spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1290

Paket ‘Haji 2017’ Dari Telkomsel, XL, Indosat

1

Telko.id – Kloter pertama jemaah haji Indonesia tidak lama lagi mulai akan berangkat. Momen besar ini menjadi peluang besar para operator telekomunikasi karena pasti para jemaah akan berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia dan sebaliknya. Itu sebabnya, semua operator mengeluarkan paket khusus. Seperti apa paket yang ditawarkan dari Telkomsel, XL dan Indosat?

Telkomsel

Selama menunaikan iibadah Haji, pelanggan Telkomsel tetap dapat menggunakan layanan seluler dengan mudah tanpa perlu mengganti kartu maupun setting handphone. Selain itu ada juga Paket Haji 3 in1 berupa layanan telpon, SMS dan Internet yang tersedia dengan harga hemat, serta tarif promo Haji yang berlaku di semua jaringan operator di Arab Saudi.

“Kami tidak hanya menyediakan tarif dan paket promo, namun kami juga menghadirkan pusat pelayanan yang siap membantu pelanggan, ” kata Arian F. Istanto, General Manager Postpaid Core Product Marketing Telkomsel. Hal ini yang menjadi kelebihan dari Telkomsel adalah keberadaan kantor layanan Grapari di Mekkah, Madinah dan Jeddah yang buka setiap hari. Tentu ini akan memberikan kenyamanan para Jemaah.

Arian menambahkan bahwa kehadiran GraPARI di berbagai lokasi di Arab Saudi ini diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi, terutama untuk melayani pelanggan asal Indonesia yang pergi ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji dan umrah, maupun tenaga kerja Indonesia yang berdomisili di Madinah dan Jeddah. Berbagai solusi komunikasi bagi pelanggan hadir di GraPARI, seperti informasi dan aktivasi produk dan layanan, upgrade kartu 4G, dan ganti kartu hilang atau rusak. Selama musim haji, Telkomsel juga menggelar Posko Haji yang ditempatkan di titik keramaian untuk melayani pelanggan.

Selama berada di Tanah Suci, untuk melakukan panggilan telepon kemana saja pelanggan hanya dikenakan Rp. 6.000/menit. Selain itu, untuk menerima panggilan telepon dari mana saja pelanggan hanya dikenakan biaya Rp. 3.000/menit dan sementara dalam berkirim SMS ke seluruh nomor tujuan, pelanggan cukup membayar Rp. 1.000/SMS, serta gratis menerima SMS dari manapun. Selain itu, pelanggan dapat menikmati akses internet sepuasnya seharga Rp. 500/10 KB dengan biaya maksimum Rp. 35.000 per hari. Pengecekkan tarif lengkap Arab Saudi dapat dilakukan dengan menghubungi *266*71#.

Pelanggan juga dapat berkomunikasi dengan menghemat biaya lebih dari 50% dengan mengaktifkan pilihan Paket Promo Haji 3in1. Paket Haji 3in1 tersedia mulai dari paket 20 hari yang terdiri dari 40 menit telpon ke nomor Indonesia, 40 menit terima telpon, 40 SMS dan 7GB layanan data selama 20 hari di Arab Saudi dengan tarif Rp. 550,000 (setelah pajak). Tersedia juga Paket 3in1 40 hari, serta Paket Internet 20 hari, Paket Internet 40 Hari, dan Paket Talk Mania 1 Hari, yang secara leluasa dapat dipilih pelanggan sesuai kebutuhannya. Untuk info dan aktivasi paket-paket tersebut pelanggan cukup menghubungi *266*15#.

XL Axiata

Para Jemaah haji Indonesia yang diperkirakan mencapai 221 ribu, diantaranya adalah para pelanggan XL Axiata. Berbeda dengan operator lain, XL lebih fokus memberikan layanan data.

“Kami sangat memahami kebutuhan pelanggan agar bisa mendapatkan kemudahan sarana komunikasi tersebut, termasuk melalui layanan Data. Bekerjasama dengan mitra operator Arab Saudi, kami telah menyediakan paket yang bisa mengakomodir kebutuhan jamaah Haji dengan antara lain berupa tarif yang murah”, kata Roy Wisnhu Wibowo, GM Consumer Product XL.

XL Menawarkan tiga pilihan paket. Pertama, Paket Nelpon & SMS (50 menit nelpon dan 50 kirim SMS, masa aktif 40 hari, Rp 200rb), Paket Combo 20 Hari (Internet Unlimited, 50 menit nelpon dan 50 kirim SMS, masa aktif 20 hari, Rp 350rb), serta Paket Combo 40 Hari (Internet Unlimited, 50 menit nelpon dan 50 kirim SMS, masa aktif 40 hari, Rp 450rb). Untuk bisa dapat menikmati Paket Haji ini tersedia khusus bagi pelanggan XL prabayar, pelanggan dapat mengakses ke *123*747#, atau menggunakan aplikasi MyXL. Di Tanah Suci, pelanggan dapat menggunakan kuota nelpon untuk berkomunikasi baik ke tanah air, ke nomor telepon lokal Arab Saudi, maupun menerima panggilan telepon.

Dalam penyelenggaraan program layanan khusus jamaah Haji ini, XL Axiata bekerjasama dengan operator Arab Saudi, STC dan Zain.

Kelebihan dari XL adalah tariff komunikasi yang lebih murah. Untuk melakukan panggilan ke semua nomor Indonesia dan Arab Saudi, XL Axiata memberikan tarif terjangkau, hanya Rp 5.000/ menit. Menerima telepon hanya dikenakan tarif Rp 2.500/menit. Sementara untuk layanan internet dan Blackberry harian Rp 35.000/ hari.

Indosat Ooredoo

No Bill Shock! Tarif fix. Indosat menjamin tidak akan ada lonjakan pemakaian selama berada di Arab Saudi. Hal ini lah yang digembar-gemborkan oleh Indosat untuk paket khusus Haji 2017 ini.

Selama musim Haji 2017 ini jama’ah haji pengguna IM3 Ooredoo bisa menikmati berbagai benefit promo roaming selama di Arab Saudi berupa UNLIMITED INTERNET mulai Rp 39.900/hari, tarif khusus telpon dan SMS yang terjangkau dan beragam pilihan paket yang menarik untuk HEMAT telpon, SMS, dan internetan (3-in-1) mulai Rp 199.900.

Selain itu, tersedia juga tarif promo harian untuk menerima panggilan telepon, pelanggan dikenakan Rp3.000/menit, untuk melakukan panggilan telepon ke nomor Indonesia dan ke nomor lokal Arab Saudi dikenakan Rp6.000/menit. Sementara untuk kirim SMS ke seluruh nomor tujuan, pelanggan hanya membayar Rp1.500/sms, dan bebas biaya menerima SMS dari manapun. Pelanggan juga dapat menikmati internetan sepuasnya seharian hanya dengan Rp39.900 tanpa harus registrasi.

Yang berbeda dibandingkan dengan operator lain, Indosat menawarkan paket 20 hari dan 40 hari. Tentu ini akan mempermudah pelanggan Indosat untuk menentukan pilihan. Untuk mempermudah para pelangganya yang berangkat haji, XL melakukan kerjasama dengan Tokopedia, Alfamart dan Indomaret. (Icha)

Formula Tarif Data Bakal Membuat Industri Semakin Bergairah

0

Telko.id – Seminggu belakangan, industri telekomunikasi diramaikan dengan bocornya surat dari CEO Indosat Ooredoo yang dikirimkan pada Kemenkominfo. Isi nya tentang usulan agar pemerintah melakukan pengaturan tarif data bawah. Berkenaan dengan usulan tersebut Rudiantara menyebutkan bahwa pemerintah harus berada di titik optimal dalam melihat kepentingan industri telekomunikasi dan masyarakat sehingga ada keseimbangan.

“Harus ada kompetisi sehingga masyarakat mendapat opsi produk maupun layanan,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika dalam diskusi interaktif telekomunikasi pada hari ini. Mengambil tema “ Mencari tarif data yang ideal”.

Dalam diskusi ini dihadiri oleh Alexander Rusli, Presiden Direktur dan CEO Indosat Oredoo, ketua ATSI (Asosiasi Telepon Selular Indonesia) Merza Fachys, Ketua KPPU (Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha), M Syarkawi Rauf, Komisioner BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) Ketut Pribadi, dan juga Ketua Harian Lembaga Yayasan Konsumen Indonesia Tulus Abadi.

Lebih lanjut Rudiantara yang kerap dipanggil dengan Chief RA ini pun menambahkan bahwa “Harus ada kompetisi sehingga masyarakat mendapat opsi produk maupun layanan. Namun, Rudiantara menjelaskan bahwa tidak akan menetapkan floor price. Yang akan dilakukan adalah membuat formula tarif data yang memungkinkan operator masih mendapat ruang untuk bermanuver dalam berkompetisi.

Dalam kesempatan berikutnya, menurut Alexander Rusli pihaknya melihat positif diskusi mengenai tarif data karena apabila tidak ada langkah dukungan dari pemerintah sulit bagi operator menahan penurunan yield data yang terjadi dalam beberapa tahun ini. “Penurunan itu makin irrasional dan bisa menjadi tak prospektif lagi memberikan layanan data kepada masyarakat,” kata Alex. Padahal, Merza Fachys menambahkan bahwa potensi mobile broadband di Indonesia masih sangat besar. Tetapi, tetap mesti ada ekosistem yang mendukung pertumbuhan data seperti kompetitifnya operator.

Menyambut persoalan tarif data, Ketut menyatakan pihaknya akan segera mematangkan formula tarif sesuai amanat pasal 28 UU no.36 tahun 1999 tentang telekomunikasi. “Kami masih membahas internal, bulan depan akan mengumpulkan operator, dan kira-kira dalam 3-4 bulan Peraturan Menteri (PM) tentang formula tarif data akan keluar,” kata Ketut. Dalam menyusun formula tarif tersebut terdiri dari biaya elemen jaringan (network element cost) ditambah biaya aktivitas layanan retail (retail services activity cost) dan profit margin. Artinya, PM 9/2008 akan segera diperbarui untuk mengakomodir layanan data.

Yang juga menarik dalam diskusi ini adalah dalam jangka panjang persoalan konsolidasi operator dengan aksi korporasi akuisi atau merger bisa menjadi jawaban agar kompetisi antar operator seluler juga semakin sehat. “Konsolidasi akan membawa kompetisi antar operator menjadi lebih sehat,” kata Syarkawi Rauf.

Alexander Rusli membenarkan bahwa jangka panjang, opsi konsolidasi bisa memecahkan kebuntuan dalam hal tarif. “Tetapi dalam jangka menengah, persoalan tarif data juga butuh dukungan pemerintah agar industri tetap tumbuh,”. Operator butuh business return agar penambahan dan perawatan jaringan terjamin.

Chief RA juga membenarkan bahwa pihaknya mendorong dengan lebih kuat agar operator bisa melakukan konsolidasi. Dengan konsolidasi, ruang kompetisi diharapkan makin terbuka dan layanan ke masyarakat menjadi semakin baik.

Dari sudut pandang konsumen, menurut Tulus Abadi, tarif telekomunikasi baik voice, SMS maupun data seharusnya dikembalikan kepada apa yang dibutuhkan konsumen. Mereka membutuhkan layanan dengan kecepatan dan cakupan layanan yang besar, hingga kalau perlu menerapkan Standar Pelayanan Minimum agar ada standar yang disepakati bersama pada layanan yang diberikan oleh operator seluler. (Icha)

Apple Akhirnya Dapat Persetujuan FCC Untuk Test 5G

0

Telko.id – Apple akhirnya mendapatkan lisensi uji coba dari Federal Communications Commission atau FCC. Ijin tersebut untuk melakukan pengujian di high-band frequencies di California, minggu lalu. Hal ini merupakan gerakan pertama 5G vendor iPhone seperti dilansir oleh light reading.

Seperti dilaporkan sebelumnya, Apple Inc. berencana menguji sinyal 28GHz dan gelombang 39GHz (mmWave) di San Cupertino dan Santa Clara. Gelombang milimeter (30GHz-300GHz) diharapkan menjadi salah satu blok bangunan 5G, membantu operator untuk menghasilkan kecepatan gigabit per detik.

Di Amerika sendiri yang memiliki spectrum tersebut adalah Verizon Communications yang memiliki spektrum di 28GHz dan 39GHz. Lalu, AT & T memiliki lisensi 39GHz, dan T-Mobile US yang mengakuisisi beberapa lisensi 28GHz saat mengakuisisi MetroPCS. Spektrum 28GHz ini juga diharapkan bisa digunakan di Jepang dan Korea Selatan untuk 5G. Teknologi ini juga akan disampaikan dalam frekuensi “sub6” yang disebut, dengan menggunakan teknik radio lanjutan yang sama, yang dapat merentang dari 600MHz menjadi 3.5GHz.

Salah satu blok bangunan 5G, millimeter wave yang merupakan high-band spectrum – 30GHz sampai 300GHz – yang dapat memberikan kecepatan data yang tinggi. Di mana smart Array antenna dan radio beam steering akan membantu meningkatkan kecepatan data di atas 1 Gbit / s dan mengatasi masalah rentang dan propagasi untuk menghasilkan 5G, atau paling tidak, itulah teorinya.

“Apple berusaha untuk menilai kinerja link seluler di direct path dan multipath antara pemancar dan penerima stasiun pangkalan menggunakan spektrum ini,” kata perusahaan tersebut dalam aplikasi tersebut.

Apple mengatakan bahwa mereka menggunakan unit dari A.H. Systems, Analog Devices Inc. (NYSE: ADI) dan Rhode and Schwartz dalam tes tersebut.

Sebelumnya, Apple pernah menjelaskan bahwa dalam tahap awal project nya dengan 5G ini konsentrasi pada mmWave 5G yang diharapkan pada 2018 sudah siap. Apple juga menjelaskan bahwa masalah baterai sangat penting untuk smartphone 28GHz.

Selanjutnya, semua pengujian 39GHz untuk 5G sejauh ini tampaknya tetap berada di ranah nirkabel. Ini menunjukkan bahwa iPad 5G, atau bahkan mungkin router rumahan, bisa menjadi produk pertama yang dikembangkan oleh Apple menggunakan teknologi nirkabel generasi berikutnya.

Namun banyak pihak yang melihat bahwa Apple tidak mungkin mendahului Samsung dalam meluncurkan iPhone mmWave. Pasalnya, perusahaan asal Korea sudah jauh lebih dahulu melakukan uji coba mmWave. Walau demikian, dengan adanya Apple dalam arena 5G ini akan memberikan nuansa persaingan yang lebih ketat.  (Icha)

Grab Dapat Kucuran $ 2 Miliar Dari SoftBank dan Didi Chuxing

0

Telko.id – Grab mampu mengumpulkan dana sebesar $ 2 miliar dari Didi Chuxing dan SoftBank Group Corp. Dana yang terkumpul ini menjadi penggalangan dana terbesar yang pernah ada di Asia Tenggara. Langkah ini diharapkan dapat menggeser kedudukan Uber Technologies di Cina.

Kesepakatan tersebut yang menggabungkan aliansi antara SoftBank, Didi and Grab, membuat persaingan transportasi online di Malaysia dan Thailand dengan Uber semakin runcing. Namun, dana yang diperoleh dari kedua perusahaan tersebut masih dirasakan belum cukup karena Grab masih berharap mendapatkan kucuran dana lagi sebesar $ 500 juta. Hanya saja belum diungkapkan dari mana dana tersebut berasal. Walau demikian, dana yang diperoleh saat ini saja sudah membuat valuasi dari Grab meningkat. Diproyeksikan oleh para pengamat, valuasi Grab saat ini mencapai $ 6 miliar dan menjadikannya startup paling berharga di Asia Tenggara.

Di sisi lain, Grab memiliki peluang yang cukup besar untuk mengalahkan Uber. Berdasarkan rekaman dunia financial, Uber di Rusia dan Cina sedang mengalami kemunduran. Padahal di kedua negara tersebut Uber cukup kuat bercokol dengan miliaran dolar yang sudah dipakai. Namun, ternyata tidak mengamankan posisinya karena harus menyerah dengan rival lokal yang dibiayai dengan baik dan cerdas.

Di Asia Tenggara sendiri, perang tarif bukan hanya dengan Grab saja. Uber pun harus berhadapkan dengan Go-Jek yang merupakan perusahaan lokal di Indonesia. Hal ini disebabkan karena para pemain lokal sejauh ini telah menunjukkan inisiatif yang lebih besar dalam hal meluncurkan layanan seperti pembayaran digital, kata Ajay Sunder, Vice President Digital Transformation Frost & Sullivan Singapore.

Ajay juga menambahkan bahwa “Grab telah jauh lebih agresif dari Uber. Bahkan, melakukan akuisisi baru dan meluncurkan layanan baru di kawasan ini,” katanya.

SoftBank telah menjadi pemodal utama dalam pertempuran melawan Uber di Asia, pertama menempatkan $ 5 miliar di Didi bersamaan dengan investasi awal di Grab dan India’s Ola. Namun, investasi di Grab adalah salah satu investasi terbesar di kawasan ini, yang akan segera diluncurkan sebagai mega Vision Fund.

Bagi SoftBank, investasi yang diluncurkan ini menjadi sebuah pembuktian. Terlebih ketika beberapa waktu lalu, perusahaan ventura ini mendukung pertempuran Alibaba Group di China melawan EBay dan Amazon.com. Grab sendiri sudah melakukan komunikasi dengan perusahaan Jepang tersebut mulai dari awal pembentukannya. Di mana, Anthony Tan bertemu dengan Masayoshi Son di kantor miliarder Tokyo pada 2014. Keduanya menutup kesepakatan kemudian dengan jabat tangan dan SoftBank telah mendukung Grab sejak saat itu.

“Grab menggunakan teknologi untuk menangani transportasi dan pembayaran, beberapa tantangan terbesar hadir di Asia Tenggara,” kata Son dalam sebuah pernyataan.

Grab mengatakan bahwa pihaknya memiliki 95 persen market share di Asia Tenggara dan menjadikannya berada di posisi ke tiga. Saat ini, transportasi berbasis online ini menangani sekitar 71 persen kendaraan pribadi dan memiliki taksi pihak ketiga di Asia Tenggara dan menangani 71 persen kendaraan pribadi, dan memiliki hampir 3 juta kendaraan yang aktif setiap harinya.

Saat ini memang diprediksikan oleh para pengamat menjadi momen yang tepat bagi Grab. Pasalnya, Uber sedang memiliki banyak permasalahan internal, termasuk skandal seputar diskriminasi gender serta kepergian para seniornya. Mulai dari Chief Executive Officer Travis Kalanick ke bawah. (Icha)

Siemens Bangun Digitalisasi hub Di Singapura Untuk Dorong Pertumbuhan IoT

0

 

Telko.id – Sudah lama tidak terdengar namanya, perushaan Jerman ini kini muncul di Singapura. Ya, Siemens, perusahaan asal Jerman ini, baru saja mengumumkan pendirian pusat digitalisasi di Singapura untuk mengembangkan produk inovatif di internet mengenai hal-hal (IoT). Didukung oleh Singapore Economic Development Board (EDB), hub ini juga akan melengkapi usaha daerah tersebut untuk menjadi smart nation atau negara yang cerdas, kata perusahaan Jerman tersebut, seperti dilansir dari RCR Wireless.

“Singapura adalah salah satu ekonomi terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan Negara ini dikenal sebagai Negara yang excellent, memiliki perencanaan jangka panjang dan pemikiran jauh ke depan. Siemens akan menjadi mitra kunci untuk membantu Singapura mempersiapkan ekonomi digital baru. Siemens akan membantu Singapura untuk memproyeksikan MindSphere sebagai sistem operasi IoT. Hal ini menjadi menarik karena Singapura memiliki kesempatan unik untuk menjadi ekosistem perkotaan terintegrasi penuh di dunia. Untuk membantu mencapai hal ini, kami menyiapkan Digitalization Hub terintegrasi terbesar kami di Singapura, “kata Joe Kaeser, Presiden dan CEO Siemens.

“Kami bangga dapat merekrut Siemens di pusat digitalisasi barunya yang akan mendukung langkah Singapura untuk menjadi negara yang cerdas. Dengan memanfaatkan sistem operasi MindSphere Siemens. Hub ini diharapkan akan menciptakan peluang baru bagi bisnis untuk memanfaatkan ekosistem digital yang kaya di negara ini untuk mengembangkan solusi digital yang inovatif di ruang industri IoT, “kata Beh Swan Gin, ketua EDB.

Sebagai bagian dari pusat digitalisasi baru, Siemens akan bekerja sama dengan para pelanggan, mitra dan universitas untuk mengembangkan aplikasi digital baru.

Dimulai dengan 60 spesialis dari berbagai disiplin ilmu, tim hub IoT diperkirakan akan tumbuh hingga 300 pada tahun 2022. Kerjasama ini diharapkan juga dapat mengumpulkan ilmuwan data, arsitek solusi, insinyur perangkat lunak, pakar sistem dan spesialis domain dari infrastruktur perkotaan, industri dan Sektor kesehatan.

Dalam berita terkait, SP Group, satu-satunya perangkat transmisi dan distribusi di Singapura menandatangani sebuah kesepakatan untuk berkolaborasi dengan Siemens untuk membangun platform perangkat lunak manajemen energi generasi berikutnya untuk pusat kendali 24/7 SP, untuk memungkinkan perencanaan, surveilans dan perawatan prediktif Singapura yang lebih kuat. Jaringan listrik Kedua perusahaan juga akan menciptakan solusi grid mikro perkotaan multi-energi untuk membantu konsumen menghemat energi dan biaya. (Icha)

Advan ‘Gerilya’ Garap Pasar Milenial Di Jawa Timur

0

Telko.id – Salah satu merek nasional yang masih bertahan dan diperhitunkan dalam pasar smartphone adalah Advan. Kemampuannya untuk mencari celah pasar dan menahan pengeluaran untuk marketing adalah satu strategi yang diterapkan merek ini. Seperti yang dilakukan untuk produk Advan G1 Pro.

Advan G1 Pro sebagai kelanjutan dari Advan G1 yang diluncurkan pada awal tahun ini memberikan keunggulan baru tetapi dengan harga yang lebih murah dari pada ‘kakak kandungnya’. Hanya Rp.1.899.000. Targetnya adalah mensasar generasi milenial. Ceruk pasar yang dianggap sangat potensial. Hanya saja, Advan tidak mau gegabah untuk langsung menerapkan secara nasional. ‘Proyek’ peluncuran produk barunya ini untuk tahap pertama akan dilakukan hanya di Jawa Timur dan melalui market place Lazada.

Jawa timur ini sengaja dipilih oleh Advan untuk penjualan produk barunya. “Jawa Timur ini dipilih karena dari sisi SDM, Channel Distribution dan lain sebagainya sudah lebih siap dibandingkan dengan wilayah lain,” kata Tjandra Lianto, Direktur Marketing Advan menjelaskan. Disisi lain, jika dilihat dari market share Jawa Timur untuk produk Advan cukup baik. Sekitar 11 -12%.

Tjandar juga menambahkan “Kami jika harus berhadapan head to head dengan merek lain yang cukup besar dana promosi dan marketingnya pasti kalah. Jadi kami harus mencari jalan lain untuk tetap diterima pasar. Dan kami melihat bahwa generasi milenial ini cukup besar”.

Dengan langkah ini, Tjandra mengaku bahwa budget marketing yang dikeluarkan bisa sangat efisien. Setidaknya, sekitar 70 – 80% biaya bisa dipangkas. Namun, tetap Advan akan menggunakan produk ambassador. Pilihannya juga bukan artis yang sudah terkenal melalui TV atau media tradisional tapi artis yang dikenal di media social. Ya, yang dipilih ada GAC. Group penyanyi muda yang terdiri dari Gamaliel, Audrey dan Cantika. Group vocal ini dikenal melalui youtube.

“Sengaja kami mengambil GAC sebagai produk ambassador karena sesuai dengan target market yang disasar oleh Advan untuk produk G1 Pro ini,” kata Adi Gusena, Brand Director Advan menjelaskan. Terlebih, G1 Pro ini diawal peluncurannya hanya mensasar ceruk pasar yang sangat kecil. Namun, jika sukses ‘proyek’ di Jawa Timur ini, akan menjadi pilot project untuk di daerah lain. Uji pasar ini akan dilakukan hingga bulan Agustus mendatang.

Advan G1 Pro akan dipersiapkan sebanyak 20 ribu unit setiap bulannya. Artinya, jika sampai akhir tahun saja bisa mencapai 120 unit. Angka yang cukup optimis untuk sebuah produk yang mensasar ceruk pasar yang unik.

Kenapa Advan sangat optimis dengan produk barunya? Salah satu yang diunggulkan adalah fitur keamanan canggih yang dibenamkan dalam produk ini. Seperti Advan Security, X-Locker, Privacy System, fingerprint, enkripsi  yang mendukung data privasi pengguna. Harga terjangkau dengan teknologi kamera mumpuni serta audio yang berkualitas tinggi.

Terlebih, belakangan ini banyak sekali masalah keamanan yang menyangkut penggunaan smartphone seperti serangan malware, virus, peretasan data, dan sebagainya. Bahkan melibat tokoh terkenal seperti selebritis. “Hal ini menjadi concern kami untuk mengembangkan smartphone dengan tingkat keamanan data yang lebih baik dengan merilis Advan G1 Pro,” kata Tjandra.

Selain itu, karena Advan G1 Pro ini diperuntukan bagi para melenial Kamera yang dibenamkan juga sudah lebih kaya akan fitur yang membuat pengguna lebih kreatif dalam berfoto. Advan G1 Pro bahkan menjadi produk pertama yang memiliki kamera 13 MP smart chip dan 8 MP Largan lens, dilapisi AF coating. Teknologi Largan telah dipercaya berbagai brand smartphone ternama di dunia.

Dengan teknologi struktur internal dari chip sensor, mampu menghasilkan kecepatan dan fokus area lebih baik sehingga dapat menangkap obyek lebih cepat, tepat, hasil foto lebih tajam dan jernih. Kelebihan kamera utama Advan G1 Pro dengan resolusi 13 MP ini sama dengan Samsung 3L8 smart chip.

Sedangkan kamera depan G1 Pro dengan resolusi 8 MP memiliki kelebihan sama dengan Samsung 4 H8 smart chip yang membuat hasil gambar menjadi lebih jernih dan natural. Kamera depan juga dapat mendeteksi umur dan jenis kelamin penggunanya, ditambah adanya aplikasi built in Beauty Selfie untuk para wanita agar terlihat lebih cantik.

Kamera Advan G1 Pro juga lebih kaya akan fitur, seperti Fun Selfie yang membuat pengguna lebih kreatif dalam berfoto. Fitur lainnya adalah Fun Cam. Dengan fitur ini pengguna akan merasakan sensasi dan keunikan ketika merekam video dengan aksesoris lucu dan imut, seperti kucing, anjing, dll.

Pengguna juga bisa memaksimalkan hasil foto-video karena terdapat  fitur Beauty Selfie dan Beauty Video. Fitur ini  befungsi untuk mengedit foto atau video agar hasilnya lebih cantik dan lebih keren. Ada beberapa tingkatan level yang bisa difungsikan; level halus, level putih, level kurus, dll. Kosmetik digital ini membuat Anda lebih percaya diri ketika meng-upload hasil foto ke social media.  Advan G1 Pro juga bisa mengambil obyek foto dengan  efek bokeh (blur) layaknya  kamera SLR.

Tak hanya itu, Advan G1 Pro juga dilengkapi fitur unik ‘Shake to shoot’ untuk mengakses kamera dengan cepat tanpa mengubah posisi tangan. Serta ‘Shake to play’ untuk mendengarkan musik menjadi jauh lebih menyenangkan, dengan cukup menggoyangkan perangkat untuk berpindah lagu.

Para Milenial juga disuguhkan speaker ‘gahar’ dengan Titanium Amplifier dan smart amplifier. Teknologi loudspeaker canggih yang disematkan pada G1 Pro ini juga dilengkapi dengan generasi baru menggunakan Chip Smart PA generasi ke-3. Dengan cerdas memaksimalkan kinerja speaker yang menghasilkan suara ngebass dan jernih setingkat Hi-Fi.

Speaker premium didalam ruang akustik titanium memberikan resonansi audio yang lebih sempurna, menghasilkan  suara bass yang solid dan spektrum audio yang lebar, demi memanjakan  telinga para penggunanya. Pengguna juga dimanjakan dengan earphone premium yang didesain khusus untuk memberikan output suara berkarakter bass yang solid.

Tidak ketinggalan, Advan G1 Pro sudah didukung oleh IDOS (Indonesia Operating System). Sampai saat ini, IDOS  telah mencapai versi IDOS 6.1.2 yang memakai basis Android Marshmallow 6.0. Sistem operasi IDOS ini meningkatkan kesempurnaan disaat menjalankan beragam aktivitas dengan ponsel.

Sesuai dengan namanya, IDOS adalah kebanggaan masyarakat Indonesia sebagai operating sistem pertama dan satu-satunya yang dikembangkan oleh brand nasional, yakni Advan.

IDOS memiliki user interface khusus yamg dirancang berdasarkan kebutuhan dan kebiasaan orang Indonesia. Keberadaan IDOS menjadikan tampilan antar muka Advan G1 Pro  semakin fresh dan user friendly.

IDOS versi 6 ini memiliki empat update utama, yaitu Security, Smart Management, Power Saving, dan Unique Feature. Dalam Unigue Feature  didalamnya terdapat 13 fitur Panduan Muslim, di antaranya,  Panduan Membaca Al-Quran, Petunjuk Arah Kiblat, Pengingat Waktu Sholat, Lokasi Terdekat  (lokasi masjid, restoran halal & toko terdekat dimanapun Anda berada), Kalender Islam dan Asmaul Husna/Nama Allah,  Doa-Doa, Pesan Bergambar, Cerita Nabi, Tasbih Digital, Panduan & Do’a Wudhu,  Huruf Hijaiyah, dan  Komunitas. (Icha)

 

CEO XL: Penetapan Tarif Bawah Tidak Menyelesaikan Masalah

0

Telko.id – Usulan adanya aturan penetapan tarif bawah layanan internet yang disampaikan President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli dalam suratnya kepada Menkominfo, Rudiantara, mendapat tanggapan yang beragam dari para operator.

“Menurut saya, sah-sah saja operator mengirimkam surat ke pemerintah atau regulator untuk mengusulkan sesuatu,” kata Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini saat dihubungi Telset.id di Jakarta, Jumat (21/7/2017).

Menurut Dian, tarif merupakan alat untuk berkompetisi bagi setiap operator, dan tentu saja setiap operator tidak Ingin bisnisnya merugi. Cost structure operator berbeda-beda dengan strategi bIsnis yang berbeda-beda juga. Hal Ini menyebabkan level tarif tidak sama untuk semua operator.

“Penetapan tarif bawah oleh pemerintah belum tentu memperbaiki masalah operator yang merasa bisnisnya kurang menguntungkan,” ujarnya menanggapi usulan penetapan tarif bawah layanan internet di Indonesia.

Karena, menurut Dian, masih ada faktor lain yang harus lebih diperhatikan, misalnya mekanisme pengawasan. Ia mengusulkan, sebaiknya pemerintah menurunkan costindustri dengan cara misalnya mengurangi regulatory charges.

[Baca juga: Ini Tanggapan BRTI Soal Tarif Internet yang Dikeluhkan Indosat]

Ia juga tidak sependapat dengan anggapan bahwa telah terjadi perang tarif layanan data di antara para operator. Karena menurutnya, saat ini persaingan tarif layanan data atau internet antara operator di Indoenesia masih dalam taraf wajar.

“Menurut saya sekarang kondisinya masih wajar kok, kita nggak sedang price war gila-gilaan,” kata wanita jebolan ITB itu.

Sebelumnya dalam suratnya, Alexander Rusli mengatakan operator terjebak dalam perang tarif yang berbahaya, karena harga layanan data di Indonesia sudah sangat rendah dan jauh di bawah harga layanan sejenis di negara lain.

“Operator terjebak dalam perang tarif yang berbahaya, karena harga layanan data di Indonesia sudah sangat rendah, bahkan dijual dengan harga di bawah biaya produksi,” ujar Alex.

Ia mengungkapkan, tekanan persaingan bebas tanpa regulasi yang memadai telah memaksa operator untuk menjual layanan data dengan tarif di bawah biaya produksi secara terus menerus. Kondisi ini mengakibatkan imbal hasil yang tidak memadai bagi operator.

[Baca juga: Minta Tarif Data Diatur, Bos Indosat Surati Menkominfo]

Hal itu akhirnya akan mengurangi kemampuan operator untuk mempertahankan kualitas layanan, apalagi memperluas layanan. Dalam jangka panjang bahkan dapat membahayakan keberlangsungan hidup operator.

Keprihatinan Indosat ini diamini oleh operator Tri Hutchinson Indonesia. Menurut mereka, saat ini tarif layanan Data di Indonesia terlalu murah. Harusnya ada regulasi yang mengatur batas tarif bawah layanan Data.

“Tarif data di Indonesia sangat murah, idealnya tarif data yang normal untuk di Indonesia adalah sekitar Rp 25.000/GB,” kata M. Danny Buldansyah,  ‎Vice President Director at PT Hutchison 3 Indonesia.

Menurut Danny, jika tarif data dinaikkan, maka penggunaan data oleh pelanggan juga akan turun. Tapi secara industri telekomunikasi di Indonesia akan jauh lebih efisien.

Hal senada diungkapkan Merza Fachys, President Director Smartfren Telecom. Ia mengaku sangat prihatin terhadap kondisi operator di Indonesia yang kesulitan dalam menggelar layanan data/internet, karena harganya yang kelewat murah.

“Konon tarif data di Indonesia nomor empat paling murah di dunia. Padahal investasi untuk membangun dan biaya operasi jaringan data di Indonesia, saya yakin tidak paling murah di dunia. Karena investasi jaringan data 60-70% adalah barang import. Dan kita tahu perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi hanya itu-itu juga pemainnya,” kata Merza.

Ditambahkannya, bahwa dalam banyak hal pembangunan prasarana jaringan seperti site, tower, dukungan daya listrik dan lainnya juga bukan barang murah di Indonesia. Dari sisi operasional jaringan di Indonesia juga masih banyak membutuhkan dukungan pihak asing (managed service).

“Artinya secara capex dan opex tidak lebih murah, tapi harga jualnya kok malah jauh lebih murah,” ujar Merza.

[Baca juga: Soal Perang Tarif Data, Begini Kata Operator]

Kondisi ini, menurut Merza, secara logika tentu saja membuat tingkat kesehatan para operator pasti rendah. Apalagi yang bisnisnya lebih banyak tergantung pada layanan data.

Di sisi lain sebagai pihak pengguna data tentu saja masyarakat sudah sangat enjoy dengan keadaan sekarang. Sehingga kalau nanti berubah naik, maka akan membuat kenyamanannya terganggu.

Untuk itu perlu ada elastisitas dari dua arah hingga tercapainya equilibrium. Karena bila harga tiba-tiba naik, maka pengguna akan berkurang volume pemakaiannya, dan akhirnya kenaikan tarif data pun tidak ada gunanya. Elastisitas dari dua arah ini maksudnya adalah dari operator dan pelanggan.

Namun, lanjut Merza, elastisitas ini tidak boleh mendadak, harus dilakukan stretching secara bertahap hingga tercapai equilibrium. Pada titik itulah terjadi keseimbangan, baik bagi pelanggan maupun industri telekomunikasi di Indonesia secara keseluruhan. Jadi tidak bisa ditentukan berapa besar tarif data yang ideal tersebut.

“Tidak ada kata ideal yang pasti sebelum dilakukan dan dimonitor sampai titik yang tepat,” uja Merza. (HBS)

 

Ini Tanggapan BRTI Soal Tarif Internet yang Dikeluhkan Indosat

0

Telko.id – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah menerima surat yang dilayangkan Indosat Ooredoo, terkait pengaturan tarif batas bawah layanan data atau Internet. Lalu, apa tanggapan BRTI soal tarif Internet yang dikeluhkan bos Indosat?

Seperti diketahui, pada Kamis (20/7) kemarin, President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli telah mengirimkan surat kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, yang ditembuskan kepada Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia.

Dalam surat itu, Alex mengungkapkan keprihatinan Indosat Ooredoo atas kondisi persaingan usaha di sektor telekomunikasi, terutama dalam penyediaan layanan komunikasi data yang diklaim pada situasi persaingan usaha tidak sehat.

Menanggapi soal surat yang dikirimkan bos Indosat itu, Komisioner BRTI I Ketut Prihadi Kresna mengatakan bahwa saat ini BRTI sedang mengkaji surat tersebut secara internal.

“Sudah terima (suratnya), kami akan mencoba untuk mengkaji surat itu secara internal,” ujar Ketut saat dihubungi tim Telset.id melalui pesan singkat, Jumat (21/7/2017).

[Baca juga: Soal Perang Tarif Data, Begini Kata Operator]

Dia mengatakan bahwa surat yang dikirimkan oleh pihak Indosat itu momennya pas, karena saat ini BRTI sedang membahas rancangan Peraturan Menteri (Permen) Kominfo tentang tarif jasa telekomunikasi melalui jaringan bergerak seluler.

“Akan tetapi perlu diingat bahwa kewenangan BRTI hanya pada penetapan formula saja. Bukan sampai menyentuh penetapan besaran tarif,” lanjutnya.

Saat disinggung mengenai klaim Indosat terkait tarif layanan data yang terlalu murah, Ketut merasa pendapat itu sangat relatif. Karena, menurut dia, semuanya bergantung dengan persepsi masing-masing operator.

“Banyak faktor yang mempengaruhi. Dulu ada operator yang bilang (tarif internet) terlalu mahal. Sekarang operatornya sendiri yang bilang sudah terlalu murah,” ketusnya.

Dia memaparkan bahwa formula yang ada saat ini berupa biaya elemen jaringan + biaya aktivitas retail (marketing) + profit margin. Formula ini memiliki prinsip yang serupa dengan formula perhitungan tarif layanan suara atau SMS.

“Semua tergantung operator. Bisa saja marginnya dibuat kecil atau biaya marketing diefisienkan, termasuk mengefisienkan biaya elemen jaringan,” ujar Ketut

Sebelumnya, dalam suratnya Alex mengatakan tekanan persaingan bebas tanpa regulasi yang memadai telah memaksa operator untuk menjual layanan data dengan tarif di bawah biaya produksi secara terus menerus. Kondisi ini mengakibatkan imbal hasil yang tidak memadai bagi operator.

[Baca juga: Minta Tarif Data Diatur, Bos Indosat Surati Menkominfo]

Hal itu akhirnya akan mengurangi kemampuan operator untuk mempertahankan kualitas layanan, apalagi memperluas layanan. Dalam jangka panjang bahkan dapat membahayakan keberlangsungan hidup operator.

Alex mencontohkan di industri transportasi, pemerintah menerapkan tarif batas bawah yang berlaku bagi pelaku di industri. Jika dilihat sekilas dan dalam jangka pendek, kebijakan ini seperti tidak pro persaingan dan pelanggan. Tapi dalam jangka panjang, tarif batas bawah diklaim akan menyelamatkan persaingan dan kepentingan pelanggan.

“Mekanisme pasar tidak dapat berjalan dengan normal, campur tangan pemerintah sudah sangat diperlukan untuk menyelamatkan keberlangsungan industri telekomunikasi dan layanan kepada masyarakat,” tegas Alex.[NC/HBS]

Etisalat Nigeria Resmi Ganti Nama Jadi 9mobile

0

Telko.id – Etisalat telah mengadopsi 9mobile sebagai nama dagang barunya, perusahaan penggantinya, Emerging Markets Telecommunications Services Limited, EMTS, pada hari Selasa secara resmi mengkonfirmasi perkembangannya, seperti dilansir dari Prime Times.

“Emerging Markets Telecommunications Services Limited (EMTS), yang sebelumnya diperdagangkan sebagai ‘Etisalat Nigeria’ ingin menginformasikan pada lebih dari 20 juta pelanggan, pemerintah, badan pengatur dan semua kelompok pemangku kepentingan terkait bahwa perusahaan telekomunikasi tersebut telah mengubah namanya menjadi 9mobile. Langkah ini menjadi komitmen kami sebagai operator telekomunikasi terbesar keempat Nigeria, “perusahaan tersebut mengumumkan dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan yang ditandatangani oleh Chief Executive Officer, Boye Olusanya, menjelaskan bahwa nama dagang baru, 9mobile, mewakili “warisan 0809ja” milik perusahaan, “9ja-sentrisitas”, dan “evolusi selama 9 tahun beroperasi di Nigeria.”
Olusanya mengatakan meskipun nama dagang perusahaan berubah, tetap sesuai dengan nilai yang dibangunnya.

“Semangat Nigeria yang kuat dan ulet terus berada di dalam diri kita, menyatukan kita dengan pelanggan kita, yakin bahwa Anda akan terus percaya pada merek baru kita, yang sangat mencerminkan kreativitas dan kemakmuran kita,” tambahnya.

Selain itu, kata dia, rebranding tersebut merupakan bukti dinamika, ketanggapan dan ketangkasan perusahaan sebagai sebuah bisnis, sekaligus memanfaatkan kekuatan teknologi untuk menghadirkan produk dan layanan inovatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

“Keyakinan kita terhadap kemampuan kita untuk terus mewujudkan hal ini diperkuat oleh tekad, komitmen dan semangat orang-orang kita untuk berbuat lebih banyak dan terus memberikan layanan prima,” kata Olusanya.

Untuk memastikan perubahan nama disampaikan secara efisien dan bertanggung jawab, CEO mengatakan 9mobile mengumumkan rencana untuk bermigrasi ke merek baru selama beberapa bulan ke depan.

Olusanya pun meminta para pelanggan nya bersabar karena perubahan nama ini membutuhkan waktu hingga akhirnya dapat diterima masyarakat.

“Kami akan terus berinovasi, mendukung, dan memberdayakan Anda untuk berbuat lebih banyak, baik sebagai individu atau bisnis,” kata Olusanya berjanji. (Icha)

Operator ‘Teriak’ Karena Tarif Data di Indonesia Terlalu Murah

0

Telko.id – Trafik data di Indonesia kian hari semakin meningkat. Pada saat lebaran tahun ini saja, semua operator menikmati lonjakan data yang luar biasa. Lebih dari 100%. Namun, ternyata lonjakan trafik tidak membuat operator mampu ‘mengeruk’ keuntungan yang signifikan. Bahkan cenderung tidak memperoleh apa-apa. Jadi wajar jika operator pun ‘teriak’ agar pemerintah turun tangan.

Seperti yang dilakukan oleh Indosat yang secara langsung mengirimkan surat pada Menteri Kominfo, Rudiantara. Isinya adalah menyampaikan keprihatinan atas kondisi persaingan usaha di sektor telekomunikasi, terutama dalam penyediaan layanan komunikasi data yang sudah lama berada pada situasi persaingan usaha tidak sehat.

Operator terjebak dalam perang tarif yang berbahaya bagi keberlangsungan industri telekomunikasi. Tingkat harga layanan komunikasi data di Indonesia sudah sangat rendah dan jauh di bawah harga layanan sejenis di negara lain. Layanan ini dijual dengan harga di bawah biaya produksi.

Surat yang ditandatangi oleh Alexander Rusli sebagai Direktur Utama Indosat Ooredoo juga menyatakan bahwa sebenarnya layanan komunikasi data merupakan jenis layanan yang masih berpotensi tumbuh, namun dengan besaran tarif yang ada saat ini, operator sangat kesulitan untuk terus mengembangkan jaringannya.

Mekanisme pasar tidak dapat berjalan dengan normal, campur tangan Pemerintah sudah sangat diperlukan untuk menyelamatkan keberlangsungan industri telekomunikasi dan layanan kepada masyarakat.

Dalam surat ditembuskan ke Menteri Koordinator Perekonomian, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia itu juga menyebutkan bahwa  Kementerian Kominfo telah memiliki perangkat aturan untuk tarif layanan komunikasi Voice dan SMS, namun belum ada aturan mengenai tarif komunikasi data. Kami mengusulkan agar Pemerintah segera menerbitkan aturan tersebut.

Adapun pengaturan tarif data yang diusulkan Indosat Ooredoo adalah sebagai berikut:

Batas bawah

Tekanan persaingan bebas tanpa regulasi yang memadai telah memaksa operator untuk menjual layanan data dengan tarif di bawah biaya produksi secara terus menerus. Kondisi ini mengakibatkan imbal hasil yang diperoleh dari kegiatan penyediaan layanan tidak memadai sehingga mengurangi kemampuan operator untuk mempertahankan kualitas layanan, apalagi memperluas layanan. Dalam jangka panjang bahkan dapat membahayakan keberlangsungan hidup operator.

Sebagaimana di industri lain, misalnya transportasi, pemerintah menerapkan tariff batas bawah yang berlaku bagi pelaku di industri. Jika dilihat sekilas dan dalam jangka pendek, kebijakan ini nampak seolah-olah tidak pro persaingan dan pelanggan. Namun regulasi tarif batas bawah dalam jangka panjang justru akan menyelamatkan persaingan dan kepentingan pelanggan. Tanpa intervensi, persaingan justru terancam akan hilang ketika operator tidak mampu lagi bertahan hidup.

Meskipun ditetapkan tarif batas bawah, namun operator tetap diperbolehkan untuk menawarkan tarif promosi (lebih rendah dari batas bawah) dengan durasi terbatas. Jangka waktu (durasi) maksimal bagi operator dalam memberlakukan tarif promosi juga ditetapkan oleh Pemerintah dan berbeda untuk operator dominan dan non- dominan.

Pengawasan dan sanksi


Dalam surat tersebut Alex juga mengusulkan agar pengawasan terhadap tarif batas bawah dilakukan secara ex-post dan dilakukan periodik setiap kuartal. Operator diwajibkan untuk menghitung yield data (total pendapatan data dibagi dengan total trafik data) selama satu kuartal dan melaporkannya kepada BRTI. Model pengawasan sederhana seperti ini akan memudahkan pengawasan mengingat skema tarif layanan data yang diterapkan operator sangat beragam.

Sanksi diberikan kepada operator yang tidak mematuhi aturan tarif batas bawah dalam bentuk peringatan, pengenaan denda, pengurangan hak untuk melakukan promosi, sampai pada larangan melakukan promosi.

Dengan adanya aturan batas bawah, maka yield operator akan membaik. Dampaknya adalah perbaikan kinerja operator yang juga akan meningkatkan pendapatan negara dalam bentuk pendapatan pajak maupun bukan pajak (BHP Telelekomunikasi dan kontribusi USO). Dan yang terpenting adalah terjaganya keberlangsungan layanan bagi masyarakat.

Besar harapan kami agar ke depan, persaingan industri telekomunikasi akan semakin sehat sehingga pada akhirnya industri dapat terus memberikan kontribusi bagi masyarakat dan negara Republik Indonesia.

Keprihatinan dari Indosat Ooredoo pun diamini oleh Tri Hutchinson. “Tarif data di Indonesia sangat murah,” kata M. Danny Buldansyah,  ‎Vice President Director at PT Hutchison 3 Indonesia. Menurut Danny, tarif data yang normal untuk di Indonesia adalah sekitar Rp.25.000/GB. Namun, jika tarif data dinaikan maka penggunaan data oleh pelanggan juga akan turun. Tapi secara industri telekomunikasi di Indonesia akan jauh lebih efisien.

Merza Fachys, President Director Smartfren Telecom juga prihatin terhadap kondisi ini. “Konon tarif data di Indonesia no 4 paling murah di dunia,” Kata Merza.

“Padahal investasi untuk membangun dan biaya operasi jaringan data di Indonesia saya yakin tidak paling murah di dunia, karena investasi jaringan data 60-70% adalah barang import. Dan kita tahu perusahaan penyedia jaringan telekomunukasi hanya itu-itu juga pemainnya,” kata Merza.

Ditambahkan juga oleh Merza bahwa dalam banyak hal pembangunan prasarana jaringan seperti site, tower, dukungan daya listrik dan lainnya juga bukan barang murah di Indonesia. Dari sisi operasional jaringan di Indonesia juga masih banyak membutuhkan dukungan pihak asing (managed service). “Artinya secara capex dan opex tidak lebih murah tapi harga jual kok malah jauh lebih murah,” ujar Merza prihatin.

Kondisi ini menurut Merza, secara logika tentu saja membuat tingkat kesehatan para operator pasti rendah. Apalagi yang bisnisnya lebih banyak tergantung pada layanan data.

Di sisi lain sebagai pihak pengguna data tentu saja masyarakat sudah sangat enjoy dengan keadaan sekarang. Sehingga kalo nanti berubah naik maka akan membuat kenyamanan nya terganggu.

Untuk itu perlu ada elastisitas dari 2 arah hingga tercapainya equilibrium. Karena bila harga tiba-tiba naik maka pengguna akan berkurang volume pemakaiannya ya akhirnya kenaikan tarif data pun tidak ada gunanya. Elastisitas dari dua arah ini maksudnya adalah dari operator dan pelanggan.

Namun, elastisitas ini tidak boleh mendadak. Harus dilakukan streching secara bertahap hingga tercapai equilibrium. Pada titik itulah terjadi keseimbangan yang terbaik. Baik bagi pelanggan maupun industri telekomunikasi di Indonesia secara keseluruha. Jadi tidak bisa ditentukan berapa besar tarif data yang ideal tersebut.

“Tidak ada kata ideal yang pasti sebelum dilakukan dan dimonitor sampai titik yg tepat,” uja Merza.  (Icha)