spot_img
Latest Phone

Google Pixel Watch 4, Dukung Koneksi Satelit dan Baterai Lebih Besar

Telko.id - Google secara resmi meluncurkan Pixel Watch 4...

Garmin Index Sleep Monitor Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Index Sleep Monitor,...

Google Photos Hadirkan Fitur Edit AI dengan Perintah Suara di Pixel 10

Telko.id - Google resmi meluncurkan fitur editing berbasis kecerdasan...

Galaxy Watch8 Series Jadi Wellness Coach Pribadi untuk Gaya Hidup Sehat

Telko.id - Samsung Galaxy Watch8 Series hadir sebagai smartwatch...

Garmin Venu X1 Dukung Performa Padel dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin resmi menghadirkan Venu X1, smartwatch premium...
Beranda blog Halaman 1268

I Loop Run Telkomsel Hadir Di Bekasi Ajak Millenials Hidup Sehat yang Fun

0

Telko.id – I Loop Run Telkomsel hadir di Bekasi untuk menyambut tingginya animo anak muda dalam mengikuti kompetisi lari. Kegiatan yang digelar (25/11) lalu merupakan kegiatan lari sepanjang 5 Kilometer ini diikuti oleh lebih dari 2000 peserta dari kaum millennials Bekasi dan sekitarnya.

Tema gelaran I Loop Run di Bekasi kali ini adalah Cosplay Run Mobile Legends, dimana para peserta yang ikut berlari akan mengenakan kostum karakter di Mobile Legens, seperti Gatot Kaca dan Lancelot bagi peserta laki-laki , serta Angela dan Odette untuk perempuan.

“Sebagai kartunya anak muda, Loop terus mencoba memfasilitasi hobi para millennials dimana salah satunya adalah lari melalui gelaran I Loop Run. Saat ini olahraga lari menjadi trend tersendiri bagi para millenials, oleh karena itu kami hadirkan sebuah acara berlari bersama sejauh 5 Km yang dipadukan dengan konsep fun dalam kompetisi,” ujar Agus Mulyadi, Vice President Sales & Marketing Area Jabotabek Jabar Telkomsel.

Di tahun kedua penyelenggaraannya, I Loop Run 2018 digelar di 8 kota Indonesia termasuk di wilayah operasional Jabotabek Jabar Telkomsel, yakni Bekasi dan Cimahi. Seluruh peserta juga berkesempatan memenangkan beragam hadiah undian seperti Sepeda Motor, paket Liburan ke Korea bareng VIU, Taplus Muda BNI senilai 20 Juta Rupiah, Smartphone, saldo TCASH  dan pulsa Telkomsel dengan total hadiah Ratusan Juta Rupiah.

“Hingga bulan oktober 2018, market share kartunya anak muda LOOP telah mencapai 28% khusus di wilayah Bekasi. Kehadiran produk dengan segmentasi khusus anak muda seperti brand LOOP ini akan memberikan ragam pilihan produk dan layanan yang sesuai kebutuhan dan terjangkau. Selain itu, dalam menggaet segmen anak muda, Telkomsel selalu berusaha menghadirkan beragam produk dan layanan menarik lainnya serta kegiatan-kegiatan yang mendukung generasi millennials seperti I LOOP Run.” Ungkap Agus. (Icha)

 

 

 

XL Axiata Dukung “Republic of IoT 2018” Demi Pengembangan IoT Lokal

0

Telko.id – Internet of Things memang digadang-gadang akan menjadi bisnis yang luar biasa. Namun, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Termasuk juga masalah, termasuk dalam menghadirkan beragam inovasi produk dan layanan yang diharapkan dapat mendukung perkembangan IoT di Indonesia, terutama dalam pengembangan Eco-system IoT di Indonesia.

Untuk itu, XL Axiata ikut mendukung penyelenggaraan ajang kompetisi IoT terbesar “Republic of IOT 2018” (RIoT) di Jakarta, akhir pekan lalu. Sebagai langkah untuk ikut mengembangkan layanan Internet of Things (IOT) terus berlanjut.

Pada ajang tersebut, sebanyak 30 tim terpilih dari seluruh Indonesia menampilkan proyek IoT potensial asli Indonesia.

”Selain turut memajukan industri IoT di Indonesia, dukungan kami atas RIoT 2018 ini merupakan bagian dari upaya dalam mengembangkan bisnis IoT. Kami melihat potensi besar yang dimiliki oleh para developer lokal Indonesia dalam mengembangkan IoT. Karena itu, kami berharap banyak melalui R-IoT 2018 kami akan bisa mendapatkan gambaran yang lebih pasti mengenai kemampuan dan potensi para developer Indonesia,” ujar Kiril Mankovski, Chief Enterprise & SME Officer XL Axiata.

“Jika nanti nya ada peluang kerjasama dengan para developer lokal dan meraih sukses bersama di masa mendatang, tentu kami sangat senang,” ujar Kirim menambahkan.

Republic of IoT 2018 merupakan perhelatan Internet of Things terbesar di Indonesia. Ajang ini diselenggarakan oleh Makestro dan Infia Pariwara, berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, serta didukung penuh oleh XL Axiata melalui XL Business Solutions.

RIoT 2018 berlangsung selama dua hari, 24 dan 25 November, 2018. Ajang yang merupakan wadah bagi para makers, komunitas, dan pemangku kepentingan IoT lokal ini juga mendapatkan dukungan dari BEKRAF, Nodeflux, Global Research Cloud, serta u-Blox, sebagai rekanan acara.

Pada RIoT 2018 ini peserta diminta untuk  membuat solusi berbasis IoT dari berbagai topik yaitu: agrikultur, logistik, energi dan utilitas, industrial IoT, keamanan, kesehatan, fintech, building automation, fleet management, dan transportasi. Solusi-solusi yang dihasilkan diharapkan dapat direalisasikan dan bernilai-guna untuk masyarakat dan industri untuk mendukung progam pemerintah Making Indonesia 4.0

Didalam perhelatan IoT terbesar di Indonesia ini, XL Axiata melalui XL business solutions pun menghadirkan beragam inovasi produk dan layanan yang diharapkan dapat mendukung perkembangan IoT di Indonesia, terutama dalam pengembangan Eco-system IoT di Indonesia.

XL Axiata menghadirkan kesiapan infrastruktur NB-IoT; X-camp sebagai laboratorium developer IoT dalam berinovasi dan sekaligus sebagai wadah untuk dipertemukan dengan pihak investor maupun pihak bisnis lainnya; dan FlexIoT sebagai platform bagi para developer IoT dalam membangun inovasi-inovasi IoT-nya secara efektif dan efisien.

Karya dari 30 tim dinilai oleh tim penjurian yang selanjutnya memilih 3 tim untuk dinobatkan sebagai juara dan 1 tim favorit. Berdasarkan penilaian juri, pemenang pada RIoT 2018 masing-masing adalah:

Pictafish dari Malang, Ultrafarming dari Banda Aceh, dan Disteam dari Malang . Tim Favorit dimenangkan oleh Mahapati dari Bali. Hadiah untuk pemenang berupa uang tunai, pemenang juga berkesempatan mengembangkan karyanya lebih lanjut dan mendapat bimbingan serta inkubasi di X-Camp (Lab Inovasi IoT XL)

Tim pemenang masing-masing membuat karya berupa Water Measurement Kit yang  mengintegrasikan AI camera dan water sensors untuk menganalisa kualitas air; Kandang digital untuk monitoring dan controlling peternakan ayam; dan Early Warning System pendeteksi kebakaran hutan. Sementara itu, tim yang menjadi juara favorit membuat karya berupa Smart Water Monitoring System untuk Tambak Ikan Kerapu .

Selama berlangsungnya RIoT 2018 juga diselenggarakan sejumlah aktivitas, antara lain Breakout Class, yang terdiri dari Workshop; Hardware Hands-On; dan Un-Conference, yaitu panggung yang terbuka bagi seluruh pengunjung untuk bebas berbicara soal topik pilihannya. Juga ada makerspace yang merupakan miniature dari makerspace yang ada di X-Camp, pengunjung dapat mengenal IoT dan merasakan pengalaman secara hands-on merakit device IoT.

Tahun ini, sesi Keynote dibawakan oleh Semuel Abrijani Pangarepan, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo; Kiril Mankovski, Chief Enterprise Officer XL Axiata,; dan Andri Yadi, CEO DycodeX. Selain itu, RIoT 2018 juga menampilkan pembicara-pembicara dari latar belakang beragam, meliputi pelaku industri, pemilik startup, pelaku hobi, serta komunitas.

Mereka adalah Andri Yadi, CEO DycodeX; Joe Ooi, Business Development Manager u-blox; Teguh Prasetya, Founder Indonesia IoT Forum; Faris Rahman, Co-Founder & CTO Nodeflux; Maulidan Isbar, Co-Founder Kayuh BikeShare; Mahendra Ahdini, CEO Arsys Caturangga; Bullitt Zulfiqar, Bullit.tech; dan M. Ibnu Fadhil, Buitenzorg Makers Club. (Icha)

 

 

 

Telkomsel Siap Di Garda Depan Revolusi Industri 4.0 Indonesia

0

Telko.id – Untuk memastikan bahwa Indonesia siap menghadapi revolusi industry 4.0, pemerintah mencanangkan strategi yakni Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Industry 4.0.

Salah satu factor penting adalah industry telekomunikasi yang akan menjadi tulang punggung untuk memuluskan strategi tersbut. Dimana, ketika industry 4.0 hadir maka akan terjadi peningkatan konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Itu sebabnya, Telkomsel sudah melakukan berbagai uji coba dan kerjasama untuk turut mendukung upaya pemerintah tersebut. Di mana, ada lima teknologi utama yang akan menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Dalam proses menuju revolusi industri 4.0, ICT menjadi tulang punggung untuk memuluskannya. Pasalnya, pada saat itu, ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Berdasarkan kajian Indonesia IoT Forum, potensi IoT terhadap kenaikan produktivitas di Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 444 triliun, dengan 400 juta sensor (perangkat) yang saling terhubung. Jumlah itu akan terus meningkat hingga sekitar Rp 1.700 triliun pada tahun 2025.

Dari 400 juta perangkat terhubung itu, sektor manufaktur mengambil porsi 16%, diikuti sektor kesehatan 15%, asuransi 11%, perbankan dan sekuritas 10%, ritel dan perdagangan besar 8%. Sedangkan sisa mencakup layanan komputasi, pemerintah, transportasi, dan lain-lain.

Bayangkan, betapa besar nya potensi untuk operator ICT dan ekosistem lainnya ketika masa itu dating. Tak pelak, Ririek Ardiansyah, Direktur Utama Telkomsel optimis bahwa suatu hari nanti pelanggan Telkomsel bisa mencapai 1 miliar.

“Suatu hari nanti, pelanggan Telkomsel mungkin bisa 1 miliar. Tapi yang 800 jutanya itu seperti ini (sepeda pintar) lalu AC, Kulkas, dan lainnya,” ujar Ririek saat mengimplementasikan inovasi NB-IoT Bike Sharing yang disebut Spekun (Speda Kuning) beberapa waktu lalu di kampus Universitas Indonesia depok.

NB-IoT atau Narrow Band Internet of Things memang menjadi salah satu teknologi yang didalami oleh Telkomsel dalam mendukung Revolusi Industri 4.0 ini.

Selain perangkat yang murah, jangkauan dan koneksi yang luas serta perangkat dengan baterai yang tahan lama menjadi keunggulan dari teknologi ini. Sehingga nanti nya akan lebih efektif digunakan oleh industry dalam mengadopsi teknologi ini untuk menghadapi revolusi 4.0.

“Kelebih lain adalah NB-IoT memiliki bandwidth paling lebar sehingga dapat digunakan secara luas di berbagai industri vertikal. Apalagi, tidak perlu menggelar infrastruktur baru,” ujar Rio Novrianto, GM IoT Business Operations & Analytics Telkomsel beberapa waktu lalu.

Itu sebabnya, Telkomsel membuka diri untuk kerjasama dengan berbagai elemen dalam ekosistem demi masa IoT ini. Baik dari device, pembuat aplikasi maupun koleborasi lain seperti dengan pemerintah, swasta maupun retail.

Dengan IoT, para pengusaha dapat mengatur dan mengelola operasional bisnis nya secara real time. Apalagi, dalam mengaplikasikan IoT ini juga ada Artificial Intelligent dan big data dibaliknya sehingga berbagai data yang masuk dapat dianalisa dengan cepat dan lebih akurat ketimbang dilakukan secara manual.

Ada beberapa layanan yang saat ini sudah siap diberikan oleh Telkomsel. Pertama adalah untuk indutsri logistic, dimana para perusahaan akan memperoleh visibilitas operasional secara real-time, baik dari lokasi, peralatan, hingga karyawan. Meningkatkan efisiensi dan kinerja operasional jika menggunakan IoT.

“Jaringan Telkomsel dapat diakses oleh area terpencil yang menjawab kendala kami dan adanya APN Private menjadikan jaringan yang diberikan pun tepercaya dan aman. Semua fasilitas IoT membantu kita mengontrol segalanya dengan mudah,” kata Fikri Subhan, VP Operation & Service of Technology POS INDONESIA menjabarkan dalam website resmi IoT Telkomsel yakni telkomseliot.com.

Kedua, industry keuangan atau perbankan. Dengan IoT, memungkinkan melakukan analisa dan mengeksekusi transaksi keuangan secara real-time. Sudah tentu akhirnya akan membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan membuka lebih banyak peluang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

BRI yang sudah menggunakan pun mengakui bahwa dengan IoT Telkomsel dapat lebih mudah mengontrol pemakaian data di device yang tersebar di lapangan.

“Mulai dari kebutuhan aplikasi kredit sampai dengan menerima pembayaran pajak. Telkomsel Smart Connectivity menawarkan pelayanan yang lebih efisien dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan operator lainnya,” aku Damar, System Engineer Bank Rakyat Indonesia.

Bagi PT Enerren yang juga sudah menggunakan solusi IoT Telkomsel yakni Fleet Management mengaku sangat membantu dalam mengatur operasional menjadi lebih efisiensi. Dan memberikan kontrol ke semua perangkat, mengumpulkan data untuk memprediksi perawatan dan manajemen energi yang lebih baik secara real time.

“Sejak menggunakan fitur Real Time Diagnostic, kami dapat mengidentifikasi aset bermasalah pada saat itu juga. PIC kami dapat segera diberitahu dan langsung menangani masalah pada perangkat. Telkomsel IoT memudahkan kami untuk memantau armada dan lokasi asset lain secara real-time dengan penggunaan GPS,” kata Febri – Enerren Operational GM Enerren.

Beberapa waktu lalu, Telkomsel pun sudah bekerjasama dengan PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) dalam mengimplementasikan teknologi Narrow Band-Internet of Things (NB-IoT) pada sistem smart meter di jaringan listrik. Sistem smart meter yang juga disebut sebagai Advanced Meter Infrastructure (AMI) ini diklaim sebagai teknologi yang pertama dikomersialkan di Asia Tenggara.

Selain itu, beberapa waktu lalu, Telkomsel juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan G4S Indonesia di GraPARI Telkom Grup, Jakarta.

Melalui kerjasama ini, Telkomsel akan menyediakan berbagai solusi digital kepada salah satu perusahaan jasa keamanan terbesar tersebut, yang meliputi layanan IoT (internet of things) Control Center, FleetSight dan Compack Enterprise.

Dimana, Solusi IoT Control Center yang ditawarkan oleh Telkomsel itu akan membantu otomatisasi pengelolaan layanan seluler perangkat yang terhubung dengan internet, guna mengoptimalkan penggunaan dengan biaya operasi yang efisien. Layanan ini akan menjadi solusi konektvitas aplikasi internal untuk laporan keamanan G4S Indonesia.

Solusi FleetSight akan membantu perusahaan untuk mengendalikan armada sekaligus melakukan efisiensi dalam pemeliharaan asset bergerak tersebut. Kegiatan operasional seluruh armada G4S Indonesia yang terdiri dari sekitar 500 mobil dan 200 motor akan didukung layanan Telkomsel FleetSight.

Sedangkan sekitar 2.000 karyawan dan 10.000 mitra G4S Indonesia akan dilengkapi oleh layanan Compack Enterprise,  sebuah layanan komunikasi yang memberikan paket komunikasi istimewa dengan dukungan jaminan keamanan data perusahaan dan kehandalan jaringan internet 4G LTE Telkomsel yang hadir hingga ke daerah pelosok Indonesia.

Telkomsel sebenarnya juga sudah memulai bisnis IoT ini beberapa tahun lalu. Seperti ada T-Bike yang kembangkan tahun 2016 lalu. Di mana, aplikasinya dikembangkan sendiri oleh karyawan Telkomsel.

Dan, bukan hanya perusahaan besar. Telkomsel pun aktif menggandeng perusahaan rintisan yang fokus mengembangkan teknologi internet of things di bidang pertanian.

VP Corporate Planning Telkomsel Andri Kristianto mengatakan saat ini mereka tengah menginkubasi perusahaan rintisan di bidang teknologi pertanian (agriculture technology/agritech). Menurutnya, potensi pertanian di Indonesia sangat besar dan erat dengan solusi IoT.

“Contohnya, salah satu masalah petani ikan 80% cost itu untuk pakan. Jadi mereka sering over feeding, itu kan costly sekaligus membuat kualitas air juga menurun. Itu yang sedang kita coba otomatisasi lewat teknologi ini,” tuturnya beberapa waktu lalu saat ditemui usai peresmian Telkomsel Experience Zone.

Telkomsel juga menyakini bahwa IoT ini bakal menjadi pilar baru dalam menambahkan pendapatannya.

“Dari semua layanan digital, yang memberikan impact terbesar adalah IoT. IoT ini juga sagat erat relevansi nya dengan program pemerintah yakni Making Indonesia 4.0,” ujar Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel saat jumpa media pada ajang festival kreatif, IdeaFest X The NextDev di Jakarta (26/10).

Telkomsel sendiri tidak hanya mengembangkan IoT saja, tetapi juga berbagai layanan, baik yang kini sudah berjalan maupun berbagai macam layanan yang masih dalam bentuk incubator untuk digali potensinya. Baik entertainment maupun bisnis.

IoT sendiri merupakan konsep yang punya tujuan memperluas pemanfaatan Internet agar terus terhubung di segala macam perangkat, mulai dari perangkat rumah tangga hingga korporasi. Konsep ini sangat mungkin dimasuki oleh Telkomsel dalam mengembangkan bisnisnya dan memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia. 

Adapun solusi IoT Telkomsel yang sudah melewati masa inkubasi, antara lain bike sharing di Universitas Indonesia (UI) yang merupakan hasil kolaborasi bersama Banopolis; automatic fish feederdengan adanya aqua culture solution bagi petani dan petambak di berbagai daerah di Indonesia hasil kolaborasi bersama eFishery; dan, smart bin waste management system bersama Danone dan Alfamart. 

Sedangkan beberapa solusi bisnis lainnya yang akan segera masuk ke tahap komersialisasi antara lain adalah smart metering, dan remote tank monitoring.

Ririek juga mengakui bahwa saat ini pendapatan atau revenue, digital sudah memberikan sumbangan yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari legacy. “Bahkan, tahun depan besar akan lebih besar lagi,” kata Ririek.

Jadi, dengan segala pernak-pernik IoT yang dipersiapkan, Telkomsel pun siap di garda depan revolusi industri 4.0 Indonesia. (Icha)

 

Perjalanan 5G Di Indonesia Masih Panjang

0

Telko.id – Pemerintah Indonesia baru akan membuka lelang pita fekuensi 5G pada tahun 2022. Langkah-langkah strategis kearah itu sudah di petakan.

Seperti yang diungkapkan Direktur Penataan Sumber Daya, Ditjen SDPPI Kemkominfo, Denny Setiawan, rencana implementasi 5G sudah disiapkan sejak 2017 dengan menggelar uji coba indoor pita frekuensi 15GHz oleh XL Axiata dan 72GHz oleh Telkomsel.

Kemudian, pada tahun ini kembali digelar uji coba oleh operator seluler yakni Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo. Uji coba indoor dan outdoor pita frekuensi 28GHz digelar oleh Telkomsel saat Asian Games XVII.

Kemudian, XL menggelar uji coba outdoor pada pita frekuensi yang sama. Indosaat Ooredoo melakukan pengujian yang sama pada Kamis (22/11/2018) melalui 3D Augmented Reality (AR).

“Pada tahun depan direncanakan akan dilakukan kembali uji coba pada pita frekuensi 26GHz dan pita lainnya yakni 3,5GHz,” kata Denny dalam acara uji coba 5G di kantor Indosat Ooredoo.

Tahun depan juga pemerintah akan menyusun dan mensosialisasikan draft kebijakan 5G, dengan fokus mendukung revolusi industri 4.0 dan ekonomi digital.

Finalisasi kebijakan dan regulasi untuk 5G, termasuk spektrum, model bisnis, dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) diharapkan terjadi pada periode 2020-2021. Kemudian, juga akan dilakukan uji coba 5G menggunakan perangkat komersial dan mencoba use case berkaitan dengan manufaktur terkait revolusi industri 4.0.

“Kami akan menentukan pita frekuensi yang akan digunakan, harganya berapa, membangun small cell, serta bisnis model juga penting. Ini semua harus disiapkan dari spektrum hingga regulasinya,” ungkap Denny.

Setelah semua proses tersebut berlangsung, baru pemerintah bisa membuka lelang pita frekuensi 5G. Sejauh ini, ada tiga kandidat pita frekuensi yang kerap disebut akan menjadi pilihan Indonesia, yakni 3,5GHz, 26GHZ, dan 28GHz.

Peluncuran layanan broadband berbasis 5G, yakni mobile dan fixed broadband, diprediksi akan dilakukan pada 2022. Namun, Denny tidak menutup kemungkinan waktu peluncuran bisa lebih cepat.

“2022 mungkin baru bisa dirilis, tapi kalau harmonisasi berjalan baik mungkin bisa lebih cepat,” tuturnya.

Menurut Denny, untuk memberikan layanan 5G pada masyarakat Indonesia ini, bukan sekedar frekuensi saja yang harus dipersiapkan. Tetapi juga membangun ekosistem. Baik Device, Network dan Aplikasi.

Frekuensi 5G Masih Jadi PR Pemerintah

Sejauh ini, memang ada tiga kandidat pita frekuensi yang kerap disebut akan menjadi pilihan Indonesia, yakni 3,5GHz, 26GHZ, dan 28GHz.

Namun, frekuensi yang ideal untuk 5G itu, di Indonesia masih jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Misalnya, untuk frekuensi 3,5 GHz saat ini sudah ditempati untuk layanan satelit, tidak akan digunakan untuk layanan akses pita lebar atau broadband wireless access (BWA).

Satelit yang memiliki pita frekuensi C-Band dianggap paling cocok untuk dipancarkan ke seluruh wilayah Indonesia. C-Band memiliki besaran 3.7 GHz hingga 4.2 GHz untuk downlink dan 5.925 GHz hingga 6.425 GHz untuk uplink.

“Kami masih berdiskusi untuk pemanfaatan frekuensi tersebut agar tak menimbulkan masalah,” ujar Denny.

Denny juga menyebutkan bahwa Indonesia masih membutuhkan satelit karena wilayahnya yang terbagi menjadi pulau-pulau. Hal itulah yang masih menjadi pertimbangan penggunaan frekuensi menengah untuk 5G.

“Mid frekuensi 3,5 band kandidat utama yang sedang menjadi pembahasan utama.
Indonesia juga sangat membutuhkan satelit karena negara kepulauan untuk terrestrial network,” ujarnya.

Itu sebabnya, Indonesia belum menentukan frekuensi yang akan digunakan untuk teknologi 5G ini. Ditambah lagi, pemerintah juga menanti kesempatan World Radiocommunication Conferences (WRC) di akhir tahun ini. Pada kesempatan itu, Indonesia akan menentukan sikap sesuai dengan keputusan secara global. Alasannya, masalah frekuensi harus disesuaikan dengan kebijakan yang diatur International Telecommunication Union (ITU).

“Kami akan memutuskan frekuensi bersamaan dengan WRC meeting atau pertemuan. Jadi frekuensi secara global itu tidak diputuskan sendiri-sendiri oleh tiap negara tapi ikut bersama-sama kebijakan frekuensi dunia yang diatur oleh ITU,” kata Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan pada wartawan beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, masalah di frekuensi 3.5GHz ini tidak terjadi di Indonesia saja. Hal ini juga terjadi di sebagian besar negara di Asia.

“Beberapa case seperti di Hongkong, Australia, dan India, sekarang mereka lagi menunggu co-exist antara satelit dengan cellular network. Pasti akan dibutuhkan detail studi, Ericsson bisa share misalkan dari segi pengukuran, hingga case study yang pernah kita lakukan di India, Australia, ataupun Hongkong. Tidak menutup kemungkinan juga kita perlu field test 3,5GHz co-exist di Indonesia, kita ada hitung-hitungan jarak dengan stasiun bumi, maka dari itu kita perlu support,” ungkap Ronni Nurmal, VP Network Solutions Ericsson Indonesia pada diskusi 5G di Indosat Ooredoo.

Operator Harus Bahu Membahu Bangun Ekosistem 5G

Ekosistem menjadi kunci bagi suksesnya 5G di Indonesia. Baik dari sisi Device, Network maupun aplikasi. Ditambah lagi, karena 5G ini akan sangat bermanfaat bagi industri ketimbang retail, maka industry pun harus menanggapi kehadiran 5G ini dengan melakukan perubahan menuju digitalisasi industry seperti yang dicanangkan oleh pemerintah yakni Making Indonesia 4.0.

Selain itu, operator pun tidak bisa ‘egois’ dengan membangun jaringan sendiri-sendiri. Diperlukan kerjasama seperti active network sharing. Memang untuk active network sharing ini pemerintah berjanji akan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No 53/2000.

Di mana, Active network sharing adalah mekanisme penggunaan bersama infrastruktur aktif telekomunikasi antaroperator telekomunikasi di suatu negara. Namun, nantinya, revisi aturan network sharing ini tidak bersifat wajib bagi seluruh operator. Sayang, sampai saat ini oturan yang dimaksudkan mesih belim keluar juga.

Pasalnya, 5G membutuhkan kemudahan akses infrastruktur publik. Kondisinya saat ini, menurut Indra Gunakan, seorang pengamat telekomunkasi menyebutkan bahwa dengan naiknya trafik data di Indonesia, ternyata tidak membuat pendapatan atau revenue operator meningkat.

“Ada dua alasan, pertama adalah harga yang diterapkan lebih rendah dibandingkan dengan cost produksinya, kedua, industri sudah tidak sehat karena terjadi perang harga,” ujar Indra ketika ditemu di kantornya dibilangan Thamrin, Jakarta (23/11).

Kalau hal ini terjadi terus, Indra pesismis operator memiliki dana untuk membangun jaringan 5G. Apalagi, untuk membangun jaringan 5G ini harus ‘bongkar’ peralatan yang ada sekarang ini.

Ditambah lagi, untuk membangun site baru sangat sulit dan mahal akuisisi lahannya. Jika operator mau bekerja sama, tentu hal ini akan lebih memuluskan lagi upaya Indonesia untuk membangun jaringan 5G di Indonesia.

Ada nya palapa ring memang sudah sangat membantu operator untuk bangun jaringan. Paling tidak, operator tidak perlu membangun backbone. Tapi ternyata, Indra mengkhawatirkan kalau backbone ini tidak banyak dimanfaatkan oleh operator karena memang operator tidak punya dana besar untuk bangun jaringan.

Pasalnya, dari backbone yang dibangun pemerintah pun, masih cukup jauh untuk sampai ke wilayah yang secara ekonomi menguntungkan bagi operator. “Operator belum tentu punya dana yang cukup untuk narik kabel dari backbone ke wilayah yang strategis,” ungkap Indra.

Jadi memang, network sharing menjadi penting di era 5G ini. (icha)

 

 

Ini Dia Teknologi 5G Yang Dipamerkan Indosat Ooredoo dan Ercisson

0

Telko.id – Indosat Ooredoo bersama dengan Ericcson menunjukkan kesiapan 5G dengan menampilkan berbagai contoh penggunaan teknologi 5G. Semua itu dipamerkan dalam rangka merayakan ulang tahun operator ini yang ke 51.

Hal ini juga sekaligus menyoroti kesiapan Indosat Ooredoo terkait jaringan 5G dan keahlian Ericsson dalam teknologi dan layanan komunikasi yang canggih. Kedua perusahaan pun juga menyoroti dua demo utama dalam acara ini yaitu test bed untuk 5G dan 3D-AR (Augmented Reality).

“5G memiliki potensi untuk mempercepat transformasi digital di berbagai industri di Indonesia, serta memberdayakan konsumen dengan pengaplikasian yang inovatif. Kesiapan 5G tertanam dalam visi kami dalam upaya membangun jaringan berkualitas video yang kompetitif,” ujar Arief Musta’in, Director & Chief Innovation Officer Indosat Ooredoo.

Kenapa 3D Augmented Reality? Tentu dalam memamerkan sesuatu harus yang menarik perhatian. Dan, 3D Augmented Reality cukup interaktif. Apalagi teknologi ini disinyalir memiliki potensi yang sesuai untuk kasus penggunaan pada perusahaan serta pengaplikasiannya pada konsumen. Seperti pada industri jasa yang menyediakan bantuan jarak jauh, perawatan kesehatan, pendidikan dan ritel.

Dalam demo 3D-AR, peserta dapat melihat dan berinteraksi dengan objek virtual yang terlihat hidup seperti anatomi manusia fotorealistik dan gambar 360 derajat dari planet Bumi. Pengalaman yang mendalam ini dilakukan secara real-time kepada audiens yang lebih luas melalui 5G.

Selain itu, Indosat dan Ericsson pun melakukan ujicoba 5G test bed. Di mana kecepatannya mencapai ~10Gbps per UE (User Equipment) dari total 20Gbps, yang berarti jauh lebih cepat daripada LTE. 5G test bed juga memiliki beam tracking sebagai salah satu kemampuan unggulan 5G yang memungkinkan kapasitas serta kinerja yang lebih tinggi.

Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan streaming video 4K ke UE melalui radio 5G.

Selain menampilkan 5G test bed dan 3D-AR, baik Indosat Ooredoo maupun Ericsson juga menghadirkan demo lain, seperti; 5G deployment considerations dan connected drones yang dapat diuji coba dari jarak yang lebih jauh atau dengan jalur penerbangan yang telah ditentukan sebelumnya.

Untuk melakukan itu, diperlukan konektivitas 5G nirkabel berlatensi rendah yang andal. Pada demo ini, drone nano terbang di atas model 3D-kota. Ada juga LAA, yang merupakan solusi untuk hotspot berkapasitas tinggi (misalnya di bandara, stadion, pusat perbelanjaan), yang menggunakan spektrum unlicense untuk meningkatkan kecepatan/kapasitas tambahan untuk LTE dan kemungkinan koeksistensi dengan WiFi.

Yang terakhir di demo adalah NB-IoT yang akan dipakai untuk berbagai kasus penggunaan oleh Indosat Ooredoo.

“5G mewakili evolusi teknologi seluler utama yang dapat membuka kemungkinan dan aplikasi baru. Kami percaya bahwa 5G akan memainkan peran utama dalam transformasi digital di Indonesia,” kata Jerry Soper, Presiden Direktur Ericsson Indonesia.

Jerry menambahkan, “Kerjasama Indosat Ooredoo dan Ericsson ini juga untuk meningkatkan jaringan dan teknologi untuk para pelanggan. Kami berharap bahwa demonstrasi ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat 5G untuk kehidupan kita, dan bagaimana Ericsson dan Indosat Ooredoo akan terus bekerja sama untuk membawa kemampuan terbaik kita untuk meningkatkan kualitas jaringan di Indonesia”. (Icha)

Saat Pesta Ulang Tahun ke 51, Indosat Ooredoo Pamer 5G

0

Telko.id – Indosat Ooredoo secara gamblang mengakui bahwa ada keterlambatan dalam beberapa hal, terutama jaringan dan bisnis dibandingkan dengan para kompetitornya. Namun, masuk usia ke 51 tahun ini juga dijadikan momen penting bagi operator ini untuk bangkit dan kembali ke masa kejayaan nya yang pernah dicapai.

Banyak ‘pekerjaan rumah’ yang harus dilakukan. Tapi moment pesta ulang tahun ke 51 ini ditandai juga dengan ujicoba teknologi 5G. Tanda bahwa  yang akan Indosat tidak mau ketinggalan dengan pesaing nya yang sudah terlebih dahulu menggelar ujicoba. Walaupun baru ada di kantor Indosat Ooredoo pusat saja.

Memang, teknologi 5G ini masih belum jelas kapan akan dikomersialkan, tetapi paling tidak ujicoba ini akan meningkatkan pengalaman pelanggan. Salah satu layanan 5G yang dipamerkan saat ultah ini adalah 3D-AR (Augmented Reality).

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah atas dukungan yang diberikan, sehingga Indosat Ooredoo berhasil melakukan uji coba teknologi 5G, sebagai bagian dari strategi pengembangan jaringan kami ke depan. Kami berharap dukungan ini akan terus diberikan pemerintah, untuk dapat disinergikan dengan upaya yang dilakukan oleh para pelaku industri telekomunikasi secara keseluruhan dalam memberikan pengalaman teknologi terbaru bagi masyarakat Indonesia,” demikian disampaikan Chris Kanter, President Director & CEO Indosat Ooredoo.

Chris Kanter menambahkan, “Kami sangat bangga menjadi bagian dari Group Ooredoo yang menjadi pelopor pertama di dunia dalam menerapkan teknologi 5G ini secara komersial”.

Rencana strategis pengembangan jaringan Indosat Ooredoo ke depan juga sejalan dengan Ooredoo Group untuk terus meningkatkan pengalaman pelanggan. Berbagai upaya penerapan strategi pengembangan jaringan yang akan dilakukan saat ini dan ke depan  berkomitmen untuk menghadirkan jaringan berkualitas video yang kompetitif bagi pelanggan di era komunikasi data saat ini.

“Uji coba 5G hari ini merupakan wujud kesiapan dan menjadi elemen penting dalam mewujudkan hal ini,” ujar Chris optimis.

Dalam uji coba 5G ini, Indosat Ooredoo menjadi yang pertama di Indonesia melakukan demo 3D Augmented Reality Collaboration. 3D Augmented Reality Collaboration melalui 5G ini memberikan pengalaman interaktif dan kolaboratif dalam berkomunikasi ke level yang lebih tinggi. Secara umum, Aplikasi kolaborasi 3D AR ini antara lain dapat digunakan di bidang edukasi dan customer support, untuk menghasilkan komunikasi visual yang lebih berkualitas dan efisien.

Rangkaian ujicoba dan pameran teknologi 5G ini juga  akan berlangsung pada tanggal 22-23 Nopember di Kantor Pusat Indosat Ooredoo, yang dihadirkan bersama dengan Ericsson. Serangkaian diskusi panel, sharing teknologi serta demo dan ujicoba untuk merasakan kelebihan dari teknologi 5G ini yang bisa dilakukan oleh pelanggan dan masyarakat. (Icha)

Tri Gandeng Start-Up SOKU Kembangkan Food Commerce

0

Telko.id –  Generasi muda memang menjadi sasaran 3 Indonesia dalam memasarkan produk layanannya. Tidak hanya itu, operator ini juga memiliki komitmen untuk selalu pemberdayaan generasi muda, khususnya mereka yang mempunyai ambisi besar untuk mengembangkan bisnis dibidang digitalpreneur.

Kali ini 3 Indonesia menjalin kemitraan dengan start up karya anak muda Surakarta yaitu SOKU yang telah lolos seleksi di ajang pencarian ide bisnis #KejarAmbisiku yang diadakan 3 Indonesia beberapa waktu lalu.

Babak baru kemitraan dan dukungan 3 Indonesia untuk SOKU diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) hari ini (21/11) di Surakarta. 3 Indonesia diwakili oleh VP Customer Engagement dan Operation Julandi G. Fransiskus yang selama ini bertindak sebagai mentor, sementara SOKU diwakili oleh Soekma Agus Sulistyo selaku founder.

SOKU digandeng untuk mengembangkan layanan food commerce yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas maupun individu yang memiliki keahlian memasak di Surakarta melalui pemanfaatan teknologi berbasis internet dan aplikasi. Para produser tidak harus memiliki resto atau rumah makan untuk bergabung, selama makanannya memiliki ciri khas dan sudah ada basis Komunitas peminat makanannya. Sehingga para produser tidak perlu memilki modal besar untuk menjual makanan, baik modal tempat dan perlengkapan masak khusus, yang diangkat lebih ke Home Kitchen.

“Kerjasama ini membuka peluang untuk anak muda Indonesia menjadi bos bagi dirinya sendiri, berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan. Kami berharap bisa memberikan motivasi bagi anak muda lainnya untuk berinovasi dan berani mewujudkan ambisinya, bisa memanfaatkan teknologi untuk membuat sesuatu  yang bukan hanya inovatif namun juga memiliki dampak yang positif bagi masyarakat,” ujar Dolly Susanto Chief Commercial Officer Tri Indonesia.

Dibalik SOKU adalah Soekma Agus Sulistyo bersama enam orang rekannya yang semua nya adalah  anak muda berbakat dari Surakarta. Tim SOKU telah mengikuti tahap seleksi yang ketat mengalahkan ratusan peserta lainnya, mengikuti tahap mentoring perencanaan dan pengembangan bisnis bersama para mentor dari 3 Indonesia.

SOKU telah berhasil meyakinkan jajaran Direksi 3 Indonesia bahwa Start-Up asal Surakarta ini memiliki potensi bisnis untuk bertumbuh dan layak mendapat dukungan pendanaan bisnis dari 3 Indonesia selama dua tahun ke depan. Tak hanya itu, SOKU akan didampingi dan berkesempatan  dipromosikan ke 33 juta pelanggan Tri melalui media sosial Instagram, Twitter, Facebook, dan LINE, serta solusi komunikasi dan internet hemat dari 3 Indonesia untuk mitra SOKU.

Julandi, yang selama ini memberikan bimbingan pengembangan bisnis kepada tim SOKU, menyatakan bahwa konsep food commerce yang ditawarkan SOKU sangat unik dan mendapatkan apresiasi karena menyasar individu maupun komunitas yang mempunyai keahlian memasak, membuat makanan rumahan layak jual, bukan menyasar resto atau rumah makan seperti kebanyakan platform lainnya.

“SOKU diharapkan dapat membantu mereka yang mempunyai kemampuan memasak misalnya ibu rumah tangga, atau anak muda untuk memperoleh tambahan pendapatan, serta mendorong pertumbuhan UMKM di Surakarta dan kota sekitarnya,” imbuh Julandi.

“Kami sangat senang bisa bermitra dengan 3 Indonesia, mendapatkan mentoring langsung dari para ahlinya merupakan pengalaman berharga yang tak ternilai. Harapan kami ide bisnis ini benar-benar bisa membuat perubahan yang positif dan kedepannya bisa juga dinikmati bukan hanya di Surakarta saja, tapi juga bisa berkembang ke daerah lainnya,” tutup Soekma. (Icha)

 

 

 

Extramarks: Teknologi adalah Keharusan di Dunia Pendidikan

0

Telko.id, Jakarta – Ibarat sayur tanpa garam. Bicara tentang dunia pendidikan tidak lengkap tanpa mengaitkannya dengan teknologi, apalagi di era digital seperti sekarang ini. Saking tidak lengkapnya, Country Manager Extramarks Indonesia, Fernando Uffie bahkan menyebut ini sebagai sebuah keharusan.

“Indonesia adalah sebuah negara yang luas dan terdiri dari ribuan pulau. Sangat tidak mungkin jika pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara konvensional tanpa bantuan teknologi,” kata Uffie.

Ini menjadi lebih mudah, terlebih pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) juga tengah membangun proyek Palapa Ring. Proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Salah satu tujuan pembangunannya adalah agar dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan di Indonesia.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, maka education technology atau edutech memiliki peran yang besar. Kami dari Extramarks berkomitmen untuk mendukung program transformasi pendidikan yang dilakukan pemerintah tersebut,” imbuhnya.

Extramarks sendiri menyediakan solusi belajar digital 360 derajat yang menggunakan konsep terpadu dengan tiga pendekatan, yakni Learn, Practice, dan Test. Konten didalamnya sudah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di Indonesia dan menggunakan Bahasa Indonesia. Nantinya, bukan hanya siswa yang dapat menggunakan solusi ini, tetapi juga guru, sekolah dan orang tua siswa.

“Mereka juga bisa mengakses materi pembelajaran kapan dan dimanapun, dengan perangkat apapun (smartphone, komputer, tablet PC), baik secara online maupun offline. Sementara guru, orang tua siswa dan sekolah, bisa melakukan monitoring dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar siswa,” jelas Uffie lagi.

Pentingnya teknologi dalam dunia pendidikan juga diamini oleh Totok Suprayitno, selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud. Apalagi jelang Revolusi Industri 4.0 yang sejatinya memang bertumpu pada sistem dunia siber dan teknologi digital.

“Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan perubahan yg cepat dan sulit diprediksi. Kondisi ini menuntut setiap orang memiliki kemampuan sebagai pembelajar (learner) dan kemampuan beradaptasi pada situasi yang senantiasa berubah,” katanya.

Ia menambahkan, proses pembelajaran, di sekolah khususnya, harus mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan persoalan.

“Pembelajaran perlu segera bertransformasi menjadi sebuah proses learning how to learn. Berbagai inovasi dalam teknologi pembelajaran hendaknya dapat membantu guru dalam mewujudkan proses transformasi ini,” jelas Totok.

Ini Dia, Makanan Favorit Yang Sering Diorder via GrabFood

0

Telko.id – Delivery order makanan memang kini sudah menjadi tren. Pilihannya banyak, karena yang menggaet para pemilik restoran atau warung makan adalah para pengusaha ojek online. Salah satu nya adalah GrabFood. Lalu, apa yang menjadi makanan favorit yang sering diorder?

Sebagai salah satu perusahaan yang memiliki layanan pesan-antar makanan, Grab memahami betapa pentingnya makanan bagi masyarakat Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, GrabFood saat ini telah hadir di 116 kota!

Perusahaan ini pun melakukan survei dan fakta menunjukan bahwa :

Fakta #1: Tahu Ngga Jumlah Ayam Geprek yang Telah Kami Antarkan di Indonesia? Tahukah Anda bahwa GrabFood telah mengantarkan lebih dari 13 juta Ayam Geprek di Indonesia di tahun 2018?

Dan juga telah mengantarkan 7.000 burger dan pizza saat pertandingan final Piala Dunia di Singapura!

Fakta #2: Ayam Menjadi Menu Paling Favorit di Indonesia, Malaysia dan Singapura

Mari kita lihat daftar makanan yang paling populer di tiap negara.

Fakta #3: Bubble Tea Jadi Minuman yang Paling Digemari.

Penduduk Indonesia, Malaysia dan Singapura sama-sama menyukai Bubble Tea. Di Indonesia sendiri, 1,5 juta Bubble Tea telah diantar oleh GrabFood di tahun 2018. Pelanggan di Indonesia secara spesifik menyukai Hazelnut Chocolate Bubble Tea, namun Brown Sugar Pearl Bubble Tea menjadi favorit

di Malaysia, sementara masyarakat Singapura menyukai Milk Tea Pearls. Intinya, manis dan legit, merupakan tekstur topping pearl yang digemari di Asia Tenggara.

Yang membedakan adalah ‘kapan’ mereka memesan. Bubble Tea, masyarakat Indonesia biasanya memesan Bubble Tea pada hari terakhir bekerja (Jumat), sementara masyarakat Malaysia dan Singapura sebagian besar memesan pada akhir pekan, terutama pada hari Minggu.

Fakta #4: Menu Ayam Apa yang Paling Digemari?

Ayam Goreng masuk dalam 10 besar menu yang paling sering dipesan di ketiga negara ini. Ada banyak jenis olahan Ayam yang menjadi favorit. Di Singapura, Ayam Goreng di restoran cepat saji menjadi pilihan #1. Sementara Ayam Goreng dan Ayam Geprek menjadi pilihan di Malaysia dan Indonesia.

Fakta #5: Camilan Favorit Buat Acara-Acara Spesial di Indonesia?

Makanan juga dapat menyatukan orang dan tentunya selalu menjadi bagian dalam tiap perayaan dan hari-hari spesial. Sejak bulan Juni, terdapat beberapa momen spesial termasuk Piala Dunia, Hari Raya Idul Fitri dan upacara penutupan Asian Games. Selain makanan berat, masyarakat Indonesia juga suka memesan makanan ringan.

Pisang Goreng Madu dan Jamur Geprek menjadi dua camilan favorit yang paling banyak dipesan masyarakat Indonesia, untuk menikmati hari-hari spesial tersebut.

Fakta #6: Pernah Dengar Kitchen by GrabFood? Kitchen by GrabFood

Kitchen by GrabFood merupakan inisiatif “Cloud Commercial Kitchen” yang telah dipersiapkan Grab, bersama dengan merchant makanan lokal paling populer, termasuk Gudeg Yu Djum dari Yogyakarta dan Warung Anugrah dari Makassar. Lokasi nya ada di Kedoya.

Hal ini memberikan efisiensi waktu pengantaran hingga 20% (yang artinya juga waktu menunggu menjadi lebih cepat bagi para mitra pengemudi), dan juga memberikan kenyamanan bagi pelanggan.

Ide ini untuk membawa berbagai merchant dalam sebuah ‘dapur’ yang sama memberikan nilai kepuasan yang lebih besar bagi pelanggan. Saat ini, masyarakat di Kedoya dan sekitarnya dapat memesan makanan dari berbagai merchants dalam satu pesanan yang sama, dimasak di Kitchen by GrabFood. (Icha)

Telkomsel Gelar I LOOP RUN Di Bandung

0

Telko.id – Cara operator menarik perhatian para pelanggannya memang banyak cara. Apalagi, yang disasar adalah generasi digital. Telkomsel coba menggelar I Loop Run, Sebuah acara berlari bersama sejauh 5 Km dan 10 Km dengan perpaduan konsep fun dalam kompetisi. Acara ini digelar untuk membuat generasi digital Bandung berlari.

Tahun lalu, acara yang sama juga sukses digelar Telkomsel. Selain di Bandung, acara ini juga digelar di 7 kota lainnya di Indonesia. Berbeda dari tahun sebelumnya yang bertemakan Foam Run, I LOOP Run tahun ini bertema Cosplay Run yaitu para peserta berlari mengenakan kostum cosplay.

Acara ini mulai diadakan pada 4 November 2018 di Makassar; 18 November di Cimahi; 25 November di Bekasi, Pekanbaru, Samarinda; 2 Desember di Medan; 9 Desember di Surabaya dan terakhir di Pekalongan pada 6 Januari 2019, dengan target total peserta sejumlah 16.000 pelari.

“LOOP berkomitmen turut mendukung berbagai aktivitas anak muda atau millennials Indonesia yang dinamis salah satunya dengan berolahraga. Kami mengajak anak muda dan masyarakat di 8 kota untuk membumikan gaya hidup sehat dengan berlari bersama I LOOP Run. Berkolaborasi dengan Mobile Legend, I LOOP run tahun ini jadi lebih seru karena peserta dapat memilih jersey cosplay nya sesuai karakter favorit mereka di Mobile Legend,” kata Riny Novitriyanti, Vice President Prepaid Marketing Telkomsel.

Para peserta sudah dapat melakukan pendaftaran secara online di https://loop.co.id/ilooprun mulai 20 September 2018 dan terbatas untuk 2.000 peserta di setiap kotanya, serta khusus untuk peserta pelajar mendapatkan diskon sebesar 50%. Setiap peserta akan mendapatkan race pack berupa paket data Telkomsel, jersey Mobile Legend sesuai karakter favorit yang dipilih ketika mendaftar, BIB Numberrace bag, dan juga medali bagi para finisher.

Seluruh peserta berkesempatan memenangkan beragam hadiah undian senilai total 500 Juta Rupiah. Di antaranya adalah 8 unit Sepeda Motor, 8 paket Liburan ke Korea bareng VIU, 8 Taplus Muda BNI senilai 20 Juta Rupiah, 8 buah Smartphone, saldo TCASH  dan pulsa Telkomsel dengan total Ratusan Juta Rupiah.

Selain kompetisi sport melalui lari bertemakan Cosplay Run, terdapat juga kompetisi e-sport Mobile Legend yang berhadiah saldo TCASH puluhan juta rupiah. Selama acara berlangsung para peserta juga dapat mengikuti Instagram Challenge, dimana 10 foto terbaik yang di-upload di instagram dengan tagar #ilooprun akan mendapatkan saldo TCASH yang dapat dibelanjakan di berbagai merchant partner TCASH.

“Melalui brand LOOP, kami berharap keunggulan layanan seluler Telkomsel dapat lebih diterima sesuai dengan karakter dan tren anak muda masa kini. Kami melihat segmen anak muda masih memiliki potensi yang besar dan akan terus berkembang. Kedepannya Telkomsel akan terus menghadiran berbagai ragam pilihan produk dan layanan dengan harga yang terjangkau khususnya untuk anak muda.” Tutup Riny. (Icha)