spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1219

Catat! Bos Perusahaan Wajib Punya Skill Ini untuk Hadapi AI

Telko.id, Jakarta – Microsoft membagikan tips bagi pimpinan bisnis atau perusahaan dalam hadapi AI (Artificial Intelligence). Raksasa teknologi tersebut mengatakan, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki para bos perusahaan untuk mengelola teknologi AI dan menghadapinya dengan bijak.

Dalam laporannya yang berjudul “Future Ready Business : Assessing Asia Pasific Growth Potential Through AI”, Microsoft menjelaskan kemampuan apa yang harus dimiliki para pimpinan perusahaan dalam menghadapi AI.

Hasilnya, 53% responden dari pimpinan perusahaan mengatakan bahwa kemampuan yang harus dimiliki mereka adalah quantitative, serta analytical dan statistical skill atau kemampuan analisis.

{Baca juga: 70% Pekerja Kantoran Senang “Dibantu” AI}

“Para pimpinan bisnis dituntut untuk mampu membaca data dan menganalisa data tersebut,” ucap Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Harris Izmeedi di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Selasa (12/03/2019).

Responden tersebut juga mengatakan bahwa kemampuan enterpreneurship, initiative thinking, serta IT skills dan programming harus dimiliki oleh para bos perusahaan. Pasalnya, pusat dari teknologi ini adalah manusia sehingga keputusan pimpinan tetap menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan.

“Pusat dari AI adalah manusia. Teknologi tersebut tidak dirancang untuk berinteraksi selayaknya manusia sehingga keterampilan ini dibutuhkan oleh pemimpin bisnis,” ujar Harris.

{Baca juga: Pertama di Dunia, “Robot AI” Jadi Pembaca Berita TV di China}

Sementara 47% responden setuju jika kemampuan leadership dan managing others harus dimiliki para pemimpin bisnis.

“Sehingga keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya keterampilan bisnis ataupun mengelola data, tetapi juga keterampilan yang hanya dapat dilakukan manusia seperti keberanian mengambil inisiatif dan bekerjasama dalam tim” tambah Harris.

Dalam hasil studi Microsoft juga ditemukan bahwa para pemimpin perusahaan menyadari pentingnya kegiatan reskilling dan retraining demi peningkatan kapabilitas karyawan. Untuk membantu memberdayakan karyawan, sekitar 81% pimpinan memprioritaskan pemberdayaan keterampilan karyawan di masa depan melalui alokasi investasi.

{Baca juga: Baru 14% Perusahaan di Indonesia yang Terapkan AI}

Sayangnya, ada 48% pimpinan perusahaan belum menerapkan rencana untuk membantu karyawan mereka dalam memperoleh keterampilan yang tepat. Selain itu, sebanyak 20% pemimpin merasa karyawannya tidak tertarik untuk mengembangkan keterampilan baru.

“Kami percaya dan optimis bahwa kesempatan-kesempatan yang tercipta karena AI akan memperkuat kecerdikan manusia untuk masa depan yang lebih baik bagi semua,” pungkasnya. (NM/FHP)

Bergaya Bak Seleb dengan 5 Headphone Stylish

Telko.id – Melek teknologi dan konsumtif sepertinya tidak menjadi satu-satunya hal yang membedakan generasi millenial dengan generasi di atasnya. Lebih dari itu, generasi yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997 ini juga dikenal sangat peduli dengan personal branding.

Tak heran, jika komentar atau review positif sebagai buah dari penampilan yang oke pun selalu menjadi begitu penting bagi mereka.

So, nggak berlaku tuh pepatah “don’t judge a book by its cover”. Karena pada praktiknya, penampilan tetap nomor satu. Terlepas dari apa yang dimiliki atau yang ada di dalamnya.

Nah, hal serupa berlaku kala ingin membeli sebuah headphone atau in-ear headphone. Meski sebagian mungkin akan berfokus pada nama – dalam hal ini yang telah dikenal luas karena keandalannya, sebagian lagi mungkin akan cenderung melihat penampilan: ringkas kah, sedap dipandang mata kah, gaya kah, dan sebagainya.

Karena headphone atau in-ear headphone modern atau kekinian yang fashionable bukan saja ranah selebritis atau fashionista saja, tapi generasi millenial juga wajib memilikinya.

Nah, buat kalian yang lagi nyari headphone keren, di bawah ini adalah beberapa pilihan headphone atau in-ear headphone yang pas buat kamu yang ingin tampil gaya bak selebritis.

AKG On Ear Headphone Y30

Warna adalah identitasnya. Y30 On Ear Headphone with Mic merupakan headphone yang didesain stylish dengan kualitas suara yang tak hanya jernih tetapi juga detail. Sama seperti beberapa rekannya di sini, Y30 juga dilengkapi dengan earcup yang lembut sehingga nyaman digunakan dalam waktu lama.

Ada kabel sepanjang 1.8 meter bersamanya, namun ini tak lantas membuatnya merepotkan. Paling tidak, kamu mendapatkan driver 40 mm untuk suara yang seimbang dan powerfull, dengan audio yang boleh dibilang… luar biasa. Singkat kata, Y30 tepat buat kalian yang tak hanya mendambakan suara terbaik, tapi juga warna dan tampilan stylish.

JBL Wireless On-Ear Headphones JR300BT

Siapa yang tak suka dibilang keren? Percayalah, bukan cuma orang dewasa, anak-anak pun juga menyukainya. Apalagi dengan semakin banyaknya role model di luaran sana. Cita-cita mereka bukan lagi sekedar menjadi guru, apalagi menjadi seorang istri seperti ibunya, lebih dari itu, mereka ingin menjadi artis. Jika tidak, ya mirip-mirip selebritis atau Youtuber. Ya dalam berpakaian, dalam berbicara, bahkan mendengarkan musik.

Suara legendaris yang ditampilkan JBL dalam JBL Wireless On-Ear Headphones JR300BT untungnya tak hanya didesain dengan warna-warna ceria, ini juga diplot untuk membatasi volume di bawah 85dB, yang pastinya aman untuk anak-anak. Soal gaya, ngga usah ditanya, koneksi nirkabel lebih dari cukup untuk membuatnya tak terlilit oleh kabel, ditambah bantalan yang empuk dan masa pakai 12 jam. Singkat kata, lebih dari cukup untuk membuat anak tampil gaya, bak boyband atau girlgroup idola mungkin?

Sony WH-CH500 Wireless Headphones

Penyuka simplisitas, dalam hal ini yang tak mau dibuat pusing oleh kabel namun tak keberatan dengan ketiadaan daun telinga mungkin akan menyukai Sony WH-CH500. Headphone ini tak hanya akan mengalirkan musik lewat koneksi Bluetooth, ini juga bisa dipasangkan dengan mudah berkat NFC One-touch. Sementara baterainya yang dapat bertahan hingga 20 jam memungkinkan kamu terbang ke Istanbul tanpa perlu sibuk mengisi ulang di tengah jalan.

Hasil gambar untuk Sony WH-CH500 Wireless Headphones

Bagian terbaiknya lagi, dengan headphone ini kamu bahkan tak perlu repot-repot mengeluarkan ponsel dari tas kala seorang teman menelpon atau saat kamu ingin berbicara dengan asisten suara. Cukup tekan dan tahan tombol putar pada headphone, maka asisten suara di Android 4 atau iOS pun aktif. “Oh halo…” Kamu kini menjawab panggilan telpon teman dengan mikrofon internal berkualitas tinggi.

Jabra Sport Pace Earphone

Kami memaafkan jika kalian tak menggunakan ini untuk berolahraga. Pasalnya, meski didesain khusus untuk kepentingan ini, nyatanya Jabra Sport Pace Earphone lebih dari cukup untuk tak sekedar memberi kamu kenyamanan dalam mendengarkan musik tetapi juga bergaya. Ada 3 pilihan warna yang bisa dipilih, yakni Merah, Biru dan Kuning.

Hasil gambar untuk Jabra Sport Pace Earphone

Kelebihan lainnya, ini dibuat dengan standar militer IP54 yang membuatnya tak hanya tahan terhadap keringat, tetapi juga guncangan dan cuaca. Tentu saja, disamping driver dinamik 12.4mm dan respon frekuensi 100hz-10000khz. Oh, mengisi ulangnya selama 15 menit bisa membuatnya bertahan selama 1 jam lho. Lumayan, 10 kali keliling lapangan sepakbola mungkin?

In-Ear Headphones JBL T210

Ada lima alasan kenapa kami menyukai JBL T210: kecil, warna hitam nan elegan, dibuat dengan baik, sangat murah dan melakukan tugasnya dengan baik. Earphone ini menggunakan sepasang driver 8.7 mm yang mampu menghasilkan vokal jernih dan bass mendalam. Earphone ini juga sudah built in mikrofon yang dapat memudahkan kamu dalam menerima panggilan telepon.

Gambar terkait

Dari segi desain, ini mungkin bukan yang paling hits. Tapi mereka yang menyukai segala sesuatu yang ergonomis tak akan menampiknya. Ditambah lagi, ini juga sangat nyaman ketika digunakan.

Nah gimana keren-keren kan headphone-nya. Sekarang sudah tahu kan pilihan headphone yang bisa bikin kamu bergaya bak selebritis. Masih mikir soal harga yang mahal? Tenang, kalau kalian belanja di iLOTTE, harga sudah tidak jadi masalah lagi. Karena sekarang iLOTTE sedang bagi-bagi diskon buat kamu yang sedang cari produk gadget dan elektronik. Khusus buat kalian, ada exclusive diskon 10% dan free ongkir nih untuk pembaca setia Telset!

Selain itu, ada juga program Best Denki Grand Launch Biggest Online Electronic Store yang menawarkan beragam paket diskon menarik untuk produk dari beberapa brand tertentu. Tunggu apalagi sob, buruan langsung belanja dan dapatkan promonya di sini! [adv]

Microsoft Tagih Bayaran Royalti ke Foxconn, Kenapa?

Telko.id, JakartaMicrosoft mengajukan tuntutan hukum pada perusahaan manufaktur raksasa asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry atau yang lebih dikenal Foxconn Technology Group, pada hari Jumat (8/3) lalu. Ada masalah apa?

Tuntutan dilayangkan Microsoft ini karena Foxconn dituduh tidak membayar royalti paten dan tidak memberikan laporan yang sesuai.

Dalam tuntutan yang dimasukkan ke pengadilan San Jose, California, Microsoft mengatakan bahwa Foxconn telah gagal memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian yang telah kedua perusahaan tanda tangani enam tahun lalu, menurut laporan Axios.

Sebagai bagian dari lisensi yang mereka gunakan, Foxconn seharusnya menyerahkan laporan royalti secara rutin pada Microsoft. Dalam laporan itu, Foxconn seharusnya menjelaskan tentang penjualan semua produk yang masuk ke dalam daftar produk yang dibahas dalam perjanjian.

Selain itu, Foxconn juga seharusnya membayar royalti untuk produk-produk itu. “Microsoft sangat peduli pada komitmen yang kami buat dan meminta perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama,” kata juru bicara MIcrosoft, seperti dilansir CNET.

“Tuntutan ini kami lakukan untuk memenuhi persyaratan pelaporan dan audit dalam perjanjian yang kami tanda tangani dengan Hon Hai pada 2013. Kerja sama kami dengan Hon Hai penting dan kami mencoba untuk menyelesaikan masalah ini”.

Baca juga: Pendapatan Turun, Foxconn Sebut iPhone X Jadi ‘Biang Kerok’

Foxconn tidak segera memberikan jawaban terkait kasus ini. Namun, tuntutan dari Microsoft menjadi masalah baru bagi Foxconn. Perusahaan itu mulai dikenal pada 10 tahun lalu setelah beberapa karyawannya bunuh diri. Ini menarik perhatian masyarakat internasional tentang kondisi para buruh pabrik Foxconn.

Baru-baru ini, Foxconn mengubah besaran gaji dan tunjangan karyawan. Finansial Foxconn terganggung oleh penjualan iPhone. Asal tahu saja, selama ini Foxconn merupakan perusahaan yang paling banyak mendapat pesanan iPhone dari Apple. [BA/HBS]

Sumber: CNET

Apple Gelar Hajatan di 25 Maret, Rilis Layanan Streaming Video?

Telko.id, Jakarta – Apple menyebar undangan acara peluncuran produk di Steve Jobs Theatre, Cupertino, Amerika Serikat, pada 25 Maret 2019 mendatang. Kira-kira, produk apa yang bakal diperkenalkan oleh Apple? Rumornya layanan streaming video. Benarkah?

Apple kemungkinan akan meluncurkan layanan konten berita dan video. Hal itu diketahui dari poster undangan yang baru-baru ini tersebar di dunia maya. Poster tersebut berdesain sederhana, menampilkan logo Apple.

Dilansir Business Insider, di poster berlatar belakang warna hitam itu juga terpampang slogan, tempat, tanggal, dan waktu acara. Seperti dikutip Telko.id, Selasa (12/3/2019), Apple mengusung slogan Iit”s show time”.

{Baca juga: Apple Video Debut April, Tanpa HBO dan Netflix}

Slogan tersebut mirip acara Apple pada 2006 silam. Pada 13 tahun lalu, Apple meluncurkan layanan hiburan bernama Apple TV. Karenanya, 25 Maret 2019 nanti, Apple kemungkinan merilis layanan serupa, yakni terkait hiburan.

Banyak pihak memprediksi, layanan itu berupa streaming video mirip Hulu atau Netflix. Meski demikian, belum diketahui seperti apa bentuk layanan atau produk yang bakal diluncurkan oleh Apple pada tanggal tersebut.

Sebelumnya, Apple sepertinya benar-benar total dalam menghadirkan layanan streaming seperti yang digarap oleh Netflix, Amazon, HBO, dan lainnya. Kabar terbaru menyebut, layanan streaming perusahaan asal Cupertino ini akan berbiaya langganan lebih murah dibanding para kompetitor.

Menurut rumor bahwa Apple bakal meluncurkan sekitar 10 acara baru dan konten orisinal pada tahun ini. Kini, Apple memberi konfirmasi bahwa layanan streaming besutannya akan dibanderol terjangkau, seharga USD 9,99 atau tak lebih dari Rp 140 ribu per bulan.

Biaya berlangganan sebesar itu jelas di bawah harga bulanan akses Netflix yang diketahui sebesar USD 11 atau sekitar Rp 150 ribu. Bahkan, Apple akan memberi bonus bagi pelanggan berupa paket video, musik, serta layanan dukungan terpadu AppleCare.

Menurut laporan The Sun, dengan perpaduan harga berlangganan nan murah serta basis instalasi dan penonton potensial sebanyak lebih dari satu miliar orang di iTunes, Apple diperkirakan bisa langsung meraup kesuksesan di bisnis layanan streaming.

{Baca juga: Lebih Murah, Layanan Streaming Video Apple Siap Saingi Netflix dkk}

Ditambah, ada suguhan menarik dan berguna bagi pelanggan mengingat Apple secara resmi telah menandatangani kesepakatan selama beberapa tahun ke depan dengan aktris kondang Oprah Winfrey. Keduanya bekerja sama membuat program baru yang menarik.

Apple tidak memberi bocoran apapun terkait produk atau layanan apa saja yang akan diluncurkan pada 25 Maret 2019 nanti. Tapi, sangat diyakini, Apple juga akan meluncurkan sejumlah perangkat baru pada gelaran itu.

Perangkat yang dimaksud bisa jadi berupa iPad seri terbaru, AirPower Charging Pad, dan iPod Touch generasi teranyar. Fans Apple tentu sudah tak sabar menunggu perhelatan tersebut digelar. Bagaimana dengan Anda? [SN/HBS]

Sumber: Business Insider

BlackBerry Ogah Bikin Smartphone Layar Lipat

0

Telko.id, Jakarta – Huawei dan Samsung meyakini smartphone layar lipat merupakan masa depan ponsel cerdas. Namun, tidak demikian dengan CEO BlackBerry, John Chen, yang mengaku lebih skeptis menyoal daya tarik perangkat ini.

Orang nomor satu di BlackBerry itu berpendapat bahwa smartphone lipat kurang memiliki daya tarik, akibat sedikitnya inovasi yang diusungnya.

Secara personal, Chen mengaku menginginkan sesuatu lebih cepat dengan peningkatan fungsional, namun, menurut Chen, tidak ada terobosan baru yang akan tersedia.

{Baca juga: Tahun Ini BlackBerry Tidak Luncurkan Ponsel Baru}

Dalam beberapa tahun terakhir, elemen seperti pemindai sidik jari, pengenal wajah, dan pemindai iris mata telah diperkenalkan. Kini, fokus lebih dititikberatkan pada penciptaan layar berukuran lebih besar, hal yang dinilai Chen menghasilkan perangkat berdimensi lebih tebal dan tidak selalu menyuguhkan pengguna dengan peningkatan spesifik.

Dilansir Gizmochina, Chen berpendapat bahwa konsumen umumnya menginginkan lebih dari sekadar layar lebih besar dan peningkatan yang berulang. Sebagai informasi, BlackBerry belum memproduksi smartphone karyanya sejak tahun 2016 lalu.

BlackBerry lebih terfokus pada layanan keamanan dan komunikasi, serta software selama beberapa tahun terakhir. Perangkat terbaru bermerek BlackBerry yang saat ini tersedia di pasar diproduksi oleh TCL, di bawah naungan kesepakatan lisensi.

Berbeda dengan CEO BlackBerry, TCL menyambut baik smartphone berdesain lipat tersebut. Produsen ini belum merilis perangkat dengan desain serupa, namun baru-baru ini mengumumkan desain DragonHinge di ajang MWC 2019 pada bulan Februari lalu.

{Baca juga: TCL Ikut Bikin Ponsel Layar Lipat, Bisa Jadi Smartwatch}

Produk ini akan menjadi dasar dari perangkat berdesain lipat terbaru mereka, dan diprediksi akan diumumkan pada tahun 2020 mendatang. Hal ini juga mengindikasikan peluang kehadiran smartphone lipat bermerek BlackBerry, meski John Chen kurang meminati smartphone dengan bentuk tersebut. [BA/HBS]

Sumber: Gizmochina

70% Pekerja Kantoran Senang “Dibantu” AI

Telko.id, Jakarta – Selama ini muncul kekhawatiran bahwa kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI) dapat menggantikan pekerjaan manusia. Tetapi survei terbaru menunjukan bahwa 70% karyawan menilai bahwa teknologi AI justru membantu mereka dalam bekerja.

Menurut Presiden Direktur, Microsoft Indonesia, Harris Izmee terdapat 4 kategori jawaban ketika mereka bertanya soal teknologi AI. Dua kategori jawaban yang menunjukan AI justru dianggap membantu pekerjaan manusia.

Sebanyak 53% karyawan menilai bahwa AI bisa membuat hasil pekerjaan menjadi lebih baik. Kemudian sebanyak 17% karyawan menilai AI dapat mengurangi tugas rutin mereka dalam pekerjaan.

“Jadi 70% karyawan percaya AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi melahirkan jenis pekerjaan baru yang mengharuskan masyarakat memiliki keterampilan yang memadai,” ucap Harris di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta Selasa (12/03/2019).

{Baca juga: Pertama di Dunia, “Robot AI” Jadi Pembaca Berita TV di China}

Kemudian ada 15% karyawan yang menilai jika AI dapat memberikan pengetahuan baru bagi karyawan. Selain itu 10% menilai bahwa AI tidak berdampak bagi pekerjaan mereka. Sisanya presentase tanggapan teknologi AI menggantikan pekerjaan hanya dibawah 10%.

“Hanya 5% karyawan yang percaya bahwa AI dapat mengambil pekerjaan mereka bahkan menggantikannya,” tambah Harris.

Perlu diketahui bahwa  Microsoft dan IDC Asia Pasifik melakukan studi tentang adopsi Artificial Intelligence (AI) di Asia Pasifik dan Indonesia. Studi ini menunjukan bahwa hanya 14% perusahaan di Indonesia, yang menerapkan AI dalam startegi bisnis dan organisasi mereka.

“Ada 14% organisasi yang adopting AI dalam core strategy mereka. Lalu ada 42% perusahaan yang mulai bereksperimen dengan AI sebagai bagian dari strategi organisasi,” ujar Haris.

{Baca juga: Baru 14% Perusahaan di Indonesia yang Terapkan AI}

Survei ini dilakukan terhadap 112 pemimpin bisnis dan 101 karyawan di Indonesia. Survei juga dilakukan oleh 1605 pemimpin bisnis dan 1585 karywan berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari ribuan tersebut, ada 112 pemimpin bisnis dan 101 karyawan di Indonesia.

Adapun 15 negara kawasan Asia Pasifik terlibat dalam penelitian ini seperti Australia, China, Hongkong, Indonesia, India, Jepang, Korea, Malaysia, New Zealand, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand dan Vietnam. [NM/HBS]

Artikel 70% Pekerja Kantoran Senang “Dibantu” AI dan info teknologi terkini lainnya bisa Anda dapatkan di Telset.

Nonton Film Gratis dengan 3 Aplikasi ini, Dosa Tanggung Sendiri!

Telko.id – LayarKaca21, LK21, Indoxxi, dan website berakhiran kata xx1 beberapa tahun belakangan ini jadi tempat nongkrong favorit para pecinta film tanah air. Alasannya simple, selain untuk nonton film gratis, website-website tersebut juga jadi referensi lengkap dan update tentang film-film yang sudah atau bahkan belum tayang di Indonesia. Film-film yang ada di dalamnya bahkan bisa didownload untuk ditonton secara offline, baik di PC, TV, Laptop maupun handphone.

Ini pula yang menjadi alasan utama kenapa pemerintah seringkali mem-blok domain-domain tersebut. Ada hak cipta yang dilanggar. Sehingga status ilegal pun disematkan pada website nonton film gratis seperti LayarKaca21, LK21, Indoxxi, xx1, dan lain-lain.

Tapi hal tersebut tak melunturkan semangat mereka dalam menawarkan fasilitas nonton film gratis kepada para pecinta setianya. Untuk itu, mereka menyiasatinya dengan beragam cara. Mulai dari berganti domain hingga membuat aplikasi berbasis Android.

Cara terakhir terbilang paling memudahkan, karena pengguna tidak harus melacak ulang domain baru mereka, saat yang lama di blok pemerintah. Dan seperti halnya versi website, film-film yang ada didalam aplikasi juga sama banyaknya. Pengguna juga bisa nonton film gratis secara streaming maupun download.

Nah, berikut adalah beberapa rekomendasi aplikasi nonton film gratis yang bisa Anda download dari Google Play Store. Check this out!

1. LayarKaca21 (LK21)

Aplikasi yang menampilkan konten-konten film yang ada di LayarKaca21, LK21, maupun Indoxxi ini bisa ditemukan di Google Play Store dengan nama KLIK21. Konon, aplikasi kembangan Jangkrik ini adalah aplikasi resmi dari LayarKaca21. Sampai berita ini diturunkan, aplikasi ini sudah didownload oleh lebih dari 100 ribu perangkat.

Aplikasinya sendiri terbilang ringan dan cocok diinstall di hampir semua smartphone android, jadi tidak perlu khawatir perangkat tidak compatible. Dan salah satu hal yang paling penting, iklan-iklan yang ada di dalamnya tidak terlalu mengganggu seperti halnya versi web. Film-film nya pun cukup update dengan kualitas film yang sama baiknya dengan streaming lewat PC, bisa sampai 1080p Blu-Ray. Lengkap dengan subtitle bahasa Indonesia. Jadi tinggal nonton film gratis!

{Baca juga: LayarKaca21, Aplikasi Nonton Film Gratis Paling Ngehits }

2. Nobi

Sama seperti KLIK21, aplikasi kembangan Sukroni Dev ini menawarkan database film yang cukup lengkap, baik dari sisi genre maupun negara asal film. Interface-nya juga cukup rapih, dan iklan-iklannya relatif tidak terlalu mengganggu. Anda bisa menonton film dengan beragam pilihan resolusi. Lengkap dengan beragam pilihan server untuk memastikan proses streaming berjalan lancar.

Seperti halnya KLIK21, NOBI memanjakan pengguna dengan subtitle berbahasa Indonesia. Hampir setiap film yang ada di NOBI juga dilengkapi dengan sinopsis, trailler dan juga fasilitas download. So, feel nya gak jauh dengan nonton film di aplikasi video streaming berbayar. Sebagai informasi, saat ini aplikasi NOBI sudah di download oleh lebih dari 100 ribu pengguna.

3. Drakor.id

Lain halnya dengan Layarkaca21 dkk, yang lebih condong ke film-film terbaru, Drakor.id – sesuai kepanjangannya, menjadi rumah bagi drama dan reality show asal Korea.Dengan tambahan drama produksi negara Asia lainnya, semisal China, Taiwan dan Jepang. Sepintas, tak jauh-jauh beda dengan situs web drama Korea lainnya, sebut saja Dramacool, KissAsian, MyAsianTV atau Watchasian. Namun sementara nama-nama yang kami sebut tadi berpotensi membuat Anda mencari-cari lantaran domain yang bisa saja berubah, Drakor.id lebih settle lantaran dibuat dalam bentuk aplikasi. Yah, kecuali kenyataan bahwa ini dipenuhi iklan yang kadang menjengkelkan.

But hei, setidaknya ratusan judul drama, dari yang terbaru hingga beberapa tahun ke belakang bisa Anda temukan di perpustakaan Drakor.id. Dan gratis. Kabar baiknya lagi, ini juga tersedia dalam subtitle bahasa Indonesia.

Begini Wujud Smartphone Layar Lipat Samsung Selanjutnya?

0

Telko.id, JakartaSamsung telah meluncurkan smartphone layar lipat pertamanya, Samsung Galaxy Fold. Namun rupanya itu bukan yang terakhir. Raksasa elektronik Korea Selatan itu diketahui tengah menyiapkan dua smartphone berdesain lipat berikutnya.

Samsung dilaporkan tengah mempersiapkan dua smartphone berdesain lipat terbaru, salah satunya akan berbekal fitur serupa desain yang diusung Huawei Mate X.

Informasi ini terkuak dari paten yang didaftarkan Samsung. Salah satu paten itu mengungkap tampilan smartphone lipat baru tersebut.

Tampilan smartphone lipat baru Samsung ini kabarnya  lebih baik jika dibandingkan dengan generasi pertama Galaxy Fold. Sebab, perangkat ini akan hadir dengan desain fleksibel di bagian tengah, menjadikannya dapat menutup secara mulus saat sepenuhnya terbuka.

Menurut laporan Phone Arena, gambar pada paten baru Samsung ini juga mengungkap sejumlah tuas geser yang berfungsi sebagai kunci untuk memastikan bahwa ponsel tetap rata saat dalam kondisi terbuka.

{Baca juga: Samsung Galaxy Fold vs Huawei Mate X: “El Clásico” Smartphone Lipat}

Kehadiran tuas ini menghilangkan kebutuhan untuk mengimplementasikan engsel lebih kokoh untuk menjaga ponsel tetap rata saat dibuka.

Jika Samsung berencana untuk meluncurkan produk tersebut, maka perangkat ini akan menjadi smartphone lipat pertama Samsung dengan bekal arah layar ke luar, serupa desain layar yamg diusung Mate X.

{Baca juga: Samsung “Beri Kode” Kalau Galaxy Fold Unggul dari Huawei Mate X}

Sebagai informasi, dua produsen smartphone besar, yakni Samsung dan Huawei, telah mengumumkan smartphone lipat pertama mereka, Galaxy Fold dan Mate X, dengan jarak waktu tidak terlalu jauh.

Kedua smartphone itu mengusung konsep lipat serupa, namun menggunakan teknologi berbeda. Hal ini memicu dilaporkan persaingan antara kedua perusahaan dan juga penggemar mereka. Selain spesifikasinya, perbedaan utama dua smartphone ini adalah pada cara layar dilipat.

Galaxy Fold hadir dengan layar besar yang dilipat ke arah dalam perangkat. Sedangkan layar Mate X dilipat ke arah luar, dengan separuh layar yang menjadi bagian belakang dari perangkat menjadi non-aktif.

{Baca juga: Bos Huawei Sindir Samsung Galaxy Fold, Apa Katanya?}

Sejumlah pihak menyebut solusi yang ditawarkan Huawei pada Mate X soal desain lebih baik, meski bagian layarnya berpotensi tergores akibat penggunaan desain tersebut.

Perbedaan soal desain ini memicu debat panas antar keduanya. Samsung dan Huawei saling klaim bahwa desain smartphone layar lipat merekalah yang terbaik. Bagaimana menurut Anda? [BA/HBS]

Sumber: PhoneArena 

Pelaku Pelecehan Seksual “Dibayar” Google Rp 641 Miliar

Telko.id, Jakarta – Dewan Direktur Google setuju membayar USD 45 juta atau setara Rp 641 miliar kepada mantan eksekutif Google yang dituduh melakukan pelecehan seksual. Hal itu sesuai dengan dokumen yang dikeluarkan oleh pengadilan.

Menurut laporan New York Times, seperti dikutip Telko.id, Selasa (12/03/2019), pesangon Rp 641 miliar tersebut diberikan kepada Amit Singhal, eks Head of Search Unit Google. Ia telah mengundurkan diri dari perusahaan pada 2016 lalu.

Berdasarkan risalah yang ada di dokumen, tuduhan yang dimasukkan ke pengadilan pada Januari 2019 itu menyatakan bahwa Google telah menutup-nutupi pelecehan seksual yang dilakukan oleh para eksekutif perusahaan.

{Baca juga: Pedofil Manfaatkan TikTok untuk Buntuti Gadis Remaja?}

Tak hanya Singhal, raksasa pencarian ini juga memberi pesangon kepada Andy Rubin, pencipta sistem operasi Android sekaligus mantan eksekutif Google. Bentuknya berupa saham senilai USD 150 juta atau Rp 2,1 triliun.

Salah satu pendiri Google, Larry Page, meminta kepada Rubin untuk mengundurkan diri setelah muncul kabar soal pelecehan seksual yang dilakukan dirinya. Rubin kabarnya mendorong seorang karyawan wanita untuk melakukan oral seks di kamar hotel pada 2013.

Sama halnya Rubin, Singhal mengundurkan diri dari Google pada 2016 setelah dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap pekerja wanita yang bertugas di departemen lain. Seolah tak kapok, pada 2017 Singhal lagi-lagi terlibat kasus pelecehan seksual di Uber.

{Baca juga: Protes Kasus Andy Rubin, Karyawan Google Gelar Mogok Kerja}

Namun demikian, Rubin maupun Singhal kompak membantah tuduhan tersebut. Google bergeming, tetap meminta keduanya untuk mundur dari perusahaan.

“Beberapa tahun belakangan, kami telah membuat banyak perubahan di perusahaan. Kami mengambil kebijakan tegas terkait perilaku yang pantas bagi orang-orang yang mendapatkan posisi dengan kekuasaan,” kata Google. (SN/FHP)

Jerman Jalan Bareng Huawei, Amerika Serikat ‘Ngambek’

Telko.id, JakartaJerman kemungkinan besar tetap mengizinkan Huawei untuk beroperasi. Jerman tampak tak terpengaruh oleh bujuk rayu Amerika Serikat (AS). Melihat sikap Jerman, pemerintah AS pun panas, kemudian melontarkan ancaman.

Menurut laporan CNN, Duta Besar AS untuk Jerman, Richard Grenell, telah mengirim surat. Isinya berupa pernyataan ancaman AS untuk menutup akses intelijen ke Jerman jika Huawei benar-benar diizinkan untuk membangun jaringan 5G.

“Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Energi sudah menerima sebuah surat. Kami akan membalas secepatnya,” ungkap juru bicara kedutaan Jerman di Washington, Matthias Wehler, seperti dikutip Telko.id, Selasa (12/3/2019).

AS memang sangat khawatir terhadap keberadaan Huawei. AS menuding Huawei menjadi sarana pemerintah China untuk melakukan aksi mata-mata. Kendati begitu, sampai sekarang, AS belum bisa membuktikan tuduhan yang dialamatkan ke Huawei.

{Baca juga: Amerika Serikat Serukan “Anti Huawei” ke Negara Sekutu}

Para analis dan eksekutif industri menyatakan, Huawei telah mengembangkan teknologi utama di jaringan 5G sehingga sulit digantikan oleh vendor lain. Jerman, pada 7 Maret 2019, siap menerima perusahaan manapun terkait proyek jaringan 5G.

Sebelumnya, Inggris pun mengeluarkan keputusan serupa. Namun, AS tetap mendesak negara-negara sekutu untuk menghindari Huawei. Kalau mereka tidak menurut, AS siap melakukan boikot, termasuk dalam hal kerja sama di bidang pertahanan.

Di lain sisi, pendiri Huawei, Ren Zhengfei, meyakini bahwa tekanan AS tidak akan menghancurkan perusahaannya.

{Baca juga: Amerika Tuduh Huawei Penipu dan Pencuri Teknologi}

“Tidak ada cara bagi AS untuk bisa menghancurkan kami. Dunia tidak bisa meninggalkan kami. Semua tahu kami lebih maju,” tegasnya. [SN/HBS]

Sumber: CNN