spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1212

Gandeng Spotify, Facebook Siapkan Layanan Musik Baru

Telko.id, JakartaFacebook mengumumkan sejumlah peningkatan yang akan dihadirkannya pada update terbaru di layanannya. Salah satu peningkatan yang akan diberikan adalah layanan musik baru, khususnya fitur berbagi musik, yang akan berkolaborasi dengan Spotify.

Facebook menyebut akan memperbaiki kemampuan fitur berbagi musik melalui fitur baru yang akan tersedia untuk pengguna jejaring sosialnya.

Fitur itu, menurut PhoneArena, akan memungkinkan pengguna untuk mendengarkan musik secara lengkap via Spotify, serta menemukan lebih banyak lagu dari berbagai musisi.

Saat ini, Spotify merupakan mitra pertama yang dilibatkan Facebook pada upaya perbaikan platform miliknya, namun raksasa jejaring sosial itu mengonfirmasi akan menambahkan layanan musik streaming lain di masa mendatang.

{Baca juga: Watch, Layanan Video Facebook Pesaing Youtube}

Sementara itu, perusahaan yang bermarkas di Amerika itu juga mencoba untuk dapat bersaing di tengah popularitas layanan video, dengan menghadirkan menu di aplikasi utamanya bertajuk Watch.

Facebook Watch merupakan layanan video-on-demand yang pertama kali tersedia di Amerika Serikat, kemudian merambah pasar lainnya di luar Negeri Paman Sam itu.

Platform ini dirancang secara spesifik untuk menawarkan pengguna rekomendasi video yang diklaim telah dipersonalisasikan. Facebook menyatakan keyakinannya bahwa platform Watch memiliki nilai sesuai dengan investasi yang telah digelontorkannya.

Terkait dengan platform Watch ini, Facebook mengumumkan akan menghadirkan episode lebih banyak pada acara Red Table Talk mulai bulan Mei ini. Red Table Talk merupakan acara bincang-bincang televisi yang dibintangi oleh Jada Pinkett Smith, Willow Smith, dan Adrienne Banfield-Norris.

Facebook turut memboyong Will Smith pada platform video-on-demand karyanya ini, melalui acara bertajuk Bucket List yang dipandu Smith. Facebook juga menyebut tengah memperbaiki pengalaman yang disuguhkan oleh fitur Watch Party.

{Baca juga: Facebook Messenger Uji Fitur ‘Watch Videos Together’}

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menonton video di Facebook secara bersamaan dan secara langsung. Perbaikan tersebut dikabarkan berupa opsi baru yang memungkinkan pengguna mengadakan Watch Parties terkait acara yang berlangsung di televisi.

Selain itu, fitur baru ini akan diuji secara global di Facebook Groups selama acara olahraga berlangsung, seperti pertandingan sepak bola UEFA Champions League.

Untuk memulai Watch Party baru, pengguna perlu mengetuk opsi baru bertajuk on TV dan memilih game langsung yang diinginkan.

Facebook mengatakan bahwa ide dibalik penciptaan fitur Watch Party adalah untuk menciptakan pengalaman yang membawa orang lebih dekat. Fitur tersebut juga menginspirasi hubungan antarmanusia.

Lebih dari 12 juta Watch Party di grup telah diluncurkan pada Januari 2018. Fitur itu telah mendorong partisipasi aktif di antara grup karena pengguna mengunggah delapan kali lebih banyak komentar.

{Baca juga: Fitur Watch Party Kini Tersedia di Semua Halaman Facebook}

Beberapa peningkatan juga telah dilakukan, seperti thread yang akan memungkinkan pengguna untuk memiliki percakapan selain berkomentar secara langsung. Selain itu, pengguna bisa menjadwalkannya.

Semua halaman dan profil di Facebook di seluruh dunia akan bisa menggunakan Watch Party untuk menonton video secara bersamaan dengan pengguna lain. [BA/HBS]

Sumber: PhoneArena

Gerakan Hapus Facebook Disuarakan oleh Pendiri WhatsApp

Telko.id, Jakarta – Seorang pendiri WhatsApp, Brian Acton, kembali melayangkan kritik kepada Facebook. Bahkan, ia kembali menyuarakan ajakan kepada para pengguna untuk hapus Facebook atau Delete Facebook.

“Hapus Facebook, ok?,” terangnya saat berbicara dalam sebuah seminar dengan para mahasiswa di Stanford University, seperti dikutip Telko.id dari Fortune, Jumat (15/3/2019).

Acton keluar dari Facebook pada akhir 2017. WhatsApp dibeli Facebook sehingga ia sempat menjadi bagian dari perusahaan itu. Setelah keluar, ia mengampanyekan ajakan Delete Facebook melalui akun Twitter.

{Baca juga: Ini Resolusi Bos Facebook di 2019}

Acton merasa kecewa karena Facebook rela mengorbankan privasi pengguna demi mendulang untung. Ia dulu membiarkan WhatsApp dibeli oleh Facebook agar para pegawai mendapatkan kesejahteraan.

“Saya punya 50 pegawai kala itu. Saya harus memikirkan nasib mereka. Saya harus pula berpikir tentang para investor. Saya tak punya kuasa penuh untuk mengatakan tidak. Semua harus terjadi,” papar Acton.

Facebook lantas menargetkan WhatsApp meraup untung besar. Namun, Acton menentangnya. Era Acton, WhatsApp punya model monetisasi, setiap pengguna membayar USD 1 untuk memakai layanan per tahun.

“Cara tersebut dianggap tidak menghasilkan uang besar. Jika kalian punya 1 miliar pengguna, pendapatan cuma USD 1 miliar per tahun. Uang sekecil itu tidak diinginkan oleh Google dan Facebook,” cetus Acton.

{Baca juga: Bos Penting Facebook Mengundurkan Diri, gara-gara Zuckerberg?}

Sebelumnya, Dua bos Facebook mengundurkan diri pada Kamis (14/03) kemarin. Raksasa media sosial ini kehilangan Chief Product Officer Facebook, Chris Cox dan Vice President WhatsApp, Chris Daniels.

Mundurnya dua petinggi Facebook ini terjadi satu minggu setelah CEO Facebook, Mark Zuckerberg menyatakan bahwa mereka akan fokus pada aplikasi pengirim pesan pribadi dan konten sementara.

Zuckerberg meyakini bahwa para pengguna Facebook akan lebih sering untuk mengirimkan pesan melalui aplikasi messaging daripada mengunggah konten ke beranda Facebook mereka. (SN/FHP)

AirPods dan Wireless Headphone jadi Pemicu Kanker

Telko.id, Jakarta – Sekitar 250 ilmuwan dari 40 negara secara kompak mengatakan, AirPods dan wireless headphone bisa picu kanker. Mereka mengingatkan masyarakat terkait kandungan radiasi medan elektromagnetik non-ionisasi (EMF) pada perangkat tersebut.

Para ilmuwan mengungkapkan, kandungan tersebut bisa memengaruhi biologis dan kesehatan. Bluetooth sendiri menggunakan EMF untuk menransmisikan data berbahaya. Namun, para ilmuwan menemukan bahwa AirPods dan headphone nirkabel lain lebih berbahaya.

Dilansir News.com.au, dikutip Telko.id, Jumat (15/03/2019), perangkat yang digunakan di dalam saluran telinga yang mengarah langsung ke jaringan otak membuat gelombang radio yang dipancarkan bisa meningkatkan risiko kanker, stres, hingga kerusakan genetik.

{Baca juga: Riset: Frekuensi 2G dan 3G Picu Kanker Pada Tikus}

Para ilmuwan pun mengajukan petisi kepada Perserikatan Bangsa Bangsa dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendorong pengembangan pedoman EMF yang lebih protektif, terutama terkait risiko kesehatan. Hal itu dikatakan oleh profesor biokimia University of Colorado, Jerry Phillips.

Dalam situs resmi EMF Scientist, ia membeberkan sejumlah gangguan akibat penggunaan jangka panjang headphone nirkabel. Gangguan tersebut meliputi tumor dan fungsi sel abnormal.

Para peneliti juga menemukan ancaman terhadap DNA. Dalam periode tertentu, mereka menyatakan bahwa paparan radiasi EMF kepada manusia bisa merusak DNA.

{Baca juga: Fitur Pengisian Super Cepat Sambangi AirPods 2}

Kendati demikian, sebagian ilmuwan meyakini bahwa paparan radiasi EMF tidak akan membahayakan kesehatan manusia.  Hal itu berdasarkan ribuan makalah yang ada.

“Ada ribuan makalah yang melihat relevansi frekuensi radio dengan kesehatan. Namun, argumen tersebut tidak memiliki kredibilitas,” ucap Kenneth Foster, profesor bioteknologi di University of Pennsylvania, yang telah mempelajari efek radiasi perangkat nirkabel terhadap kesehatan. (SN/FHP)

Smartphone dua layar Huawei Mirip Nubia X?

0

Telko.id, JakartaHuawei dikabarkan sedang mengembangkan smartphone dua layar, seperti ZTE Nubia X ataupun Vivo Nex Dual Display. Terbukti, paten yang baru diterbitkan mengungkapkan desain eksentrik yang dirancang brand asal China ini untuk smartphone masa depannya.

Dalam patennya, mereka merancang smartphone dual layar yang bezel-less. Huawei juga menggunakan layar kedua berukuran tidak terlalu besar.

Layar tersebut berguna untuk membantu pengguna ketika mereka mengambil foto selfie. Dilansir dari Slashgear, Jumat (15/03/2019), rancangan desain untuk smartphone dua layar tersebut mungkin terinspirasi dari Meizu Pro 7.

{Baca juga: Begini Wujud Smartphone Layar Lipat Samsung Selanjutnya?}

Tampak pada paten itu, mereka menyematkan layar kedua berbentuk persegi yang ditempatkan di bagian atas body belakang smartphone, tepatnya di bawah frame tiga kamera horizontal.

Meski demikian, smartphone dua layar ini tetap mengusung desain berponi dengan bentuk seperti waterdrop notch. Poni ini menjadi tempat bagi sensor kamera ToF atau Time of Flight.

Di sisi lain, paten juga mengisyaratkan pengaturan tiga kamera menarik di belakangnya. Setidaknya salah satu kamera memiliki lensa berbentuk persegi yang memungkinkannya untuk mengusung teknologi lensa zoom bergaya periscope yang diprediksi akan dihadirkan pertama kali pada P30 Pro.

Sebelumnya, Huawei ketahuan memalsukan hasil foto dari smartphone andalannya dalam iklan. Mereka menggunakan foto yang bukan hasil jepretan kamera Huawei P30 Pro dalam iklan teaser-nya.

{Baca juga: Ketahuan Bohong (Lagi), Huawei Tipu-tipu Hasil Foto P30 Pro}

Setelah ditelusuri, ternyata foto-foto yang ditampilkan Huawei dalam teaser-nya merupakan hasil karya dari sejumlah fotografer. Seperti foto gunung berapi misalnya, foto tersebut diterbitkan oleh Tom Pfeiffer di Flickr pada tahun 2009 dan menjadi stock foto di Getty Images, yang bisa saja dilisensikan Huawei untuk iklan.

Kemudian, foto yang memperlihatkan seorang anak berjaket kuning, juga hasil karya fotografer Jake Olson beberapa tahun yang lalu. Setelah ketahuan, Huawei langsung “gerak cepat” dengan mengubah teaser-nya. (BA/FHP)

Twitter Sembunyikan Like dan Retweet untuk Mudahkan Pengguna

Telko.id, JakartaTwitter berencana memperbarui cara pengguna menggunakan platform. Satu di antaranya adalah menyembunyikan jumlah Like dan Retweet yang didapat dari unggahan pengguna Twitter.

Menurut laporan Independent, seperti dikutip Telko.id, Jumat (15/3/2019), pembaruan tersebut rupanya juga menjadi kesempatan bagi Twitter untuk mendapatkan feedback dari para pengguna.

“Kami sudah melakukan beberapa hal pada pekan ini. Kami tahu hal itu membingungkan. Kami mulai memberi akses kepada pengguna ke aplikasi Twitter prototip untuk menguji ide baru,” kata Twitter.

Twitter melanjutkan, keputusan perusahaan untuk menyembunyikan like dan retweet hanyalah sebuah ide untuk membantu membuat percakapan para pengguna menjadi lebih mudah dibaca.

{Baca juga: Twitter Bakal Punya Fitur untuk Sembunyikan Cuitan}

Fitur menyembunyikan tweet dirancang untuk memberdayakan pengguna dengan menghapus feed dari troll online. Namun demikian, para kritikus mengatakan bahwa hal itu bisa mendistorsi obrolan.

Nantinya, pengguna masih bisa memeriksa komentar yang disembunyikan. Namun, komentar tidak akan secara otomatis ditampilkan. Artinya, percakapan seputar tweet kontroversial bisa dihentikan.

Baru-baru ini, Twitter melakukan pembaruan secara besar-besaran untuk platform Android dan iOS. Rumor menyebut, perubahan yang akan dihadirkan adalah peningkatan kamera dan fitur Geo.

Melansir Engadget, perubahan pertama yang akan dihadirkan oleh Twitter dalam pembaruan selanjutnya adalah terkait foto dan video. Twitter akan melakukan pembaruan kemampuan kamera.

Kabarnya, lewat pembaruan tersebut, Twitter ingin mempermudah fitur memotret momen dan berbagi konten media secara lebih cepat. Perbaikan itu membuat pengguna menjadi lebih fleksibel.

{Baca juga: Twitter Perbarui Fitur Pelaporan untuk Lindungi Pengguna}

Pengguna bisa memotret dan berbagi foto maupun video hanya dengan gestur usap dan sejumlah ketukan linimasa di halaman Home. Tak cukup, pembaruan pun menghadirkan layout media baru. [SN/HBS]

Sumber: Independent

Lampu Zombie Ini Cegah Pejalan Kaki Ketabrak

Telko.id, Jakarta – Pemerintah Kota Tel Aviv, Israel memasang lampu LED khusus di trotoar jalan raya. Lampu tersebut bernama Lampu Zombie yang berfungsi untuk melindungi para pejalan kaki yang berjalan tanpa bisa lepas dari penggunaan ponsel.

Kepala Divisi Manajemen Lalu Lintas Kota Tel Aviv-Yafo, Tomer Dror mengatakan, lampu itu dipasang di trotoar sebelum penyeberangan jalan atau zebra cross. Dengan begitu, mereka yang masih sibuk mengoperasikan ponsel tahu kapan berhenti.

“Lampu lalu lintas Zombie sengaja kami pasang untuk meminimalisasi potensi kecelakaan antara kendaraan bermotor dengan pejalan kaki yang kerap lalai di persimpangan jalan,” kata Tomer Dror, seperti dikutip Telko.id dari Reuters, Jumat (15/03/2019).

{Baca juga: Di China Ada Jalur Khusus Pejalan Kaki Sambil Main Ponsel}

Ia menyampaikan, lampu bergaris akan menjadi hijau ketika aman untuk berjalan. Kemudian, lampu Zombie akan berwarna merah saat pejalan kaki harus berhenti. Sistem kerjanya seperti traffic light atau lampu lalu lintas di setiap persimpangan jalan raya.

Menurut Tomer Dror, untuk saat ini program percontohan Lampu Zombie masih terbatas di persimpangan tunggal di pusat Tel Aviv. Pemerintah kota berencana memperluas penggunaan Lampu Zombie jika memang terbukti berfungsi efektif.

{Baca juga: Google Mulai Uji Fitur Baru Google Maps Berteknologi AR}

Sekadar informasi, sistem serupa juga telah diterapkan oleh pemerintah Australia, Singapura, dan Belanda. Sejauh ini, laporan menyebut, sejumlah warga yang mengaku kecanduan bermain ponsel juga menyambut baik keberadaab lampu tersebut.

“Menurut saya, ini sesuatu yang luar biasa. Sebagai seseorang yang kecanduan ponsel dan sepanjang hari mata terpaku di layar, saya pikir keberadaan Lampu Zombie bisa mengurangi jumlah kecelakaan pejalan kaki,” kata seorang warga Tel Aviv, Shai Levi. (SN/FHP)

Facebook dkk Down, Telegram Dapat “Durian Runtuh”

Telko.id, Jakarta – Telegram bak mendapat durian runtuh dari kasus Facebook down yang dibarengi juga oleh WhatsApp dan Instagram down. Sebab, Telegram mendapat limpahan tiga juga pengguna Telegram baru atas kasus tersebut.

“Mereka membuat akun Telegram dalam waktu 24 jam,” kata pendiri Telegram, Pavel Durov, melalui kanal miliknya, seperti dikutip Telko.id dari TechCrunch, Jumat (15/03/2019). Namun, ia tak menjelaskannya secara rinci.

Meski begitu, ia sempat meledek Facebook. Ia mengungkit pernyataan CEO Facebook, Mark Zuckerberg terkait fokus perusahaan ke persoalan privasi.

{Baca juga: Setelah Gmail Down, Giliran Instagram dan Facebook Down}

“Kami menawarkan privasi yang sebenarnya,” ujarnya menyindir.

Seorang narasumber Telegram mengatakan bahwa masalah di layanan raksasa media sosial ini adalah sebuah keuntungan. Menurutnya, masalah seperti yang dialami media sosial itu selalu menambah pengguna baru untuk Telegram.

Kendati demikian, ia menambahkan, ada alasan lain kenapa jumlah pengguna Telegram bertambah. Ia menyebut bahwa sekarang masyarakat mulai terganggu dengan banyaknya data pribadi yang Facebook kumpulkan.

{Baca juga: Dash Text Integrasikan WhatsApp dan Telegram, untuk Apa?}

Satu tahun lalu, Telegram mengkalim memiliki 200 juta pengguna aktif bulanan. Telegram punya masalah pemblokiran di beberapa negara, seperti Rusia, Iran, dan China, karena menolak permintaan kunci enkripsi.

Di Rusia, pemerintah setempat juga berusaha untuk memperketat aturan internet dengan regulasi baru. Peraturan seperti itu bisa membuat masyarakat semakin tertarik dengan Telegram. Facebook tak menanggapi klaim Telegram. (SN/FHP)

13 Stasiun MRT Baru Ada BTS Telkomsel

0

Telko.id, Jakarta – Mulai tanggal 12-24 Maret 2019, PT MRT Jakarta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati fasilitas transportasi publik tersebut secara cuma-cuma dengan menjajal trayek Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia (HI). Masyarakat hanya perlu mendaftarkan diri melalui laman www.ayocobamrtj.com untuk keperluan itu.

Mengutip laman resmi, masyarakat harus memasukkan secara jelas identitasnya dengan mencantumkan nomor ponsel dan e-mail saat melakukan registrasi pada laman www.ayocobamrtj.com. Kemudian, menunggu proses verifikasi untuk bisa melangkah ke proses selanjutnya.

Animo masyarakat lumayan tinggi menjajal transportasi baru ini. Mengutip siaran pers yang dikeluarkan MRT Jakarta pada 8 Maret 2019, hingga pukul 19.00 WIB sebanyak 166.523 orang telah melakukan pendaftaran. Artinya, total kuota publik tersisa sebanyak 119.077 orang dari 285.600 orang. Stasiun MRT Bundaran HI masih menjadi pilihan terbanyak untuk stasiun keberangkatan dengan jumlah 41.826 orang pendaftar.

{Baca juga : MRT Singapura Adopsi Teknologi AI}

Berdasarkan pantauan di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, sejumlah masyarakat terlihat mulai mengabadikan pengalamannya menggunakan transportasi ini, mulai dari berfoto selfie hingga berfoto bersama teman atau keluarga. Mereka mulai mengabadikan momen tersebut mulai dari pintu masuk hingga masuk ke dalam kereta.

Hal yang lucu mulai terjadi ketika kereta mulai bergerak. Netizen banyak yang berteriak kehilangan sinyal, terutama bagi pengguna non Telkomsel. “Aduuh sinyal hilang,” teriak peserta yang kelihatan panik karena sedang Live Streaming.

Namun, bagi netizen yang menggunakan layanan Telkomsel terlihat tenang dan masih asyik live streaming atau bermedia sosial.

Sinyal seluler mulai hadir bagi semua netizen kala kereta berada di ruang terbuka dan suasana pun kembali riuh karena merasa kembali ke peradaban. Jika dihitung sejak dari Bundaran HI, selepas stasiun Senayan, kereta berada di atas tanah alias tak di dalam tunnel.

Secara terpisah, Direktur Jaringan Telkomsel Bob Apriawan menyatakan sejauh ini memang hanya Telkomsel yang sudah memasang 48 BTS di 13 stasiun yang dilewati MRT Jakarta.

{Baca juga : Telkomsel Jamin Penataan Ulang Frekuensi Tak Ganggu Layanan}

“Total ada 74 sector dengan 222 NE BTS mixed 2G, 3G, dan 4G. Untuk 4G kita pakai carrier aggregation  LTE FDD 1800 dan LTE TDD 2300 dikombinasikan,” jelasnya.

Manager External Media Relations Telkomsel Singue Kilatmaka menambahkan perseroan lumayan serius melayani kebutuhan masyarakat yang akan menggunakan MRT karena moda  tersebut diperkirakan akan menjadi primadona baru transportasi masyarakat metropolitan.

“Di Jakarta kita ada 7,8 jutaan pelanggan. Perkiraan kita nanti load trafik akan tinggi saat pagi dan sore jelang malam. Layaknya di Singapura atau Hong Kong, pengguna MRT kan tetap mau eksis selama di jalan. Kami selalu setia menemani pelanggan,” katanya.

Sementara, Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengakui pihaknya kebanyakan menerima keluhan sinyal telepon seluler pada saat ratangga melintas di rel bawah tanah.

“Jadi untuk evaluasi kami kebanyakan mengenai sinyal ponsel di bawah masih belum stabil,” ujar Kamaluddin. (MS)

Ngeri! Ternyata Indonesia Urutan ke-6 Yang Diserang Mobile Malware

Telko.id – Berdasarkan laporan Kaspersky Lab yang bertajuk Evolusi Mobile Malware 2018, terungkap bahwa jumlah serangan menggunakan perangkat lunak berbahaya pada mobile hampir dua kali lipat hanya dalam kurun waktu setahun. Dan terungkap juga bahwa Indonesia berada di peringkat ke-6 di antara negara-negara dengan jumlah pengguna terbanyak yang diserang mobile malware tahun lalu, yaitu sebesar 34,84%, atau setara dengan tiga dari sepuluh pengguna seluler di Indonesia.

Ini membuktikan bahwa pelaku kejahatan siber menganggap Indonesia sebagai target yang cukup empuk dalam jenis ancaman tersebut.

Secara dunia, pada tahun 2018 ada 116,5 juta serangan, jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 66,4 juta pada tahun 2017.

Meskipun lebih banyak perangkat yang diserang, jumlah file malware justru semakin menurun, membuat para peneliti menyimpulkan bahwa kualitas mobile malware menjadi lebih berdampak signifikan dan tepat sasaran.

Semua itu, menurut laporan Kaspersky Lab terjadi karena teknologi semakin andal dimana peran smartphone dalam proses bisnis dan kehidupan sehari-hari tumbuh dengan cepat. Sebagai bentuk respon, para pelaku kejahatan siber lebih fokus pada bagaimana mereka mendistribusikan malware dan vektor serangan yang akan digunakan.

Terlebih, kunci dari keberhasilan serangan bagi para penjahat siber adalah pemilihan saluran tepat untuk mendistribusikan malware kepada pengguna dan seberapa besar perangkat yang terinfeksi. Sekaligus juga menjadi sasaran untuk mengambil keuntungan bagi para pengguna smartphone yang tidak memasang solusi keamanan.

Keberhasilan strategi distribusi ditunjukkan tidak hanya oleh peningkatan serangan, tetapi juga jumlah pengguna unik yang diserang oleh malware. Pada tahun 2018 angka pengguna yang diserang naik 774.000 dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 9.895.774.

Di antara keseluruhan ancaman yang ada, pertumbuhan paling signifikan adalah serangan dengan menggunakan Trojan-Droppers, yang meningkat hampir dua kali lipat dari 8,63% menjadi 17,21%. Jenis malware ini dirancang untuk menembus perlindungan sistem dan menyalurkan semua jenis malware di sana, mulai dari Trojan perbankan hingga ransomware.

“Kami berharap masyarakat Indonesia lebih meningkatkan lagi perhatiannya terhadap ancaman siber ini. Termasuk juga meningkatkan pengetahuannya. Dan, instal solusi keamanan yang andal sebelum terlambat,” ujar Yeo Siang Tiong, General Manager di Kaspersky Lab SEA.

Viсtor Chebyshev, pakar keamanan di Kaspersky Lab menjelaskan juga bahwa pada tahun 2018 ini, pengguna perangkat mobile menghadapi sebuah serangan siber terberat yang mungkin pernah ada.

Sepanjang tahun ini, kami mengamati teknik terbaru dalam menginfeksi perangkat seluler seperti pembajakan DNS, bersama dengan peningkatan fokus pada skema distribusi yang semakin canggih, seperti spam SMS. Tren ini menunjukkan semakin meningkatnya kebutuhan akan solusi keamanan seluler untuk dipasang pada telepon pintar – demi melindungi pengguna dari upaya serangan berbahaya yang dapat menginfeksi perangkat, dari manapun sumbernya.

Temuan lain dalam laporan Evolusi Mobile Malware 2018 meliputi:

  1. Pada tahun 2018 produk Kaspersky Lab melindungi 80.638 pengguna di 150 negara dari mobile ransomware , dengan 60.176 sampel mobile Trojan ransomware yang terdeteksi
  2. Pada tahun 2018, peningkatan lima kali lipat dalam serangan menggunakan penambang mata uang asing crypto pada mobile telah diobservasi
  3. Pada tahun 2018, 151.359 paket instalasi untuk Trojan mobile banking terdeteksi, dimana 1,6 kali lebih banyak dari tahun sebelumnya

Untuk melindungi perangkat Anda, pakar keamanan Kaspersky Lab menyarankan beberapa hal berikut:

  1. Hanya memasang aplikasi mobile yang diperoleh dari situs penjualan resmi, seperti Google Play di perangkat Android atau App Store di iOS
  2. Memblokir instalasi program dari sumber yang tidak dikenal pada pengaturan ponsel cerdas Anda
  3. Jangan melewati isian persyaratan dan persetujuan pada perangkat, karena ini dapat memberikan kesempatan bagi para pelaku kejahatan siber untuk melakukan serangan mereka secara bebas
  4. Instal pembaruan sistem dan aplikasi segera setelah pilihan tersebut tersedia, pembaruan dapat menghindari kerentanan dan menjaga perangkat terlindungi. Perhatikan bahwa pembaruan sistem OS seluler tidak boleh diunduh dari sumber eksternal (kecuali jika Anda berpartisipasi dalam pengujian beta resmi). Pembaruan aplikasi hanya dapat diinstal melalui situs penjualan resmi
  5. Gunakan solusi keamanan yang dapat diandalkan untuk perlindungan komprehensif dari berbagai ancaman, seperti Kaspersky Security Cloud. (Icha)