spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...
Beranda blog Halaman 1273

Mantap, XL Punya Pemasukan Baru Dari Jaringan Internet Global

0

Telko.id – Sebagai penyedia layanan data, tentu perlu memiliki alternatif jaringan agar dapat memastikan, layanan yang diberikan tidak terganggu. Salah satu strategi XL adalah menerima kerjasama yang ditawarkan Oleh Vocus group yang membutuhkan landing point di Indonesia untuk melengkapi jaringan internet global Australia – Indonesia – Singapura.

Bagi XL, tentu kerjasama ini cukup menggiurkan. Pasalnya, selain dapat mengalihkan trafik dari dan ke luar negeri yang biasanya lewat Singapur, sekarang bisa lewat jaringan milik Vocus, yang notabene, XL juga punya share. Dari sisi harga pun, pasti bisa lebih murah.

Ditambah lagi, XL ternyata juga bisa ikut jualan untuk mengisi jaringan tersebut. Hal ini masuk dalam klausul kerjasama ini. Ada informasi juga, setidaknya ada potensi 25% pengguna layanan data global akan berpindah ke jaringan ini. Pasalnya, SKKL ini Sudah menggunakan teknologi baru. Yang berarti, menjadi pemasukan baru dari XL.

Peran XL sendiri dalam pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Australia-Indonesia-Singapore yang menghubungkan Australia dengan Singapura dan melalui perairan Indonesia ini sangat penting.

Pasalnya, dengan Anyer di wilayah Banten sebagai titik pendaratan (landing point), SKKL ini akan menyediakan alternatif akses internet dari Indonesia ke jaringan global melalui Australia. Hingga saat ini proses pembangunan jaringan sepanjang 4,600 km ini masih berjalan dan siap untuk beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2018.

Ditambah lagi, untuk mendapatkan berbagai perijinan supaya kabel laut bisa terpasang cukup banyak. Setidaknya, ada 30 instansi yang perlu memberikan ijin agar pemasangan kabel laut tersebut bisa berjalan. Mulai dari perusahaan perminyakan, pemerintah daerah dan lain nya. Semua, yang di Indonesia, XL yang melakukan.

Pembangunan proyek jaringan yang sudah berjalan 50% tersebut, diresmikan oleh Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, Chairman Vocus Group, Vaughan Bowen, CEO Alcatel Submarine Networks, M. Phillippe Piron, dan Menteri Komunikasi & Informatika, Rudiantara.

“Keberadaan SKKL Australia–Indonesia-Singapore ini merupakan sarana infrastruktur yang sangat strategis bagi perkembangan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia karena menyediakan konektifitas berkapasitas  besar ke Singapura dan terutama ke Australia yang selanjutnya bisa menjadi jalur alternatif ke jaringan global. Dengan kapasitas mencapai 30Tb untuk jalur Jakarta dan Singapore serta 20Tb antara Jakarta – Perth, berarti SKKL ini mampu menyediakan kapasitas hingga 6x lipat dari total kapasitas jaringan internasional dari Indonesia yang ada saat ini,” kata Dian Siswarini, Presiden Direktur & CEO of XL Axiata.

Dian menambahkan, ketersediaan kapasitas/bandwidth yang sangat besar ini tentunya juga akan dapat dinikmati pelanggan XL Axiata, termasuk pelanggan korporasi dan penyedia jasa layanan internet di Indonesia. Selain itu, menurutnya, rute alternatif melalui Australia yang saat ini masih sangat terbatas, juga akan mengurangi ketergantungan terhadap Singapura yang hingga saat ini merupakan jalur utama untuk menyalurkan trafik dari Indonesia ke jaringan global dan rawan dengan gempa bumi.

Dengan demikian, apabila jaringan internet yang melalui Singapura terjadi gangguan, maka akses Internet dari Indonesia menuju jaringan global tidak akan ikut terganggu karena tersedia pilihan untuk bisa dialihkan melalui jalur alternatif tersebut.

Setidaknya, dengan adanya jalur alternatif ini, akan terjadi pengalihan. XL akan mengatur, 50% trafik akan dialihkan ke jaringan baru ini.

Chairman Vocus Group Vaughan Bowen mengatakan, “Keberadaan jaringan ini sangat penting untuk mendukung perkembangan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia, dan untuk kali pertama, ini merupakan sebuah hub di tengah arus trafik yang menghubungkan antara Asia dan Amerika Utara dan bukan menjadi sebuah akhir dari jaringan fiber optik yang ada di kawasan tersebut”.

Dalam proyek yang dikerjakan oleh Alcatel Submarine Network (ASN) ini, XL Axiata turut serta sebagai landing partner, administrator, dan perwakilan SKKL Australia-Indonesia-Singapore di Indonesia.

Dengan bertambahnya ketersediaan kapasitas bandwidth melalui SKKL Australia-Indonesia-Singapore ini akan memberikan dampak yang signifikan terutama dalam struktur biaya akses internasional melalui rute selatan antara Indonesia dan Australia menuju Amerika yang saat ini masih terbatas. Jalur internet global melalui Australia ini juga lebih aman dibandingkan melalui Luzon Strait, Filipina yang rentan dengan gempa bumi.

Selain kapasitas yang besar dan rute alternatif selain melalui Singapura, secara teknis keunggulan SKKL ini bisa dilihat dari spesifikasinya, antara lain memiliki 4 Fibre Pairs yang menyediakan fleksibikitas koneksi, monitoring 24 jam, 7 hari seminggu (24/7) dan DC yang menghubungkan antara Australia dan Singapore

Penyediaan SKKL Australia-Indonesia-Singapore ini juga merupakan langkah XL Axiata dalam memenuhi komitmen menyediakan infrastruktur untuk akses internet global yang lebih baik sehingga bisa mendukung visi pemerintah dalam mendorong pemanfaatan teknologi digital oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dengan semakin banyak alternatif akses ke jaringan internet global, maka akan bisa mendorong tersedianya pilihan jalur yang terbaik, termasuk dari sisi ekonomi dan bisnis, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi penyediaan layanan internet yang berkualitas dengan tarif yang semakin terjangkau. (Icha)

 

Program Next Indonesia Unicorn Kembali Di Buka

0

Telko.id –  Target pemerintah mendigitalkan ekonomi Indonesia pada 2020 antara lain dengan mengadakan beberapa program besar, seperti gerakan 1000 startup dengan valuasi US$ 10 miliar, serta meningkatkan pertumbuhan e-Commerce lokal sebesar 50 persen per tahun dengan nilai US$ 150 miliar.

Tentu target tersebut harus dibarengi dengan upaya untuk pencapaiannya. Salah satu yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mendorong para startup untuk menjadi unicorn baru di Indonesia. Untuk merangsang terbentuknya unicorn baru tersebut, pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali menggelar program Next Indonesia Unicorn (NEXTICORN).

Target dari NEXTICORN ini adalah untuk menciptakan marketplace yang lebih terstruktur dan tertata bagi para start-up untuk bertemu investor dalam memperoleh pendanaan.

“NEXTICORN ini merupakan langkah berikutnya untuk menampilkan Indonesia berikut startup-startup-nya kepada para investor global dan nasional agar startup dapat memperoleh pendanaan (funding), karena pemerintah mengerti permasalahan dalam mendapatkan funding, terutama di zona Missing Middle/Series B. Diharapkan nantinya startup-startup Indonesia dapat tumbuh dan mempunyai value di mata investor nasional dan global sehingga akan lahir unicorn-unicorn berikutnya di Indonesia,” jelas Menteri Kominfo Rudiantara.

Rudiantara beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sudah memiliki 4 unicorn yakni Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. “Saya yakin lebih dari lima. Kan dulu targetnya lima sampai akhir 2019. Yang 2017 sudah ada empat jadi saya yakin 2019 lebih dari lima,” kata pria yang akrab disapa Chief RA tersebut.

Program NEXTICORN ini merupakan kerja sama pemerintah dengan Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) dan Ernst & Young. Diharapkan dari kerja sama tersebut, serta dengan partisipasi startup-startup yang hadir, NEXTICORN bisa menjadi sukses di tahun 2018.

Dengan program NEXTICORN ini, pemerintah akan mendukung adanya Business Matching yang tepat melalui event-event yang mendatangkan Venture Capital baik dari nasional maupun dari luar negeri ke Indonesia, juga dengan membawa startup-startup Indonesia ke event-event di luar negeri yang dihadiri oleh VC. Oleh karena itu partisipasi dari para pelaku startup  sangat penting untuk memanfaatkan peluang yang telah diberikan, sehingga berpartisipasi agar startup-startup di Indonesia dapat menjadi The Next Indonesian Unicorns. Sebelum bertemu dengan investor, para start-up akan dibantu melalui proses kurasi, di mana akan dilakukan pengecekan mulai dari business plan, market validation, hingga sustainability technology dari start-up tersebut.

Sementara itu Donald Wihardja selaku Chief Coordinator AMVESINDO menyatakan “Dengan NEXTICORN ini, AMVESINDO berharap dapat mempermudah start-up untuk menggalang dana, terutama di level Series B (untuk mendapatkan US$5 juta ke atas) dengan memfasilitasi pertemuan mereka dengan investor, baik lokal maupun international. Untuk itu kami akan hadirkan NEXTICORN di acara-acara terkenal yang terbukti mengumpulkan investor di Indonesia dan di Asia, serta menyiapkan acara Business Meeting dengan start-up di sana.”

Sebagaimana diketahui AMVESINDO merupakan Asosiasi dari para pemodal Ventura yang menempatkan dananya pada startup-startup di Indonesia. Donald menambahkan “Kami juga mengumpulkan data-data dari start-up, contact info mereka, pitch deck, dan sebagainya, yang dapat diakses investor dengan mudah secara online, ataupun sebagai buku Compendium yang di cetak. Kami harap, dengan Project NEXTICORN, kami bisa mempersembahkan Unicorn-Unicorn Indonesia baru di masa dekat.” (Icha)

 

 

 

 

 

Kominfo dan Idea Luncurkan Interoperabilitas Layanan Pendaftaran Sistem Elektronik

0

Telko.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan idEA selaku asosiasi yang beranggotakan berbagai pelaku usaha di industri e-commerce mengadakan sosialisasi dan peresmian sistem pendaftaran PSE yang terintegrasi dan mempunyai fungsi interoperabilitas. Di mana interoperabilitas sistem pendaftaran ini memungkinkan para pelaku usaha untuk melakukan pendaftaran PSE melalui situs resmi idEA https://pse.idea.or.id/ .

Sistem pendaftaran PSE bertujuan untuk mewujudkan penyelenggara sistem dan transaksi elektronik yang andal, aman, terpercaya dan bertanggung jawab agar dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat, transparan sehingga mendorong peningkatan kualitas penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik serta meningkatkan peran serta dan tingkat kepercayaan masyarakat dalam pemanfaatan TIK.

Menteri Kominfo Rudiantara menyatakan pendaftaran PSE ini dilakukan di Kementerian Kominfo dan di idEA. Namun dengan interoperabilitas maka cukup sekali proses dan bisa dilakukan hanya di idEA. “Jadi kemudahan yang selama ini Kementerian Kominfo terapkan juga diadopsi oleh idEA,” tandasnya.

Rudiantara juga menjelaskan bahwa pendaftaran juga tidak dikenakan biaya. Dengan interoperabilitas maka penyelenggaraan sistem elektronik diakui baik di pemerintah sekaligus di idEA. IdEA adalah asosiasi yang paling tahu industri dan anggotanya. Demikian juga berkenaan dengan akreditasi atau bentuk pengakuan serta sertifikasi keandalan tentu idEA adalah yang paling tepat. Dengan adanya interoperabilitas dengan idEA ini akan meningkatkan pendaftar sistem elektronik. Next to do nya akan dilakukan interoperabilitas dengan instansi lain lagi.

Sementara itu Dirjen Aptika Semuel Pangerapan mengatakan perlunya pendataan untuk mengidentifikasi semua pelaku. “Kita sudah masuk di era digital. Pada saat kita masuk di era digital, kita tidak perlu lagi bertatap muka. Di era digital, identitas itu sangat penting,” katanya.

Semuel juga menambahkan bahwa negara sudah memikirkannya di tahun 2008. “Selama ini masyarakat memandangnya UU ITE itu adalah mengurusi pencemaran nama baik, fitnah padahal banyak pasal-pasalnya yang membantu kita berbisnis. Salah satunya mengenai Penyelenggara Sistem Elektronik,” jelasnya.

Lebih lanjut Semual menyampaikan bahwa yang didaftarkan apa usahanya, sistemnya bagaimana, keamanannya bagaimana, data-data yang dikelola apa saja, bagaimana melindungi data-data yang ada terutama data-data pelanggan.

Langkah yang dilakukan oleh pemerintah ini berdasarkan dinamika pertumbuhan percepatan dunia digital yang terjadi serta semakin banyaknya start-up yang tumbuh, menjadikan pemerintah merasa perlu menggandeng mitra yang dapat membantu menjalankan fungsi pengawasan dalam hal pendaftaran PSE ini. Oleh karena itu, pemerintah memilih idEA sebagai mitra untuk bekerja sama dalam pendaftaran PSE.

“Kami menyambut baik atas kepercayaan Kemenkominfo untuk bersinergi dengan idEA dalam hal PSE ini. Kami ingin mengajak seluruh pelaku usaha penyelenggara sistem elektronik baik yang terdaftar sebagai member idEA maupun non member untuk mendaftarkan sistem elektroniknya secara online,” ungkap Aulia E.Marinto selaku Ketua Umum IdEA sekaligus CEO BLANJA.com.

Saat ini, idEA telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kemenkominfo dalam memfasilitasi interoperabiltas Sistem Elektronik sesuai amanat Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik beserta peraturan pelaksananya, yaitu secara andal, aman serta diselenggarakan secara bertanggung jawab.

Dengan adanya interoperabilitas sistem pendaftaran PSE antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dan idEA, diharapkan dapat menjangkau setiap pelaku usaha PSE yang melakukan kegiatan usahanya di Indonesia sehingga tercapai tujuan penyelenggaraan sistem elektronik secara andal dan aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Icha)

 

 

 

Telkomsel MyBusiness Dipercaya Muluskan Digitalisasi Bank Mandiri di Jabodetabek

0

Telko.id – Telkomsel melalui unit bisnis Regional Account Management Central Jabotabek kembali dipercaya untuk menyediakan layanan seluler berbasis solusi bisnis korporasi Telkomsel MyBusiness oleh sejumlah perusahaan yang beroperasi di wilayah Jabotabek. Hal tersebut terimplementasi dari kerja sama yang dilakukan Telkomsel dengan sembilan perusahaan swasta dan BUMN dari berbagai industri seperti Bank Mandiri persero, Enerren Technologies, Medlinx Asia Teknologi, Astra Aviva Live, Group Lease Finance Indonesia, Adhirajasa Sarana Utama, Witami Tunai mandiri, Cemindo Gemilang dan Persatuan Pangkas Rambut Garut (5/12).

“Telkomsel mengapresiasi atas kepercayaan sejumlah perusahaan dalam memanfaatkan layanan Telkomsel MyBusiness sebagai pelangkan layanan solusi bisnisnya. Kini layanan Telkomsel MyBusiness terus kami kembangkan, khususnya dalam mendorong adopsi digitalisasi opersional pelanggan korporasi tersebut dengan menghadirkan sejumlah layanan solusi bisnis korporasi berbasis digital,” kata Nyoman Adiyasa, General Manager Account Management Jabotabek Jabar Telkomsel.

Dalam kesempatan penandatanganan kerja sama tersebut, bersama dengan Bank Mandiri Kanwil 3 Jakarta, Telkomsel kembali dipercaya sebagai mitra strategis untuk menghadirkan beragam solusi bisnis korporasi, baik dalam konsep Business to Business (B2B) atapun Business to Business to Customer (B2B2C).

Dalam kerjasama tersebut, Telkomsel berkolaborasi dan bersinergi dengan perusahaan di bawah naungan Telkom Group, yaitu PINS, bekerja sama dengan Bank Mandiri menghadirkan konsep paket reward berupa kuota internet untuk nasabah Bank Mandiri.

Selain itu, Telkomsel juga dipercaya dalam menghadirkan solusi layanan berbasis korporasi guna memudahkan koordinasi dan komunikasi operasional antar karyawan perusahaan, melalui penyedian fitur paket Team Plan yang dilengkapi dengan layanan bebas nelpon dan sms bagi karyawan Bank Mandiri serta paket kuota data khusus dengan harga terjangkau.

Bank Mandiri sendiri juga memanfaatkan layanan Team Plan Telkomsel MyBusiness untuk penyediaan paket bunding smartphone 4G LTE untuk mendorong penguatan gaya hidup digital karyawannya.

Layanan Telkomsel MyBusiness berbasis digital lainnya yang juga dimanfaatkan oleh pelanggan segmen korporasi adalah layanan M2M Smart Connectivity. Layanan tersebut dimanfaatkan PT Enerren Technologies dan PT Medlinx Asia Teknologi untuk mendungkung operasional perangkat bisnis masing-masing perusahaan untuk mempermudah monitoring pemanfaatan perangkat tersebut oleh para karyawannya.

“Saat ini, di wilayah operasional Area Jabotabek Jabar sendiri Telkomsel telah melayani lebih dari 8900 pelanggan segmen korporasi dari berbagi industri, seperti perbankan, retail, transportasi hingga BUMN. Dengan dukungan lebih dari 152 ribu BTS yang sebagian besar sudah berteknologi jaringan terdepan 4G LTE, Telkomsel yakin layanan solusi bisnis korporasi Telkomsel MyBusiness akan semakin dipercaya oleh beragam perusahaan, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik tiap perusahaan tersebut” pungkas Nyoman. (Icha)

Kolaborasi Atau Ko-inovasi Dengan Fintech Jalan Terbaik Baik Bagi Perbankan

0

Telko.id – Masuk nya era digital membuat banyak pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan mulai terkikis sedikit demi sedikit. Ini memang seperti buah simalakama. Mempertahankan karyawan atau beradaptasi dengan teknologi agar bisnis tetap berkembang. Tapi, transformasi digitalisasi adalah sebuah keharusan. Termasuk juga bagi perbankan.

Itu sebabnya, gelombang perubahan dalam teknologi digital berdampak terhadap dunia bisnis dan gaya hidup konsumen. Revolusi digital yang dimotori oleh pemanfaatan data, kecerdasan buatan, dan machine learning memunculkan teknologi baru yang mampu mengubah cara hidup masyarakat.

Teknologi menimbulkan guncangan di semua sektor, tidak terkecuali finansial. Kabar ini menjadi sinyal buruk bagi bank konvensional. Perbankan tidak lagi memonopoli layanan simpan, pinjam, investasi, dan produk perbankan lain. Kini bermuculan lembaga-lembaga keuangan baru yang memanfaatkan teknologi digital yang disebut financial technology (fintech).

Perkembangan fintech tidak lepas dari situasi krisis ekonomi pada 2008. Di tengah rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, fintech memberikan warna baru di sektor finansial. Pada saat itu, bank fokus mengatasi regulasi dan krisis yang sedang terjadi, sedangkan fintechmenghadirkan produk yang sesuai dengan perkembangan gaya hidup.

Daya Tarik Fintech

Fintech memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan bank konvensional. Memiliki struktur organisasi yang lebih ramping dan daya penetrasinya yang dinamis, membuat fintech bergerak lebih cepat dan lincah dibandingkan bank konvensional. Fintech dapat menawarkan produk-produk baru yang dibutuhkan masyarakat sejalan dengan gaya hidup digital.

“Diprediksi setidaknya 30 persen jenis pekerjaan di sektor perbankan akan menghilang dalam lima tahun ke depan. Mau tak mau, perbankan konvensional mesti menyesuaikan diri dengan tren fintech ini,” kata Leonardo Koesmanto, Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia menjelaskan.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh perbankan konvensional? Ada beberapa korporasi finansial besar yang mulai berinvestasi dan bekerja sama dengan fintech untuk meningkatkan kemampuan teknologi digitalnya.

Kolaborasi atau ko-inovasi dengan fintech merupakan jalan terbaik bagi bank untuk mempertahankan pertumbuhannya. Artinya, bank konvensional harus mengubah model dan strategi bisnis untuk melebarkan pasarnya. Di sisi lain, fintech juga akan mendapatkan keuntungan modal, data, pasar, dan dukungan regulasi dari perbankan.

Kecenderungan masyarakat menginginkan bentuk layanan cepat, mudah, dan praktis dalam aktivitas sehari-hari. Perilaku berbelanja misalnya, yang tadinya melalui gerai toko di mal maupun pasar dapat dilakukan dengan sekali klik di depan komputer atau gawai telepon seluler (ponsel). Begitu pula transaksi perbankan, berbagai jenis pembayaran tagihan dan investasi dapat dilakukan melalui aplikasi dalam ponsel pintar.

Laporan Klynveld Peat Marwick Goerdeler, sebuah lembaga auditor internasional, menyebutkan ada tiga lapisan perubahan dalam industri perbankan. Pertama adalah model bisnis dengan mengawinkan berbagai layanan berbasis teknologi. Kedua, perubahan produk menjadi lebih fleksibel serta pelanggan sentris. Lapisan terakhir adalah memberikan cara baru dalam mengoperasikan infrastruktur transaksional perbankan.

Fintech Mampu Hadirkan Fitur Cerdas

Memiliki fokus untuk menciptakan produk yang berbasis layanan, membuat fintech sangat menarik di mata konsumen. Teknologi fintech yang paling banyak diminati adalah kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk memberikan layanan asisten virtual yang berbasis pengalaman konsumen (consumer experience).

Asisten virtual merupakan terobosan dalam dunia perbankan. Layanan interaktif, realtime, dan bisa dipersonalisasi sesuai keinginan masing-masing konsumen akan mentransformasi pelayanan pelanggan.

Virtual asisten ini hadir dalam bentuk chatbot pintar yang akan menjawab permintaan konsumen dari jendela yang muncul ketika nasabah membuka aplikasi bank mereka. Dari pertanyaan terkait aktivitas perbankan hingga melakukan transaksi bisa dilakukan melalui bantuan chatbot ini.

Bank DBS Indonesia melalui aplikasi “digibank” merupakan salah satu bank yang memberikan layanan asisten virtual di Indonesia. Melalui aplikasi ini, nasabah dengan mudah membuat rekening baru tanpa harus datang ke kantor cabang. Selain itu, nasabah juga dapat berinteraksi setiap saat dengan robot asisten untuk kebutuhan transaksi harian mereka.

Di India, layanan ini telah menarik 1,5 juta nasabah baru sejak di luncurkan perdana pada 2016 yang lalu. Sedangkan di Indonesia, sejak Agustus 2017 tercatat sekitar 15 ribu nasabah sudah mengunduh aplikasi ini. DBS menargetkan akan memiliki 3,5 juta nasabah baru digibank dalam lima tahun ke depan. (Icha)

 

 

 

Menkominfo: Masyarakat Indonesia Budaya Cyber Security Masih lemah

Telko.id – Era digital perlahan tapi pasti sudah masuk ke Indonesia, terutama di kota besar dengan kualitas jaringan yang lebih memadai. Namun, di sisi lain, budaya cyber security dimasyarakat Indonesia masih sangat lemah.

Itu sebabnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengimbau masyarakat terus meningkatkan kesadaran mengenai keamanan siber (cyber security) dimulai dari yang sederhana seperti mengganti  password email dan mengganti pin ATM secara berkala.

“Kita belum punya budaya cyber security. Contoh kita pasti memiliki email umum seperti gmail, suka ganti password tidak? Setiap transaksi di bank tertentu ditanya ganti pin, suka ganti tidak?” katanya saat mengunjungi Pameran Cyber Security Indonesia 2018 di JCC Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Lebih lanjut Menteri Rudiantara mengatakan akun email rentan terhadap security breach. “Apabila masyarakat sudah mengganti password-nya, itu sama saja sudah setengah atau 50% meng-address atau menghindarkan cyber security breach. Contoh lainnya lagi ganti pin ATM,” jelasnya.

Jika dimulai dari setiap orang, Menteri Kominfo menyebut akan membuat kontribusi siginifikan terhadap keamanan siber nasional. “Menurut saya ini akan memberi pengaruh yang luar biasa, signifikan kepada ketahanan, national resilliance dari national cyber security,” tuturnya.

Rudiantara juga mengatakan keamanan siber bukan hanya isu di Indonesia tapi sudah menjadi isu global dan regional. “Minggu lalu, bahkan pada saat pertemuan Menteri-Menteri ICT ASEAN, itu dimasukan kembali ke dalam Deklarasi Siem Reap. Karena pertemuannya di Siem Reap, Kamboja.

Salah satu klausul Deklarasi itu adalah bagaimana kita membuat collective report bersama negara-negara ASEAN untuk meng-address isu cyber security,” katanya.

Menteri Kominfo menyebutkan Cybersecurity Index Indonesia saat ini berada pada nomor 70 dunia. “Masih banyak yang harus dikejar,” tambahnya.

Selanjutnya Menteri Rudiantara menegaskan Indonesia terbuka terhadap solusi dari banyak negara luar yang sudah maju ICT cyber security-nya. “Yang menjadi perhatian pemerintah adalah SDM, mencari masyarakat yang bisa membantu Indonesia untuk meng-address cyber security. Kominfo punya program Born to Protect, mereka bisa bekerja di korporasi fokusnya cyber security,” tandasnya. (Icha)

 

 

 

Smart TV ini Punya OS Dengan Sertifikasi Dari Google

0

Telko.id – Berdasarkan penelitian Nielsen Consumer Media View 2017, minat menonton video online terus meningkat. Penetrasi internet yang kian masif mendorong perilaku penggunanya juga bergeser. Selain menonton video online, ternyata konsumen tetap tidak bisa meninggalkan media visual televisi. Saat ini semakin banyak konsumen menonton televisi dan menggunakan internet dalam waktu bersamaan.

TCL sebagai penyedia aplikasi internet dan TV terkemuka di dunia pun melihat tren yang sama. Sehingga mengembangkan perangkat yang memenuhi kebutuhan tersebut, terutama untuk menarik minat generasi muda yang menginginkan konten hiburan lebih bervariasi.

Menjelang penghujung akhir tahun 2017, TCL meluncurkan perangkat terbarunya TCL C2 UHD TV di Indonesia. Televisi LED C2 terbaru dari TCL ini memberi hampir semua hal yang Anda inginkan dari TV tersedia dalam lima ukuran layar yang berbeda. TCL C2 UHD TV memiliki kualitas premium, namun dengan harga yang terjangkau.

“Televisi terbaru TCL seri C2 ini menyajikan tampilan 4K UHD (Ultra High Definition) yang menakjubkan dengan HDR, dan gamut warna ultra lebar. Tak hanya itu, televisi ini diperkuat dengan platform Android yang memungkinkan untuk mengakses ribuan konten dari Google Play, termasuk dukungan Netflix dan Chromecast,” kata Justin Zhong, Product Manager TCL, saat meluncurkan TCL C2 UHD TV di Jakarta (6/12).

Justin Zhong menambahkan, kehadiran TCL C2 UHD TV ini semakin istimewa. Karena diperkenalkan saat film super hero blockbuster Justice League sedang tayang di bioskop di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

TCL melakukan kemitraan dengan Warner Bros Pictures untuk mempromosikan film petualangan aksi epik tim pahlawan super ikon DC Comics tersebut yang cukup dinanti para penggemar, sekaligus memperkenalkan kehadiran C2 UHD TV.

TCL C2 UHD TV Telah Disertifikasi Oleh Google

TCL C2 UHD TV merupakan televisi yang memakai basis teknologi sistem operasi cerdas Android TV. Ini adalah platform Smart TV dengan sistem operasi yang telah disertifikasi Google yang dioptimalkan secara khusus untuk TV agar pengguna bisa menikmat hiburan dengan resolusi layar lebar.

Dengan Android TV yang telah disertifikasi oleh Google, pengguna bisa menikmati layanan resmi dari Google (Play Store / Game / Film & TV) dan aplikasi Edisi TV lainnya seperti Netflix, Youtube dll.

“Dengan Android TV di TCL C2 UHD TV, kita mulai memasuki era menikmati masa depan kehidupan cerdas dari perangkat televisi,” kata Justin Zhong.

Tidak hanya memakai platform kuat dari edisi Android M terbaru yang telah disertifikasi oleh Google, memungkinkan Anda menikmati berbagai fungsi cerdas terbaru, televisi ini di dalamnya juga diperkuat dengan dapur pacu yang mumpuni. TCL C2 UH dipersenjatai dengan CPU Quad-core A53 1.5Hz, kartu grafis dual core Mali T860GPU, RAM DDR3 2.5GB, dan penyimpanan 16GB. Sistem hardware tersebut memungkinkan Anda menikmati dunia cerdas yang lebih cepat dan lebih baik dengan pengalaman gambar yang hebat.

TCL 4K UHD TV mereproduksi detail yang menakjubkan pada semua nuansa cahaya. Warna alami untuk pengalaman menonton yang benar-benar mendalam melalui resolusi 3.840 x 2.160 piksel (4 kali TV Full HD). Teknologi kelas atas ini bisa mengupgrade 2K gambar menjadi 4K dan memecahkan kode demo 4K dari USB, HDMI dan sumber konten on air yang memberi Anda lebih banyak pilihan berkualitas.

Untuk memanjakan pengalaman visual, televisi ini menawarkan gambar yang begitu detail dan jelas. clarity dan detail gambar yang menakjubkan. Dengan HDR Pro dan P2M, menciptakan pengalaman menonton yang immersive dan menakjubkan di TV 4K ini.

Sebagai solusi HDR yang dikembangkan sendiri oleh tim engineer TCL, HDR Pro memungkinkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mencapai standar HDR secara komprehensif. Memberikan kualitas gambar HDR yang sempurna dan meningkatkan kekayaan warna dalam pengaturan gelap.

Sementara itu teknologi TCL Wide Color Gamut dapat menghadirkan lampu latar LED paling murni yang membantu meningkatkan performa tampilan, meningkatkan kejernihan dan realistis warna secara efektif, serta lapisan yang lebih kaya pada gambar.

Sebagai komitmen untuk menghadirkan perangkat premium berkualitas tinggi, TCL C2 UHD TV memakai built-in speaker dari harman/kardon yang memberikan pengalaman audio yang dahsyat. Menyajikan kecerdasan hasil hiburan lebih tinggi dengan output audio yang efektif.

Melalui perangkat ini,  Anda dapat mengubah TCL TV menjadi home theatre. Dengan audio Dolby & DTS Premium, TCL C2 UHD TV akan menghasilkan kualitas suara yang bisa membenamkan diri Anda ke dalam dunia virtual surround sound.

Sebagai Android TV, TCL C2 UHD TV telah terintegrasi dengan fitur ChromeCast yang memungkinkan pengguna untuk mentransmisikan video favorit, game dari perangkat seluler ke TV. Sehingga menghemat biaya tak perlu lagi membeli perangkat Google Chromecast terpisah. Hanya satu ketuk tombol Cast di layar Android atau iOS untuk memilih yang Anda sukai. Transmisikan konten Anda kemudian lanjutkan bermain dengan ponsel atau tablet Anda.

Selain itu, TCL C2 memiliki aplikasi preloaded untuk Netflix dan Stan. Kedua layanan ini  mendukung video UHD dan HDR.

“Dengan penawaran harga yang lebih terjangkau dibanding kompetitor, TCL C2 UHD TV menjadi pilihan yang sempurna bagi yang ingin memiliki TV pintar. Dengan harga terjangkau, televisi 4K keluaran TCL ini menjadi pilihan terbaik sebanding dengan fitur-fitur yang menyertainya. TCL tersedia di Indonesia dengan ukuran 49” dan 55”,” pungkas Justin Zhong.

TCL -Lazada Berkolaborasi

Partnership Lazada dan TCL Indonesia dimulai sejak Maret 2017, dimana TCL menjadi salah satu supplier penyedia perlengkapan elektronik LED TV di Lazada.co.id.

Saat ini rangkaian produk TCL di Lazada cukup lengkap, mulai dari TV ukuran 20” hingga 55”.

Respon konsumen Lazada atas unit TV TCL sangat baik, ditandai dengan terus meningkatnya volume penjualan setiap bulannya, terlebih dengan adanya Gratis Onkir dan cicilan 0%.

“Pada Lazada Online Revolution 11.11, 11 November 2017 lalu, TCL menjadi salah satu partner resmi dengan mempromosikan unit TV Smart 32S4900. Hasilnya sangat baik, ditandai dengan ribuan unit TV dipesan konsumen Lazada pada hari itu saja,” ungkap Bob Sprengers, CCO Lazada

Untuk Harbolnas tahun ini pada tanggal 12 Desember nanti, Lazada akan kemali bekerjasama dengan TCL untuk menghadirkan beragam tipe LED TV, termasuk 20” , 32” smart dan 55” dengan harga super spesial yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Mendukung Film Justice League

TCL telah mengadakan kemitraan TV resmi dengan Warner Bros Pictures untuk film Justic League. Kedua belah pihak bergabung dalam sebuah perayaan dan promosi film dengan para fans dan konsumennya di seluruh dunia.

Justice League adalah petualangan aksi epik tim pahlawan super ikon DC Comics yang cukup dinanti para penggemar ini, untuk pertama kalinya diangkat ke layar lebar.

“Kemitraan kami dengan Warner Bros Pictures dan Justice League sangat sesuai dengan filosofi inti TCL untuk membawa konsumen kami secara global menikmati teknologi gambar dan suara terdepan yang memberikan pengalaman hiburan yang mendalam, inilah ‘next best thing’ yang akan diusung ke layar lebar,” ujar Harry Wu, General Manager Pusat Bisnis Luar Negeri, TCL Multimedia.

Wu menambahkan, sama seperti Justice League, pada akhirnya adalah kemitraan dan kerja sama. “Kami terus merangkul peluang baru, dan bagian penting dari bisnis kami adalah bekerja sama dengan mitra konten terbaik untuk memberi kesenangan dan kenyamanan lebih untuk semua orang. Produk yang baru diluncurkan (Seri XESS, Seri Cityline dan Seri Popular) ditujukan untuk menghadirkan user dengan gambar dan kualitas suara terdepan di industri, serta sebuah pengalaman hiburan yang terbaik dan tak ada bandingannya yang tersedia di luar bioskop,” kata Wu. (Icha)

 

 

 

Ini Dia Strategi India Sampai Punya 8 Ribu Startup

0

Telko.id – India memang terkenal memiliki banyak tenaga ahli dibidang ICT. Terutama ahli dalam hal software. Tak heran juga jika kini startup atau perushaan rintisan di India pun ‘bejibun’. Keberadaan startup ini pun menjadi salah satu ikon bagi perkembangan sebuah negara di era digital.

“Kami memiliki 8 ribu startup dan menjadi yang terbesar kedua di dunia,” kata Suresh K Reddy, duta besar India untuk ASEAN menjelaskan di India – Asean ICT Expo 2017 (6/12) di Jakarta.

Suresh K Reddy, Duta Besar India untuk ASEAN

Apa yang membuat India begitu banyak memiliki startup? Menurut Reddy, yang merangsang perusahaan rintisan ini tumbuh dan berkembang karena adanya infrastruktur digital, dukungan pendidikan sehingga menghasilkan SDM yang memiliki pengetahuan ICT, dukungan keuangan atau investasi, di mana banyak angel investor yang mau mendukung para perusahaan rintisan tersebut. Pemerintah India pun begitu mendukung adanya startup ini. Selain itu, kerumitan atau masalah di level lokal menjadi salah satu alasan tumbuhnya perusahaan perintis.

“Bahkan, Gojek, solusi yang digunakan di layanan transportasi online di Indonesia menggunakan solusi dari software yang dibangun oleh startup India,” tambahnya.

Dukungan partnership dengan ASEAN juga ditunjukkan pemerintah India dengan keseriusan tinggi. “Pada Januari mendatang kami mengundang masing-masing 20 entreprenuer digital dari masing-masing negara ASEAN ke India. Mereka dapat bertemu startup India, berbagi pengalaman dan juga tersedia dana investasi untuk membiayai startup-startup tersebut,” tambah Reddy.

Dalam pandangan Sanjay Nayak, Co Chairman TEPC sekaligus CEO Tejas Network, salah satu keunggulan India adalah mereka memiliki bisa bersaing dari sisi harga dan juga tetap menjaga inovasi sebagai unggulannya. “Meski kami belum tembus ke startup Unicorn tapi perkembangannya sangat baik. Dari awal kami memang menggunakan talenta lebih dari 100 insinyur yang bekerja di perusahaan teknologi di Amerika Serikat balik ke India,” kata Nayak.

“Kami dapat memberikan solusi dengan harga kompetitif dan tetap update dengan perkembangan teknologi,” tambahnya. (Icha)

 

 

IoT Forum: Indonesia Sangat Butuh Laboratorium Khusus Internet of Things

Telko.id – Internet of Things, diprediksikan bakal menjadi ‘lahan’ baru buat operator untuk menangguk untung. Di sisi lain, juga akan berkembang ekosistem baru yang memberikan dampak terhadap ekonomi digital Indonesia. Namun, dibalik itu semua, Indonesia masih membuthkan keberadaan laboratorium yang fokus mengembangkan produk terkait dengan IoT diperlukan untuk meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri dan mempercepat komersialisasi solusi IoT di tanah air.

Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil riset online yang diselenggarakan oleh Indonesia IoT Forum yang dilaksanakan pada bulan November 2017 melibatkan 112 responden dari berbagai latar belakang, seperti pegawai perusahaan, pengusaha, mahasiswa, dosen, peneliti, dan regulator yang bergerak di industri TIK.

“Dalam rangka mewujudkan upaya menggapai pasar IOT yang diperkirakan akan tumbuh sebesar Rp 444 Trilyun di tahun 2022 dengan kebutuhan perangkat/sensor sebesar 400 juta di tahun 2022, hasil riset terhadap keberadaan Laboratorium khusus IOT menunjukkan adanya  ekspektasi dan minat yang cukup tinggi bahwa hal tersebut akan dengan mudah  membuka akses mereka ke pasar yang potensial,” kata Teguh Prasetya, Founder Indonesia IoT Forum.

Teguh menambahkan “Mayoritas mereka ingin bergabung dengan Lab IoT untuk belajar dan merasakan pengalaman mengembangkan produk IoT sembari membangun jejaring dengan stakeholders dalam industri ini. Sebanyak 72,3% responden bahkan sudah memiliki ide dan berniat mengembangkan produk mereka sendiri”.

Lab IoT ini bertujuan untuk menawarkan ekosistem yang mengumpulkan para pengembang, pengguna akhir, dan inovator untuk bekerja sama dan menghadapi tantangan nyata dengan menggabungkan komunitas IoT menuju dunia komersial sesungguhnya.

Indonesia IoT Forum melakukan survei ini untuk melihat kebutuhan dan ekspektasi terhadap keberadaan Lab IoT di Indonesia. Di berbagai negara, Lab IoT menjadi salah satu sarana terbaik bagi developer untuk masuk pasar komersial.

“Regulator bisa memberikan proteksi maupun insentif, salah satunya dengan menerapkan kebijakan regulasi Sandbox khususnya untuk perkembangan IOT yang fleksibel sehingga memberikan ruang bagi para developer untuk berkembang mulai dari ide, perencanaan, pengembangan, hingga komersialisasinya. Kami harapkan hal ini dapat tertuang dalam Peta Jalan IoT di Indonesia yang sedang disusun oleh regulator,” ujar Teguh.

“Pada prinsipnya pihaknya sangat mendukung adanya Lab IoT untuk digunakan oleh pada developer/makers baik yang berawal dari hobi maupun sudah berkembang menjadi Start-up,” kata DR. Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan.

Ismail menambahkan “Tahap awal kita bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh regulator di Malaysia, dimana mereka menyediakan Lab IoT yang bisa digunakan oleh semua pihak secara gratis, syaratnya proyeknya harus selesai”.

Hal ini diharapkan bisa mendorong munculnya beragam produk IoT yang menjadi solusi atas kebutuhan masyarakat. “Kami masih mengkaji skema kepemilikan Lab IoT, apakah private owned atau government initiative. Begitu juga dengan skema insentif yang bisa diberikan oleh regulator,” ujar Ismail.

“Lab IoT akan meningkatkan pertumbuhan ekosistem IoT di Indonesia, dimana pemangku kepentingan mulai dari produsen perangkat, penyedia jaringan, hingga pengembang platform dan aplikasi memiliki kemungkinan untuk bekerjasama bersama,” kata Toto Suharto, Senior Project Manager Manufacturing Robert Bosch Indonesia.

Toto juga menambahkan bahwa “Kunci dalam bisnis IoT adalah kolaborasi karena tidak ada pemain tunggal yang bisa memberikan segalanya. Lab IoT juga merupakan pintu pembuka untuk pasar yang dapat diakses dan protektif di Indonesia dengan solusi lokal dan model bisnis yang disesuaikan”.

Hasil survei mencatat mayoritas responden memilih Lab IoT yang dimiliki murni oleh swasta atau pemerintah yang diikuti kemudian prioritas selanjutnya dengan laboratorium independen dan pilihan prioritas terakhir adalah milik institusi pendidikan.

Laboratorium milik swasta, pemerintah ataupun independen dirasa bisa memberikan manfaat lebih, khususnya terhadap akses ke pasar komersial dan kesempatan bekerjasama dengan multi-stakeholder. Prioritas dukungan berikutnya yang diharapkan adalah adanya kesempatan memperoleh pendanaan hingga dukungan legal atau kemudahan regulasi dari pemerintah.

Adapun bentuk Lab IoT yang menjadi pilihan pertama adalah laboratorium yang lengkap mulai dari pengembangan konten dan aplikasi, platform, perangkat (devices), dan jaringan (network). Prioritas berikutnya adalah laboratorium yang fokus terhadap pengembangan konten dan aplikasi sedangkan laboratorium yang fokus pada perangkat atau jaringan saja ada pada prioritas ketiga.

“Sebagai maker, Lab IoT sebaiknya tidak hanya fokus pada riset dan pengembangan, namun juga bisa membantu produksi dalam volume terbatas,” ujar Andri Yadi ,Founder & CEO of DyCode and DycodeX berharap.

Andri menambahkan bahwa “Perlu ada fasilitas untuk melakukan produksi dalam jumlah terbatas untuk memproduksi perangkat IoT  seperti sensor atau actuators, guna memenuhi kebutuhan piloting atau trial atau Proof of Concept. Hal ini sangat mahal kalau dilakukan di luar negeri”. Bahkan Andri menyayangkan bahwa kondisi di Indonesia saat ini, layanan tersebut tidak murah atau belum dikelola secara professional.

Mayoritas responden juga sangat tertarik untuk melakukan bagi hasil dengan pengelola Lab IOT guna komersialisasi produk yang dihasilkan. “Pastinya mayoritas responden memilih lokasi di tengah kota atau memiliki akses ke transportasi publik dan mudah memperoleh transportasi online,” tutup Teguh. (Icha)

 

 

Gile, Paket Internet 1GB Kuota Utama Hanya Seharga ‘Gorengan’

0

Telko.id – Kuota internet, kini sudah seperti kebutuhan primer. Sangat dicari, terutama yang murah meriah tapi koneksi lancar dan stabil. Untuk itu Indosat melalui IM3 Ooredoo nya meluncurkan paket internet Yellow. Paket Yellow adalah 100% kuota utama, 100% tanpa ribet, dan 100% tanpa trik. Seperti yang pelanggan inginkan.

Mulai saat ini, pelanggan dapat membeli paket internet Yellow, 1GB kuota utama hanya dengan Rp1.000 untuk masa aktif 1 hari. Dengan terobosan terbaru ini, IM3 Ooredoo menjawab semua keinginan pelanggan akan kuota internet yang mudah tanpa tambahan tidak perlu, dan dengan harga terbaik.

Yellow menawarkan paket internet 1GB dimulai dari harga Rp1.000 per hari. Terdapat juga 2 paket 1GB dengan masa aktif 3 hari dan 10 hari, semua dengan harga terjangkau. Kuota internet Yellow berlaku selama 24 jam tanpa batasan, dan dapat digunakan di semua jaringan, baik 2G, 3G, maupun 4G.

IM3 Ooredoo tidak berhenti untuk terus memberikan kebebasan kepada pelanggan yang dimulai dengan Freedom Combo, paket internet terbaik dan mendapatkan penghargaan sebagai paket internet terfavorit pilihan pelanggan dengan keuntungan all-in one. Sekarang, IM3 Ooredoo kembali hadir dengan revolusi telekomunikasi terbaru untuk pelanggan, saatnya untuk revolusi internet Yellow! Paket Yellow memberikan kebebasan sesungguhnya kepada pelanggan untuk menggunakan kuota utama internet mereka sesuka hati.

Untuk kenyamanan pelanggan, paket Yellow akan diperpanjang secara otomatis sehingga pelanggan tidak perlu khawatir untuk memperpanjang atau membeli kembali paket setiap harinya. Pelanggan dapat memilih untuk berhenti berlangganan paket jika tidak ingin memperpanjang. Pelanggan setia Indosat Ooredoo dapat membeli kuota utama 1GB ini dengan mudah melalui smartphone mereka hanya dengan menekan *123*111#.

Bagi pelanggan baru yang ingin mendapatkan keuntungan ini dapat memulainya dengan menjadi pelanggan Indosat Ooredoo. Caranya mudah, pelanggan baru dapat membeli Kartu Perdana Yellow yang tersedia di semua gerai dan outlet, setelah registrasi, pelanggan dapat berlangganan paket Yellow melalui *123*111#.

“Kami telah memulai gerakan membebaskan pelanggan melalui Freedom Combo, paket internet terbaik dan terfavorit dengan keuntungan all-in-one. Sekarang saatnya untuk revolusi internet Yellow. Paket Yellow memenuhi kebutuhan pelanggan akan kuota internet yang sebenarnya, internet yang mudah tanpa harga yang berlebihan dan memberatkan pelanggan,” kata Andreas Gregori, Chief Marketing Officer Indosat Ooredoo.

Andreas menambahkan bahwa “Saat ini, tetap terhubung ke internet setiap waktu dan dimanapun sudah menjadi suatu kebutuhan, kami membuat internet menjadi mudah dan terjangkau untuk semua orang. IM3 Ooredoo memberikan nilai dan kebebasan lebih baik lagi untuk pelanggan dengan paket Yellow, hanya Rp1.000 dapat 1GB untuk masa aktif 1 hari, semurah membeli gorengan.” (Icha)