spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1286

XL Dukung Program “Nelayan Go Online”

0

Telko.id – Indonesia Dikenal dengan Negara maritim karena miliki wilayah lautan 4,85% dari total wilayah Indonensia. Itu sebabnya, pemerintah ingin menyiapkan masyarakat Indonesia memasuki era digital. Salah satunya adalah menyiapkan masyarakat nelayan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong produktivitas dan meningkatkan hasil tangkapan ikan.

Salah satu program yang digelar pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia serta Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia adalah program “Nelayan Go Online”. XL Axiata sebagai salah satu operator pun berkomitmen untuk mendukung pemerintah mensukseskan program tersebut di berbagai daerah. Implementasi yang sudah terlaksana antara lain di Makasssar, dan Medan di bulan Agustus 2017 ini. Di Medan, penyaluran program dilaksanakan di Medan, Rabu (23/8).

“XL Axiata mendukung penuh implementasi Program Nelayan Go Online yang akan memanfaatkan aplikasi digital inovatif Nelayan Pintar (NELPIN) dari Kementerian KKP. Dukungan kami ini menjadi bagian dari komitmen XL Axiata mendukung kalangan nelayan dari sisi penyediaan sarana digital sesuai dengan kebutuhan nelayan Indonesia,” kata Francky Rinaldo Pakpahan, Vice President XL Axiata West Region.

Pada program ini, XL Axiata menyediakan akses layanan Data sehingga nelayan bisa memanfaatkan aplikasi NELPIN. Selain di Medan, kami telah mengimplementasikan program ini di Makassar dan Jawa Timur, dan akan terus memperluaskan di wilayah lain dalam waktu tidak lama lagi. Harapannya, adalah sarana digital ini akan mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh nelayan Medan untuk meningkatkan produktivitas dan tingkat keamanan selama melaut.

Aplikasi NELPIN memiliki sejumlah fitur yang akan sangat mendukung aktivitas nelayan, baik saat bekerja melaut, maupun guna mengetahui kondisi pasar ikan. Fitur tersebut antara lain menyediakan informasi arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, posisi/koordinat nelayan (GPS), juga lokasi berkumpulnya ikan. Selain itu juga tersedia informasi terkait harga ikan terupdate, juga permintaan atas jenis-jenis ikan. Aplikasi NELPIN dirancang oleh Kementerian KKP dan ditargetkan untuk bisa dimanfaatkan bagi para nelayan di seluruh tanah air.

Para nelayan penerima manfaat ini akan mendapatkan gratis paket data selama dua bulan dan handset dari XL Axiata. Sementara itu, dari sisi jaringan untuk mendukung pengoperasian NELPIN, XL Axiata telah menyediakan layanan 4G LTE dan 3G yang memadai di lokasi-lokasi implementasi Program Nelayan Go Online ini. Jaringan tersebut juga bisa menjangkau lepas pantai tempat nelayan menangkap iklan dengan memanfaatkan NELPIN.  Di Medan dan Makassar perangkat bantuan ini telah disalurkan secara bertahap kepada ratusan nelayan.

Seiring dengan visi pemerintah untuk mengembangkan program Nelayan Go Online melalui pengenalan aplikasi NELPIN di Indonesia, XL Axiata secara konsisten mendukung implementasi program ini di sejumlah daerah seperti Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur. Karena itu, XL Axiata sangat berharap manfaat ini dapat diperoleh seluruh nelayan di Indonesia. Pengembangan program ini akan seiring dengan perluasan jaringan Data yang hingga saat ini masih terus dilakukan XL Axiata ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil.

Dukungan XL Axiata terhadap program Nelayan Go Online ini juga juga merupakan implementasi atas komitmen untuk menyiapkan masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan dalam memasuki era digital. XL Axiata tidak sekedar membangun infrastruktur telekomunikasi dalam pemenuhan kewajiban seperti yang tercantum dalam modern licensing, namun lebih dari itu juga sebagai upaya membangun ekosistem agar kehadiran jaringan Data di setiap pelosok daerah memberikan manfaat bagi daerah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidupnya, termasuk secara ekonomi, pendidikan, kesehatan dan bidang sosial lainnya. (Icha)

 

 

Ternyata Pasar Power Bank di Indonesia Capai Rp.70 Miliar/Bulan

0

Telko-id – Saat ini, dengan bertumbuh pesat nya smartphone membuat industri power bank juga ikut tumbuh subur.  Bagaimana tidak, berbagai aplikasi di dalam smartphone membuat konsumsi baterai pun jadi banyak. Belum lagi kegiatan lainnya.

Tak heran, bisnis power bank di Indonesia pun memiliki value yang besar. Setidaknya, setiap bulannya mencapai Rp. 60 – 70 miliar. Jumlah unit yang diperdagangkan juga bisa mencapai 500 ribu unit.

Itu sebabnya, ACMIC, merek power bank asal Tiongkok ini mengincar pasar Indonesia. Yang disasar pada awal kehadirannya adalah pasar power bank kelas premium. Di mana, pasar di kelas ini bisa mencapai 30% dari total pasar power bank di Indonesia.

“Bahkan, saat ini, power bank kelas premium ini terus naik. Terutama karena adanya teknologi baru yakni quick charge yang banyak dibutuhkan oleh para pengguna smartphone kelas atas,” sahut Heri Hertanto, CEO SatuPro Global Niaga, selaku distributor tunggal ACMIC di Indonesia.

Berdasarkan proyeksi dari Heri yang juga sebelumnya sudah bermain power bank cukup lama, pasar power bank kelas premium ini akan meningkat sampai 10% dibandingkan tahun lalu. Bahkan trend tersebut akan terus meningkat. Dengan kondisi yang cukup menggiurkan tersebut, ACMIC optimis mampu menjual 5000 unit setiap bulannya.

Sebenarnya yang dimaksudkan dengan power bank premium itu seperti apa? Menurut Heri, yang tergolong power bank premium adalah yang minimal memiliki teknologi quick charger, selain tentu nya kapasitas yang besar.

Pada produk pertama yang diluncurkan oleh ACMIC ini adalah seri A10PRO yang sudah menanamkan teknologi Qualcomm Quick Charger 3.0 dan memberikan support fast charging dua arah (input dan output). Itu sebabnya, produk ini mampu melakukan pengisian baterai smartphone dan hamper semua perangkat digital yang support USB Type-C seperti Nintendo Switch, Apple iPad Pro atau MacBook Pro generasi baru.

Selain itu, sebagai pembeda dengan merek lainnya, pada semua produk ACMIC sudah ditanamkan 9 fitur perlindungan. Mulai dari Smart temperatue protection, Smart over-charge protection, Smart over-discharge protection, Smart short-circuit protection, Smart input over-voltage protection, Smart output-voltage protection, Smart recovery protection, Smart output over-current protection dan Smart PTC cell protection.

Produk ACMIC ini sendiri dikembangkan Shenzen Utopia-Originality Technology (SUOT) yang akan dijadikan sebagai merek global. Hanya saja, mengawali penjualannya di Indonesia. Setelah itu akan menyusul di kawasan Asean dan Asia Pasific. Dengan dukungan dari SUOT ini membuat ACMI optimis mampu menjelajahi pasar power bank di Indonesia dan dua kawasan tersebut. (Icha)

ITU Akhirnya Setujui Proposal Filing Satelit Palapa Indonesia

0

Telko.id – Perjuangan Indonesia atas filing satelit Palapa PAC-C146E dan Palapa PAC-KU146E sudah sejak Januari 2013 ketika satelit Chinasat-5B yang beroperasi pada slot orbit 146BT itu, mengalami kerusakan pada salah satu solar panel, karena itu harus dideorbit. Kemudian, Kementerian Kominfo mendaftarkan permohonan suspensi filing satelit tersebut ke ITU.

Akhirnya, medio akhir Juli lalu, ITU menyetujui atas proposal Indonesia untuk perpanjangan masa suspense Palapa PAC-C146E dan Palapa PAC-KU146E dengan frekuensi masing-masing 6665-6723 MHz dan 12523-12679 MHz.

Bagi Indonesia, satelit ini sangat penting karena sebagai negara kepulauan, Indonesia mememerlukan satelit untuk menunjang komunikasi di daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh terrestrial.

Latar Belakang

PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) mengelola filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E di slot orbit 146BT. Pada Januari  2013, satelit Chinasat-5B yang beroperasi pada slot orbit 146BT itu, mengalami kerusakan pada salah satu solar panel, karena itu  harus dideorbit.

Selanjutnya, Kementerian Kominfo mendaftarkan permohonan suspensi filing satelit tersebut ke ITU dari Januari 2013 hingga Januari 2016. Seiring dengan itu, pada Desember 2014, PSN menempatkan satelit floater (Palapa C2)  yang dikenal sebagai satelit PSN VR di slot orbit 146BT. Satelit ini untuk mem-bringing back into use (bbiu) filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E di slot orbit 146BT.

Hanya saja, frekuensi onboard satelit PSN VR tidak mengcover semua frekuensi filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E.  Adanya ketidaksesuaian frekuensi tersebut, menyebabkan ITU menyatakan keberatan. ITU menanyakan kelanjutan penggunaan frekuensi yang tidak terdapat pada satelit Palapa C2 yaitu frekuensi 6665 – 6723MHz dan 12523 – 12679 MHz.

Terkait hal itu, Kementerian Kominfo menyatakan bahwa frekuensi tersebut akan di-bbiu sebelum berakhirnya masa suspensi filing berakhir di bulan Januari 2016. Namun ITU kembali mengingatkan, bahwa Januari 2016 merupakan batas waktu suspensi filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E. Melalui website, ITU bahkan mempublikasikan kode TOTAL. Artinya, seluruh frekuensi filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E telah dibbiu dan diterima oleh ITU.

Pada sisi yang lain, Kementerian Kominfo pun telah mengingatkan PSN untuk mem-bbiu frekuensi yang belum di bringing back into use (bbiu) oleh satelit PSN VR. Menurut PSN, pihaknya telah berusaha mencari satelit yang dapat membbiu frekuensi tersebut. Hanya saja, sampai tenggat waktu yang ditetapkan ITU, PSN belum mendapatkan satelit yang sesuai.

Proposal Kominfo

Terkait pembuatan proposal ke RRB, Kemkominfo melakukan 4 kali rapat persiapan; 3 kali rapat bersama antara Direktorat Penataan Sumber Daya dengan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan 1 kali rapat pleno antara PT Pasifik Satelit Nusantara, Kementerian Luar Negeri, Pusat Kelembagaan Internasional Kemkominfo dan Ditjen SDPPI.

Berikut poin penting proposal yang diajukan ke RRB:

  • Sebagai negara kepulauan, Indonesia mememerlukan satelit untuk menunjang komunikasi di daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh terrestrial;
  • Filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E telah beroperasi sejak tahun 1999
  • Kerusakan satelit yang terjadi di tahun 2013 adalah karena force majeure. Padahal satelit tersebut masih dapat beroperasi hingga tahun 2016;
  • PSN sebagai operator satelit telah berusaha untuk pengadaan satelit baru, satelit PSN VI. Untuk itu, pada Desember 2013, PSN menandatangani kontrak dengan manufaktur satelit Boeing. Namun kontrak tersebut harus berakhir di tahun berikutnya karena ketidakmampuan Boeing mendapatkan co-passenger;
  • Tahun 2014, PSN menyewa satelit untuk operasional di slot orbit 146BT. Satelit tersebut dikenal sebagai satelit PSN VR (satelit Palapa C2). Namun satelit tersebut tidak mengcover semua frekuensi PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E, sehingga PSN berusaha mencari satelit yang dapat mengcover semua frekuensi. Pada saat yang sama, PSN melakukan kontrak baru dengan SS/L untuk pengadaan satelit PSN VI;
  • Pencarian satelit pengganti PSN VR baru dapat terlaksana pada November tahun 2016 dengan satelit PSN VR2 (satelit Asiasat-3S), namun frekuensi yang tercover hanya semua frekuensi pada filing PALAPA PAC-KU 146E namun tidak semua frekuensi pada filing PALAPA PAC-C 146E;
  • Awal kontrak pengadaan satelit PSN VI dengan SS/L PSN mendapat pinjaman dari Bank US Ex-Im. Namun di tahun 2015 terjadi perubahan kebijakan di Amerika. Kala itu kongres memutuskan Bank Ex-Im tidak diperbolehkan mengeluarkan dana pinjaman baru untuk negara lain, sehingga pinjaman dari PSN tersebut pun tidak dilanjutkan. PSN kemudian berusaha untuk mencari pinjaman dari Bank Asing lainnya, sampai akhirnya mendapatkan pinjaman dari Bank Export Development Canada (EDC);
  • Adanya perubahan pinjaman dari Bank Ex-Im ke Bank EDC, maka proyek satelit PSN VI sempat tertunda. Satelit baru kembali berjalan di bulan Mei 2017 dengan masa penyelesaian pembuatan satelit selama 19 bulan. Satelit PSN VI dijadwalkan dapat meluncur di bulan Desember 2018, dan perkiraan operasional di slot orbit 146BT pada Juni 2019.
  • Permohonan ke RRB agar bbiu frekuensi Ku band filing PALAPA PAC-KU 146E dapat diperpanjang hingga beroperasinya satelit PSN VR2 di bulan November 2016 dan bbiu frekuensi filing PALAPA PAC-C 146E dapat diperpanjang hingga beroperasinya satelit PSN VI di bulan Juni 2019.

Sidang RRB

Pada tanggal 13 Juli 2017 sebelum pelaksanaan sidang RRB, Kementerian Kominfo yang terdiri dari Dirjen SDPPI, Kepala Pusat Kelembagaan Internasional. Kasubdit Pengelolaan Orbit Satelit, staf Subdit Pengelolaan Orbit Satelit, PTRI Jenewa, bersama dengan PSN melakukan kunjungan ke ITU. Mereka bertemu manajemen ITU dan memberikan penjelasan komprehensif terkait permasalahan yang dihadapi Indonesia, serta meminta saran dan masukan jika ada hal-hal yang masih dianggap kurang terkait proposal dan dokumen pendukung yang telah disampaikan sebelumnya.

Pada pertemuan itu, Kementerian Kominfo menjelaskan tentang pentingnya satelit bagi Indonesia. Kominfo juga menjelaskan kronologis permasalahan dalam pengadaan satelit di slot orbit 146BT yang menyebabkan tertundanya pengadaan satelit PSN VI. Sementara itu, PSN menjelaskan bahwa satelit interim yang digunakan adalah benar-benar untuk operasional dan bukan hanya untuk memperpanjang umur filing saja.

Pada tanggal 17- 21 Juli 2017 diadakan sidang RRB ke-78 di Jenewa, Swiss. Hasil sidang memutuskan menyetujui permohonan Indonesia. Dengan demikian, frekuensi yang ada pada filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E dapat beroperasi sesuai dengan filing yang telah didaftarkan ke ITU. (Icha)

Voucher AIGO Jadi Cara XL Jaga Pelanggan Agar Tidak ‘Churn’

0

Telko.id – Akses internet kini sudah menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia. Ada yang untuk bekerja, ada juga yang menggunakan untuk seru-seruan dengan di media social. Tak heran, tren akses internet di Indonesia pun terus meningkat. Bagi XL yang membagi pelanggannya dengan dua segmen juga demikian. Hanya saja, kini operator yang memiliki logo bernuansa biru ini ingin segmen anak muda dan menengah bawah juga aktif menggunakan internet. Yakni para pelanggan Axis.

Caranya dengan memberikan voucher khusus paket internet yang dikhususkan bagi pelanggan Axis. Yang diberi nama AIGO atau Axis Internet On The Go. Cara ini juga diyakini oleh XL untuk memberikan kenyamanan para pelanggannya dalam memanfaatkan akses internet sehingga tidak mudah untuk pindah ke operator lain atau churn.

“Banyak pengguna AXIS yang masih belum menggunakan Aplikasi AXISnet ataupun UMB untuk pembelian paket, mereka merasa lebih nyaman untuk membeli starter pack baru karena bagi mereka itu lebih mudah dan irit. Berangkat dari insight inilah AXIS menghadirkan Voucher AIGO yang nantinya dapat di-inject dengan berbagai paket penawaran spesial sehingga untuk menikmatinya konsumen tidak perlu membeli starter pack baru dan tetap bisa membelinya melalui toko pulsa yang biasa mereka datangi,” kata David Arcelus, Chief Marketing Officer XL Axiata.

David menambahkan, AXIS menyadari untuk membiasakan konsumen membeli melalu platform aplikasi maupun UMB tentu butuh waktu, terlebih lagi apabila pergi ke toko pulsa sudah menjadi kebiasaan. Menurutnya, mekanisme pada voucher ini sebenarnya bukan hal baru dalam dunia telekomunikasi. Namun yang membedakan Voucher AIGO dengan voucher fisik pada umumnya adalah konten yang ada di dalamnya. Alih-alih pulsa, AXIS menawarkan voucher paket internet dari 1 GB hingga 8 GB dengan penawaran spesial yang bisa didapatkan setiap hari oleh pelanggan tanpa perlu menunggu hari atau waktu tertentu .

Sebagai brand yang menyasar segmen anak muda, AXIS selalu mencoba untuk melakukan terobosan-terobosan yang diharapkan dapat menjawab berbagai kebutuhan mereka untuk tetap terkoneksi dengan sesamanya dan pada akhirnya menjadikan AXIS sebagai top of mind brand yang menyediakan layanan internet irit yang berkualitas. (Icha)

Ada 753 BTS Di Perbatasan Sebagai Garda Depan Kedaulatan NKRI

0

Telko.id – Jika bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itu sebabnya, keberadaan layanan komunikasi di perbatasan juga menjadi penting. Terlebih, perbatasan biasanya, bukan merupakan kota besar, melainkan wilayah terpencil. Hingga telekomunikasi menjadi penting.

Salah satu operator yang begitu giat membangun di wilayah terdepan dan terluar Indonesia adalah Telkomsel. Sampai Agustus 2017 ini, sudah ada 753 BTS yang dibangun di wilayah yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga.

“Kami yakin bahwa berkomunikasi dan saling terhubung merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali. Sudah menjadi tanggung jawab kami untuk mempersatukan negeri secara berkesinambungan dengan terus membangun dan membuka akses layanan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah perbatasan negara,” kata Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel dalam sebuah pernyataan.

Ririek menambahkan “Penggelaran jaringan telekomunikasi yang menjangkau setiap jengkal wilayah Tanah Air ini kami lakukan untuk memerdekakan seluruh masyarakat Indonesia dari keterisolasian komunikasi”.

753 BTS yang telah dibangun Telkomsel berlokasi di perbatasan dengan tujuh negara tetangga: 17 BTS berlokasi di Batam dan Bintan yang berbatasan dengan Singapura; 276 BTS berbatasan dengan Malaysia di Dumai, Rokan, Bintan, Karimun, Anambas, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sumatera bagian Utara, Rokan Hilir; 70 BTS di Natuna dan Anambas berbatasan dengan Vietnam, 210 BTS di Nusa Tenggara Timur berbatasan dengan Timor Leste; 66 BTS di Pulau Rote dan Maluku berbatasan dengan Australia; 70 BTS di Sulawesi Utara berbatasan dengan Filipina; dan 44 BTS di Papua bagian Timur berbatasan dengan Papua Nugini.

Dari seluruh BTS di wilayah perbatasan negara tersebut, 240 BTS di antaranya hadir di lokasi-lokasi yang sebelumnya tidak tersentuh akses telekomunikasi. Di beberapa titik perbatasan, Telkomsel bekerjasama dengan pemerintah membangun untuk memajukan masyarakat di wilayah tersebut. Bahkan, untuk memberikan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan layanan data, 177 BTS perbatasan telah dilengkapi teknologi mobile broadband berbasis 4G dan 3G.

Ririek menambahkan, hadirnya layanan broadband bagi masyarakat setempat ini diharapkan dapat mendorong pembangunan di daerah perbatasan, di antaranya mempercepat pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan, sekaligus mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah, serta meningkatkan daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru.

“Dengan jaringan yang tersebar hingga ke pelosok negeri, Telkomsel menghubungkan Indonesia melalui layanan telekomunikasi yang membuka berbagai kesempatan baru dan mendorong dampak sosial ekonomi yang positif bagi masyarakat,” jelas Ririek.

Di sisi lain, melihat posisi penting wilayah-wilayah perbatasan yang secara geopolitik sangat strategis, kehadiran layanan Telkomsel di lokasi tersebut tentunya semakin memperkokoh terpeliharanya NKRI. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di pulau terluar maupun perbatasan negara merupakan bentuk dukungan Telkomsel dalam memelihara keutuhan NKRI, meningkatkan ketahanan nasional, sekaligus mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di berbagai pulau yang ada di negara kepulauan ini.

Terbukanya akses komunikasi juga sangat membantu TNI khususnya dalam menunjang berbagai kegiatan operasional tentara yang bertugas di garda terdepan dalam menjaga keutuhan negara.

Secara nasional saat ini Telkomsel telah menggelar lebih dari 146.000 BTS hingga penjuru Tanah Air yang menjangkau hingga 95% wilayah populasi penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 96.000 BTS di antaranya merupakan BTS 4G dan 3G untuk menjamin pelanggan menikmati layanan data yang berkualitas. (Icha)

Pulau Alor pun Kini Sudah Dapat Menikmati Layanan 4G

0

Telko.id – Kado terindah bagi masyarakat Pulau Alor pada hari Kemerdekaan RI ke 72 lalu adalah kehadiran Base Transceiver Station (BTS) 4G. Setidaknya, ada 17 Base Transceiver Station (BTS) 3T berfitur 4G dari Desa Tude, Kecamatan Pantar Tengah, Kabupaten Alor, Prov NTT. Di desa Tude ini terdapat 1 dari 17  BTS berfitur 4G di wilayah 3T yang dibangun dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus.

“Inilah adalah bentuk keberpihakan pemerintah, yang tidak hanya dilakukan fokus ke kota-kota besar dan pulau Jawa, tetapi juga di luar-luar ini yang harus kita perhatikan. Jadi, pemerataan harus berjalan baik di Indonesia dan ini adalah hanya salah satu sektor saja, belum yang lain,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika dalam sambutannya saat peresmian.

Pada tahun 2017 ini, memang Kementerian Kominfo melalui BP3TI telah menyelesaikan 138 BTS 3T di berbagai wilayah 3T di Indonesia. Sehingga per Agustus 2017 telah terdapat 249 BTS 3T yang sudah on air. Di antaranya 17 BTS 3T tersebut ditambahkan fitur 4G sebagai tindakan afirmasi kepada masyarakat di wilayah 3T untuk memulai memanfaatkan layanan Internet cepat.

Di Kabupaten Alor sendiri saat ini telah dibangun 12 BTS 3T yang sudah on air di sejak akhir tahun 2016. Sampai akhir tahun 2017, direncanakan akan ditambahkan 25 BTS 3T yang saat ini sudah sampai pada tahap survey dan persiapan.

Bupati Alor,  Amon Djobo menyambut baik hadirnya program pembangunan infrastruktur BTS 3T di Kabupaten Alor. “Program ini merupakan wujud kerja nyata pemerintah melalui Kemkominfo dalam upaya membangun di wilayah 3T.”, ujar Amon Djobo. Amon juga menjelaskan bahwa pembangunan  di daerah tidak hanya dilakukan oleh pemerintah di daerah saja, tetapi pemerintah di pusat juga ikut andil dalam membangun di kawasan pinggiran.

Kabupaten Alor merupakan wilayah terdepan di Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste. Melalui Perpres Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal, Kabupaten Alor ditetapkan sebagai wilayah 3T( terdepan, terluar, tertinggal). Sebagian besar warga Kabupaten Alor bekerja sebagai nelayan. Di Desa Tude, terdapat 15 kelompok nelayan yang masing masing memiliki anggota antara 15 s.d. 20 nelayan. Hadirnya BTS 3T berfitur 4G di desa ini diharapkan dapat mendorong perekonomian para nelayan menjadi lebih baik lagi.

Pembangunan BTS-BTS 3T ini dibangun atas usulan dari Kepala Daerah (Bupati). Untuk Kabupaten Alor, Bupati sangat memberikan kemudahan dalam penyediaan lahan dan perizinan serta membantu dalam menyelesaikan isu isu sosial yang terjadi. Kabupaten Alor sebagai salah satu wilayah di Provinsi NTT, memiliki jumlah BTS 3T terbanyak yaitu 12 buah. Di Provinsi NTT sendiri, terdapat 23 BTS yang sudah on air dengan rincian 4 BTS di Kabupaten Belu, 4 BTS di Kabupaten Timor Tengah Utara, 3 BTS di Kabupaten Kupang dan 12 BTS di Kabupaten Alor. Total terdapat 249 BTS yang sudah on air di wilayah 3T sampai dengan Bulan Agustus 2017.

Perlu diketahui bahwa dorongan menambahkan fitur 4G ke 17 BTS 3T bukan hal yang mudah mengingat 4G membutuhkan sumber listrik permanen, stabil dan berdaya besar, membutuhkan ketersediaan jaringan teresterial sebagai transmisi kapasitas besar yang menghubungkan ke jaringan backbone. Kondisi ketersediaan di lapangan sangat mempengaruhi kualitas, cakupan dan  kapasitas pengguna dalam menyediakan layanan berfitur 4G. Sisi layanan BTS di wilayah 3T yang disiapkan ini tentu berbeda dengan BTS-BTS yang memang berada di perkotaan yang sangat didukung oleh sarana dan prasarana yang telah mapan. (Icha)

 

 

Mastel: Indonesia Harus Punya Peran Besar di Era 5G

0

Telko.id – Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta memang menjadi pasar yang mengiurkan bagi setiap produsen. Termasuk juga produsen teknologi. Apalagi, tidak lagi akan masuk teknologi 5G yang kabarnya merupakan teknologi baru yang membuat operato harus banyak mengganti perangkatnya. Tapi, apakah Indonesia hanya jadi pasar saja. Mampu kah Indonesia memiliki peran lebih banyak?

Memang, teknologi 5G ini masih belum ada standart baku nya. Masih digodok terus. Targetnya baru pada 2019 standar internasional akan keluar. Dan yang paling cepat akan mengimplementasikan teknologi ini adalah Jepang yang rencananya pada 2020.

Indonesia sendiri masih belum yakin kapan mengimplementasikannya. Masih banyak factor yang dipikirkan sampai akhirnya diputuskan untuk menggunakan 5G.

“Kita jangan gagap teknologi. Bukannya mau jadi late adopter, tapi rational adopter,” kata Basuki Yusuf Iskandar, Kepala Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), usai seminar bertajuk “5G: Policy, Technology, and Regulatory Perspective”, di Mercantile Athletic Club, WTC 1, Jakarta.

“Sebaiknya kita lihat dulu negara-negara lain. Biarkan mereka adopsi lebih awal supaya kita bisa belajar dan lebih siap,” ia menambahkan.

Adapun kesiapan yang dimaksud bukan cuma dari segi teknologinya, namun juga kesiapan industri, regulasi, dan ekosistem masyarakat. Basuki mencontohkan jika masyarakat belum siap, maka implementasi 5G tak akan dimanfaatkan secara maksimal.

“Teknologi itu bagus kalau orang mengerti. Kalo hanya mengerti setengah-setengah, masyarakat nggak produktif,” kata dia.

Basuki juga menambahkan bahwa regulasi terkait implementasi 5G tengah didiskusikan bersama dengan berbagai pihak. Menurut dia, dampak sosial dari 5G akan lebih kompleks ketimbang 4G LTE karena kemampuannya memicu lebih banyak kemunculan disruptive technology.

“Kalau pas 4G kan ada kasus Uber itu hanya satu sektor. Nanti 5G dampaknya lebih problematik. Makanya persiapan ke sana harus lebih matang,” ia menjelaskan.

Hal ini disepakati penasihat Indonesia 5G Forum, Kalamullah Ramli, pada kesempatan yang sama. Ia mengatakan 5G adalah teknologi yang tak bisa dibendung namun harus disertai regulasi yang kokoh agar tak kecolongan.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Umum Masyarakat Telekomunikasi, Kristiono, aturan-aturan seperti TKDN dan pajak perlu diperdalam lagi sebelum era 5G masuk,” ujarnya.

“Indonesia pasti mampu memiliki peran besar di 5G nanti. Adanya aturan TKDN yang saat ini berlaku untuk 4G menjadi cikal bakal nantinya ekosistem 5G terbentuk di Indonesia. Asal, pemerintah berpihak pada produsen dalam negeri,” kata Kristiono, menambahakan.

Kristiono juga Menuturkan jika pun produsen Indonesia belum mampu maka harus ada aturan untuk produsen yang akan mengimport barang teknologi 5G harus bekerjasama atau memiliki partner lokal. (Icha)

 

TCASH Pass Jadi Alat Bayar Digital Pertama Di Bus Trans Semarang

0

Telko.id – Era digital memang tidak bisa dihindari. Namun, edukasi pada masyarakat juga harus dilakukan. Salah satu cara agar dapat diterima dengan baik adalah melalui implementasi digitalisasi transaksi pembayaran di sektor transportasi. Itu sebabnya, Telkomsel mengembangkan fitur TCASH Pass. Transaksi di terminal pembayaran pun dapat dengan mudah dan cepat dilakukan tanpa perlu melakukan otorisasi PIN.

Telkomsel pun melakukan kerjasama pembayaran tiket Bus Trans atau BRT Semarang menggunakan layanan TCASH Pass. Kerjasama ini diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Vice President Sales & Marketing Telkomsel Area Jawa Bali Ericson Sibagariang dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi dalam acara peluncuran TCASH – BRT Semarang di Balai Kota Semarang.

“Fitur pass dalam layanan TCASH kami hadirkan dalam upaya mempercepat pengembangan konsep Smart City sekaligus merupakan wujud dukungan dalam membangun Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan pemerintah melalui digitalisasi pembayaran layanan transportasi,” kata Sukardi Silalahi, Direktur Sales Telkomsel yang menyaksikan penandatanganan ini.

“Harapannya sinergitas antara Pemerintah Kota Semarang dan Telkomsel melalui layanan TCASH ini mampu meningkatkan kecepatan pelayanan Trans Semarang. Selain itu, saya yakin sebagian besar pengguna Trans Semarang akan sangat menyambut baik inovasi ini, karena sebagai operator seluler dengan pelanggan terbanyak di Indonesia, maka mayoritas pengguna Trans Semarang yang merupakan pelanggan Telkomsel akan sangat dimudahkan dengan berjalannya sistem ini,” ungkap Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi.

Untuk memperoleh kemudahan layanan ini, pelanggan Telkomsel yang aktif menggunakan layanan TCASH dapat dengan mudah mengaktifkan fitur TCASH Pass pada sticker near-field communication (NFC) TCASH yang tersedia di pusat pelayanan transportasi khususnya di halte BRT Balai Kota Semarang dan GraPARI Semarang. Setelah aktivasi layanan TCASH TAP dan fitur Pass, pelanggan dapat mengalokasikan saldo untuk layanan TCASH Pass.

Transaksi TCASH di dalam BRT Semarang dapat langsung dilakukan di dalam bus dengan cara melakukan tap atau menempelkan sticker NFC TCASH ke terminal pembayaran BRT Semarang yang dibawa oleh petugas. Pelanggan dikenakan sesuai dengan tarif yang berlaku, yakni Rp 3.500 untuk umum dan Rp 1.000 untuk pelajar. Guna menunjang kemudahan akses layanan TCASH, Telkomsel juga menyediakan akses khusus aktivasi layanan TCASH untuk Kota Semarang melalui menu akses *800*024#.

Sementara itu, Senior Vice President Mobile Financial Services Telkomsel Danu Wicaksana menyampaikan, “Kerjasama TCASH Pass dengan Bus Trans Semarang merupakan langkah pertama kami untuk masuk ke sektor transportasi umum. Fitur ini kami kembangkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan yang ingin  menggunakan TCASH sebagai alat pembayaran di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kami juga berharap TCASH Pass dapat semakin memudahkan keseharian masyarakat Semarang menjadi masyarakat digital di tengah-tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat ini.”

Dalam acara peluncuran layanan TCASH dan BRT Semarang, selain dapat berkenalan dengan layanan TCASH Pass di BRT Semarang, masyarakat dapat juga merasakan pengalaman bertansaksi menggunakan layanan TCASH untuk menikmati aneka sajian kuliner. Masih dalam rangkaian perayaan HUT RI ke-72, seluruh menu makanan dan minuman pada acara peluncuran dipasarkan dengan harga spesial Rp 72.

Kerjasama antara Telkomsel dan Pemerintah Kota Semarang ke depannya akan dikembangkan melalui implementasi pembayaran non tunai di berbagai sarana umum lainnya, di antaranya retribusi sampah, biaya administrasi pemerintahan, dan sebagainya.

Saat ini lebih dari 12 juta pelanggan Telkomsel telah menikmati layanan TCASH di seluruh Indonesia. Telkomsel secara konsisten mengembangkan ekosistem layanan keuangan digital dengan menggandeng berbagai pihak untuk mendukung upaya pemerintah dalam membangun Gerakan Nasional Non Tunai dan mempercepat keuangan inklusif bagi masyarakat Indonesia. (Icha)

Internet Seharian Di Luar Negeri Pakai XL Hanya Rp.15 ribu

0

Telko.id – Saat berada di luar negeri, cukup ngeri-ngeri sedap kalau menggunakan akses internet. Apalagi kalau tidak pilih paket yang sesuai. Cari WiFi pun tidak ketemu. Smartphone pun bakal gagu tidak bisa apa-apa. Kekhawatiran tersebut terjawab oleh program baru dari XL yakni layanan internet roaming tanpa batas seharian di luar negeri dengan harga terjangkau bagi para pelanggan dan masyarakat melalui promo Tarif Internet Seharian. Tarif ini telah dapat dinikmati sejak 12 Agustus 2017.

“XL berkomitmen untuk terus menghadirkan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat khususnya pelanggan XL dalam menikmati komunikasi layanan Data termasuk saat berada di luar negeri. Ini selaras dengan meningkatnya angka penetrasi smartphone yang mencapai 67% dari total pelanggan XL dan penggunaan layanan data, serta meningkatnya aktifitas bepergian masyarakat Indonesia ke luar negeri khususnya di kawasan Asia,” kata Roy Wisnhu Wibowo, GM Consumer Product XL.

Roy menambahkan bahwa “Komitmen XL ini diwujudkan dengan menyediakan tarif promo layanan data/internet seharian di beberapa negara Asia sebagai solusi atas kekhawatiran masyarakat terhadap tarif data yang mahal saat berada di luar negeri. Dengan layanan internet tanpa batas seharian ini, pelanggan XL tetap dapat menikmati kenyamanan berkomunikasi khususnya layanan data tanpa rasa khawatir akan kehabisan pulsa karena tarif internet roaming mahal atau kebingungan dengan mengganti kartu lokal negara yang dikunjunginya.”

Tarif Internet Seharian menghadirkan layanan internet flat di luar negeri bagi pelanggan prabayar XL dengan tarif paling terjangkau dan kompetitif Rp 14,999 seharian. Bekerjasama dengan roaming partner, layanan ini dapat dinikmati di 6 negara Asia, yaitu Bangladesh (Robi), Kamboja (Smart), Malaysia (Celcom dan Digi), Nepal (Ncell), Singapore (M1 dan Starhub), Sri Lanka (Dialog).

Untuk dapat menikmati promo Tarif Internet Seharian tanpa batas ini, pelanggan tidak perlu melakukan registrasi apapun karena layanan ini bukanlah paket, cukup dengan memiliki pulsa minimum Rp 50rb. Layanan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berkomunikasi khususnya internetan di luar negeri tanpa hambatan dan rasa khawatir.

XL juga memiliki 3 pilihan paket international roaming bagi para pelanggan dan masyarakat yang telah diluncurkan sebelumnya. Pertama, paket XL Pass yaitu paket yang dapat digunakan saat bepergian di 40 negara favorit Eropa dan Asia dimana kuota Paket Prabayar XTRA Combo dan HotRod dapat digunakan di luar negeri semudah di dalam negeri. Kedua, paket roaming lengkap khusus bagi pelanggan yang mau telpon, SMS, dan akses internet sepuasnya di negara favorit tanpa perlu ganti kartu. Ketiga, Paket Haji khusus untuk pelanggan Prabayar XL yang akan menjalankan ibadah haji maupun umroh agar tetap dapat berkomunikasi terhubung dengan dengan keluarga tercinta di Tanah Air dan ibadah pun makin tenang. (Icha)

 

 

0

Telko.id – XL Axiata terus memperluas layanan 4G LTE di berbagai wilayah Indonesia. Khusus untuk Jawa Timur, kini semua dari 38 kota/kabupaten telah terjangkau oleh layanan internet cepat 4G LTE dari XL Axiata. Warga masyarakat dan pelanggan XL Axiata di Area Madiun, yang terdiri dari 13 Kabupaten/kota kini bisa memanfaatkan layanan 4G LTE untuk mendukung aktivitas produktifnya.

Pada 12 Agustus 2017 bertempat di Sun City, Kota Madiun Peresmian Perluasan Jaringan 4G LTE di area Madiun dan sekitarnya juga dimeriahkan dengan acara “Color Run.  Acara yang bersifat rekreasi ini diadakan sebagai sarana hiburan masyarakat Madiun dan sekitarnya.

“Kami memang sangat agresif untuk terus memperluas cakupan wilayah layanan 4G LTE. Kebijakan ini tidak terlepas dari pencapaian pertumbuhan pelanggan dan trafik data yang juga terus meningkat saat ini. Hingga akhir Juni 2017, jumlah pelanggan yang menggunakan smartphone juga terus meningkat dan menjadi sekitar 67% dari total pelanggan. Sementara itu, pelanggan layanan XL 4G LTE juga terus tumbuh dan telah mencapai sekitar 40% dari total pelanggan,” kata Mochamad Imam Mualim, Caretaker VP East Region.

Mochamad menambahkan, “untuk Area Madiun dan sekitarnya, XL Axiata sudah menyediakan tidak kurang dari 268 BTS 4G untuk melayani sekitar 620 ribu pelanggan 4G LTE atau 49,5% dari total pelanggan XL Axiata. Sampai akhir 2017, layanan 4G LTE di area ini ditargetkan akan dilayani lebih dari 560 BTS 4G”.

Sementara itu, pelanggan yang sudah memakai smartphone di area ini mencapai sekitar 29%, dengan tingkat pertumbuhan pelanggan Data 157% dalam setahun terakhir. Area ini mencakup 13 Kota/Kabupaten yaitu Kota dan Kab Madiun, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Kota dan Kab. Blitar, Kota dan Kab Kediri, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung, dan Pacitan.

Dengan tersedianya fasilitas koneksi XL 4G LTE di Area Madiun, kini masyarakat bisa semakin memaksimalkan pemanfaatan keunggulan teknologi digital guna meningkatan produktifitasnya, baik untuk kepentingan ekonomi bisnis, maupun tujuan sosial, juga hiburan.

Bagi pemerintah daerah, koneksi internet cepat 4G LTE juga akan semakin bisa diandalkan untuk mendukung penerapan dan pengembangan e-government dan smart city serta peningkatan layanan publik. Wilayah di 13 kabupaten/kota tersebut selama ini juga dikenal sebagai kawasan dengan potensi ekonomi antara lain di sektor industri, pengetahuan, perkebunan, dan pariwisata.

Sementara itu untuk seluruh Jawa Timur, XL Axiata sudah menyediakan hampir 1.900 BTS 4G LTE, dan sampai akhir tahun 2017 ditargetkan akan bertambah menjadi sekitar 2.200 BTS 4G LTE. Selama setahun terakhir, di provinsi ini tercatat adanya pertumbuhan akses ke layanan data digital hingga sekitar 62%. Peningkatan terjadi secara merata di semua kabupaten/kota di Jawa Timur.

Dari total pelanggan XL Axiata di Jawa Timur sekitar 6,3 juta, kurang lebih 68% di antaranya aktif memanfaatkan layanan data. Seiring dengan hal itu, jumlah pelanggan XL Axiata di provinsi ini yang menggunakan smartphone 4G LTE juga terus meningkat. Tercatat hingga akhir Maret 2017 tidak kurang dari 1,9 juta pelanggan telah menggunakan smartphone 4G di Jawa Timur.

Selain itu XL juga meluncurkan program XL Super Ngobrol Baru, Manfaat yang bisa ditawarkan program ini berupa gratis nelpon dan SMS tanpa batas ke semua nomor XL, nelpon Rp 1/detik ke operator lain, Rp 50 per SMS ke operator lain, dan akses internet Rp 50/MB. Selain itu, pelanggan masih akan mendapatkan manfaat berupa gratis nelpon tanpa batas melalui WhatsApp dan LINE, gratis akses YouTube 100MB/bulan, serta gratis berlangganan dan akses ke program XL. (Icha)