apple dan Google masing-masing memiliki kata kunci yang memungkinkan ponsel mendengar dan memproses suara pengguna, seperti misalnya “Ok Google” dan “Hey Siri”.

Ada pula dugaan aplikasi pihak ketiga punya akses untuk menggunakan data suara ketika pengguna mengetikkan kata kunci. Apple maupun Google belum berkomentar mengenai hal ini.

Sebelumnya dikabarkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, Facebook ternyata telah membocorkan data pengguna ke perusahaan-perusahaan smartphone dan komputer tablet di dunia, antara lain Apple dan Samsung.

Raksasa media sosial itu memiliki sekitar 60 mitra yang secara teratur menerima data-data pribadi pengguna selama kurun waktu tersebut. Selain Apple dan Samsung, dilaporkan ada pula Amazon dan Microsoft yang turut “menikmati” data pengguna Facebook.

Baca juga: Facebook Jual Data Pengguna ke Apple, Samsung, dkk

Dikabarkan, empat perusahaan teknologi besar itu telah menerima dan dapat mengakses data-data yang bersifat pribadi seperti status hubungan, afiliasi politik, riwayat pendidikan, dan agama sampai bulan April 2018 lalu. [BA/HBS]

Sumber : Telset

Bikin Mobil Listrik, Produsen Jerman Beli Aki dari China

0

Telko.id, Jakarta – Saat ini pabrikan mobil di Jerman seperti BMW dan VW memproduksi mobil listrik untuk melengkapi varian mobil bermesin konvensionalnya. Tetapi ternyata mereka tidak membuat sel baterai atau Aki sendiri, melainkan dipasok oleh pabrik asal China karena kekurangan kapasitas produksi dan memerlukan investasi lebih besar jika harus membangun pabrik lagi.

Untuk BMW, mereka menunjuk Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL) untuk memasok Aki untuk mobil listrik besutannya. Perusahaan asal China ini bahkan berniat membuat pabrik Aki di Jerman bagian Timur, seperti dilansir channelnewsasia.com, Senin (9/7/2018).

Bahkan, Perdana Menteri China Li Keqiang menghadiri dan ikut ambil bagian dalam upacara penandatanganan pembangunan pabrik CATL di negara bagian Thuringia itu yang diselenggarakan di Berlin hari ini.

Ini karena CATL telah mendapat kontrak dari BMW senilai lebih dari 1 miliar euro (US $ 1,2 miliar) atau mencapai Rp 17 triliun untuk membuat sel Aki untuk mobil listrik.

Sedangkan Volkswagen memilih CATL dan dua perusahaan Korea Selatan, yakni Samsung dan LG Chem untuk memasok Aki untuk kendaraan listrik besutannya senilai US $ 25 miliar atau sekitar Rp 357 triliun.

Baca juga: Keren! Mobil Listrik BMW Bisa Isi Daya Tanpa Kabel

Rupanya tak hanya China yang membangun pabrik di Jerman, Perusahaan mobil listrik asal Amerika Tesla juga membangun pabrik yang dinamakan Gigafactory dekat perbatasan Perancis-Jerman di sekitar divisi Grohman Engineering. Divisi tersebut telah membangun lini produksi untuk pabrik mereka di Nevada.

“Jika ingin memiliki industri sel baterai Jerman, maka ini adalah tembakan peringatan,” kata pakar industri otomotif konsultan strategi PwC Joern Neuhausen.

Para produsen mobil Jerman telah berupaya beralih mengembangkan otomotif ke bentuk yang lebih hijau menyusul skandal Dieselgate 2015 yang mengekspos sisi gelap ketergantungan panjang dan menguntungkan mereka pada mesin pembakaran internal.

Baca juga: Pemerintah & Toyota Ajak Universitas Riset Mobil Listrik

Tahun lalu Volkswagen mengundang industri Jerman dan Eropa, yang mempekerjakan 12,6 juta pekerja, untuk bekerja sama dalam produksi baterai. Para ahli industri memproyeksi revolusi otomotif itu bisa mendorong pasar baterai Eropa menjadi 250 miliar euro atau mencapai Rp 4.212 triliun pada 2025. [WS/HBS]

Sumber: Channelnewsasia

Sumber : Telset

Teknologi Internet Berkembang, Kerjaan TI Makin Nambah

0

Telko.id, Jakarta – Perkembangan teknologi informatika beberapa tahun belakangan rupanya tak hanya memiliki dampak membuat komunikasi bisa lebih mudah dilakukan dengan berbagai cara.

Disisi lain, perkembangan yang diiringi perubahan dan penggantian peralatan alias infrastruktur komunikasi dan teknologi juga membuat tugas bidang teknologi informasi (TI) semakin bertambah.

Country Manager Nutanix Indonesia Andreas Ananto Kagawa mengatakan untuk komputasi awan alias cloud, sebelum banyak dikenal tugas bidang TI memperkenalkan teknologi tersebut ke publik. Sekarang, ketika cloud sudah dikenal luas, tugas bidang TI memberitahukan kemudahan aplikasi cloud ke pusat data.

“Sekarang korporasi tidak menanyakan apa itu public cloud. Tapi bagaimana, kapan dan dimana cloud itu,” ujar Andreas dalam acara silaturahmi Bersama dan bincang-bincang Nutanix di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Menurut Andreas, tugas IT juga bertambah semenjak ada teknologi internet of thing (IoT) alias benda-benda yang terkait internet. Dia mencontohkan kamera CCTV, yang sebelumnya merupakan tugas atau wewenang bidang sekuriti perusahaan, kini menjadi tugas bidang IT karena terintegrasi sistem digital baru.

Dia juga mengatakan untuk bidang sekuriti atau keamanan data, saat ini penerapannya lebih komplek karena dilakukan secara berjenjang untuk semua lapisan. Tujuannya untuk menciptakan sistem keamanan internal yang lebih memadai.

“Ada dua jenis data baru yang harus di handle IT, yakni CCTV karena sudah digitalize. Sebelumnya mereka menghandle telefoni dan sekarang ditambah IoT,” imbuh Andreas.

Untuk itu, kata Andreas, pihaknya memiliki berbagai solusi untuk meningkatkan kapabilitas TI perusahaan khususnya di bidang pengelolaan data cloud. Solusi tersebut diantaranya adalah dengan menggunakan infrastruktur server yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan server biasa.

Baca juga: Teknologi Informasi Menjadi Peran Penting Warga Di Jakarta

Bahkan, jika dibandingkan secara langsung, ukuran server tersebut hampir 90 persen lebih kecil dengan kemampuan yang setara. Hal ini membuat pekerjaaan pengolahan data secara spontan mudah dilakukan dimana saja karena servernya bisa dipindahkan alias portable.

“Ada customer kami yang melakukan pemetaan di laut melalui kapal untuk menangkap data sonar. Nah mereka menggunakan layanan kami, data center yang simple bisa dibawa kemana saja dalam koper besar,” pungkas dia. [WS/HBS]

Sumber : Telset

Tiga Jurus Andalan dari Nutanix Raih Pelanggan Korporat

0

Telko.id, Jakarta – Dunia persilatan pengelolaan data Indonesia mendadak hingar bingar dengan dicanangkannya program revolusi industri 4.0 oleh Presiden Joko Widodo tahun lalu. Ini membuat banyak perusahaan bidang pengelolaan data mengeluarkan jurus-jurus andalannya supaya bisa ikut berpartisipasi dalam kompetisi bisnis sarat teknologi itu.

Country Manager Nutanix Indonesia Andreas Ananto Kagawa mengatakan pihaknya memiliki tiga jurus andalan untuk meraih pelanggan korporat, yang sudah diungkapkan ke publik dalam ajang pertemuan perusahaan data center dunia tahunan NEXT 2018 di New Orleans pada Mei lalu.

“Nutanix meluncurkan tiga solusi baru, yang memperkaya solusi Enterprise Cloud OS, yaitu Beam, Flow dan Era. Masing-masing menjawab tantangan yang dihadapi oleh pemimpin IT/CIO masa kini secara lebih spesifik,” ujar Andreas dalam acara silaturahmi Bersama dan bincang-bincang Nutanix di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Andreas menjelaskan Beam merupakan alat atau tool untuk multi cloud governance untuk anggaran (cost) dan kecocokan (compliance) yang bersifat self service. Melalui Beam, pengguna diharapkan dapat mengatur anggaran sistem dan melihat laporan lengkap serta prediksi bagi pembiayaan sistem antar layanan komputasi awan alias cloud publik dan privat yang cocok digunakan.

Baca juga: Teknologi Internet Berkembang, Kerjaan TI Makin Nambah

Anggaran juga bisa dilihat berdasarkan tim proyek mana saja yang menggunakan biaya terbesar atau aplikasi apa saja yang digunakan. Selain itu, katanya, Beam bisa memberikan saranan efisiensi biaya dan optimalisasi kinerja yang terbaik dari berbagai skenario.

“Beam membantu CIO agar tidak harus menghitung semua biaya dan anggaran secara manual lagi,” imbuh dia.

Jurus kedua, bagian dari Strategi Layanan Infrastruktur Nutanix, Flow merupakan pengatur lalu lintas jaringan yang bisa memonitor setiap aliran data aplikasi dan kebijakan di jaringan data, menetapkan, mengubah dan mengoptimalkan kebijakan jaringan, sampai dengan melakukan segmentasi perangkat dalam jaringan dengan mudah.

Dengan demikian, katanya, manajemen sistem dapat menentukan aplikasi mana saja yang boleh atau tidak boleh berkomunikasi dengan aplikasi lainnya.

Sedangkan jurus ketiga, yakni Era, merupakan manajemen database di data center yang dipermudah dengan fungsi Platform as a Service. Operasional dibuat mudah dilakukan, cukup dengan sekali klik.

Selain itu, Era juga memungkinkan pengelola jaringan melakukan duplikasi, backup, hingga snapshot dan replika dari database di setiap waktu. Apabila ada perubahan, ini bisa dikembalikan ke titik waktu sebelumnya yang pernah direkam, meningkatkan fleksibilitas dan keamanan data.

Saat ini Era mendukung database Oracle dan PostgreSQL dan akan mendapat dukungan untuk lebih banyak database di masa yang akan datang.

Baca juga: Menkominfo: Pemerintah Sedang Bangun Sarana Komunikasi Besar-besaran

“Tujuan dari tiga produk/solusi baru ini adalah memudahkan dan menyempurnakan digital transformation bagi berbagai perusahaan yang menggunakan Nutanix, dan bisa diterapkan ke lintas industri yang beragam: finansial, kesehatan, e-commerce, ritel, perbankan, pemerintahan, dan lain sebagainya,” jelas dia.

Selain itu, Andreas mengklaim Nutanix juga membantu meningkatkan kecepatan proses perusahaan (Time to Market) dan menurunkan biaya kepemilikan atau TCO (Total Cost of Ownership) yang meliputi modal awal dan biaya operasional.

Sumber : Telset

Bocorkan Data Pengguna, Inggris Denda Facebook Rp 9,5 Miliar

0

Telko.id, Jakarta – Bos Facebook nampaknya masih belum bisa tidur nyenyak, karena regulator Inggris akan menjatuhkan sanksi denda pada Facebook akibat terbukti melanggar undang-undang (UU) perlindungan data, terkait jutaan data pengguna mereka yang jatuh ke tangan Cambridge Analytica.

Komisioner Informasi Elizabeth Denham akan memberikan denda sebesar 500 ribu poundsterling atau mencapai Rp 9,5 miliar kepada Facebook setelah mengadakan penyelidikan dan menenemukan bahwa perusahaan media sosial tersebut gagal melindungi informasi dan tidak transparan bagaimana pihak lain mengambil data di platform tersebut.

“Teknologi baru yang menggunakan analisis data membuat kelompok kampanye dapat terhubung dengan target pemilih. Tapi, ini tidak bisa terjadi atas nama transparansi, keadilan dan kepatuhan terhadap hukum,” kata Denham, seperti dilansir Reuters, Rabu (11/7/2018).

Facebook dapat memberikan tanggapan kepada komisioner sebelum keputusan final, menyatakan akan melihat laporan tersebut dan segera menjawab.

Baca juga: Facebook Jual Data Pengguna ke Apple, Samsung, dkk

“Kami bekerja sama dengan Kantor Komisioner Informasi mengenai investigasi Cambridge Analytica, begitu juga dengan Amerika Serikat dan negara lainnya,” kata Kapala Keamanan Privasi Facebook Erin Egan.

Inggris Raya mengadakan penyelidikan mengenai berita palsu serta dampaknya terhadap kampanye pemilu, berfokus pada Cambridge Analytica.

Laporan dari komisi tersebut mengindikasikan mereka akan menempuh jalur hukum terhadap perusahaan induk Cambridge Analytica, SCL Elecetions, karena gagal memenuhi peringatan dari regulator.

Komisioner juga berencana mengirimkan surat peringatan pada 11 partai politik agar mematuhi aturan untuk mengaudit langkah perlindungan data mereka.

Sebenanya jumlah itu terbilang kecil untuk perusahaan dengan nilai pasar hingga US$590 miliar atau sekitar Rp8,5 quadriliun itu.

Cambridge Analytica yang dipakai oleh tim pemenangan presiden AS Donald Trump dalam pemilihan presiden 2016 menolak bahwa pihaknya menggunakan data untuk menunjang kampanye presiden ketika itu.

Baca juga: Lagi, Data Pribadi 120 Juta Pengguna Facebook Bocor?

Namun, dalam laporannya Komisioner Informasi Inggris mengatakan dapat menuntut perusahaan yang menaungi Cambridge Analytica, SCL Elections karena tidak melakukan apa yang diminta oleh regulator. [WS/HBS]

Sumber: Reuters

Sumber : Telset

Perusahaan Indonesia Telat Sadari Pentingnya Pengelolaan Data

0

Telko.id, Jakarta – Perusahaan di Indonesia dinilai terlambat menyadari bahwa pengelolaan data penting. Padahal pengelolaan data bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong keberhasilan perusahaan dalam berbagai bidang usaha.

Presiden Direktur Teradata Erwin Sukiato mengatakan dibanding negara-negara tetangga, Indonesia terbilang sangat terlambat untuk memanfaatkan layanan pengelolaan data. Bahkan tren pemanfaatan jasa pengelolaan data baru marak dilakukan dalam setahun terakhir.

“Perusahaan disini kira-kira baru menyadari pentingnya data setahun terakhir. Kalau perusahaan di Australia sudah membeli data dari Teradata sejak 22 tahun lalu. Ini yang membedakan perusahaan disana dengan Indonesia,” ujar Erwin dalam acara peluncuran 4D Analytics Teradata di Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Kesadaran dalam hal pemanfaatan data dinilai menjadi pendorong majunya perusahaan di negeri Kanguru tersebut. Bahkan perusahaan disana bisa lebih efisien dengan meminimalisasi penggunaan sumberdaya mereka dalam operasionalnya.

Kendati agak terlambat dalam memanfaatkan data, namun Erwin mengatakan bank dan Lembaga pemerintah telah melakukan transformasi secara digital untuk meningkatkan layanan dan kinerja mereka. Dia memberikan contoh pergeseran besar layanan keuangan perbankan konvensional ke layanan keuangan digital.

Perkembangan ini dinilai positif karena mendukung inklusi keuangan (financial inclution) masyarakat, mengingat di negara ini jumlah orang yang belum menggunakan layanan bank atau populasi non -nasabah sangat tinggi, terbesar ketiga dunia.

“Survei perbankan Indonesia oleh PricewaterhouseCoopers menunjukkan jumlah orang yang menggunakan layanan cabang bank tradisional, lebih dari 50 persen transaksinya, turun dari 75 persen pada 2015 menjadi 45 persen pada tahun 2017. Ini menunjukkan ada transformasi layanan bank secara digital,” kata dia.

Dalam transformasi ini, bank mengadopsi teknologi informatika kekinian, yakni internet of things (IoT) untuk menghubungkan berbagai perangkat yang diperlukan satu sama lain. Ketika proses itu berlangsung, maka akan berkembang menjadi suatu sistem cerdas (intelligent system) dari satu sistem tertentu.

baca juga: Apple Maps Bakal Pakai Data Peta Terbaru

Erwin melanjutkan, ketika perangkat dan sistem cerdas ini saling berbagi data di komputasi awan alias cloud dan mulai menganalisis, data tersebut dapat mentransformasi bisnis, hidup, dan dunia tempat pemegang perangkat terhubung dengan cara yang tidak terbatas jumlahnya.

“Ketika penggabungan data dari perangkat dan sistem-sistem lainnya mungkin dilakukan, dapat muncul informasi yang mungkin memberikan manfaat penting bagi e-commerce. Namun manfaat itu juga menyebabkan resiko yang dikaitkan dengan pengadopsiannya, walaupun maanfaatnya masih lebih besar daripada kemunhgkinan resikonya,” tukas dia.

Sumber : Telset

Ups, Ternyata UKM Kesulitan Mengelola Keamanan layanan Cloud

Telko.id – Bagi Usaha Kecil Menengah untuk melakukan transformasi digital tidak mudah dilakukan. Selain memang tidak memiliki kemampuan yang cukup, masalah keamanan layanan cloud pun menjadi perhatian untuk tidak serta merta mendigitalkan bisnis nya.

Padahal, dengan adanya layanan cloud, akan membuat kinerja UKM menjadi lebih efisien dan fleksible, sekaligus dapat mengurangi pengeluaran.

Berdasarkan penelitian terbaru Kaspersky Lab, hampir dua pertiga (63%) perusahaan yang mempekerjakan hingga 249 orang menggunakan satu atau lebih layanan aplikasi bisnis. Namun tren menggunakan layanan cloud untuk mengoptimalkan operasi bisnisnya bisa juga menimbulkan efek negatif seperti  hilangnya kontrol atas keamanan aplikasi dan data yang berharga

Baik perusahaan kecil maupun yang sedang mengalami fase pertumbuhan cepat melihat teknologi cloud dapat membantu menangani aktifitas bisnis dengan cara yang lebih efisien dan hemat biaya.

Setengah (50%) dari perusahaan dengan jumlah staf paling banyak 49 orang (usaha mikro) dan 40% perusahaan dengan jumlah staf  50–249 orang (usaha kecil menengah), memiliki karyawan yang banyak bekerja di luar kantor sehingga membutuhkan akses ke data dan aplikasi melalui layanan cloud.

Dan ketika perusahaan tumbuh lebih besar, mereka  akan mengalami peningkatan kebutuhan akan layanan cloud: 73% dari usaha kecil menengah dan 56% dari usaha mikro menggunakan setidaknya satu layanan cloud. Di antara Software as a Service (SaaS) yang paling populer adalah email, layanan penyimpanan dokumen dan kolaborasi, keuangan dan akuntansi.

Namun penggunaan cloud yang juga aktif juga memiliki sisi negatif: Infrastruktur TI di organisasi semakin mengkonsolidasikan lebih banyak layanan dan aplikasi, tetapi di saat yang sama tidak memiliki tingkat kontrol dan visibilitas yang memadai. Sebagai konsekuensinya, 66% perusahaan yang memiliki 1-249 anggota staf mengalami kesulitan dalam mengelola infrastruktur TI yang heterogen ini.

Kompleksitas yang kian berkembang ini mengharuskan para UKM untuk mengambil pendekatan baru terhadap manajemen infrastruktur. Masalahnya, tidak semua karyawan TI internal memiliki keahlian yang cukup untuk menghadapi tantangan ini. 14% perusahaan dengan 50–249 karyawan mempercayai manajemen keamanan TI pada staf yang sama sekali bukan spesialis TI. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya risiko nyata terhadap keamanan siber perusahaan dimana mereka tidak selalu dapat memantau, karena terlalu fokus pada pengembangan bisnisnya.

Bahkan fungsi keamanan informasi sekalipun terbukti masih menjadi kebutuhan sekunder bagi pertumbuhan bisnis, walaupun perusahaan kecil menengah menyadari pentingnya bagi mereka untuk memastikan keamanan data berharga kliennya. Untuk unit usaha mikro dan usaha kecil  menengah, keamanan data adalah tantangan nomor satu yang harus mereka hadapi.

Namun 49% usaha mikro dan 64% usaha kecil menengah menyimpan data berharga klien di dalam perangkat seluler para karyawan Jika terjadi kebocoran pada data ini, maka akan berpotensi menimbulkan masalah serius pada reputasi perusahaan, serta kerugian finansial akibat litigasi.

Sementara perusahaan tingkat Enterprise biasanya memiliki sumber daya cadangan untuk mengatasi kesulitan seperti itu, tetapi tidak pada perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih kecil akan menghadapi konsekuensi signifikan, seperti masalah serius dalam operasi bisnisnya atau bahkan kehilangan bisnis.

Meskipun perusahaan kecil sadar akan masalah ini, mereka tidak memiliki pemahaman jelas tentang siapa yang memikul tanggung jawab atas aset-aset tersebut, karena mereka memanfaatkan cloud.

Perusahaan dengan karyawan sampai 49 orang menunjukkan sikap yang merisaukan terhadap masalah ini. Misalnya, hampir dua pertiga (64%) responden usaha mikro yakin bahwa penyedia layanan cloud bertanggung jawab atas keamanan aplikasi pertukaran dokumen, sementara 56% responden usaha menengah berpendapat sama. 

“Untuk menikmati fungsi layanan cloud terlepas dari tingkat perusahaan mereka, bisnis perlu secara efektif mengelola berbagai platform dan layanan cloud. Secara fundamental yaitu mampu mengenali dengan jelas, siapa yang bertanggung jawab untuk keamanan siber dalam infrastruktur TI yang semakin hari kian kompleks. Apakah itu dikelola oleh staf internal atau penasihat terpercaya, keamanan siber tidak boleh diabaikan,” kata Maxim Frolov, Vice President Global Sales di Kaspersky Lab.

Maxim menambahkan, “Semua bisnis harus menerapkan peran khusus di mana platform cloud, data sensitif dan proses bisnis tetap terkendali dan diawasi dengan baik”.

Untuk menjaga keamanan siber pada setiap tahap pertumbuhan bisnis, Kaspersky Lab menawarkan portofolio solusi yang telah dikembangkan secara khusus untuk perusahaan dari berbagai ukuran – mulai dari perusahaan kecil rintisan hingga perusahaan yang tumbuh aktif dan lebih matang. Sesuai dengan tren yang berkembang menggunakan cloud, dalam portofolio Kaspersky Lab terdapat solusi keamanan yang dapat digunakan dan dikelola dari cloud, serta produk khusus untuk melindungi aplikasi cloud. (Icha)

 

 

 

IPO Xiaomi Di Bursa Hong Kong Tidak Capai Target, Kenapa?

0

Telko.id – Produsen smartphone Xiaomi resmu melakukan Intial Public Offering di Hong Kong. Harga saham perdana yang ditawarkan adalah 17 dolar Hongkong atau sekitar Rp.34.000.

Sayang, pada hari perdana tersebut, perolehan dana public oleh Xiaomi ini tidak sesuai harapan. Hanya sekitar $ 54 miliar atau sekitar Rp98.5 Triliun saja. Setengah dari harapan awal yang $ 100 miliar atau Rp182 Triliun. Sahamnya, sempat menyentuh angka terendah 16 dolar Hong Kong dalam pembukaan transaksi.

Bahkan dalam transaksinya sempat juga diperdagangkan pada 16,48 dolar Hong kong, padahal indesks pasar saham utama Hong Kong adalah 1,4 persen lebih tinggi.

Beberapa analis melihat bahwa perubahan rencana Xiaomi dalam upaya strategis nya masuk kepasar ini yang membuat perolehan atau nilai Xiaomi tidak sampai $ 100 miliar. Ya, pada awalnya, Xiaomi akan mendaftarkan sebagian sahamnya di Cina daratan melalui penerimaan deposit Cina (CDRs) bukan di Hang Seng Hong Kong. Tetapi ternyata ada perubahan.

Itu sebabnya, nilai Xiaomi akhirnya hanya sekitar $ 54 miliar saja ketika IPO. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebesar $ 100 miliar yang sempat disebut-sebut beberapa bulan sebelum IPO.

“Perdagangan di bawah harga masalah menunjukkan bahwa investor masih merasa valuasi saham relatif tinggi dibandingkan dengan Tencent dan Apple,” kata Linus Yip, kepala strategi di First Shanghai Securities, seperti yang dikutip dari Reuters.

Xiaomi menjual sekitar 2,18 miliar saham, menjadikan IPO nya sebagai yang terbesar di sektor teknologi sejak Alibaba Group Holding Ltd yang mampu mengumpulkan $ 25 miliar di New York pada 2014.

Respon yang kurang sesuai target Xiaomi itu, besar kemungkinan disebabkan oleh klaim dari Chief Exceutive dan dan pendiri Xiaomi yang menyebutkan sebagai perusahaan internet.

“Kami adalah perusahaan internet. Mulai hari pertama, kami menyiapkan struktur pembagian kelas ganda. Tanpa inovasi pasar modal Hong Kong, kami tidak akan mendapatkan kesempatan untuk go public di Hong Kong, ”pendiri Xiaomi dan Chief Executive Lei Jun mengatakan pada upacara pencatatan di bursa saham Hong Kong.

Padahal, persepsi pasar terhadap Xiaomi adalah produsen smartphone yang memberikan berharga murah walaupun memiliki performa yang baik. Model bisnis secara online yang diterapkan pun sangat lekat dalam ingatan. Sehingga klaim dan persepsi pasar terasa tidak sesuai.

Pada hari kedua setelah IPO, baru saham produsen elektronik Cina Xiaomi melonjak lebih dari 13 persen. Bahkan saham Xiaomi ditutup pada 19 dolar Hong Kong ($ 2,17), di atas harga IPO 17 dolar Hong Kong.

Lonjakan harga saham terjadi setelah perusahaan di belakang Indeks Hang Seng, yang termasuk perusahaan seperti Tencent dan China Mobile, mengatakan bahwa Xiaomi akan masuk sebagai salah satu dari konstituen pada 23 Juli.

Ini adalah langkah besar yang akan memungkinkan investor Cina daratan untuk membeli saham Xiaomi, yang terdaftar di Hong Kong, melalui program Stock Connect. (Icha)