spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1291

Pemerintah Cina Blokir Facebook dan WhatsApp

Telko.id – Layanan pesan WhatsApp Facebook Inc. telah diblokir sebagian di China, menyusul tindakan keras penyensoran oleh pemerintah.

Beberapa pengguna WhatsApp di China melaporkan sudah mengalami pemblokiran sejak Senin (17/07) malam waktu Beijing. Pada hari Selasa pagi, pengguna telah membawa jejaring sosial seperti Twitter untuk melaporkan bahwa foto dan klip audio – format yang disukai di negara ini – tidak ter deliver dengan baik.

WhatsApp menyatakan tidak bertanggung jawab atas pemblokiran ini, menurut seseorang yang akrab dengan masalah ini. Perusahaan menolak berkomentar, seperti yang dilansir dari Blommberg.

“Alasan pihak berwenang China melakukan pemblokiran adalah agar dapat memantau semua komunikasi di internet,” kata Charlie Smith, salah satu pendiri GreatFire.org, yang melacak pemblokiran. Smith menggunakan nama samaran karena takut ada tindakan oleh pihak berwenang China. “Dengan memblokir WhatsApp, mereka membatasi pilihan bahwa orang Tionghoa harus mengirim komunikasi pribadi dan terenkripsi dan memaksa lebih banyak pengguna untuk mengadopsi WeChat sebagai aplikasi perpesanan mereka.”

Sementara pesan WhatsApp dienkripsi, WeChat tidak terenkripsi dan sangat disensor, kata Smith. Di WeChat, aplikasi perpesanan yang sangat populer yang dijalankan oleh China Tencent Holdings Ltd., orang diminta untuk menggunakan nama asli mereka. “Ini adalah bagian dari rencana induk pemerintah Cina melakukan penyensoran,” kata Smith.

Otoritas China telah meningkatkan penyensoran media sosial dan message platform saat pemerintah mempersiapkan Kongres Partai Komunis ke 19 – sebuah acara sensitif politik yang kemungkinan akan mengkonsolidasikan wewenang Presiden Xi Jinping. Beberapa pengguna mulai mengandalkan jaringan pribadi virtual, sebuah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk mengarahkan data mereka ke luar negeri, untuk mengatasi blok tersebut – walaupun pemerintah China telah mulai menindak alat ini akhir-akhir ini.

Di China, WhatsApp digunakan oleh jumlah orang yang relatif lebih kecil daripada Tencent Holdings Ltd.’s WeChat, namun lebih disukai oleh beberapa orang karena dianggap kurang dimonitor daripada pesaingnya di China.

Peraih Nobel Perdamaian Liu Xiaobo baru-baru ini mendapat kritik dari seluruh dunia dan diam di rumah karena istilah pencarian dan diskusi publik yang berkaitan dengan aktivis pro-demokrasi disensor secara luas.

Penelitian dari Laboratorium Warga Universitas Toronto menemukan bahwa bahkan foto yang berkaitan dengan Liu dihapus dari pesan yang dikirim melalui WeChat. Ini adalah pertama kalinya penyaringan gambar ditemukan dalam obrolan satu-ke-satu, kata Lab.

Kematian Liu adalah peristiwa sensitif bagi Partai Komunis China, karena keterlibatannya dalam demonstrasi di Lapangan Tiananmen 1989, menurut Ronald Deibert, direktur Citizen Lab. Pemberontakan itu tumbuh karena berkabung atas kematian orang lain yang menganjurkan transparansi dan reformasi pemerintah yang lebih besar di negara tersebut, Hu Yaobang, Deibert mengatakan.

“Prihatin tentang kematian Liu mungkin memacu tindakan kolektif yang serupa, dan juga khawatir menyelamatkan muka, reaksi spontan penguasa China adalah untuk membatalkan semua diskusi publik tentang Liu, yang di dunia sekarang diterjemahkan ke dalam penyensoran pada media sosial,” Deibert menulis dalam sebuah posting blog pada hari Senin. (Icha)

Pelajar pun Didorong Gunakan Mobile Financial Service

0

Telko.id – Digital payment memang memberikan banyak kemudahan. Hanya saja, adopsi masyarakat terhadap tren baru tersebut tidak mudah. Paling mudah adalah masuk melalui golongan milenial yakni anak sekolah. Kelompok ini juga yang diincar oleh Telkomsel.

 

Telkomsel Hadirkan Fasilitas Komunikasi Terjangkau Untuk Yayasan Al Mas’soem. Sebagai layanan dasar diberikan layanan Close User Group (CUG) dengan biaya paket gratis nelpon dan sms ke sesama komunitas pengurus dan para pelajar di Yayasan Al Ma’soem Sumedang, (18/7).

Sekitar 600 pengurus dan pelajar yang berada di bawah naungan Yayasan Al Ma’soem akan memperoleh kartu perdana khusus yang sudah dilengkapi fasilitas CUG untuk akses komunikasi antar komunitas yang lebih terjangkau.

Sedangkan untuk digital payment, Telkomsel memberikan dukungan 600 sticker NFC untuk akses layanan digital payment Telkomsel TCASH secara gratis untuk mendorong adopsi pemanfaatan layanan mobile financial service, khususnya oleh para pelajar binaan Yayasan Al Mas’oem.

“Yayasan Al Ma’soem merupakan salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki komunitas yang cukup besar. Kami percaya, melalui dukungan layanan berbasis komunitas ini akan memberikan kemudahaan akses komunikasi khususnya nelpon dan sms dengan biaya yang lebih terjangkau serta mengenalkan keunggulan layanan berbasis gaya hidup digital seperti melalui Telkomsel TCASH kepada para pengurus dan pelajar binaan Yayasan Al Masoem,” kata Agustiyono, General Manager Sales Regional Jawa Barat Telkomsel.

Konsep kerja sama dengan penetrasi layanan berbasis komunitas ini telah dikembangkan secara serius oleh Telkomsel wilayah operasional Regional Jawa Barat.

Sebelumnya, Telkomsel Regional Jawa Barat juga sudah menggaet komunitas dari segmen korporasi melalui kerja sama dengan 20 Koperasi Perusahaan Swasta yang ada kawasan industri Rancaekek dan juga menggandeng sekitar 5000 Praja IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) untuk pemanfaatan akses layanan berbasis komunitas melalui layanan CUG.

Pemanfaatan layanan berbasis komunitas ini sangat tepat untuk para pelanggan yang memiliki komunitas yang luas dan frekuensi komunikasi yang rutin. Dengan biaya paket yang terjangkau dan kompetitif untuk nelpon dan sms diharapkan akan mempermudah akses berbagi informasi antar anggota komunitas.

“Kedepannya, kerja sama dengan segmen komunitas ini juga akan terus dikembangkan seperti melalui pengembangan unit kewirausahaan serta penetrasi adopsi layanan broadband dan digital.” pungkas Agustiyono. (Icha)

Bos Telegram Minta Maaf Karena Mengabaikan Surat Kemeninfo Sejak 2016

0

Telko.id – Berdasarkan temuan dari Kementerian Kominfo dan Kementerian/Lembaga terkait telah ditemukan konten – konten yang tidak sesuai dengan perundang-undangan terutama konten yang menyangkut penyebaran radikalisme dan terorisme. Untuk itu Kementerian Kominfo mengirim permohonan kepada pihak Telegram untuk membersihkan konten – konten tersebut dari seluruh kanal yang difasilitasi oleh pihak Telegram.
Komunikasi telah mengirim email sebanyak enam kali sejak 29 Maret 2016 sampai 11 Juli 2017 kepada pihak Telegram. Semua email tersebut telah terkirim dan diterima oleh pihak Telegram namun seluruh permintaan tersebut belum mendapatkan tanggapan.

Keputusan untuk melakukan pemblokiran terhadap ribuan konten Telegram dilaksanakan setelah mempertimbangkan ketiadaan niat baik dari Telegram, sejak dikirimkan email ke-6 dari hari selasa tanggal 11 Juli 2017 ssampai dengan hari Kamis malam tanggal 13 Juli 2017. Dengan tidak adanya tanggapan dari pihak Telegram maka Kementerian Kominfo memutuskan untuk melakukan pemblokiran terhadap layanan Telegram versi web yang berisi ribuan konten radikalisme dan terorisme.

Kemkominfo pada tanggal 14 Juli 2017 pukul 11.30 memerintahkan kepada seluruh Internet Service Provider (ISP) untuk memblokir 11 Domain Name System (DNS) terkait dengan layanan Telegram berbasis web. Sebelum mengambil keputusan untuk memblokir, Kementerian Kominfo sekali lagi melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholders yang menangani isu radikalisme dan terorisme.

Statement CEO Telegram
Pada hari minggu tanggal 16 Juli 2017 pukul 07.00 wib, CEO Telegram atas nama tim telegram menyampaikan permohonan maaf dan mengakui telah menerima email komunikasi dari Kemkominfo meski sebelumnya mengatakan belum menerima email laporan dari Kementerian Kominfo. Selanjutnya CEO Telegram berkomitmen untuk membuka jalur komunikasi dengan Kemkominfo.

Menteri Kominfo Rudiantara menyampaikan “Saya sudah menerima email mengenai permintaan maaf dari Pavel Durov, CEO Telegram, rupanya dia tidak menyadari adanya beberapa kali permintaan dari Kementerian Kominfo sejak 2016. Durov telah menindaklanjuti yang diminta oleh Kementerian Kominfo dan mengusulkan komunikasi khusus untuk proses penanganan konten negatif khususnya radikalisme/terorisme. Saya mengapresiasi respon dari Pavel Durov tersebut dan Kementerian Kominfo akan menindakanjuti secepatnya dari sisi teknis detail agar SOP bisa segera diimplementasikan”

Berdasarkan pernyataan CEO Telegram tersebut, Kemkominfo menindaklanjuti dengan memberi jawaban untuk meminta pihak telegram menyiapkan tim teknis dan administrasi guna mendukung proses komunikasi dan koordinasi secara lebih intens. Kemkominfo sangat menghargai tanggapan, niat, dan keinginan Telegram untuk membangun kerjasama dengan Kemkominfo.

Langkah Tindak Lanjut
Setelah diterimanya komunikasi dari Telegram kepada Menteri Kominfo, maka segera dilakukan tindak lanjut berupa penyiapan SOP secara teknis (proses, SDM, organisasi dsb) :
1. Kemungkinan dibuatnya Government Channel agar komunikasi dengan Kementerian Kominfo lebih cepat dan efisien.
2. Kemkominfo akan meminta diberikan otoritas sebagai Trusted Flagger terhadap akun atau kanal dalam layanan Telegram.
3. Kemkominfo akan meminta Telegram membuka perwakilan di Indonesia.
4. Untuk proses tata kelola penapisan konten, Kemkominfo terus melakukan perbaikan baik proses, pengorganisasian, teknis, maupun SDM.

Kebijakan untuk melakukan penapisan konten radikalisme dan terorisme merupakan tindak lanjut dari penanganan terhadap isu – isu yang mengancam keamanan negara terlebih mulai terjadinya perubahan geopolitik dan geostrategis di Asia Tenggara terutama peristiwa yang terjadi di kota Marawi, Filipina Selatan. Isu keamanan negara menjadi perhatian Presiden secara khusus dan Presiden mendukung untuk melakukan penindakan terhadap konten – konten yang bisa mengancam keamanan negara. (Icha)

Ini Upaya XL Untuk Dorong Pelanggan Gunakan Layanan Data

0

Telko.id – Trafik voice dan SMS yang terus menurun ditanggapi oleh XL dengan menggratiskan kedua layanan tersebut ke sesama pelanggan XL (on net). Program ini disebut dengan “Super Ngobrol Baru”.

Targetnya adalah pelanggan XL yang masih menggunakan layanan 2G. Tapi dibalik itu, XL berharap pelanggan nya itu pindah ke layanan data.

“Saat ini penetrasi pelanggan data terus meningkat, dan semakin memasyarakat penggunaan layanan nelpon dan berkirim pesan singkat melalui berbagai aplikasi layanan data. Namun, XL Axiata melihat, bahwa tingkat kemampuan pelanggan dalam mengakses layanan data di setiap daerah itu berbeda-beda. Karena itu, kami berharap melalui program promo yang memberikan manfaat dasar untuk layanan panggilan/voice dan SMS ini, bisa menstimulasi mereka untuk beralih menggunakan layanan data,” kata Allan Bonke, Chief Commerce Officer XL Axiata.

Melalui kartu perdana ini, pelanggan akan mendapatkan manfaat “tanpa batas” untuk layanan panggilan/voice, SMS, akses internet. Program promo ini berlaku mulai 7 Juli – 31 Desember 2017.

Manfaat yang ditawarkan program promo Super Ngobrol Baru ini berupa gratis nelpon dan SMS tanpa batas ke semua nomor XL, nelpon Rp 1/detik ke operator lain, Rp 50 per SMS ke operator lain, dan akses internet Rp 50/MB. Selain itu, pelanggan masih akan mendapatkan manfaat berupa gratis nelpon tanpa batas melalui WhatsApp dan LINE, gratis akses YouTube 100MB/bulan.

Saat ini jumlah pelanggan data XL mencapai sekitar 68% dari total 48 juta pelanggan. Namun masih terdapat sebagian pelanggan yang masih intens menggunakan layanan dasar voice juga SMS, dan minim dalam mengkonsumsi layanan data.

Pelanggan dengan profil ini terutama berdomisili di daerah luar perkotaan, yang jika dilihat dari ketersediaan jaringan memang area-area tersebut baru mulai terjangkau jaringan data berkualitas. Trafik data voice dan sms XL Axiata sendiri saat ini mencapai 251 juta menit/hari dan SMS 92,5 juta/hari.

“Namun kini jaringan data berkualitas kami terus meluas dan menjangkau pelosok-pelosok daerah. Selain terus memperluas cakupan layanan 4G LTE, kami juga terus memperluas layanan 3G U900. Hingga saat ini, jangkauan layanan 4G LTE dan 3G U900 kami telah mencapai 80 – 92% dari total populasi penduduk di Indonesia. Sementara cakupan layanan 2G sudah mencapai lebih dari 94%,” kata I Gede Darmayusa, VP Project Management Office XL.

Peningkatan kualitas layanan data yang dilakukan secara terus menerus secara massif membuat XL ‘pede’ akan bisa mendorong percepatan peralihan pelanggan ke layanan data karena manfaat yang bisa didapatkan pelanggan juga jauh lebih banyak.

Gede menambahkan, guna mengantisipasi terus meningkatnya trafik layanan data, termasuk karena bertambahnya pelanggan dari program akuisis Kartu Perdana “Super Ngobrol Baru”, XL Axiata telah menyiapkan kapasitas jaringan yang memadai.

Dari sisi utilisasi, total kapasitas jaringan yang tersedia saat ini memungkinkan untuk melayani peningkatan trafik hingga 2x lipat. Peningkatan trafik diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan terus dilakukannya perluasan jaringan data yang berkualitas, termasuk 4G LTE di berbagai daerah. Hingga saat ini, tidak kurang dari 288 kota/kabupaten di berbagai provinsi Indonesia telah terjangkau layanan XL 4G LTE.

Layanan XL Axiata didukung oleh total lebih dari 87 ribu BTS, termasuk lebih dari 39 ribu BTS 3G dan lebih dari 13 ribu BTS 4G. Untuk terus meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, XL Axiata terus berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas jaringan, terutama jaringan data dengan antara lain melalui perluasan cakupan layanan, menjaga stabilitas layanan, serta meningkatkan kapasitas jaringan. (Icha)

Chipset Ini dibuat Khusus Penuhi Tuntutan Digital Lifestyle

0

Telko.id – Untuk mampu bertahan dalam kehidupan digital, dibutuhkan prosesor data center yang memberikan kecepatan, kelincahan, keamanan, fitur jaringan yang beberapa kali di depan perangkat keras generasi sebelumnya dan menawarkan latency ultra-rendah untuk memenuhi tuntutan kehidupan digital yang cepat.

Terlebih, jika memperhatikan pasar yang akan datang. di mana, akan ‘beraksi’ jaringan telekomunikasi 5G, Artificial Intelligence (AI), pesawat tak berawak, mobil tanpa sopir dan bahkan pertanian hi-tech dan ritel berbasis analisis. Itu sebabnya Intel menciptakan Xeon untuk semua kebutuhan digital lifestyle.

Platform Xeon ini sudah dikembangkan sejak lima tahun terakhir. Platform ini juga yang akan digunakan oleh Intel untuk menanggapi persaingan sengit dari Nvidia, AMD, Freescale, ST Microelectronics dan yang lainnya.

Tak heran, Intel Corporation pun rela melakukan investasi hingga senilai $ 59 miliar untuk mengembangkan chipset. Harapan nya, tentu bisa unggul dibandingkan dengan pesaing nya. Chipset yang ditawarkan memiliki arsitektur yang sesuai untuk kebutuhan perangkat keras gen berikutnya dari pusat data modern maupun ruang mesin digital ekonomi.

“Kurang dari 1% data yang dihasilkan digunakan, dianalisis atau ditindaklanjuti. Di situlah letak kesempatan untuk membuka kunci data itu,” kata Navin Shenoy, wakil presiden eksekutif Intel.

Shenoy dalam pidatonya menguraikan bagaimana industri tradisional dan baru mengadopsi teknologi dengan cepat memiliki tuntutan besar pada infrastruktur data center saat ini. Misalnya, petani menggunakan drone, teknologi satelit untuk meningkatkan produksi pangan tanpa menambah lahan.

Peritel offline seperti Wal-Mart, Tesco, menggunakan sensor dan analisis untuk memperbaiki manajemen inventaris dan pengalaman pelanggan. Lebih banyak perusahaan ingin menggunakan AI untuk menjalankan bisnis mereka dan layanan generasi berikutnya. (Icha)

Mobile Money Jadi Alternatif Jitu Ketika Bank Tidak Sanggup Layani Nasabah

0

Telko.id – Mobile money memang menjadi alternative ketika bank tidak dapat menjangkau. Terutama untuk wilayah yang terpencil. Hal ini sangat dibutuhkan di Afrika. Itu sebabnya, Huawei Technologies menggandeng operator transfer uang asal Inggris yakni WorldRemit. Langkah yang dilakukan oleh Huawei ini untuk mempermudah para ekspatriat Afrika mengirim uang ke jutaan pengguna platform layanan mobile money di China.

Kesepakatan itu akan membuat Huawei dan WorldRemit mampu meningkatkan permintaan pengiriman uang dari orang-orang Afrika yang tinggal di luar negeri dengan menggunakan layanan pembayaran lewat seluler, yang populer di tempat-tempat di mana sangat jarang ada bank atau tidak dapat diandalkan.

Semua operator yang merupakan mitra Huawei dapat mengaktifkan layanan ini, kata kedua perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan email hari Selasa, seperti dikutip dari Bloomberg.

Dengan tren panggilan telepon dan SMS semakin jarang digunakan, para operator selular di Afrika dan di tempat lain pun beralih ke layanan seperti perbankan untuk meningkatkan penjualan dan membuat pelanggan tetap setia.

Menurut WorldRemit, sub-Sahara Afrika tetap menjadi kawasan termahal di dunia yang mengirim uang. Dengan adanya mobile money, terutama dalam pengiriman uang maupun pembayaran digital maka akan memangkas biaya perjalanan ke agen untuk mengirim dana kembali ke keluarga atau teman.

“Pengiriman internasional adalah layanan mobile-money yang sangat penting di Afrika, dan kemitraan kami dengan WorldRemit akan membawa layanan ini secara langsung ke pelanggan Huawei di seluruh benua,” David Chen, Vice President Huawei untuk Afrika bagian selatan, mengatakan dalam pernyataan tersebut.

Dengan mengakses situs WorldRemit di perangkat apa pun, pelanggan dapat mengirim uang ke luar negeri dari rekening bank atau menggunakan kartu debit dan kartu kredit. Misalnya, menggunakan layanan WorldRemit untuk mengirim £ 500 ($ 891.77) dari Inggris ke Tanzania seharga £ 12,99.

Platform layanan mobile-money Huawei memberikan transaksi perbankan dasar di negara-negara berkembang dengan menggunakan teknologi yang bekerja pada smartphone dan juga handset biasa.

Sejak 2011, jumlah orang yang menggunakan kas digital pada smartphone untuk mengumpulkan gaji dan membayar tagihan telah melonjak lima kali lipat menjadi lebih dari 500 juta akun di hampir 100 negara, menurut GSMA, sebuah kelompok perdagangan yang berbasis di London.

Pendiri dan chief executive WorldRemit Ismail Ahmed mengatakan kepada Bloomberg pada bulan April bahwa dia mengharapkan pendapatan dari transaksi yang melibatkan orang Afrika meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 dan bahwa perusahaan tersebut akan membuka kantor regional di Afrika Selatan akhir tahun ini. Facebook-backer Accel Partners LP menginvestasikan US $ 40 juta di WorldRemit pada tahun 2014. (Icha)

Pemerintah Blokir Telegram Untuk Hadang Penyebaran Terorisme

Telko.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tanggal 14 Juli 2017 telah meminta Internet Service Provider (ISP) untuk melakukan pemutusan akses (pemblokiran) terhadap sebelas Domain Name System (DNS) milik Telegram.

Pemblokiran ini harus dilakukan karena banyak sekali kanal yang ada di layanan tersebut bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia, demikian yang disampaikan oleh Kominfo tentang alasan penutupan Telegram.

Menurut sejumlah peneliti keamanan, Telegram diketahui sebagai salah satu aplikasi pesan berbasis internet favorit kelompok teroris, termasuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Adapun ke-11 DNS yang diblokir sebagai berikut: t.me, telegram.me, telegram.org, core.telegram.org, desktop.telegram.org, macos.telegram.org, web.telegram.org, venus.web.telegram.org, pluto.web.telegram.org, flora.web.telegram.org, dan flora-1.web.telegram.org. Dampak terhadap pemblokiran ini adalah tidak bisa diaksesnya layanan Telegram versi web (tidak bisa diakses melalui komputer).

“Saat ini kami juga sedang menyiapkan proses penutupan aplikasi Telegram secara menyeluruh di Indonesia apabila Telegram tidak menyiapkan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan konten-konten yang melanggar hukum dalam aplikasi mereka. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” papar Semuel A. Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika.

Telkomsel, sebagai salah satu operator pun sudah mengikuti apapun yang diperintahkan oleh pemerintah sebagai regulator.

“Kita akan mengikuti apapun yang dikatakan pemerintah. Pemberitahuan blokir sudah diterima,” kata Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel.

Terkait dengan pemblokiran Telegram, Ririek pun tak mempersoalkan mengenai adanya penurunan trafik penggunaan data Telkomsel. “Memang akan ada trafik yang berkurang, tapi tanpa itupun kita selalu mempromosikan internet baik,” kata Ririek.

Terlebih lebih lagi, menurut dia, Telegram tidak masuk dalam 5 aplikasi paling banyak digunakan oleh pengguna Telkomsel. “Telegram nggak masuk top 5,” katanya. (Icha)

 

 

The NextDev Hadir Kembali Untuk Bangun Ekosistem Digital Indonesia

0

Telko.id – Telkomsel kembali menghadirkan NexDev. Untuk kali ini ada perbedaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, The NexDev terbagi dua. Pertama The NextDev Academy dan kompetisi The NextDev 2017.

The NextDev Academy adalah sebuah ajang untuk mengasah dan mempertajam kualitas aplikasi yang diciptakan startup yang menjadi finalis The NextDev 2015 dan 2016. Dengan berpartisipasi dalam akademi yang berlangsung pada Juli hingga Oktober 2017 ini, para finalis The NextDev akan memperoleh insight yang tepat dan bermanfaat sehingga mampu mengembangkan aplikasinya secara lebih efektif, sekaligus turut berperan serta dalam menjaga keberlangsungan komunitas pengembang aplikasi dan ekosistem digital berbasis aplikasi.

Sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia, Indonesia adalah pasar digital terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah transaksi di pasar digital di Indonesia meningkat sebesar 40% setiap tahunnya. Namun banyak startup atau pengembang aplikasi digital yang belum siap memanfaatkan potensi tersebut, karena kendala kemampuan yang kurang memadai, kurangnya akses ke pemerintah dan kalangan bisnis, kesulitan memperoleh fasilitas dan platform digital, serta kurangnya pengetahuan tentang cara benchmark internasional yang baik dan benar.

Sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang menghadirkan platform bagi anak muda Indonesia untuk mengembangkan aplikasi yang memiliki dampak sosial bagi masyarakat Indonesia secara berkesinambungan, Telkomsel berupaya mengatasi berbagai tantangan tersebut dengan menggelar The NextDev Academy.

“The NextDev Academy kami gelar untuk meningkatkan skalabilitas social technopreneurs melalui pengembangan diri dan peningkatan kemampuan di bidang research and customer development, design sprint, branding, product development, serta business model and bootstrapping. Melalui ajang ini, kami mengajak anak muda Indonesia untuk bergerak bersama melalui ide dan inovasi untuk memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat,” kata Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel.

Selain The NextDev Academy, Telkomsel tetap mengadakan Kompetisi The NextDev 2017. Dalam kompetisi The NextDev 2017, kategori yang bisa dipilih oleh peserta sebagai dasar pengembangan solusi merefleksikan berbagai bidang yang menyentuh aspek kehidupan masyarakat secara langsung, di antaranya kesehatan, edukasi, agrikultur, dan transportasi.

“Kami berupaya mewadahi potensi generasi muda yang memanfaatkan teknologi secara tepat guna untuk berkreasi menghasilkan aplikasi digital yang mampu mengatasi masalah di masyarakat. The NextDev hadir untuk mendorong kontribusi positif generasi muda, di mana aplikasi digital yang dihasilkan akan mempermudah aktivitas seluruh elemen masyarakat,” jelas Ririek.

Di samping karya, para peserta kompetisi akan mendapatkan berbagai hadiah menarik yang disebut dengan 7M, yakni Market Access (akses pasar), Marketing (publisitas), Mentoring (pelatihan dan pendampingan), Management Trip (study visit ke pelaku industri telekomunikasi di luar negeri), Money (uang tunai), Monetizing (peluang besar untuk memperoleh pendapatan melalui kolaborasi dengan stakeholder terkait), dan Match Expert (perekrutan profesional sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan bisnis startup). (Icha)

Axiata dan iflix Kolaborasi Hadirkan Hiburan Untuk 125 Juta Pelanggan Axiata

0
Telko.id – Axiata Group Berhad (Axiata), salah satu grup telekomunikasi terbesar di Asia yang hadir di 10 negara di seluruh ASEAN dan Asia Selatan, bersama iflix, layanan Subscription Video on Demand (SVoD) terkemuka di dunia untuk pasar berkembang, mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman tak mengikat terkait perluasan kolaborasi strategis dalam menghadirkan hiburan terbaik kepada lebih dari 125 juta pengguna Axiata di enam negara.

 

Dari dua kemitraan sukses dengan Celcom (Celcom Axiata Berhad) di Malaysia dan Dialog (Dialog Axiata PLC) di Sri Lanka, kolaborasi regional ini ditujukan untuk menjangkau para pengguna Axiata terutama XL (PT XL Axiata Tbk.) di Indonesia, Smart (Smart Axiata Co., Ltd.) di Kamboja, Robi (Robi Axiata Limited) di Bangladesh, dan Ncell (Ncell Private Limited) di Nepal.

Selain itu, iflix dan Axiata bertujuan untuk memproduksi konten yang dibuat khusus untuk pengguna Axiata di pasar yang tercakup dalam kolaborasi tersebut. Seluruh pengguna Axiata akan dapat menikmati katalog dan layanan kelas dunia iflix yang terdiri dari konten lokal, regional, dan barat yang beragam, menggunakan konektivitas terbaik dan teknologi terdepan Axiata di masing-masing wilayah.

“Axiata selalu membuktikan fokus yang kuat dalam inovasi dan pengalaman pengguna seiring kami memperkuat posisi kami dalam sumber nilai baru, khususnya produk hiburan digital dan platform distribusi konten digital di masing-masing wilayah, kata Dominic Arena, Group Chief Strategy & Marketing Officer Axiata.

Dominic juga menambahkan bahwa “Perluasan kolaborasi kami dengan iflix adalah bukti terhadap komitmen tersebut. Kami sangat gembira dapat menghadirkan konten dan layanan kelas dunia iflix kepada lebih dari 125 juta pengguna Axiata di Bangladesh, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Nepal, dan Sri Lanka.”

“Kami sangat gembira dapat mempererat hubungan kami dengan Axiata, salah satu grup telekomunikasi terbesar di Asia, dan merasa rendah hati atas kepercayaan yang mereka berikan. Kami berkomitmen untuk memberikan akses tanpa batas ke acara TV dan film terbaik di dunia melalui pengalaman pengguna yang luar biasa dan layanan yang tak tertandingi kepada seluruh pengguna Axiata, yang sebelumnya telah dinikmati oleh pengguna Celcom dan Dialog”, kata Mark Britt, CEO iflix Group.

Mark juga menambahkan bahwa “Bersama dengan platform aplikasi Mobile Internet Fulfillment Exchange dari Axiata yang sangat inovatif dan memenangkan berbagai penghargaan, serta layanan musik Yonder, kami menantikan kolaborasi dengan Axiata untuk mendefinisikan ulang media dan hiburan lebih jauh lagi kepada para pengguna Axiata di Bangladesh, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Nepal, dan Sri Lanka, dalam beberapa bulan mendatang.”

Kolaborasi antara Axiata dan iflix akan menetapkan standar baru dalam pengalaman hiburan bagi para pengguna di masing-masing wilayah. Integrasi yang lebih dalam tersebut merupakan bukti komitmen Axiata terhadap inovasi, menawarkan pengguna fitur dan layanan digital terbaik yang tersedia, memperkuat posisi telekomunikasi regional Axiata Group Berhad yang terdepan.

Kini dengan lebih dari 5 juta pengguna dan 5 miliar menit konten yang telah ditonton melalui streaming sejak pertama kali diluncurkan, menjadikan iflix sebagai pemimpin video streaming di pasar berkembang. Kini tersedia untuk lebih dari 1 miliar pengguna di 18 negara di seluruh Asia, Timur Tengah, dan Afrika Utara, iflix baru saja mengumumkan pembentukan iflix Afrika, untuk menghadirkan layanan revolusionernya di Afrika Sub-Sahara. (Icha)

Ericsson Meluncurkan Paket Network Services Plus Massive IoT

0

Telko.id – Saat Internet Of Things atau IoT booming, maka dibutuhkan solusi untuk dapat menangani perangkat dengan lebih mudah dan efisien. Ericsson yang merupakan salah satu perusahaan IT yang memiliki pengalaman sudah menyediakan solusi untuk mengatasinya.

Solusi yang ditawarkan adalah kemampuannya untuk menangani perangkat IoT yang tersebar keberadaannya dan mengoperasikan secara efisien dalam jaringan LTE. Dimana, software cellular IoT dan IoT Accelerator berada dalam satu set.
Solusi yang ditawarkan tersebut sudah mengakomodir teknologi Cat-M1 (juga disebut LTE-M) dan Narrow Band IoT (NB-IoT), layanan ini mencakup desain dan optimalisasi jaringan IoT, penerapan, operasi dan manajemen, dan didukung layanan baru lainnya yang diperluas.

“Langkah ini Kami melakukan untuk mengantisipasi perangkat IoT yang akan melampaui jumlah ponsel sebagai perangkat yang saling terhubung terbesar sejak tahun 2018 dan, menurut Laporan Mobilitas terbaru Ericsson, akan ada 18 miliar perangkat IoT yang terhubung pada tahun 2022. Serapan besar ini memerlukan pendekatan yang berbeda terhadap perencanaan jaringan, desain, pengoperasian dan kapabilitas nya dibandingkan dengan jaringan mobile broadband yang tradisional, “kata Peter Laurin, Head of Business Area Managed Services Ericsson.

Ericsson juga memperkenalkan perangkat lunak IoT dengan fitur baru, seperti dukungan Voice over LTE (VoLTE) untuk Cat-M1.

Fitur baru ini akan memungkinkan operator untuk mengeksplorasi kasus penggunaan baru yang dapat menguntungkan karena perangkat IoT sudah mendukung layanan suara. Hal tersebut membuka peluang untuk memperluas layanan perusahaan ke berbagai bidang seperti security alarm panels, remote first-aid kits, wearables, digital locks, disposable security garments, dan jenis aplikasi dan layanan IoT lainnya.

Desain dan optimalisasi jaringan pada era IoT ini akan berbeda dengan yang konvensional. Pasalnya, jaringan IoT lebih heterogen dan memiliki beragam kasus penggunaan dengan berbagai kebutuhan sehingga memerlukan pendekatan yang berbeda terhadap perencanaan dan perancangan jaringan.

Untuk mendukung hal ini, Ericsson memperkenalkan scenario assessment, network modelling, design development, dan developmental appraisal untuk jaringan IoT yang lebih massive.

Dari sisi pengoperasian dan pengelolaan jaringan, dibutuhkan pendekatan yang disesuaikan dengan manajemen dan pengoperasian jaringan operator. Untuk itu, Ericsson memperkenalkan automated machine learning pada Network Operations Centers (NOCs).

Alat ini akan membantu operator mengelola biaya pengiriman dan melakukan pendekatan proaktif terhadap manajemen event dan incident. Dalam sebuah percobaan, 80 persen dari semua insiden diidentifikasi dengan machine learning tanpa ada intervensi manusia – dan akar permasalahannya diidentifikasi dengan benar pada 77 persen kasus.

“Machine learning dan artificial intelligence bukan hanya kata kunci, tapi juga alat vital dan menarik yang digunakan oleh Ericsson dalam jaringan untuk membantu operator mengelola banyak perangkat baru yang akan mereka butuhkan di masa depan,” kata Jamie Moss, analis utama Consumer Technology dan IoT Ovum. (Icha)