spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1213

Bos Penting Facebook Mengundurkan Diri, gara-gara Zuckerberg?

Telko.id, Jakarta – Dua bos Facebook mengundurkan diri pada Kamis (14/03) kemarin. Raksasa media sosial ini kehilangan Chief Product Officer Facebook, Chris Cox dan Vice President WhatsApp, Chris Daniels.

Mundurnya dua petinggi Facebook ini terjadi satu minggu setelah CEO Facebook, Mark Zuckerberg menyatakan bahwa mereka akan fokus pada aplikasi pengirim pesan pribadi dan konten sementara.

Sebab, Zuckerberg meyakini bahwa para pengguna Facebook akan lebih sering untuk mengirimkan pesan melalui aplikasi messaging daripada mengunggah konten ke beranda Facebook mereka.

{Baca juga: Ini Resolusi Bos Facebook di 2019}

Dilansir Telko.id dari CNET, Jumat (15/03/2019), Cox adalah salah satu eksekutif paling penting yang telah bekerja di Facebook selama 13 tahun.

Dalam sebuah catatan yang Zuckerberg berikan pada para karyawan, dia menjelaskan bahwa Cox telah membahas rencananya untuk keluar dari Facebook beberapa tahun lalu. Penyebabnya, Cox ingin membuat sesuatu yang baru.

Namun pada 2016, dia memutuskan untuk tetap bertahan dan membantu membuat Facebook menjadi lebih baik. Cox sendiri bertanggung jawab atas beberapa produk utama Facebook, termasuk News Feed.

Selain itu, ia juga memimpim tim desain, produk, sampai menjadi sosok yang berpengaruh di tim kepegawaian Facebook. Ia juga punya wewenang untuk mengawasi strategi yang bakal digunakan untuk aplikasi-aplikasi di bawah Facebook.

{Baca juga: Desain Antarmuka Facebook Bakal Dominan Putih?}

Lantas apa penyebab utama dua petinggi penting ini keluar dari Facebook? Berdasarkan sumber yang mengetahui tentang hal ini, Cox dan Daniels memutuskan keluar karena ada perbedaan pendapat dengan Zuckerberg.

Daniels misalnya, ia tidak senang dengan keputusan Facebook untuk menggabungkan Facebook Messenger, Instagram, dan WhatsApp. Begitu juga dengan Cox beradu pendapat dengan Zuckerberg terkait rencana Facebook untuk menggabungkan aplikasi messaging di bawah Facebook.

Facebook tidak mengumumkan pengganti Cox. Tapi, Zuckerberg sudah mengumumkan bahwa Will Cathcart akan menggantikan Daniels untuk memimpin WhatsApp. Sementara Fidji Simo akan menjadi bos dari aplikasi Facebook. (BA/FHP)

Stop Kecurangan, Grab Luncurkan ‘Grab Defence’

0

Telko.id – Bukan rahasia lagi, bahwa dalam dunia digital ini, transaksi palsu dan manipulasi sering terjadi. Bukan hanya pada platform e-commerce, tetapi juga di ride-hailing maupun di pemesanan perjalanan. Tentu hal ini memberikan pengaruh nagtif pada ekonomi digital yang sedang digalakan oleh pemerintah. Itu sebabnya, Grab meluncurkan Grab Defence. Perangkat teknologi anti kecurangan terbaru untuk bantu mitra atasi tindak kecurangan.

Apalagi, berdasarkan sebuah riset, bisnis e-Commerce di Asia Tenggara rata-rata kehilangan sekitar 1,6% dari pendapatan mereka akibat tindak kecurangan. Itu sebabnya, Grab melakukan investasi besar untuk pengembangan sistem yang lebih kuat untuk tangkal berbagai tindakan kecurangan yang saat ini marak terjadi.

Salah satu teknologi yang digunakan adalah machine learning serta kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan mencegah kecurangan pada platform Grab.  Hasilnya, penelitian independen oleh Spire Research and Consultingmenemukan bahwa tingkat penipuan pada layanan pemesanan transportasi Grab hanya sebesar 1 per enam saja dibanding pesaing utamanya.

Rangkaian perangkat Grab Defence itu sendiri akan menjadi bagian dari strategi GrabPlatform, sebuah platform terbuka milik Grab dan serangkaian API (application programming interface) untuk membantu mitra mengintegrasikan layanan mereka dengan Grab. Untuk saat ini, rangkaian perangkat Grab Defence baru tersedia untuk mitra strategis terpilih di Indonesia. Baru pada kuartal kedua dan akan diluncurkan ke seluruh mitra pada akhir tahun ini.

“Setiap hari machine learning kami menganalisis jutaan data secara real-time untuk mendeteksi pola kecurangan, baik yang telah ada maupun yang baru. Tindak kecurangan akan terus berevolusi, oleh karena itu kami membangun algoritma yang juga dapat berevolusi dan mempelajari polanya sehingga kita bisa selangkah lebih maju dari pelaku kejahatan,” ujar Wui Ngiap Foo, Head of User Trust at Grab menjelaskan.

Wui juga menambahkan bahwa kecurangan itu tidak hanya terjadi di industri ride-hailing, tapi sudah menjadi masalah besar bagi pemain ekonomi digital secara keseluruhan. Itu sebabnya, Grab juga ingin berbagi keahliannya dengan para mitra yang mungkin menghadapi masalah yang sama. Kita harus bahu-membahu mengatasi masalah ini demi tercapainya ekosistem teknologi yang lebih kuat dan terpercaya di Asia Tenggara.

Di Indonesia, Grab sudah melihat bagaimana sindikat kejahatan mendapatkan keuntungan secara ilegal dengan menggunakan aplikasi GPS palsu, atau aplikasi yang telah dimodifikasi serta metode lainnya untuk mencuri insentif hasil kerja keras mitra pengemudi dan menciptakan pengalaman buruk bagi pengguna di platform Grab.

“Itu sebabnya, Kami telah meluncurkan kampanye Grab Lawan Opik! tahun lalu di Indonesia untuk memerangi order fiktif dan mencanangkan Grab FairPlay yang mendorong mitra pengemudi kami untuk melaporkan tindak kecurangan yang terjadi dalam ekosistem Grab,” ujar Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia menjelaskan.

Bahkan, Rizky menambahkan juga, Grab sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menangkap puluhan orang yang terbukti melakukan kecurangan di platform nya.

Di tengah upaya untuk mengurangi tingkat kecurangan di platform itulah Grab Defence hadir bagi para mitra stretgis. “Tentu hal ini akan lebih menciptakan perkembangan ekositem teknologi yang sehat di Indonesia,” ujar Rizky optimis.

Layanan Grab Defence terdiri dari tiga fitur utama dan masing-masing fitur dapat berfungsi secara terpisah:

Event Risk Management Suite

Ini merupakan paket komprehensif yang akan memungkinkan pelaku bisnis untuk menilai risiko dari suatu peristiwa atau transaksi. Terdiri dari serangkaian API untuk mengevaluasi risiko yang didukung oleh machine learning yang dapat digunakan kalangan pebisnis untuk memprediksi risiko secara real-time; menetapkan sejumlah tolok ukur kecurangan (Rules Engine) sesuai dengan model bisnis dan kebutuhan; perangkat investigasi dan analisis perilaku untuk menyelidiki perilaku-perilaku mencurigakan sekaligus meningkatkan kebijakan dan aturan.

Entity Intelligence Services

Layanan ini menggunakan database Grab serta keahlian dalam mengidentifikasi berbagai jenis entitas pelaku kejahatan (seperti nomor telepon, alamat e-mail, dan lain-lain) untuk memprediksi potensi risiko kepada semua pengguna yang berinteraksi dengan platform tersebut. Sebagai contoh, pelaku bisnis dapat menggunakan layanan ini untuk mendapat informasi nilai risiko dari pengguna baru. Jika angka prediksi risikonya rendah, mereka bisa memilih untuk mengizinkan pengguna masuk ke aplikasi tanpa harus melalui sejumlah langkah tambahan, atau menawarkan promo/insentif tertentu.

Device & Network Intelligence Services

Layanan ini bisa mendeteksi pelaku kejahatan dengan menggunakan data dari perangkat pengguna. Manfaat lainnya adalah layanan ini bisa membantu pelaku bisnis menjaga diri mereka dari pembuatan akun palsu akibat perangkat yang berpindah tangan, dan bahkan mendeteksi jika aplikasi mereka telah terdampak serangan siber.

Layanan Grab Defence bekerja berdasarkan grafik informasi risiko dan kecurangan Grab. Miliaran transaksi terjadi setiap tahunnya dalam berbagai vertikal di bawah platform Grab. Transaksi yang terjadi ini memberi gambaran dan pemahaman lebih baik bagi Grab mengenai pelaku kejahatan di Asia Tenggara, dan bagaimana tindak kecurangan bekerja.

“Setiap bisnis yang melakukan transaksi online akan diuntungkan dengan adanya Grab Defence. Teknologi unik yang kami bangun, berikut grafik informasi yang kami miliki, dapat menjadi tambahan berharga meskipun telah ada sistem anti-fraud/anti kecurangan sebelumnya. Kita semua memiliki peran penting dalam menurunkan tingkat kecurangan di Asia Tenggara. Kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak akan membantu kita mencapai hal tersebut lebih cepat,” tutup Wui Ngiap Foo. (Icha)

Nyaris Saja! Pria Ini Selamat dari Tembakan Panah Berkat iPhone

Telko.id, Jakarta – iPhone berhasil menyelamatkan penggunanya dari tembakan panah. Peristiwa berbahaya ini terjadi pada Rabu (13/03) di Nimbin, New South Wales utara, Australia.

Dilansir dari Metro, Jumat (15/03/2019), peristiwa berbahaya ini berawal ketika pria berusia 43 tahun yang tidak disebutkan namanya baru saja masuk ke pekarangan rumahnya di Nimbin Road.

Di sana, ia melihat seorang pria berdiri di luar pekarangannya sambil membawa busur dan anak panah. Merasa curiga, ia mengeluarkan iPhone miliknya untuk mengambil foto pria bersenjata tersebut yang diduga sedang membidiknya.

{Baca juga: Hebat! Apple Watch Kembali Selamatkan Nyawa Pengguna}

Lantas, pria bersenjata ini menembakkan panah ke arah korban hingga anak panah tersebut menembus iPhone dan mengenai dagunya. Beruntung, korban hanya mengalami luka ringan, sehingga tidak memerlukan perawatan medis.

Pelaku yang berusia 39 tahun, kemudian ditangkap oleh petugas kepolisian setempat di lokasi kejadian. Pelaku selanjutnya, dibawa ke Kantor Polisi Nimbin dan didakwa atas penyerangan mengunakan senjata yang mengakibatkan orang lain terluka.

Pelaku penyerangan dibebaskan dengan jaminan bersyarat dan akan disidang di pengadilan pada 15 April 2019 mendatang. Untuk diketahui, Apple tidak secara khusus memproduksi iPhone sebagai perangkat yang mampu menghentikan proyektil. Namun dengan peristiwa ini, seolah bahwa iPhone merupakan salah satu smartphone yang tangguh.

{Baca juga: Nyaris Tenggelam, Turis di Jepang Selamat Berkat iPhone}

Sebelumnya, seorang wanita bernama Rachel Neal nyaris tenggelam. Namun, nasibnya masih beruntung, karena berhasil selamat berkat iPhone.

Saat kejadian, Rachel membawa iPhone miliknya yang dibekali teknologi antiair alias water resistant. Tak tunggu lama, ia memakai perangkat tersebut untuk menghubungi bala bantuan. (BA/FHP)

Cara Mudah Download dan Install Android Q di Smartphone

Telko.id – Meski masih banyak pengguna Android yang menantikan kehadiran pembaruan Android 9 Pie di smartphone-nya, Google malah telah merilis versi Beta 1 Preview dari Android Q. Raksasa pencarian ini juga sekaligus mengizinkan pengguna untuk download dan install Android Q pada smartphone mereka.

Android Q sendiri diperkirakan akan diluncurkan secara resmi pada akhir tahun ini. Sistem operasi itu diharapkan membawa banyak perubahan serta fitur baru di dalamnya.

Lantas, bagaimana cara download Android Q dan menggunakan versi Beta 1 Preview tersebut di smartphone? Well, Google memberikan beberapa syarat terlebih sebelum Anda menggunakan Android Q Beta 1 Preview.

{Baca juga: Google Siapkan Gestur Navigasi Baru di Android Q}

Google hanya mengizinkan smartphone Pixel saja yang dapat mencobanya. Dari Google Pixel seri pertama sampai Google Pixel 3 XL. Jika Anda memiliki salah satu di antaranya, yuk ikuti tips dari tim Telko.id untuk download Android Q dan install Android Q versi Beta 1 Preview.

  • Pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mengakses situs Android Beta Program.
  • Selanjutnya, tekan tombol Opt-in. Setelah itu smartphone Anda akan langsung masuk ke Android Beta Program.

  • Kemudian, Anda diwajibkan untuk membaca dan menyetujui syarat dan ketentuan. Pastikan juga Anda mengkil Join Beta.
  • Sekarang, gunakan smartphone Anda untuk akses SetingsSystemAdvancedSystem Updates. Tekan tombol Restart Now untuk meng-install Android Q Beta 1 Preview.

Perlu diingat, karena Android Q masih dalam tahap pengembangan, jadi Anda akan menemukan banyak bug ketika menggunakan sistem operasi tersebut. So, selamat mencobanya ya! (FHP)

Duh! 35.000 Restoran di China Delivery Makanan Pakai Aplikasi Palsu

Telko.id, Jakarta – Ternyata, jasa pengiriman makanan di China menyimpan banyak masalah. Ada 35.000 restoran di negara tersebut yang secara ilegal menggunakan aplikasi palsu atau tidak memiliki lisensi resmi.

South China Morning Post melaporkan, Administrasi Pengawasan Pasar Beijing di China pun menyalahkan pihak penyedia aplikasi karena tidak memiliki sistem inspeksi yang ketat untuk meninjau para vendor.

China memang telah lama dirongrong oleh keberadaan sumber makanan palsu. Ada beras dan susu bubuk palsu, minyak goreng daur ulang, bahkan makanan cepat saji yang tercemar alias mengandung racun.

Jelas saja, hal itu membuat pemerintah China mulai memperhatikan keamanan pangan. Bahkan, dikutip Telko.id dari CNET, Kamis (14/3/2019), otoritas setempat menggunakan teknologi blockchain untuk mencegah penipuan makanan.

{Baca juga: Alibaba Buka Jasa Antar Makanan Pakai Drone}

Sayang, restoran yang menggunakan lisensi palsu belum 100 persen teridentifikasi. Namun demikian, aplikasi pengiriman seperti Meituan Dianping dan Deliveroo versi China, telah berjanji untuk memperkuat sistem.

Mereka juga akan menerapkan asuransi keamanan makanan bagi pengguna. Bersama platform Alibaba Ele.me, Meituan Dianping dan Deliveroo versi China menguasai 98 persen layanan pengiriman makanan di China.

Bertolak belakang dengan kasus di China, FedEx Corp pada musim panas tahun ini berencana menguji robot pengiriman barang ke rumah. Perusahaan jasa pengiriman barang tersebut bermitra dengan Walmart Inc dan Pizza Hut.

{Baca juga: Domino Kirim Pesanan Pizza Pakai Mobil Otonom}

FedEx Corp bahkan siap melayani pengantaran secangkir kopi hingga jarak terdekat dengan pintu rumah konsumen. FedEx menjamin keamanan konsumen berkat bekerja sama dengan DEKA Development & Research Corp. [SN/HBS]

Sumber: CNET

PodZeroes, Pod Otonom untuk Penyandang Tunanetra

Telko.id, Jakarta – Sebuah perusahaan bernama Aurrigo meluncurkan uji beta untuk pod otonom atau tanpa pengemudi bernama PodZeroes. Perusahaan bekerja sama dengan Blind Veterans UK untuk mengangkut penyandang tunanetra di tempat rehabilitasi.

Produsen pod driverless yang berbasis di Inggris ini mengumumkan, bahwa pada minggu ini mereka telah mengembangkan pod otonom yang dirancang khusus bagi mereka yang buta.

PodZeroes yang dapat berjalan tanpa pengemudi ini mulai menjalani pengujian musim semi ini di pusat rehabilitasi.

{Baca juga: Google Hadirkan Aplikasi Pemandu Jalan untuk Tunanetra}

Dalam uji coba ini, PodZeroes mengangkut hingga empat veteran tentara sekaligus dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan 15 mph.

PodZero dilengkapi dengan pencahayaan yang lebih terang dibandingkan pencahayaan kendaraan angkutan umum.

Aurrigo berharap pod ini tidak hanya bermanfaat bagi para tunanetra di pusat rehabilitasi, tetapi juga bisa menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan kemandirian orang yang memiliki masalah mobilitas.

Selama enam bulan perusahaan melakukan tes untuk mengamati dan menilai bagaimana pengendara tunanetra bekerja dengan pod dan aplikasinya di dunia nyata.

{Baca juga: MIT Berhasil Ciptakan Wearable Untuk Membantu Tunanetra}

Dari hasil tes, akan dilakukan perbaikan yang dibutuhkan kemudian akan diimplementasikan pada model generasi berikutnya.

Pod Aurrigo secara resmi memulai pengujian beta, pada April tahun ini dan berlanjut selama enam bulan berikutnya. [BA/HBS]

Sumber: The Star

Bisa ‘Nobar’ Debat Capres via Election Tab di LINE Today

Telko.id, Jakarta – LINE Today meluncurkan fitur Election Tab menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Fitur yang menyasar pemilih muda ini memberikan aneka informasi seputar Pemilu 2019. Salah satunya yang seru adalah bisa nonton bareng (nobar) debat Capres dan Cawapres di aplikasi LINE Today.

Product Manager Line Indonesia, Andi Firmanata yang menjelaskan bahwa kegiatan nobar bisa dilakukan di fitur Live TV Debate dan Comments.

Melalui fitur ini pengguna dapat menyaksikan siaran langsung Debat Capres dan Cawapres dari Line Today bersama pengguna lain sambil saling melempar komentar.

“Kita broadcast secara live dan kolom komentar secara live,” tutur Andi, di Jakarta Kamis (14/03/2019).

Fitur lainnya yang tak kalah menarik adalah Live TV Debate Reminder dan Election Countdown and Reminder, yang terhubung dengan aplikasi kalendar di Android dan iOS.

Fitur tersebut akan mengingatkan pengguna untuk menyaksikan debat capres dan cawapres serta hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memakai hak pilihnya.

{Baca juga: Jelang Pemilu 2019, LINE Today Hadirkan ‘Election Tab’}

“Menjelang acara debat akan ada notifikasi di aplikasi supaya pengguna dapat menyaksikannya” ujar Andi.

Sebagai fitur yang bersifat informatif, Election Tab juga menghadirkan Check My TPS. Fitur ini  terhubung dengan website resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengetahui lokasi TPS tempat pengguna akan memilih.

Fitur informatif lainnya adalah Check My Candidate. Dari sana, pengguna bisa mengetahui informasi calon DPR dan DPD yang bertarung di tanggal 17 April 2019 mendatang. “Di sini kita memberikan kandidat berdasarkan Daerah Pemilihan (Dapil) dan Partai,” kata Andi.

Dua fitur terakhir adalah User Polling dan Promotion Aggregator. Di User Polling, pengguna dapat mengikuti jejak pendapat dari yang sifatnya serius hingga terkesan bercanda. Sedangkan untuk Promotion Aggregator akan dirilis pada 14 April 2019 mendatang.

“Pengguna tinggal cek promosi selama pemilu 2019 nanti,” imbuhnya.

{Baca juga: Serius Garap Fintech, LINE Rangkul QUICPay+}

Menurut Managing Director Line Indonesia, Dale Kim, bahwa pemilih muda memiliki peranan penting sehingga mereka perlu diberikan informasi mengenai profil calon presiden, wakil presiden, anggota DPR dan DPD.

“Sebagai platform konten yang didominasi oleh pembaca generasi muda, Line Today memiliki peran besar dalam memberikan informasi dan edukasi mengenai Pemilu 2019 yang positif, seimbang dan mudah diakses,” tutup Dale. [NM/HBS]

Chrome Versi 73 Punya Fitur Dark Mode untuk macOS

Telko.id, Jakarta – Peramban alias browser Google Chrome versi 73 secara resmi hadir untuk semua pengguna. Peramban anyar itu membawa sejumlah perbaikan, termasuk Dark Mode atau mode gelap untuk macOS.

Dark Mode kali pertama diumumkan untuk Google Chrome pada bulan lalu. Google baru meresmikannya sekarang. Dengan Dark Mode, pengguna Google Chrome bisa secara otomatis menyesuaikan tema.

Dilansir The Verge, secara teknis, Google sebenarnya pernah menawarkan Dark Mode untuk Google Chrome. Raksasa mesin internet tersebut menawarkan Dark Mode di Chrome Web Store untuk sementara waktu.

Akan tetapi, seperti dikutip Telko.id, Kamis (14/3/2019), pembaruan yang sekarang dilakukan membuat Dark Mode paten di Google Chrome versi 73. Pengguna pun tak perlu susah payah untuk menyesuaikan tema.

{Baca juga: Yeay! Ada Dark Mode di Google Chrome}

Bagi non-penggemar Dark Mode, bisa menggunakan tema Google Chrome untuk membalik skema warna kembali ke gaya yang lebih terang. Satu-satunya cara untuk melakukannya dengan membalik seluruh OS ke Light Mode.

Sekadar informasi, Google belakangan gencar memperluas fitur Dark Mode ke layanan miliknya. Bahkan, Google dikabarkan juga akan menyematkan tema Dark Mode ke sistem operasi Android keluaran paling baru.

Google mengklaim, Dark Mode membawa segudang manfaat bagi pengguna. Selain ramah di mata, mode yang tengah diganderungi oleh para pengembang tersebut membantu pula penghematan daya baterai ponsel.

Sebelumnya, Google berencana menambahkan fitur Navigation Gesture ke Google Chrome untuk Android. Pengguna bisa kian leluasa melakukan skrol ke kanan dan kiri untuk mundur maupun maju viamenu  Browsing History.

Informasi tentang gestur mirip iOS di Google Chrome untuk Android hadir dari unggahan pengembang. Namun, fitur itu masih dalam tahap pengembangan dan belum siap untuk rilis.

Google Chrome untuk Android menawarkan gerakan vertikal kepada pengguna untuk melakukan penyegaran alias refresh. Menurut pengembang, Google tampaknya ingin gerakan berperilaku seperti Navigation Gesture di Chrome OS.

{Baca juga: Gestur Google Chrome untuk Android Bakal Mirip iOS}

Mengutip 9to5Google, karena masih banyak proses yang perlu dikerjakan, baru beberapa minggu lagi fitur Navigation Gesture mendarat di aplikasi Chrome Canary Android. Setelah tiba untuk pengujian, fitur harus diaktifkan dengan flag. [SN/HBS]

Sumber: The Verge

Jelang Pemilu 2019, LINE Today Hadirkan ‘Election Tab’

Telko.id, Jakarta Line Today meluncurkan fitur terbaru menjelang Pemilihan Umum (Pemilu 2019) bernama Election Tab. Fitur tersebut hadir untuk memudahkan para pemilih muda dalam mendapatkan informasi dalam pesta demokrasi tersebut.

Managing Director Line Indonesia, Dale Kim menilai bahwa pemilih muda memiliki peranan penting sehingga mereka perlu diberikan informasi mengenai profil calon presiden, wakil presiden, anggota DPR dan DPD.

“Sebagai platform konten yang didominasi oleh pembaca generasi muda, Line Today memiliki peran besar dalam memberikan informasi dan edukasi mengenai Pemilu 2019 yang positif, seimbang dan mudah diakses,” ucap Dale di Jakarta, Kamis (14/03/2019).

{Baca juga: LINE Rilis Game Destiny Child untuk Android dan iOS}

Sementara itu, Product Manager Line Indonesia, Andi Firmanata menambahkan bahwa ada beberapa layanan yang disiapkan hadir di Election Tab. Seperti misalnya fitur Live TV Debate dan Comments, Live TV Debate Reminder dan Election Countdown and Reminder, dan lainnya.

“Kita akan broadcast secara live dan kolom komentar secara live, dimana nanti menjelang acara debat akan ada notifikasi di aplikasi,” jelas Andi.

Sebagai fitur yang bersifat informatif, Election Tab juga menghadirkan Check My TPS yang terhubung dengan website resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengetahui lokasi TPS tempat pengguna akan memilih.

{Baca juga: Serius Garap Fintech, LINE Rangkul QUICPay+}

Selain itu ada juga Check My Candidate. Dari sana, pengguna bisa mengetahui informasi calon DPR dan DPD yang bertarung di tanggal 17 April 2019 mendatang.

“Disini kita memberikan kandidat berdasarkan Daerah Pemilihan (Dapil) dan Partai,” kata Andi. [NM/HBS]

Pelancong Meningkat, Bisnis Online Travel Melesat

Telko.id, Jakarta – Industri perdagangan digital terutama di sektor online travel semakin tumbuh. Berdasarkan data yang dirilis ShopBack, tahun 2018 terjadi peningkatan penjualan online travel tersebut melalui platform mereka hingga 260%.

Berdasarkan rilis yang diterima Tim Telko.id pada Kamis (14/03/2019), sektor online travel menyumbang lebih dari 38% dari ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun lalu. Sektor ini menyumbang sekitar USD$ 78 miliar atau Rp 1,11 triliun.

Head of Business Development ShopBack Indonesia, Yolanda Margaretha menilai bahwa hal ini menunjukan bahwa produk travel memang semakin diminati oleh masyarakat Indonesia.

“Volume pemesanan online travel menunjukan pertumbuhan yang luar biasa di tahun 2018, dengan peningkatan hingga 260%. Hal ini menunjukan semakin banyak pengguna yang membeli produk online travel di platform ShopBack,” ujar Yolanda.

{Baca juga : Harbolnas Bawa Transaksi ShopBack Melesat 3 Kali Lipat}

Yolanda juga menambahkan saat ini pembelian melalui desktop masih menjadi pilihan orang ketika memesan tiket. Namun seiring berkembangnya teknologi smartphone, pengguna mulai berpindah ke aplikasi mobile untuk melakukan transaksi.

“Tingkat pertumbuhan aplikasi ponsel setidaknya 1,5 kali lebih cepat ketimbang desktop di tahun 2018. Jika tren ini terus berlanjut aplikasi mobile akan jauh melampaui desktop sebagai platform terkemuka dalam transaksi online travel di kuartal-kuartal mendatang,” tambah Yolanda.

ShopBack pun memberikan penawaran yang menarik bagi masyarakat yang suka liburan. Mereka menawarkan promo dengan memberikan cashback hingga 7,5% untuk setiap pemesanan akomodasi di platform ShopBack.

Bahkan dalam periode tertentu pengguna bisa mendapatkan cashback hingga 10%. Pada keterangannya, ShopBack juga mengelompokan tipe-tipe pelancong berdasarkan perilaku mereka memesan.

{Baca juga: Pesan Tiket Wisata Kini Bisa Lewat Traveloka}

Kategori pertama adalah Pelancong Spontan. Untuk tipe ini merupakan mereka yang memesan dan melakukan perjalanan kurang dari satu hari.

“Yang tergolong tipe ini termasuk mereka yang suka melakukan perjalanan bisnis atau mereka yang sangat membutuhkan liburan dengan waktu yang cepat,” kata Yolanda.

Kategori kedua adalah traveller “Menit Terakhir”. Kategori ini adalah orang yang suka memesan tiket atau kamar dalam kurun waktu seminggu sebelum waktu perjalanan. Biasanya traveller ini menggunakan platform desktop dan aplikasi ponsel secara berimbang.

Kategori terakhir adalah Pelancong Terencana. Mereka sudah mempersiapkan, memesan akomodasi serta membeli tiket perjalanan lebih dari seminggu sebelum keberangkatan. Biasanya ada 67% pelancong dari tipe ini melakukan perjalanan ke luar negeri dengan durasi yang cukup panjang.

Walaupun memiliki perilaku yang berbeda, menurut Yolanda, ketiga tipe tersebut memiliki nilai rata-rata transaksi yang  berimbang. “Ketiga pelancong cenderung berimbang berkisar Rp 6.700.00 hingga Rp 6.900.000,” tutup Yolanda. [NM/HBS]