Telko.id, Jakarta – Tampaknya Amazon ingin Alexa terdapat di seluruh perangkat yang digunakan oleh manusia di masa depan. Sebab, setelah mereka menyematkan Alexa pada sepeda pintar bernama Cybric Legend, kini Amazon menanamkan asisten virtual pada toilet pintar.
Toilet pintar seharta £ 5.500 atau sekitar Rp 99,7 juta ini diproduksi oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Kohler dan telah dipamerkan di ajang Consumer Electronics Show (CES) tahun ini.
Numi 2.0 Intelligent Toilet, itulah namanya. Toilet pintar tersebut tidak hanya sekadar memiliki asisten virtual Alexa saja, tapi juga punya keunggulan lainnya.
{Baca juga: Cybric Legend, Sepeda Pintar dengan Alexa di Badannya}
Seperti, kursi yang dapat dipanaskan, speaker internal, hingga fungsi pembersihan dan pengering yang bisa disesuaikan penggunanya. Selain itu, terdapat juga lampu biru yang menyala di bagian belakang toilet.
“Dilengkapi dengan speaker baru di toilet Numi, pencahayaan dan peningkatan audio, menciptakan pengalaman yang sepenuhnya mendalam bagi pemilik rumah,” ujar Kohler.
{Baca juga: Berkat Teknologi Ini, Baju Pintar Segera Jadi Kenyataan}
Seperti smart speaker, toilet ini pun memiliki akses ke semua kemampuan yang dimiliki Alexa. Sehingga, pengguna bisa memerintahkan toilet pintar tersebut untuk membacakan berita, memainkan musik, dan kontrol suara sederhana lainnya.
Numi 2.0 Intelligent Toilet rencananya akan dijual secara resmi di akhir tahun 2019 dengan harga mulai dari £ 5.500 atau Rp 99,7 jutaan untuk versi standarnya. Sementara untuk model khusus dengan warna hitam pekat, dibanderol £ 7.000 atau Rp 126,7 jutaan. Berminat? (FHP)
Telko.id, Jakarta – Baru-baru ini netizen sedang dihebohkan dengan tantangan Bird Box. Tantangan tersebut terinspirasi dari film Bird Box dari Netflix yang dibintangi oleh Sandra Bullock, di mana dalam film itu karakter utama harus selalu ditutup matanya untuk menghindari penglihatan yang mendorong mereka untuk bunuh diri.
Tantangan tersebut ternyata telah mengakibatkan kecelakaan cukup fatal, yakni seorang remaja yang menabrakkan mobilnya sambil menutupi matanya sebagai bagian dari tantangan Bird Box.
Menurut petugas kepolisian, seperti dilansir Telko.id dari Metro, Sabtu (12/01/2019), setelah menutup matanya dengan topi, kendaraan yang dikemudikan remaja berusia 17 tahun ini melaju berlawanan arah dan menabrak mobil lain yang melintas.
Beruntung, tidak ada yang terluka dalam kecelakaan yang terjadi di kawasan Salt Lake City di Utah, Amerika Serikat itu. Perwira Polisi Layton, Travis Lyman, mengatakan kejadian ini seharusnya menjadi peringatan bagi netizen yang lain.
{Baca juga: Tak Berguna, Amerika Serikat Larang #InMyFeelings Challenge}
“Jangan mengemudi sambil menutup mata,” katanya.
Netflix sendiri telah meminta kepada penggemar film Bird Box untuk menghentikan tantangan Bird Box Challenge yang sedang mewabah. Netflix menilai, tantangan tersebut sangat berbahaya. Pelaku bisa saja menabrak atau tertabrak sesuatu, bahkan terjatuh dari tempat yang sangat tinggi.
{Baca juga: Netflix Minta Warga AS Hentikan Aksi Bird Box Challenge}
“Tolong jangan sakiti diri kalian dengan Bird Box Challenge. Kami menghargai kecintaan kalian, tapi ada satu harapan pada tahun baru, yakni jangan akhiri waktu kalian dengan terbaring di rumah sakit hanya karena tantangan itu,” begitu kata Netflix.
Memang, saat ini ada banyak tantangan atau challenge di media sosial, yang konon dapat membuat pelakunya mendadak terkenal. Mereka rela melakukannya meski sangat beresiko, hingga menyebabkan kematian.
{Baca juga: Diduga karena Momo Challenge, Bocah 12 Tahun Gantung Diri}
Seperti Momo Challenge yang sempat viral di tahun lalu. Momo Challenge mengharuskan pemain menghubungi Momo dengan mengirim pesan ke sebuah nomor tak dikenal. Momo kemudian akan mengirim gambar bertema kekerasan ke ponsel korban.
Momo juga akan mengirim tantangan ke korban. Jika korban tidak melakukan tantangan itu, Momo akan mengirim pesan bernada ancaman. Akibatnya, korban menjadi ketakutan dan menuruti permintaan Momo.
Tantangan ini telah menelan korban, yakni seorang gadis berusia 12 tahun asal Argentina karena bunuh diri. Pihak kepolisian menduga, kejadian ini dilatarbelakangi Momo Challenge yang kini sedang marak di Internet. (BA/FHP)
Telko.id, Jakarta – Memasuki awal tahun, Huawei langsung merilis smartphone terbarunya di Indonesia. Bukan smartphone flagship, melainkan smartphone entry-level, yakni Huawei Y7 Pro (2019).
Menurut Country Deputy Director Huawei Indonesia, Lo Khing Seng, Y7 Pro (2019) merupakan cara Huawei untuk dapat bersaing pada segmen terbesar di pasar smartphone Indonesia, yaitu segmen entry-level.
“70% pasar Indonesia adalah entry-level. Tapi bukan low, melainkan ke mid-end,” katanya, di acara perkenalan Huawei Y7 Pro (2019), di Jakarta, Sabtu (12/01/2019).
Meski demikian, smartphone ini tidak dibekali spesifikasi ataupun fitur yang “serba terbatas” seperti smartphone entry-level pada umumnya. Sebab, Y7 Pro (2019) membawa beberapa hal premium yang terdapat pada smartphone flagship Huawei, seperti P Series dan Mate Series.
{Baca juga: Hands-on Huawei Y7 Pro (2019): “Menu Pembuka” untuk Generasi Muda}
Desain misalnya, Huawei menyematkan pilihan warna gradasi Aurora Blue untuk Y7 Pro (2019). Warna tersebut, menurut Product Marketing Manager Huawei Indonesia, Advent Jose, merupakan warna bawaan dari seri smartphone flagship mereka.
“Ada dua opsi warna, Aurora Blue dan Midnight Black. Aurora Blue adalah DNA dari P dan Mate Series. Itu berarti Y7 Pro (2019) punya DNA premium,” klaimnya.
Begitu juga dengan bagian depannya, smartphone ini mengusung layar berukuran 6,26 inci dengan resolusi HD+ (720 x 1520 piksel). Layarnya juga telah mengadopsi desain Dewdrop, yang berarti terdapat poni atau notch berbentuk waterdrop di bagian atas layarnya sebagai frame untuk kamera depan, dan sejumlah sensor lainnya.
Di sektor dapur pacunya, disematkan prosesor octa-core 1.8 GHz Snapdragon 450, GPU Adreno 506, RAM 3 GB, ROM 32 GB, dan baterai berkapasitas besar, tepatnya 4,000 mAh. Spesifikasi itu, menopang seluruh proses yang berjalan di atas EMUI 9.0 berbasis Android 8.1 Oreo.
{Baca juga: Review Huawei Mate 20: Jagoan Baru dengan Teknologi Lengkap}
“Baterainya 4,000 mAh dengan kecepatan input 5V2A yang mampu di-charge penuh sampai 2,5 jam,” jelas Jose.
Untuk kameranya, Huawei Y7 Pro (2019) telah memiliki kamera ganda dengan resolusi masing-masing 13MP aperture f/1.8 sebagai lensa utama, dan 2MP sebagai lensa depth untuk mendukung foto dengan mode Portrait atau bokeh. Sementara untuk kamera depannya, Y7 Pro (2019) mempunyai kamera beresolusi 8MP.
“Kameranya punya AI yang mampu mengenali dan menyesuaikan hingga 22 skenario foto berbeda,” paparnya.
{Baca juga: Hands-on Realme U1: Menggoda dengan Kamera 25MP dan Helio P70}
Huawei Y7 Pro (2019) sendiri akan tersedia pada tanggal 25 Januari. Akan tetapi, pengguna dapat melakukan pre-order di e-commerce Lazada pada 17 Januari mendatang.
Sayang, Huawei masih enggan memberikan informasi soal harga smartphone terbarunya ini. Tapi ada kemungkinan harganya akan berada di bawah Rp 2,5 jutaan. Sebab, seperti dilansir dari XDA Developer, Sabtu (12/01/2019), smartphone ini dibanderol dengan harga mencapai USD 170 atau setara dengan Rp 2,3 jutaan di Vietnam. (FHP)
Telko.id – Setelah merilis duo smartphoneflagship, Huawei Mate 20 dan Mate 20 Pro di Indonesia sebagai penutup manis di akhir tahun 2018, Huawei langsung “gerak cepat” di awal tahun ini. Sebab, brand asal China tersebut langsung membawa smartphone menengah terbarunya, yakni Huawei Y7 Pro (2019) untuk konsumen Tanah Air.
Di Indonesia, Huawei menargetkan Y7 Pro (2019) untuk generasi muda yang senang dengan membuat berbagai sajian konten menarik, khususnya video dan foto.
Oleh karenanya, Huawei mengklaim bahwa mereka menyematkan kamera dengan teknologi canggih pada Y7 Pro (2019). Tapi benarkah itu?
{Baca juga: Review Huawei Mate 20: Jagoan Baru dengan Teknologi Lengkap}
Well, beruntung tim Telko.id sudah mencoba smartphone ini beberapa saat. Nah, karenanya dalam tulisan kali ini, kami bakal mengulasnya secara singkat lewat hands-on Huawei Y7 Pro (2019). Yuk simak!
Desain
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Sebelum masuk ke bagian spesifikasi dan kameranya, kita bahas dulu soal desain dari smartphone itu. Huawei Y7 Pro (2019) mengusung konsep kekinian, dengan warna gradasi yang membuatnya tampak lebih menonjol dibandingkan smartphone di kelasnya.
Smartphone ini memiliki layar berjenis IPS LCD berukuran 6,26 inci dengan resolusi HD+ (720 x 1520 pikse). Layarnya juga telah mengadopsi desain Dewdrop, yang berarti terdapat poni atau notch berbentuk waterdrop di bagian atas layarnya sebagai frame untuk kamera depan, dan sejumlah sensor lainnya.
Bezel di tiap sisinya pun terbilang cukup tipis, dan terdapat logo Huawei pada bezel bagian bawahnya. Oleh sebab itu, Huawei mengklaim aspek rasio layar terhadap body Y7 Pro (2019) mencapai 19 : 9.
Di bagian belakangnya, smartphone tersebut dikemas dengan desain khas smartphone Huawei masa kini. Sebab, Huawei memberikan warna dengan efek gradasi untuk Y7 Pro (2019). Kebetulan, kami menggunakan unit berwarna Aurora Blue, hasil perpaduan antara warna hijau di bagian atas dan biru gelap di bagian bawahnya.
{Baca juga: Hands-on Realme U1: Menggoda dengan Kamera 25MP dan Helio P70}
Selain itu, smartphone ini pun punya desain kamera ganda yang mirip seperti Huawei Nova 3i sampai P20. Frame kamera gandanya diletakkan di sisi kiri body secara vertikal, yang ditemani oleh LED Flash dan tulisan “AI Camera”, serta logo Huawei di bagian bawahnya.
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Desain tersebut akan terlihat menarik, ketika digunakan untuk mengambil video dan foto di posisi landscape. Desain tersebut juga menegaskan bahwa Y7 Pro memang punya kemampuan lebih di sektor kamera.
Secara keseluruhan, Huawei memang sukses membangun Y7 Pro (2019) dengan sebaik mungkin. Ada beberapa alasannya, pertama smartphone ini nyaman digenggam menggunakan satu tangan, meski ukuran layarnya besar.
Kedua, karena konsep desain kekinian termasuk penggunaan warna gradasi pada smartphone ini. Itu membuatnya terlihat sedikit lebih baik daripada smartphone lain di kelasnya.
Spesifikasi dan Kamera
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Desain sudah keren, lantas bagaimana dengan spesifikasinya? Huawei Y7 Pro (2019) ditenagai oleh prosesor non HiSilicon Kirin, karena menggunakan prosesor buatan Qualcomm.
Smartphone ini menggunakan prosesor octa-core 1.8 GHz Snapdragon 450, GPU Adreno 506, RAM 3 GB, ROM 32 GB, dan baterai berkapasitas besar, tepatnya 4,000 mAh. Spesifikasi itu, menopang seluruh proses yang berjalan di atas EMUI 9.0 berbasis Android 8.1 Oreo.
{Baca juga: Hands-on Samsung Galaxy A9 (2018), Pertama dengan Empat Kamera}
Sementara untuk kameranya, smartphone tersebut telah memiliki kamera ganda dengan resolusi masing-masing 13MP aperture f/1.8 sebagai lensa utama, dan 2MP sebagai lensa depth untuk mendukung foto dengan mode Portrait atau bokeh.
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Kamera tersebut, telah didukung oleh teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI), yang mampu mengenali dan menyesuaikan skenario foto secara otomatis. Ada beberapa mode di dalamnya, salah satunya adalah mode Aperture, yang memungkinkan pengguna mengambil foto bokeh.
Yang menarik dari mode tersebut adalah, foto bokeh yang diambil bisa diatur ulang fokus dan efek blur-nya sesuai keinginan pengguna. Kami sempat mencoba memotret menggunakan kamera utama Y7 Pro, termasuk mencoba mode Aperture untuk mengambil foto dengan efek bokeh. Berikut beberapa hasil fotonya:
Untuk kamera depannya, smartphone ini memiliki kamera dengan resolusi 8MP. Kamera tersebut telah disematkan fitur Beautify standar, yang secara mengejutkan mampu memberikan polesan yang terbilang pas pada foto selfie. Berikut hasil fotonya:
Di Huawei Y7 Pro (2019), sama sekali tidak disertakan sensor sidik jari yang biasanya ditempatkan di bagian depan ataupun di bagian belakang. Sebagai gantinya, Huawei menghadirkan Face Unlock 2.0, dengan memanfaatkan teknologi pengenalan wajah dan kamera depan.
{Baca juga: Hands-on Oppo R17 Pro: Flagship Menarik di Awal Tahun Ini}
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Lewat teknologi itu, kecepatan membuka kunci perangkat terbilang cukup cepat dan tidak mudah dibodohi menggunakan foto ataupun trik pembobolan lainnya.
Well, bagaimana menurut Anda? Dengan harga yang cukup terjangkau, Huawei berhasil memberikan sentuhan desain yang bagus dan spesifikasi cukup mumpuni untuk Y7 Pro (2019), sebagai daya tarik utama kepada konsumen Tanah Air. (FHP)
Telko.id, Jakarta – Redmi Note 7 baru saja dirilis dengan harga terjangkau, meski mengandalkan spesifikasi handal serta kamera utama 48MP di bagian belakangnya. Tak mau kalah, Realme pun bersiap menghadirkan pesaing smartphone tersebut lewat produk barunya yang akan diluncurkan, Realme 3.
Dilansir Telko.id dari Indian Express pada Sabtu (12/01/2019), dalam sebuah wawancara, CEO Realme, Madhav Sheth mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan Realme 3.
Selain itu, Madhav juga menyatakan bahwa mereka pun tengah mengembangkan smartphone yang memiliki kamera utama beresolusi 48MP, mirip seperti Redmi Note 7. Sayangnya, ia tidak menyebutkan apakah smartphone berkamera 48MP itu adalah bagian dari Realme 3 Series atau tidak.
Realme sendiri di tahun lalu memulai awal bisnisnya dengan baik, setelah merilis lima smartphone yang seluruhnya dibanderol dengan harga yang terjangkau. Terakhir, mereka meluncurkan Realme U1 di Indonesia jelang akhir tahun 2018.
Sebelumnya, Redmi Note 7 akhirnya diluncurkan oleh CEO Xiaomi, Lei Jun. Smartphone pertama Redmi setelah “berpisah” dari Xiaomi itu andalkan kamera 48 MP dan dibanderol dengan harga yang mengejutkan.
{Baca juga: Hands-on Realme U1: Menggoda dengan Kamera 25MP dan Helio P70}
Redmi Note 7 mengusung layar berukuran besar yang dipercantik dengan adanya poni berbentuk waterdrop di bagian atasnya. Layarnya berukuran 6,3 inci berjenis IPS LCD dengan resolusi Full HD+, dan dikelilingi bezel yang cukup tipis, sehingga aspek rasio layar terhadap body-nya mencapai 84%.
Redmi Note 7 ditenagai oleh prosesor yang sama dengan Xiaomi Mi 8 Lite, yakni prosesor octa-core 2.2 GHz Snapdragon 660. Didukung juga oleh tiga varian RAM dan ROM, masing-masing 3/32 GB, 4/64 GB, dan 6/64 GB, serta baterai berkapasitas 4,000 mAh yang didukung oleh teknologi fast charging Qualcomm Quick Charge 4.
{Baca juga: Andalkan Kamera 48MP, Harga Redmi Note 7 CukupMengejutkan}
Untuk harganya, Redmi melepasnya dengan harga Rp 2 jutaan untuk model 3/32 GB, Rp 2,4 jutaan untuk 4/4 GB, dan Rp 2,9 jutaan untuk 6/6 GB. (FHP)
Telko.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) nampaknya masih belum bisa “nyantai” memasuki tahun 2019. Pasalnya, di awal tahun 2019 ini, dunia internet di Indonesia masih cukup banyak konten hoaks ditemukan bertebaran di dunia maya.
Dilansir Telko.id dari salinan laporan Subdit Pengendalian Konten Internet Kominfo pada Jumat (11/01/2019), pihak Kominfo mengatakan telah menemukan 5 konten hoaks, setidaknya hingga 10 Januari 2019.
Kominfo masih harus bekerja keras untuk menangkal peredaran berita palsu yang kian marak di Internet. Meningkatnya hoaks yang diproduksi orang-orang yang tak bertanggung jawab seiring semakin memanasnya suhu politik di Tanah Air.
Sasaran berita palsu juga masih kurang lebih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Seperti hoaks tentang Jokowi dan keluarganya, atau berita-berita palsu yang terkait bencana alam. Lalu konten hoaks apa saja yang dijumpai di awal tahun 2019?
Menurut Kominfo, 5 konten hoaks di awal tahun 2019 ini membahas mengenai Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 hingga kondisi kesehatan Ustadz Arifin Ilham. Berikut 5 konten hoaks tersebut:
1. Isu 7 Kontainer Surat Suara di Tanjung Priok
Publik tengah dibuat heboh dengan isu adanya surat suara yang telah dicoblos sebanyak 7 kontainer di Tanjung Priok yang beredar sejak 02 Januari 2019.
{Baca juga: 5 Konten Hoaks Paling Berdampak di Tahun 2018}
Hoaks ini semakin memanas setelah beredar cuitan dari politikus Partai Demokrat, Andi Arief. Menanggapi kehebohan netizen, Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera membantah isu tersebut dan menyatakan bahwa berita itu adalah hoaks.
Bantahan juga disampaikan oleh Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi yang mengatakan, hingga saat ini belum ada surat suara untuk Pemilu 2019 yang dicetak. Alasan inilah yang membuatnya percaya diri untuk membantah tudingan Andi Arief.
“Sementara itu, setelah melakukan pengecekan ke Bea Cukai Tanjung Priuk, Ketua KPU, Arief Budiman pun turut memastikan berita tersebut adalah bohong,” ucap Plt. Kabiro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu.
2. Foto Kaesang Pangarep Mengibarkan Bendera PKI
Dunia sosial media dibuat heboh dengan beredarnya sebuah foto yang menampilkan sekelompok anak muda tengah membawa sebuah bendera besar yang memiliki gambar palu arit yang diidentikan dengan lambang PKI.
Dalam foto tersebut salah seorang anak muda yang berada di baris paling pinggir sebelah kanan diklaim sebagai sosok Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo.
{Baca juga: Kominfo Temukan 8 Berita Hoaks Gempa Sulteng}
“Faktanya (foto) tersebut tidaklah benar, sosok anak muda yang dimaksud dalam foto tersebut bukanlah Kaesang Pangarep sebagaimana yang dinarasikan dalam postingan,” tulis Ferdinandus dalam keterangannya.
Setelah ditelusuri ditemukan foto dengan lokasi dan latarbelakangn yang sama namun dengan formasi barisan yang berbeda dari sekelompok pemuda. Adapun Kaesang sendiri terlihat santai menanggapi berita palsu itu.
3. Rekaman Suara Adanya Potensi Gempa 8 SR di Krakatau
Sebuah rekaman suara yang menyebutkan informasi tentang adanya potensi Gempa berkekuatan 8 Skala Richter (SR) di Krakatau beredar melalui pesan WhatsApp dan membuat resah banyak masyarakat.
Dalam rekaman suara tersebut seseorang yang mengaku bernama Andre mengatakan bahwa ia telah mendapat kabar langsung dari sekda Provinsi Banten dimana dia mendapat data resmi dari BMKG.
Dalam rekaman itu ia mengatakan bahwa Gunung Krakatau akan ada letusan yang mengakibatkan gempa dalam waktu dekat. Belum tahu apakah hari ini atau beberapa hari ini atau beberapa minggu ke depan.
{Baca juga: Kominfo Pastikan Isu Penculikan di Tulungagung Hoaks}
Kabag Humas BMKG, Taufan Maulana segera angkat bicara dan menegaskan bahwa rekaman audio pendek sekitar 1 menit 34 detik yang memberitahukan bahwa terjadi letusan Gunung Anak Krakatau yang menghasilkan gempa dengan skala 8 SR di wilayah Lampung dalam waktu dekat adalah hoax.
4. Ustadz Arifin Ilham Meninggal Dunia
Netizen dikejutkan dengan informasi yang menyebutkan Ustadz Arifin Ilham meninggal dunia. Disebutkan bahwa kabar itu datang dari saudara sepupu Ustadz arifin Ilham bernama KH. Komarudin.
Faktanya, kabar itu hoaks. Klarifikasi ini disampaikan Muhammad Amer Azzikra dan Alvin Faiz yang tidak lain merupakan dua putra Ustadz Arifin Ilham melalui unggahan storynya di Instagram. Menurut mereka informasi mengenai kabar meninggalnya sang Ustaz adalah tidak benar alias hoaks.
“Adapun ustadz Arifin Ilham kini tengah dalam kondisi sakit dan sedang di rawat di Rumah Sakit,” tulis Ferdinandus.
5. Jokowi Pewaris Indonesia karena Cucu Sunan Kali Jaga
Telah beredar di media sosial Facebook dengan nama akun Cakrawala yang memposting sebuah gambar yang berisi narasi: “Menurut kyai Makruf, Jokowi keturunan Sunan Kali Jaga sudah sepantasnya mewarisi Indonesia.
{Baca juga: Waspada, 5 Hoax Lion Air JT 610 yang Ditemukan Kominfo}
Postingan tersebut menjadi viral karena sudah dibagikan lebih dari 1.280 kali saat gambar screenshot diambil. Setelah ditelusuri lebih lanjut tidak ditemukan judul berita seperti yang ada di sumber gambar dari sebuah media online. Selain itu, tidak ditemukan pernyataan KH Ma’ruf Amin seperti yang ditulis di akun tersebut.
Di laman Merdeka.com sendiri, hanya ditemukan berita dengan judul: “Ma’ruf Amin: Jika Jokowi Menang Akan Kami Wariskan Negara yang Maju Ini” dengan tanggal dan reporter yang sama. [NM/HBS]
Telko.id – Anda mau tambahan gaji 5 juta sebualan? Sering-sering belanja di blibli.com. Soalnya, perusahaan e-Commerce ini, menggelar program belanja awal tahun, My Big Wish. Di mana tahun ini bertajuk “My Big Wish Gaji Tambahan 5 Juta Sebulan”.
Program ini merupakan program belanja online spesial berhadiah utama uang belanja bulanan Rp5 juta selama setahun penuh. Dan, akan berlangsung antara 9 Januari – 31 Maret 2019. Ada dengan berbagai penawaran menarik antara lain ekstra cashback hingga Rp100 ribu, Flash Deal serta gratis biaya pengiriman untuk hari yang sama khusus pembelian melalui aplikasi Blibli.
“Tahun baru identik sebagai momen perwujudan keinginan dan harapan menjadi lebih baik. Keinginan dari customer inilah yang menjadi inspirasi kami dalam menghadirkan program My Big Wish yang sudah kami jalankan secara regular. Di program My Big Wish tahun ini, kami hadirkan hadiah utama gaji tambahan Rp5 juta per bulan selama setahun. Program ini merupakan apresiasi kami kepada pelanggan yang dapat mereka manfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi atau memberikan yang terbaik bagi orang-orang terkasih,” ujar I Gusti Ayu Fadjar (Ayu), Senior Vice President Marketing Blibli.com.
Selama program berlangsung, pelanggan bisa menikmati belanja ekstra cashback hingga Rp100 ribu, Flash Deal berbagai kategori produk sebanyak 3 kali/per hari, serta promo spesial Imlek dan Valentine.
Bagi pendaftar baru yang nomor teleponnya dapat diverifikasi serta untuk setiap pembelanjaan minimal Rp100 ribu akan memperoleh token yang akan diundi untuk mendapatkan hadiah utama gaji tambahan selama setahun.
Total 15 orang pemenang akan mendapatkan total Rp900 juta gaji tambahan yang pemenangnya akan diumumkan secara periodik setiap bulannya. Semakin sering belanja semakin banyak pula perolehan token, dan tentu saja semakin besar peluang untuk menang.
“Blibli.com selalu mengutamakan kepuasan pelanggan sesuai dengan komitmen layanan yang dijanjikan yaitu “Pelanggan adalah No#1 (Customer First)”,” ujar Ayu.
Untuk itu, Blibli manawarkan fasilitas Cicilan 0%, Cicilan Tanpa Kartu Kredit, produk berkualitas terjamin, beragam cara pembayaran, jaminan 15 hari pengembalian produk sejak diterima dan dukungan Customer Care 24 jam/7 hari, serta bebas ongkos kirim (ongkir) dan pengiriman cepat sampai. (Icha)
Telko.id, Jakarta – Menurut penelitian yang diterbitkan majalah Nature, astronom telah menangkap serangkaian sinyal radio misterius dari galaksi di luar angkasa yang berjarak satu miliar tahun cahaya jauhnya.
13 ledakan sinyal radio ditangkap oleh teleskop di Dominion Radio Astrophysical Observatory di Kanada. Bahkan, salah satu sinyal diulang enam kali dari lokasi yang sama.
Sinyal yang biasa disebut sebagai fast radio bursts (FRB) itu, kemungkinan berasal dari bintang neutron yang bergabung atau bahkan alien.
Ledakan sinyal terakhir hanya satu milidetik dan terlempar keluar dengan jumlah energi yang sama seperti yang dihasilkan matahari dalam setahun.
Ini merupakan kedua kalinya sinyal radio yang berhasil ditangkap. Para ilmuwan meyakini, sinyal ini dapat memberikan petunjuk untuk mengungkap asalnya.
{Baca juga: NASA: Alien Sudah Kunjungi Bumi}
“Mengetahui bahwa ada (FRB) yang lain, menunjukkan bahwa mungkin ada lebih banyak di luar sana. Dan dengan lebih banyak pengulang dan lebih banyak sumber yang tersedia untuk dipelajari, kita mungkin dapat memahami teka-teki kosmik ini. Dari mana mereka berasal dan apa yang menyebabkannya,” kata ahli astrofisika, Ingrid Stairs kepada Independent.
Menurut laporan dari Nature, sebelumnya ledakan sinyal radio berhasil ditangkap pada 2012 . Sinyal ini berasal dari galaksi berjarak 2,5 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Mayoritas FRB yang tertangkap menunjukkan tanda-tanda yang dalam ilmu fisika disebut “scattering,” sebuah fenomena yang mengungkapkan informasi tentang lingkungan tempat gelombang radio berasal, menurut Phys.org.
Baca juga: Ilmuwan Kirim Lagu untuk Alien, Apa Balasannya?
Masih menurut Nature, teleskop di observatorium Kanada yang menemukan sinyal terbaru ini mendeteksi frekuensi terendah FRB dengan panjang gelombang 400 megahertz.
Keberadaan makhluk asing di luar angkasa kabarnya memang mulai terdeteksi. Sebelumnya diberitakan Artificial Intelligence (AI) yang sengaja dibuat untuk menemukan bukti kehidupan di luar angkasa telah mendeteksi 72 sinyal misterius yang berasal dari luar angkasa.
Sistem yang dibangun oleh proyek Breakthrough Listen, menemukan spotted new fast radio bursts(FRBs) yang berasal dari ‘repeater’ FRB 121102 yang berjarak 3 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Biasanya, FRB tertangkap saat terjadi ‘outburst’ atau ledakan tunggal yang terjadi hanya sekali. Tapi repeater yang disebut FRB 121102 adalah satu-satunya sumber ledakan yang terjadi berulang-ulang, termasuk 21 ledakan yang terdeteksi pada tahun 2017.
Para ilmuwan tidak dapat menjelaskan asal-usul ledakan gelombang radio itu, tetapi mereka menduga itu disebabkan oleh bintang neutron, lubang hitam supermasif atau kemungkinan teknologi yang dibangun oleh peradaban alien yang sudah maju.
{Baca juga: AI Pemburu Alien Deteksi Puluhan Sinyal Misterius}
Sinyal terdeteksi dengan menggunakan AI untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan oleh Green Bank Telescope di West Virginia. Semua ledakan dihasilkan selama satu jam, menunjukkan bahwa sumber bergantian antara periode diam dan aktivitas hiruk pikuk.
“Tidak semua penemuan berasal dari pengamatan baru,” kata Direktur EksekutifBreakthrough Initiatives, Pete Worden. [BA/HBS]
Telko.id – Pemerintah menyatakan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi telah memberikan pengakuan dan perlindungan atas hak pribadi. Oleh karena itu, pembatasan akses terhadap rekaman pemakaian fasilitas jasa telekomunikasi dibatasi hanya untuk kebutuhan aparat penegak hukum (APH) yaitu Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, dan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
Hal itu ditegaskan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Ahmad M. Ramli yang mewakili pemerintah saat memberikan keterangan pemerintah dalam Sidang Uji Materiil atas Pasal 42 ayat (2) UU Telekomunikasi di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (09/01/2018) siang.
Uji materiil terhadap UU Telekomunikasi diajukan oleh Sadikin Arifin, terdakwa kasus tindak pidana narkoba. Ia meminta hak untuk bisa mengakses rekaman jasa telekomunikasi dengan alasan telah dirugikan dengan berlakunya Pasal 42 ayat (2) UU Telekomunikasi.
Pasal 42 ayat (2) UU Telekomunikasi berbunyi “Untuk keperluan proses peradilan pidana, penyelenggara jasa telekomunikasi dapat merekam informasi yang dikirim dan/atau diterima oleh penyelenggara jasa telekomunikasi serta dapat memberikan informasi yang diperlukan atas: a. permintaan tertulis Jaksa Agung dan/atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk tindak pidana tertentu; b. permintaan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai dengan Undang-undang yang berlaku”.
Aturan itu diuji pemohon karena dinilai bertentangan dengan ketentuan Pasal 1 ayat (3): “Negara Indonesia adalah negara hukum” dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945: “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
Menurut Ahmad M. Ramli, kegiatan penyadapan atas informasi bertentangan dengan Pasal 40 UU Telekomunikasi. “Ada ancaman pidana. Dan dalam Pasal 42 ayat (1) UU Telekomunikasi yang diuji Pemohon telah mewajibkan penyelenggara telekomunikasi untuk merahasiakan informasi yang dikirim dan/atau diterima, oleh pelanggan jasa telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi dan/atau jasa telekomunikasi yang diselenggarakannya,” paparnya.
Dua Jenis Perekaman
Dirjen PPI Kementerian Kominfo menjelaskan terdapat dua kegiatan perekaman yang dapat dilakukan oleh Penyelenggara Jasa Telekomunikasi sebagaimana diatur dalam Pasal 41 UU Telekomunikasi. Pertama, perekaman pemakaian fasilitas telekomunikasi dan perekaman informasi.
“Akan tetapi, terkait perekaman pemakaian fasilitas telekomunikasi, telah memberikan hak kepada Pengguna Jasa Telekomunikasi untuk meminta rekaman pemakaian fasilitas telekomunikasi kepada penyelenggara jasa telekomunikasi dalam rangka pembuktian kebenaran pemakaian fasilitas telekomunikasi,” jelas Ahmad M. Ramli.
Lebih lanjut, Dirjen Ramli menyatakan secara norma dan implementasinya rekaman pemakaian fasilitas telekomunikasi dalam ketentuan Pasal 41 UU Telekomunikasi berupa data penggunaan fasilitas telekomunikasi.
“Sekurang-kurangnya tiga bulan terakhir terhitung sejak diterimanya surat permintaan tertulis, berupa call data record (cdr) antara lain meliputi data jumlah dan waktu incoming dan outgoing call, short message service (sms), tagihan (billing) dan routing yang mana rekaman pemakaian fasilitas telekomunikasi tersebut tidak berbentuk rekaman percakapan,” tandas Ramli.
Menurut Dirjen PPI, permintaan rekaman informasi meski menjadi hak pribadi pengguna jasa telekomunikasi yang wajib dilindungi, tetapi ada pengecualian kepada aparat penegak hukum.
“UU Telekomunikasi mengatur pengecualian atas perlindungan hak pribadi tersebut dengan memberikan ruang bagi APH untuk memperoleh rekaman informasi yang bersifat pribadi tersebut sebagaimana diatur dalam ketentuan a quo UU Telekomunikasi dan ketentuan-ketentuan mengenai perolehan alat bukti elektronik oleh APH dalam peraturan perundang-undangan lainnya,” jelas Ramli.
Antisipasi Dampak
Permohonan yang dilakukan oleh Sadikin Arifin dinilai Pemerintah bertentangan dengan peraturan yang lain. “Terkait dengan rekaman percakapan dan transkrip percakapan, keduanya merupakan alat bukti elektronik yang secara asas lex specialis pengaturannya tunduk pada ketentuan UU ITE khususnya ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 31 ayat (3), dan Pasal 44 huruf b UU ITE,” jelas Ramli.
Jika permintaan pemohon disetujui, menurut keterangan Pemerintah, akan berpotensi menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara telekomunikasi. “Utamanya perlindungan terhadap pengguna jasa telekomunikasi atas rekaman informasi berupa percakapan dan pesan singkat yang merupakan data pribadi,” tutur Ramli.
Dari sisi hukum, Dirjen Ramli menjelaskan akan dapat merusak tatanan hukum baik yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), dan peraturan perundang-undangan sektoral maupun yurisprudensi yang memberikan ketentuan terkait perekaman informasi /penyadapan dan pembuktian.
“Pemohon menginginkan penafsiran Pasal 42 ayat (2) dimaksud serta merta memberikan kewenangan baginya untuk memperoleh informasi perekaman percakapan, jika hal ini dikabulkan dapat merusak tatanan hukum baik yang diatur dalam KUHAP, dan peraturan perundang-undangan sektoral maupun yurisprudensi,” jelasnya.
Terhadap uji materiil yang diajukan, mewakili pemerintah Dirjen PPI memohon kepada majelis hakim untuk menolak pengujian itu. “Untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima,” ujar Ramli.
Selain itu, pemerintah memohon agar ada pernyataan majelis hakim mengenai ketentuan Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945.
“Kami memohon majelis menyatakan ketentuan Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya,” papar Ramli. (Icha)
Telko.id, Jakarta – Setelah lama ditunggu, Samsung akhirnya mengumumkan waktu dan tempat peluncuran trio smartphone terbarunya, Samsung Galaxy S10. Samsung dikabarkan sudah menyebar undangan, yang berdesain dengan nuansa hitam, ungu, dan biru.
Dikutip Telko.id dari The Verge, Jumat (11/1/2019), acara peluncuran trio ponsel Galaxy S10 kembali mengambil tema “Unpacked”. Acara bakal berlangsung di Bill Graham Civic Auditorium di San Fransisco, pada 20 Februari 2019.
Sayang, dalam undangan tidak ada penjelasan detail tentang Galaxy S10. Namun, di undangan terdapat angka 10. Bahkan, dalam undangan juga terpampang tautan alamat situs livestream bagi yang ingin menontonnya secara langsung.
Sebelumnya ada informasi bahwa Samsung Galaxy S10 akan hadir dalam jaringan 5G di Amerika Serikat pada musim panas atau pertengahan Juni 2019. Operator telekomunikasi Sprint menjadi mitra peluncurkan jaringan 5G di ponsel itu.
Pihak Sprint mengatakan bahwa jaringan 5G akan hadir pada musim panas nanti di perangkat Samsung. Adapun, pada paruh pertama tahun ini, Sprint kabarnya akan meluncurkan jaringan 5G seluler di sembilan kota di Amerika Serikat.
{Baca juga: Juni, Samsung Galaxy S10 Versi 5G Meluncur di Amerika Serikat?}
Merujuk bocoran yang beredar, kapasitas baterai untuk perangkat anyar Samsung adalah 4.000 mAh untuk Galaxy S10 +, 3.500 mAh untuk Galaxy S10, dan 3.100 untuk Galaxy S10 Lite. Baterai di Galaxy S10 Lite hampir tidak lebih besar dari Galaxy S9.
Meski demikian, baterai 4.000 mAh di Galaxy S10 Plus merupakan lonjakan signifikan dari kapasitas 3.500 mAh milik Galaxy S9 Plus. Namun, hal itu bukan sebuah prestasi besar mengingat Galaxy S10 Plus diproyeksi memiliki layar berukuran 6,4 inci. [SN/HBS]