spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1218

Intip 5 Teknologi Jadul di Film Captain Marvel, Pernah Ngalamin?

Telko.id, Jakarta – Salah satu film Marvel Cinematic Universe (MCU) yang paling dinanti – Captain Marvel, akhirnya resmi dirilis pada awal Maret. Meski tergolong film yang banyak menyuguhkan aksi teknologi canggih masa depan, di film yang dibintangi Brie Larson ini juga banyak menampilkan teknologi jadul alias lawas yang mungkin dulu sering Anda gunakan. Teknologi jadul apa saja?

Menurut laporan, film Captain Marvel langsung memuncaki box office, bukan cuma domestik tetapi juga global. Tidak tanggung-tanggung, setidaknya USD455 juta atau setara Rp 6 triliun (domestik dan internasional) berhasil dikantongi film ini di minggu pertamanya.

Sontak, pencapaian ini pun menobatkan Captain Marvel sebagai salah satu film blockbuster terbesar yang diperankan oleh wanita yang pernah dibuat.

Dalam Sinematik Marvel, film tersebut berada di jajaran karakter yang paling sukses debutnya, setelah film-film The Avengers, Black Panther, Captain America: Civil War, dan Iron Man 3.

Nah, jika di film-film sebelumnya itu kita dibawa untuk berkenalan dengan seabreg teknologi canggih, di Captain Marvel ada yang sedikit berbeda, dan mungkin nampak asing di era milenial ini.

Masih tetap sama canggihnya, khususnya ketika kita diajak berkenalan pertama kali dengan Vers alias Carol Danvers alias Captain Marvell di Kree, namun dengan sedikit tambahan teknologi jadul didalamnya.

{Baca juga: Waah.. Smartphone Ini jadi Pilihan Captain Marvel!}

Captain Marvel sendiri, seperti diketahui, berkisah tentang Carol Danvers, mantan pilot Angkatan Udara Amerika Serikat, yang berubah menjadi salah satu pahlawan terkuat galaksi dan bergabung dengan Starforce, sebuah tim elit militer Kree.

Ia kembali ke Bumi, yang merupakan rumahnya, dengan sejumlah pertanyaan baru tentang masa lalu dan identitasnya. Film ini mengambil latar tahun 1990-an (tepatnya 1995), ketika sejumlah teknologi sebelum hologram atau AI (yang kini kita sebut jadul) masih begitu populer.

Nah, berikut ini beberapa teknologi jadul yang bisa Anda lihat di beberapa adegan di film Captain Marvel:

Telepon Umum

Hal pertama yang dilakukan Vers atau Carol Danvers setelah mendarat di bumi adalah mendatangi telepon umum. Bedanya, ia sedikit memodifikasi kinerja perangkat hingga akhirnya memuculkan semacam hologram yang menghubungkannya dengan pasukan Starforce di Kree.

Telepon umum sendiri pertama kali ditemukan oleh William Gray pada tahun 1889 dan dipasang pada sebuah bank di daerah hart ford Connecticut. Penemuan tersebut berkembang dengan pesat dan pada tahun 1892 jumlahnya mencapai 81.000 di Amerika Serikat.

Pada tahun 1905, telepon umum koin ciptaan Bell dipasang pertama kali secara outdoor pada Jalan Cincinnati. Telepon umum ini tidak begitu menarik perhatian masyarakat karena pemakaian telepon secara pribadi kurang bisa dilakukan di tempat publik.

Alhasil, pada tahun 1950-an, Bell mendesain kotak telepon (kamar untuk menelepon) dari kaca dan alumunium yang cukup memuat satu orang di dalamnya. Hal ini merupakan kemajuan pesat setelah bertahun-tahun lamanya kayu digunakan untuk membuat kotak telepon.

Pager

Radio panggil atau lebih dikenal dengan sebutan Pager merupakan alat telekomunikasi pribadi yang digunakan untuk menyampaikan dan menerima pesan pendek. Dalam perjalanannya, radio panggil dibagi menjadi dua, yakni numerik satu arah dan alphanumerik dengan sistem dua arah.

Numerik satu arah hanya memungkinkan pengguna menerima pesan yang terdiri dari beberapa digit saja. Sementara alphanumerik yang tersedia dengan sistem dua arah sehingga dapat mengirim pesan melalui surat elektronik atau SMS (short message service).

{Baca juga: Unik! Di Negara Ini Masih Ada yang Pakai Pager}

Radio panggil atau Pager sendiri saat ini sudah jarang ditemukan. Padahal, kalau mau main aman-amanan, pager justru lebih sulit diretas, tidak menyimpan riwayat percakapan (penting untuk privasi dan keamanan), dan lebih dapat diandalkan selama bencana alam.

Meski memang memiliki jangkauan yang lebih lama daripada ponsel. Oke, kecuali pager Nick Fury, yang dimodifikasi oleh Carol Danvers hingga diklaim bisa mengjangkau beberapa galasi.

Komputer

Generasi tahun 90an pasti tak asing lagi dengan komputer model gembol seperti yang digunakan Nick Fury di film Captain Marvel. Ya, loading yang lama adalah sesuatu yang sulit terlupakan. Secara peruntukkan, komputer sendiri adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan.

{Baca juga: Unik! Situs Resmi Captain Marvel Bergaya ‘Jadul’}

Kata computer pada awalnya dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmetika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri.

Penemu komputer pertama adalah Charles Babbage, yang dikenal dunia sebagai salah satu penemu sejarah komputer pertama kali.

Compact Disc (CD)

Bertahun-tahun yang lalu, CD mungkin masih menjadi benda yang familiar bagi sebagian orang. Tapi tidak sekarang. Karenanya, melihat benda ini terpampang nyata di film Captain Marvel adalah sebuah ajang nostalgia tersendiri. “Ahh…iya.” “Ya ampun CD.” “Waah… haha…” dan komentar lainnya.

Compact Disc (CD) atau cakram padat pada dasarnya adalah sebuah cakram optik digital yang digunakan untuk menyimpan data. Sejak diperkenalkan secara resmi pada tahun 1982, CD memperoleh puncak penjualan pada tahun 2000 yang mencapai 2.445 juta keping.

CD dibuat dari plastik polikarbonat setebal 1,2 mm dengan berat 15-20 gram. Pembagian komponen CD dari bagian tengah CD sampai luar adalah: Pusat/ poros CD, daerah transisi pertama (cincin penjepit), daerah kelm (cincin stacking), Daerah transisi kedua, daerah informasi dan RIM.

Untuk ukuran CD berdiameter 120mm dapat memuat audio selama 80 menit atau data sebesar 650-870 MB, sedangkan mini cd yang memiliki diameter mulai dari 60mm sampai dengan 80mm dapat memuat audio selama 24 menit atau data sebesar 185-210 MB.

Pesawat F-16 

F-16 adalah jet tempur multi-peran supersonik yang dikembangkan oleh perusahaan General Dynamics (kemudian diakuisisi oleh Lockheed Martin), untuk Angkatan Udara Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur superioritas udara namun akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer.

Di udara, kemampuan tempur F-16 tak perlu diragukan. Ini masuk kategori sangat baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot.

{Baca juga: Nonton Film Gratis dengan 3 Aplikasi ini, Dosa Tanggung Sendiri!}

Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untuk menahan daya belokan pada percepatan 9g. F-16 mempunyai senapan M61 Vulcan pada bagian dalam badan pesawat serta 11 lokasi pylon untuk mnggotong senjata dan peralatan misi lainya.

Nama resmi dari F-16 sendiri ialah”Fighting Falcon”, tetapi “Viper” lebih umum digunakan oleh kru darat dan pilot-pilot pesawat tersebut, karena kemiripan bentuknya dengan ular Viperidae dan Starfighter Colonial Viper dari acara TV Battlestar Galactica. [IF/HBS]

Layanan Gmail Down, Ada Apa?

Telko.id, Jakarta – Layanan pesan elektronik Gmail dikabarkan error atau mengalami system down. Hal ini dideteksi oleh situs DownDetector dan sudah banyak pengguna yang mengeluhkan tidak bisa mengakses layanan tersebut sejak pagi ini, Rabu (13/3/2018).

Dilansir Telko.id dari DownDetector pada Rabu (13/03/2019), tercatat ada 3258 laporan diterima situs tersebut atas kerusakan yang terjadi pada layanan milik Google.

DownDetector melaporkan problem paling dikeluhkan pengguna Gmail yakni masalah log in yakni 37%,  penerimaan pesan 31% dan tidak bisa mengakses lampiran pada email sebesar 30%.

Pada keterangannya, DownDetector juga menjelaskan terkait negara mana saja yang terdampak dari kerusakan Gmail yang terjadi pagi ini.

{Baca juga : Simsalabim! Google Ubah Gmail jadi “Serba Pintar”}

Terlihat pada peta bahwa ada warna kuning dan merah yang menandakan negara-negara terdampak. Terlihat bahwa negara yang terdampak adalah Amerika Serikat, India, Malaysia, Indonesia, Jepang, sebagian Australia dan beberapa titik lainnya.

Sejauh ini Google belum memberikan keterangan kenapa layanan email mereka mengalami masalah dan tumbang di berbagai daerah. Layanan yang berada dibawah naungan Google lain seperti Youtube juga sempat mengalami hal serupa.

YouTube dilaporkan sedang mengalami gangguan serius. Sebab, layanan tersebut tidak dapat diakses di berbagai wilayah di dunia pada 17 Oktober 2018 kemarin.

{Baca Juga : YouTube Error di Sejumlah Negara, Termasuk Indonesia

Berdasarkan pantauan Telko.id, saat pengguna mengakses YouTube versi desktop maupun aplikasi di smartphone, mereka hanya akan mendapatkan pesan error [503] atau adanya kesalahan pada jaringan internet.

Situs pendeteksi layanan internet yang tumbang, Downdetector juga memberikan informasi bahwa YouTube mengalami masalah pada sistemnya sejak pagi tadi. Dalam situs tersebut, disebutkan juga bahwa pengguna YouTube mengeluhkan tidak bisa menonton video, kesulitan masuk ke halaman utama, sampai sulit login. [NM/HBS]

Google “Gerak Cepat” Selidiki Penyebab Gmail Down

Telko.id, Jakarta – Google memberikan penjelasan terkait tumbangnya layanan pesan Google Mail (Gmail) dan Google Drive yang terjadi beberapa jam yang lalu. Raksasa pencarian ini mengaku masih melakukan penyelidikan terkait penyebab Gmail down.

Menurut laporan The Guardian, seperti dilansir Telko.id pada Rabu (13/03/2019), Google langsung “gerak cepat” dengan mencari penyebab kerusakan pada layanannya. Sebab, Gmail memiliki lebih dari 1 miliar pengguna, dan tentu akan berdampak besar pada pengalaman pengguna ketika adanya kesalahan.

“Kami sedang menyelidiki laporan masalah dengan Gmail. Kami akan segera memberikan informasi lebih lanjut, ” tulis Google.

Perlu diketahui, pengguna yang terkena dampak tidak dapat mengirim email, dan terdapat tulisan  “Message could not be sent. Check your network and try again”. Selain itu, pengguna juga tidak dapat membuka lampiran di Gmail.

{Baca juga: Simsalabim! Google Ubah Gmail jadi “Serba Pintar”}

Beberapa jam setelah kerusakan terjadi Google sempat mengonfirmasi bahwa pelanggan mengalami masalah dalam mengakses atau melampirkan file serta menyimpan draft email dan mengirimkan email.

Masalah lain juga terjadi pada Google Drive. Layanan tersebut sempat mengalami kerusakan, dan Google telah mengkonfirmasinya. Mereka mengakui ada masalah saat menggunggah dan mengunduh file dari Google Drive dan menggunggah foto atau lampiran ke Hangouts.

Google Maps juga tampaknya mengalami masalah, dimana pengguna yang mencoba menggunakan mode Street View malah melihat layar hitam bukan gambar lokasi. Sayangnya, hingga saat ini Google belum menjelaskan penyebab dari rusaknya ketiga layanan tersebut.

{Baca juga: Layanan Gmail Down, Ada Apa?}

Kerusakan Gmail dan Google Drive diduga berdampak bagi pengguna di seluruh dunia seperti Amerika Serikat, Eropa, Asia, Australia, dan Amerika Selatan yang melaporkan masalah tersebut.

Di Indonesia sendiri, Gmail dan Google Drive tumbang pada Rabu pagi (13/03) pukul 10.00 WIB. Para pengguna sempat tidak bisa mengakses layanan tersebut selama beberapa jam. Kini, berdasarkan pantauan Tim Telko.id pada pukul 13.07 WIB, kedua layanan ini kembali normal. (NM/FHP)

Akun YouTube Terhapus, Pria Ini Ngamuk di Markas Google

Telko.id, Jakarta– Seorang pria ditangkap polisi, setelah mengamuk di markas Google di Mountain View, California, Amerika Serikat (AS) pada Minggu (10/3/2019). Pria bernama bernama Kyle Long itu marah dan sempat mengancam dengan kekerasan, karena kesal akun YouTube-nya dihapus.

Dilansir Telko.id dari The Verge pada Rabu (13/03/2019), BuzzFeed News melaporkan bahwa, Kyle kesal karena akun dan video miliknya di YouTube hilang alias dihapus. Dia menduga itu akibat ulah Google.

Namun nyatanya dugaan Kyle salah. Karena sebenarnya akun dan video Kyle dihapus oleh isterinya, Samantha Long. Namun karena takut, sang Isteri tidak mau mengaku, dan malah berdalih kemungkinan yang menghapus adalah Google.

Dalam melakukan aksinya Kyle Long tidak main-main. Dia menempuh perjalanan jauh dari negara bagian Maine menuju California AS, yang berjarak lebih dari 3.300 mil atau 5310,8 km demi menyambangi kantor pusat Google yang bernama Googleplex itu.

{Baca juga: YouTube Kenalkan Fitur Cek Fakta untuk Atasi Topik Sensitif}

Lucunya, Kyle Long sebanrnya baru mengunggah satu video di akun YouTube-nya. ISatu-satunya video yang dibuat Long itu tentang panduan cepat kaya raya. Sayangnya, panduan tersebut malah terkesan aneh dan durasinya terlalu lama.

Kyle Long memang memiliki riwayat penyakit mental. Menurut sang ayah, Kevin Long anaknya pernah bertikai dengan polisi, dan mengemudi dalam keadaan mabuk di masa remaja yang merenggut nyawa sahabatnya.

Kevin Long menilai bahwa ada yang salah dengan konten video milik anaknya, karena dalam video Kyle tampak percaya diri jika video ini dapat menyelesaikan masalah dunia. “Dia datang dengan ide gila ini untuk membuat semua orang jutawan,” tutur Kevin.

{Baca juga: YouTube Izinkan Komentar di Video Anak, tapi…}

Ketika ditangkap, Kyle Long membawa tongkat bisbol yang telah ia siapkan di mobilnya. Beruntung, tongkat bisbol tersebut berhasil diamankan saat dilakukan penangkapan.

Menurut polisi Mountain View, yang berbicara dengan BuzFeed, Long bisa dikenakan pasal dengan ancaman umum berbuat kekerasan terhadap orang lain. [NM/HBS]

Sumber: The Verge

Hai Gamer, Hati-hati ya Anda Jadi Target Penjahat Siber lho!

0

Telko.id – Game memang membuat candu bagi siapa saja. Tidak pandang umur dan strata sosial. Setiap orang suka bermain game, tua muda, besar kecil semua menyukainya. Apalagi dengan adanya smartphone, semakin memudahkan orang untuk bermain game secara online dan terhubung dengan banyak orang dari berbagai negara. Tak heran, penciuman tajam para penjahat siber, juga menyasar para gamer. Jadi tidak aneh jika kemudian game jadi alat untuk melakukan kejahatan.

Seperti yang ESET lihat bahwa pengembang game Asia terus menjadi target dengan serangan rantai pasokan yang mendistribusikan malware yang ditandatangani secara sah ke semua pengguna mereka. Ini bukan pertama kalinya industri game menjadi sasaran peretas yang mengkompromikan pengembang game, memasukkan backdoor ke dalam game, dan kemudian menyebarkan malware mereka sebagai perangkat lunak yang sah.

Peneliti ESET baru-baru ini menemukan dua game dan satu aplikasi platform game yang berhasil dioprek untuk memasukkan backdoor. Mengingat bahwa serangan-serangan ini sebagian besar ditargetkan terhadap industri game Asia maka sudah sepatutnya para gamer yang doyan mengunduh game lebih berhati-hati jika tidak mau jadi korban.

Target dan Distribusi

Meskipun malware menggunakan konfigurasi yang berbeda di setiap kasus, tiga produk perangkat lunak yang terkena dampak mempunyai kode backdoor yang sama dan diluncurkan menggunakan mekanisme yang serupa. Namun, sampai saat ini, dua produk sudah tidak lagi menyertakan backdoor, sementara salah satu developer masih mendistribusikan versi yang sudah diretas.

Berdasarkan telemetri ESET diketahui bahwa para korban sebagian besar berlokasi di Asia, dengan Thailand sebagai korban terbesar. Mengingat popularitas aplikasi yang sudah diracuni oleh peretas masih didistribusikan oleh pengembangnya, tidak mengherankan jika jumlah korbannya mencapai puluhan bahkan ratusan ribu.

Game tersebut bernama Infestation, dan diproduksi oleh pengembang game Thailand, Electronics Extreme. ESET telah mencoba memberi tahu mereka beberapa kali, melalui berbagai cara sejak awal Februari, tetapi tidak berhasil. Masalahnya Infestation yang sukses di Thailand memiliki lisensi untuk membawa game ini secara global. Bahkan portal game di Indonesia pernah ikut mengulas game ini.

Yang menarik dari temuan ESET lainnya adalah saat malware diperiksa untuk mengetahui apakah bahasa sistemnya menggunakan Rusia atau Tiongkok, diketahui bahwa malware didesain oleh pengembangnya untuk tidak menyerang pada komputer yang dikonfigurasi menggunakan dua bahasa tersebut.

Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh melihat fenomena serangan ini mengatakan “Penggunaan backdoor menimbulkan banyak dugaan karena fungsinya yang luas. Salah satunya adalah spionase atau alasan lainnya, seperti mencari keuntungan finansial. Apa pun alasan di balik serangan tersebut, jelas jika pasar Asia menjadi target mereka yang ke depan mungkin bisa digunakan untuk pekerjaan yang lebih besar”.

Sulit dipungkiri jika Asia memang memiliki potensi yang sangat besar mengingat banyak negara Asia memiliki jumlah penduduk dan pemain game yang besar, menurut perusahaan riset Niko Partners memperkirakan bahwa jumlah gabungan dari gamer PC dan seluler di Asia Tenggara akan meningkat hingga 400 juta, yang mengumpulkan pendapatan gabungan sebesar $4,4 miliar USD pada tahun 2021.

Sementara menurut Newzoo diketahui bahwa penggunaan ponsel di Asia Tenggara telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa, terus tumbuh pada tingkat lebih dari 3,5 juta pengguna per bulan, dan dengan meningkatnya penetrasi kartu kredit di kawasan ini, dapat diperkirakan bahwa game digital akan terus marak berlanjut.

Besarnya pasar ini tentu menggiurkan bagi para penjahat siber untuk memanfaatkannya untuk banyak hal dan kepentingan. Mengatasi masalah ini ESET memiliki beberapa tips bagi pengguna agar terhindar dari ancaman seperti ini:

  1. Sebelum mengunduh apa pun di toko resmi aplikasi, biasakan untuk membaca review atau ulasan pada game yang ingin diunduh.
  2. Selalu melakukan update
  3. Selalu mengunduh dan update melalui situs resmi pengembang
  4. Bagi gamer yang sudah mengunduh game Infestation sebaiknya segera melakukan uninstal sesegera mungkin.
  5. Segera lakukan deteksi dengan solusi keamanan yang dimiliki.
  6. Gunakan antivirus yang komprehensif.

ESET sendiri mendeteksi ada ancaman tiga malware sebagai Win32/HackedApp.Winnti.A, Win32/HackedApp.Winnti.B, & sebagai payload  Win32/Winnti.AG, dan tahap kedua sebagai Win64/Winnti.BN. (Icha)

 

Mengintip 5 Teknologi Jadul di Film Captain Marvel, Pernah Ngalamin?

Telko.id, Jakarta – Salah satu film Marvel Cinematic Universe (MCU) yang paling dinanti – Captain Marvel, akhirnya resmi dirilis pada awal Maret. Menurut laporan, film yang dibintangi Brie Larson ini bahkan langsung memuncaki box office, bukan cuma domestik tetapi juga global. Tidak tanggung-tanggung, setidaknya USD455 juta atau setara Rp 6 triliun (domestik dan internasional) berhasil dikantongi film ini di minggu pertamanya.

Sontak, pencapaian ini pun menobatkan Captain Marvel sebagai salah satu film blockbuster terbesar yang dipimpin oleh wanita. Dalam Sinematik Marvel, film yang dibintangi Brie Larson tersebut berada di jajaran karakter yang paling sukses debutnya, setelah film-film The Avengers, Black Panther, Captain America: Civil War, dan Iron Man 3.

Nah, jika di film-film sebelumnya itu kita dibawa untuk berkenalan dengan seabreg teknologi canggih, di Captain Marvel ada yang sedikit berbeda. Masih tetap sama canggihnya, khususnya ketika kita diajak berkenalan pertama kali dengan Vers alias Carol Danvers alias Captain Marvell di Kree, namun dengan sedikit tambahan teknologi jadul didalamnya.

{Baca juga: Waah.. Smartphone Ini jadi Pilihan Captain Marvel!}

Captain Marvel sendiri, seperti diketahui, berkisah tentang Carol Danvers, mantan pilot Angkatan Udara Amerika Serikat, yang berubah menjadi salah satu pahlawan terkuat galaksi dan bergabung dengan Starforce, sebuah tim elit militer Kree. Ia kembali ke bumi, yang merupakan rumahnya, dengan sejumlah pertanyaan baru tentang masa lalu dan identitasnya. Film ini mengambil latar tahun 1990an (tepatnya 1995), ketika sejulmah teknologi sebelum hologram atau AI (yang kini kita sebut jadul) masih begitu populer. Nah, berikut beberapa diantaranya:

Telepon Umum

Hal pertama yang dilakukan Vers atau Carol Danvers setelah mendarat di bumi adalah mendatangi telepon umum. Bedanya, ia sedikit memodifikasi kinerja perangkat hingga akhirnya memuculkan semacam hologram yang menghubungkannya dengan pasukan Starforce di Kree.

Telepon umum sendiri pertama kali ditemukan oleh William Gray pada tahun 1889 dan dipasang pada sebuah bank di daerah hart ford Connecticut. Penemuan tersebut berkembang dengan pesat dan pada tahun 1892 jumlahnya mencapai 81.000 di Amerika Serikat. Pada tahun 1905, telepon umum koin ciptaan Bell dipasang pertama kali secara outdoor pada Jalan Cincinnati. Telepon umum ini tidak begitu menarik perhatian masyarakat karena pemakaian telepon secara pribadi kurang bisa dilakukan di tempat publik. Alhasil, pada tahun 1950-an, Bell mendesain kotak telepon (kamar untuk menelepon) dari kaca dan alumunium yang cukup memuat satu orang di dalamnya. Hal ini merupakan kemajuan pesat setelah bertahun-tahun lamanya kayu digunakan untuk membuat kotak telepon.

Pager

Radio panggil atau lebih dikenal dengan sebutan pager merupakan alat telekomunikasi pribadi yang digunakan untuk menyampaikan dan menerima pesan pendek. Dalam perjalanannya, radio panggil dibagi menjadi dua, yakni numerik satu arah yang hanya memungkinkan menerima pesan yang terdiri dari beberapa digit saja serta  alphanumerik yang tersedia dengan sistem dua arah sehingga dapat mengirim pesan melalui surat elektronik atau SMS (short message service).

{Baca juga: Unik! Situs Resmi Captain Marvel Bergaya ‘Jadul’}

Radio panggil (pager) sendiri sudah jarang ditemukan saat ini. Padahal, kalau mau main aman-amanan, pager justru lebih sulit diretas, tidak menyimpan riwayat percakapan (penting untuk privasi dan keamanan), dan lebih dapat diandalkan selama bencana alam. Meski memang memiliki jangkauan yang lebih lama daripada ponsel. Oke, kecuali pager Nick Fury, yang dimodifikasi oleh Carol Danvers hingga diklaim bisa mengjangkau beberapa galasi.

Komputer

Generasi tahun 90an pasti tak asing lagi dengan komputer model gembol seperti yang digunakan Nick Fury di film Captain Marvel. Ya, loading yang lama adalah sesuatu yang sulit terlupakan.

Secara peruntukkan, komputer sendiri adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata computer pada awalnya dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmetika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Penemu komputer pertama adalah Charles Babbage, yang dikenal dunia sebagai salah satu penemu sejarah komputer pertama kali.

Compact Disc (CD)

Bertahun-tahun yang lalu, CD mungkin masih menjadi benda yang familiar bagi sebagian orang. Tapi tidak sekarang. Karenanya, melihat benda ini terpampang nyata di film Captain Marvel adalah sebuah ajang nostalgia tersendiri. “Ahh…iya.” “Ya ampun CD.” “Waah… haha…” dan komentar lainnya.

Compact Disc (CD) atau cakram padat pada dasarnya adalah sebuah cakram optik digital yang digunakan untuk menyimpan data. Sejak diperkenalkan secara resmi pada tahun 1982, CD memperoleh puncak penjualan pada tahun 2000 yang mencapai 2.445 juta keping.

CD dibuat dari plastik polikarbonat setebal 1,2 mm dengan berat 15-20 gram. Pembagian komponen CD dari bagian tengah CD sampai luar adalah : Pusat/ poros CD, daerah transisi pertama (cincin penjepit), daerah kelm (cincin stacking), Daerah transisi kedua, daerah informasi dan RIM. Untuk ukuran CD berdiameter 120mm dapat memuat audio selama 80 menit atau data sebesar 650-870 MB, sedangkan mini cd yang memiliki diameter mulai dari 60mm sampai dengan 80mm dapat memuat audio selama 24 menit atau data sebesar 185-210 MB.

Pesawat F-16 

F-16 adalah jet tempur multi-peran supersonik yang dikembangkan oleh perusahaan General Dynamics (kemudian diakuisisi oleh Lockheed Martin), untuk Angkatan Udara Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur superioritas udara namun akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer.

Di udara, kemampuan tempur F-16 tak perlu diragukan. Ini masuk kategori sangat baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot. Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untuk menahan daya belokan pada percepatan 9g. F-16 mempunyai senapan M61 Vulcan pada bagian dalam badan pesawat serta 11 lokasi pylon untuk mnggotong senjata dan peralatan misi lainya. Nama resmi dari F-16 sendiri ialah”Fighting Falcon”, tetapi “Viper” lebih umum digunakan oleh kru darat dan pilot-pilot pesawat tersebut, karena kemiripan bentuknya dengan ular Viperidae dan Starfighter Colonial Viper dari acara TV Battlestar Galactica.

Sub-Brand Jadi Strategi Baru Bagi Vendor Smartphone, Apa Target nya?

Telko.id – Brian Shen, Wakil Presiden perusahaan Oppo tetiba mengumumkan dalam lini masa Weibo nya nya tentang rencananya akan meluncurkan produk terbarunya yakni Reno. Oppo memang tidak menyebutkan sebagai sub-brand. Tetap banyak pihak yang menilai Reno ini merupakan sub-brand dari Oppo.

Padahal sebelumnya, Oppo juga sudah memiliki Realme.

Strategi membuat sub brand oleh para vendor smartphone seperti ini sebenarnya sudah terlihat terlihat satu tahun belakangan ini. Dan, lebih banyak dilakukan oleh vendor asal Cina. Sebut saja Huawei dengan sub-brand Honor dan Xioami dengan Pocophone. Kemudian juga Vivo, anak perusahaan lain dari BBK Electronics yang meluncurkan Vivo IQOO, produk yang menyasar segmen premium.

Samsung sendiri, sebagai vendor smartphone terbesar di dunia ini masih belum menggunakan strategi ini. Galaxy sendiri tidak diakui sebagai sub brand oleh Samsung. Walaupun Galaxy seperti sudah menjadi sub brand dari Samsung.

Lalu, apa target pembuatan subrand ini?

Dari beberapa strategi yang dilakukan para vendor ini bisa dilihat bahwa target masing-masing sub brand ini beragam. Sebut saja Xioami yang membuat Pocophone. Produk ini lebih mengarah pada segmen ditujukan untuk kelas menengah dengan kualitas premium dan harga terjangkau.

Sedangkan  Xiaomi sendiri akan diposisikan untuk fokus di segmen High-end, premium dan serial flagship.

Sebelumnya, Xiaomi ini juga memiliki sub brand Redmi yang difokuskan menjadi smartphone yang memiliki value for money tinggi, punya harga rasional yang berbanding lurus dengan kemampuan dan kualitasnya.

Namun, tidak lama Redmi pun memisahkan diri dari Xiaomi. Perpisahan merek ini diharapkan dapat fokus dan all out dalam menggarap pasar masing-masing sehingga bisa mendulang kesuksesan yang gemilang. Maklum saja, karena persaingan yang semakin ketat pada industri smartphone membuat Xiaomi lebih mempersiapkan diri agar tidak tergerus oleh para pesaingnya.

Para vendor smartphone itu memang seperti berada di sirkuit balapan. Di mana, biasanya setiap brand memiliki pembalap utama dan pembalap kedua. Tujuannya? Ya apalagi, pembalap kedua harus menjadi ‘penjaga’ agar pembalap utama dapat mulus menuju garis finish.

Rasanya, strategi ini juga berlaku bagi vendor smartphone. Supaya Oppo mulus menempati posisi yang terbaik, ada Realme yang menjaga dibelakang nya. Begitu juga Vivo yang sebagai ‘saudara kandung’ nya yang siap berjaga-jaga. Tapi ternyata, Vivo pun bisa melaju terus sehingga bisa dibilang sejajar dengan Oppo.

Sayang, Samsung belum masuk ke strategi sub-brand ini. Akhirnya, Samsung pun cukup ketar-ketir menghadapi derasnya arus perlawanan dibawah nya sendirian.

Apalagi, jika melihat ‘agresif’ nya Xiaomi yang akhirnya bisa mencapai posisi dua di Indonesia sejak kuartal dua tahun 2018 lalu.

Berdasarkan lembaga riset IDC, pada kuartal ketiga 2018, tercatat pengiriman smartphone mencapai 8,6 juta unit pada periode Juli—September 2018.

Angka itu menunjukkan terjadi penurunan sebesar 9 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya (April—Juni), tetapi tumbuh 18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (2017).

Mengenai market share, tidak ada perubahan signifikan dibandingkan kuartal kedua 2018. Samsung masih merajai pasar smartphone Indonesia dengan raihan 28 persen.

Di posisi kedua masih ditempati Xiaomi dengan capaian 24 persen. Tiga posisi setelahnya juga masih didiami brand sama dengan kuartal lalu Oppo (19%), Vivo (11%) dan Advan (5 persen).

Tetapi di India, Samsung terpaksa harus bertekuk lutut dengan Xiaomi. Menurut penelitian lembaga riset Counterpoint, pangsa pasar Samsung di India berdasarkan pengiriman Samsung telah tertinggal dari Xiaomi di dua dari tiga wilayah pada 2018.

Lalu, apakah Samsung akan terus bersiteguh tidak menggunakan strategi sub-brand ke depannya? Hingga saat ini memang masih belum ada yang bisa mengkonfirmasi hal tersebut. Jadi, kita tunggu saja gebrakan Samsung selanjutnya untuk mempertahankan diri sebagai market share terbesar di Indonesia maupun kembali menjadi raja smartphone dengan market share terbesar di India. (Icha)

Begini Agresif nya XL Bangun Jaringan Yang Berkelanjutan

0

Telko.id – Jaringan yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan operator bukan hanya saja cakupan layanan yang luas tetapi juga berkualitas. Tentu hal ini tidak dapat lepas dari pemenuhan kebutuhan para pelanggannya. Seperti sekarang ini yang lagi tren video streaming. Nah, dari depan sampai belakang, jaringan operator pun harus mendukung tren tersebut.

XL merupakan salah satu operator yang cukup agresif membangun jaringan. Rancangannya ini dibangun secara bertahap tetapi terstruktur. Semua perjalanan itu dimulai dari tahun 2017. Di mana, tahun ini XL melakukan yang namanya Fixing Coverage Gap. XL Axiata terus melakukan perluasan jaringan untuk memperluas cakupan layanan di berbagai wilayah di Indonesia.

Tahun 2018 dilanjutkan dengan Reliable Experience. Di mana, selain melakukan perluasan cakupan layanan, XL Axiata juga berfokus untuk meningkatkan kualitas jaringan dan layanan sehingga bisa mendorong terciptanya pengalaman pelanggan yang lebih baik (reliable experiences).

Lanjut pada 2019 ini, yang menjadi fokus adalah Transport- Led yakni meningkatkan transmisi jaringan dengan kapsitas yang lebih besar guna mendukung penggunaan layanan data sesuai trend era konvergensi.

Itu sebabnya, medio Maret ini juga XL menunjuk Ericsson untuk melakukan modernisasi jaringan transportnya dengan router 6000 yang siap 5G selama tiga tahun ke depan di Indonesia dan dimulai pada kuartal dua tahun 2019.

“Ini merupakan salah satu inisiatif kami menuju era 5G,” kata Yessie di Jakarta, Senin (11/3/2019).

Menurut Yessie, langkah strategis ini juga termasuk untuk memenuhi persyaratan 5G di masa depan dan mendukung peningkatan signifikan dalam jumlah perangkat yang terhubung dan lalu lintas data di jaringan.

Dengan basis pelanggan yang saat ini sudah mencapai 58 juta ini maka evolusi ke 5G harus berlangsung mulus. “Itu sebabnya, jaringan transport juga harus sudah siap 5G supaya dapat berevolusi secara mulus menjadi jaringan 5G,” ujar Jerry Soper, Head of Ericsson Indonesia.

Terlebih jika merefer dari Ericsson Mobility Report edisi November 2018, lalu lintas video di jaringan seluler diperkirakan akan tumbuh sekitar 35 persen per tahun hingga 2024 dengan memperhitungkan 74 persen dari semua lalu lintas data seluler.

Dimana, lalu lintas video seluler akan terus bertambah, didorong oleh meningkatnya waktu menonton, video online dan layanan streaming, ditambah evolusi menuju resolusi yang lebih tinggi.

Semua situs yang dipilih untuk dimodernisasi akan menggunakan Router 6000 yang dioptimalkan untuk konektivitas 10/1000G, throughput yang tinggi, latensi rendah dan buffering terbaik di kelasnya.

Dengan Router 6000, jaringan juga akan memiliki kemampuan IPsec untuk meningkatkan keamanan dan high accuracy internal clock guna menghasilkan kinerja terbaik. Dengan semua ini jaringan akan siap untuk 5G.

Ericsson Router seri 6000 adalah portfolio IP transport yang terintegrasi denganradio network untuk service provider, dengan kemampuan SDN yang dikelola oleh end-to-end management system yang sama. Sistem ini dapat memberikan konektivitas kinerja yang tinggi untuk aplikasi LTE, LTE-Advanced, dan 5G.

Selain itu, XL juga menggandeng Huawei untuk memperbarui (rekonstruksi) jaringan telekomunikasi dengan menggunakan fiberisasi kabel optik milik Huawei. Pembaharuan jaringan ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan telekomunikasi untuk bisnis Fixed Mobile XL, seperti diungkap CTO XL Axiata Yessy Yosetya.

“Solusi Huawei mendukung pembangunan jaringan bearer yang simpel dengan bandwith tinggi, namun memiliki tingkat latensi yang minimal. Hal tersebut selaras dengan tujuan yang hendak kami capai dalam mewujudkan simplifikasi jaringan,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Jaringan bearer biasanya digunakan untuk mengurangi latensi sehingga mempercepat respon jaringan. Sehingga, Yessy berharap solusi Optical Networking 2.0 Huawei bisa menyederhanakan arsitektur jaringan mereka menuju era 5G.

Kenapa Huawei yang dipilih? Huawei sendiri pernah menjanjikan bahwa ke depan perusahaan ini akan menghadirkan berbagai inovasi serta membangun jaringan yang berfokus terhadap peningkatan pengalaman pengguna dalam rangka menyambut berbagai kesempatan strategis di era 5G.

Hal ini diungkapkan oleh President of Huawei Transmission & Access Product Line Richard Jin di Barcelona beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari CNN Indonesia.

XL sendiri sudah bersiap menghadapi era 5G ini dari sekarang karena pada saat nya nanti, operator dituntut untuk menyediakan koneksi pita lebar yang 10 kali lebih luas, dengan latensi 10 kali lebih kecil, dan mesti menghubungkan perangkat 100 kali lebih banyak. Semua ini menyebabkan operator mesti menghadapi jaringan yang 10 kali lebih rumit.

Solusi yang ditawarkan oleh vendor jaringan asal CIna ini adalah Huawei Optical Networking 2.0 yang menggunakan OXC (all-optical cross-connect). OXC adalah peranti industri yang mampu mendukung dibangunnya jaringan mesh backbone secara 3D.

Selain itu digunakan juga untuk koneksi one-hop antar titik sehingga memungkinkan diterapkannya provisi layanan end-to-end dengan lebih cepat.

Rencana XL Di 2020 dan 2021

Melanjutkan rencana XL yang sudah dibuat dari tahun sebelumnya, maka tahun 2020 operator ini akan fokus untuk memberikan layanan True Convergence.

Dimana, pengembangan jaringan dengan memanfaatkan dan mengadopsi perkembangan teknologi terbaru (5G, FWA, dan FTTH) guna memberikan kemudahan bagi masyarakat dan industri untuk memanfaatkan jaringan dan layanan konvergensi.

Tahun 2021, XL akan fokus untuk memberikan layanan yang Simple, Agile, Sustainable. Dimana akan melakukan penyediaan jaringan yang mendukung konvergensi. Baik untuk Mobile, perumahan/home, enterprise, dan lain sebagainya. (Icha)

4 Alasan Ganti Smartphone, Kenapa Harus Sekarang?

Telko.id – Bagi sebagian orang, membeli smartphone (baru) di awal tahun mungkin sama seperti mempertaruhkan masa depan yang cemerlang. Apalagi jika jelas-jelas tahu, bahwa akan ada lebih banyak lagi smartphone yang berdatangan dalam beberapa bulan ke depan. Dengan teknologi dan fitur yang pastinya juga lebih ditingkatkan. Layar yang lebih luas mungkin? Atau, kamera yang lebih canggih?

Dengan evolusi smartphone yang bergerak sangat cepat, selalu ada  sesuatu yang menunggu di ujung jalan. Tapi sementara menunggu itu datang, mari kita juga tidak menampik kemungkinan bahwa tak sedikit pula orang di luar sana yang selalu menginginkan model terbaru secepatnya. Mereka-mereka yang suka dan mampu untuk membeli teknologi teranyar saat ini juga. Tanpa berpikir akhir tahun akan ada prosesor apa, akan ada layar teknologi apa, dan sebagainya.

Nah, kenapa kami juga berpikir bahwa membeli smartphone (baru) sekarang adalah saat yang tepat, setidaknya ada 4 alasan. Oke, kesampingkan dulu 5G, toh implementasinya belum benar-benar terlihat hingga saat ini. Di Indonesia sendiri, entah baru kapan akan benar-benar diadopsi. Cukup pikirkan keempat hal ini. Setidaknya untuk saat ini.

Desain stylish penunjang penampilan

Dalam perjalanannya, smartphone telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk, sebelum akhirnya jadi seperti apa yang kita lihat sekarang. Bukan saja tak lagi sebesar dulu, smartphone saat ini juga dirancang untuk tampil stylish. Mulai dari bodi yang ramping, layar yang luas dengan bingkai tipis (bezel-less) hingga tentu saja, perpaduan warna yang dinamis. Warna gradasi boleh dibilang yang paling mendominasi. Ditambah layar berponi hingga kamera berjejer.

{Baca juga: Punya Tampilan Keren, Ini 3 Keunggulan Kamera Vivo V15}

Memaksimalkan potensi kecerdasan buatan

Diungkapkan perusahaan riset Gartner, AI akan menjadi salah satu fitur utama yang menjadi pembeda antar produsen smartphone, serta menjadi fitur yang esensial dalam menghadapi kompetisi pasar ke depan. Gartner pun memprediksi, bahwa setidaknya 80% produsen akan mengusung kemampuan ini dalam setiap piranti smartphone-nya pada 2022.

Jumlah ini meningkat pesat jika dibandingkan dengan data tahun 2017 yang baru mencapai 10% dari total smartphone. Dan ini pastinya bukan tanpa alasan. Terlebih, smartphone berbasis AI saat ini semakin mudah dijangkau dan didapatkan. So, kenapa harus menunggu nanti, untuk bisa mengoptimalkan AI, jika bisa dari sekarang?

{Baca juga: Ketika Kecerdasan Buatan Mengambil Alih Kinerja Smartphone}

Fitur canggih yang bisa diandalkan

Banyak alasan kenapa sebuah smartphone dikatakan canggih. Namun yang paling utama, tentu saja terkait apa yang dibenamkan produsen di dalam kepalanya. Prosesor terbaru dengan kecepatan super bisa menjadi pilihan. Namun lebih dari itu, fitur-fitur yang ada disekitarnya pun tak bisa diabaikan. Kamera depan dengan modul yang tak biasa (Pop-up Camera) misalnya, sensor sidik jari di dalam layar, dan sebagainya. Fitur-fitur futuristik ini bukan saja akan membuat ponsel berasa lebih pintar, tetapi juga canggih. Yah, meski mungkin belum akan secanggih pager Nick Fury yang bisa menjangkau hingga beberapa galaksi. Paling tidak, ini semua akan bisa memudahkan pengguna dalam mengakses smartphone, namun tetap dengan perasaan aman dan nyaman.

{Baca juga: Dibalik Konfigurasi Triple Kamera Vivo V15}

Lebih cepat lebih baik

Sebagai bagian dari peluncuran, sebagian besar produsen ponsel biasanya akan memberikan lebih banyak benefit bagi konsumen. Entah berupa cashback, diskon, bonus atau yang lainnya.

Vivo misalnya, menawarkan sejumlah benefit kepada konsumen yang membeli Vivo V15 pada periode 12-20 Maret 2019. Baik di gerai resmi dan mitra ritel vivo yang tersebar di seluruh Indonesia maupun di official online store seperti Akulaku, Blibli, JD.ID, Lazada, Shopee, dan Tokopedia. Bukan saja berupa penawaran garansi khusus 18 bulan dan 24 bulan / 2 tahun, sepanjang masa pembelian yang dipanggil Hot Selling Day ini, pabrikan yang berbasis di Tiongkok ini juga menawarkan harga menarik dan cicilan 0%. Sepanjang promo Hot Selling Day ini Vivo juga akan memberikan Sport Bluetooth Earphone dan penawaran menarik lainnya pada konsumen. Lebih dari itu, Anda bisa mendapatkan 3 hal yang kami sebutkan sebelumnya, di Vivo V15. Cek keunggulan lain dari Vivo V15 disini!

Catat! Bos Perusahaan Wajib Punya Skill Ini untuk Hadapi AI

Telko.id, Jakarta – Microsoft membagikan tips bagi pimpinan bisnis atau perusahaan dalam hadapi AI (Artificial Intelligence). Raksasa teknologi tersebut mengatakan, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki para bos perusahaan untuk mengelola teknologi AI dan menghadapinya dengan bijak.

Dalam laporannya yang berjudul “Future Ready Business : Assessing Asia Pasific Growth Potential Through AI”, Microsoft menjelaskan kemampuan apa yang harus dimiliki para pimpinan perusahaan dalam menghadapi AI.

Hasilnya, 53% responden dari pimpinan perusahaan mengatakan bahwa kemampuan yang harus dimiliki mereka adalah quantitative, serta analytical dan statistical skill atau kemampuan analisis.

{Baca juga: 70% Pekerja Kantoran Senang “Dibantu” AI}

“Para pimpinan bisnis dituntut untuk mampu membaca data dan menganalisa data tersebut,” ucap Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Harris Izmeedi di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Selasa (12/03/2019).

Responden tersebut juga mengatakan bahwa kemampuan enterpreneurship, initiative thinking, serta IT skills dan programming harus dimiliki oleh para bos perusahaan. Pasalnya, pusat dari teknologi ini adalah manusia sehingga keputusan pimpinan tetap menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan.

“Pusat dari AI adalah manusia. Teknologi tersebut tidak dirancang untuk berinteraksi selayaknya manusia sehingga keterampilan ini dibutuhkan oleh pemimpin bisnis,” ujar Harris.

{Baca juga: Pertama di Dunia, “Robot AI” Jadi Pembaca Berita TV di China}

Sementara 47% responden setuju jika kemampuan leadership dan managing others harus dimiliki para pemimpin bisnis.

“Sehingga keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya keterampilan bisnis ataupun mengelola data, tetapi juga keterampilan yang hanya dapat dilakukan manusia seperti keberanian mengambil inisiatif dan bekerjasama dalam tim” tambah Harris.

Dalam hasil studi Microsoft juga ditemukan bahwa para pemimpin perusahaan menyadari pentingnya kegiatan reskilling dan retraining demi peningkatan kapabilitas karyawan. Untuk membantu memberdayakan karyawan, sekitar 81% pimpinan memprioritaskan pemberdayaan keterampilan karyawan di masa depan melalui alokasi investasi.

{Baca juga: Baru 14% Perusahaan di Indonesia yang Terapkan AI}

Sayangnya, ada 48% pimpinan perusahaan belum menerapkan rencana untuk membantu karyawan mereka dalam memperoleh keterampilan yang tepat. Selain itu, sebanyak 20% pemimpin merasa karyawannya tidak tertarik untuk mengembangkan keterampilan baru.

“Kami percaya dan optimis bahwa kesempatan-kesempatan yang tercipta karena AI akan memperkuat kecerdikan manusia untuk masa depan yang lebih baik bagi semua,” pungkasnya. (NM/FHP)