spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1030

Berkat Fitur Ini, Apple Watch Kembali Selamatkan Nyawa Pengguna

Telko.id, JakartaNyawa pengguna Apple Watch kembali terselamatkan berkat fitur EKG dalam smartwatch Apple tersebut. Pengguna Apple Watch yang diketahui bernama Phil Harrison berhasil selamat dari serangan jantung yang parah.

Semua berawal ketika seorang pengguna di forum Reddit mengunggah kisah Phil Harrison. Kala sedang berlatih untuk Brighton Marathon, ia mendadak mengalami jantung berdebar.

Parahnya, detak jantung meninggi itu tidak juga menghilang. Penasaran, ia pun memutuskan untuk menggunakan fitur EKG di Apple Watch.

{Baca juga: Kisah Apple Watch Selamatkan Wanita Saat Berselancar}

Setelah dicek dan ditindak lanjuti pihak rumah sakit setempat, ia ternyata harus menjalani operasi perbaikan katup melalui operasi jantung terbuka dengan segera.

“Saya sebenarnya tidak boleh maraton. Saya harus operasi perbaikan katup melalui operasi jantung terbuka dalam 2,5 bulan mendatang. Sekarang, saya harus cepat-cepat dioperasi,” ujarnya dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Rabu (26/06/2019).

{Baca juga: Terjepit Mobil 7 Jam, Remaja Ini Selamat Berkat Aplikasi Apple}

Fitur EKG di Apple Watch bisa dibilang setara dengan alat medis. Itu berarti, fitur tersebut harus dilisensikan sesuai aturan negara tempat smartwatch tersebut dijual dan digunakan konsumen.

Nyawa pengguna yang berhasil diselamatkan jam tangan pintar Apple bukan terjadi sekali saja. Sebelumnya, kisah penyelamatan Apple Watch dialami oleh seorang perempuan asal Massachusetts, Amerika Serikat.

{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Apple Terbaru}

Ketika itu, ia sedang melakukan paddle boarding atau berselancar di pinggir laut menggunakan dayung. Kejadian berlangsung di Pantai Nahant. Kala ia tengah asyik berselancar, tiba-tiba angin berembus sangat kencang. Ia terombang-ambing.

Merasa khawatir, ia memutuskan untuk mengontak layanan darurat 911 via Apple Watch. Dasar nasib memang beruntung, panggilan darurat tersebut pun langsung tersambung ke Lynn, Departemen Pemadam Kebakaran Massachusetts. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

NASA Terbangkan Jam Atom ke Luar Angkasa, Buat Apa?

Telko.id, Jakarta – Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengirim jam atom ke luar angkasa pada Senin (24/6/2019). Jam luar angkasa bernama Deep Space Atomic Clock tersebut diklaim 50 kali lebih akurat ketimbang jam atom di satelit GPS.

Bahkan, menurut laporan, ketepatan jam seukuran pemanggang roti itu hanya akan berubah 2 nanodetik perhari atau satu detik tiap sembilan juta tahun. Dinilai, tahun depan menjadi waktu yang tepat untuk pengembangan Deep Space Atomic Clock.

Seperti dikutip Telko.id dari BBC, Rabu (26/06/2019), NASA akan memantau kinerja Deep Space Atomic Clock saat mengorbit Bumi di ketinggian 720 kilometer atau 447 mil. Benda tersebut diluncurkan menggunakan roket Falcon milik SpaceX.

{Baca juga: India Bersiap Luncurkan Stasiun Luar Angkasa Sendiri}

NASA menyatakan bahwa jam atom adalah kunci navigasi satelit. Selama ini, satelit GPS terus-menerus mengirimkan sinyal radio berkecepatan cahaya yang memberikan transmisi lokasi dan waktu ke penerima di Bumi via perangkat.

Dilaporkan, nantinya jam tersebut akan meringankan beban NASA di Deep Space Network dalam mengatur banyak kapal penjelajah luar angkasa secara bersamaan saat mereka menjelajah Tata Surya, tanpa perlu ekspansi. Itu dinilai bisa mengubah cara manusia mengarungi luar angkasa.

{Baca juga: Plin-plan, Donald Trump Minta NASA Fokus Eksplorasi Mars}

Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta kepada NASA untuk fokus mengeksplorasi Mars daripada Bulan. Ia mengeluarkan pernyataan itu via cuitan di Twitter dalam perjalanan menggunakan pesawat kepresidenan.

“Untuk semua uang dikeluarkan, NASA tidak lagi boleh berbicara tentang Bulan. Hal tersebut sudah lewat 50 tahun lalu. NASA sekarang harus fokus kepada hal-hal yang jauh lebih besar, termasuk ke Mars,” demikian cuitan Donald Trump. (SN/FHP)

Sumber: BBC

Fitur Ini Mudahkan Pelanggan Blibli Belanja “Online-to-Offline”

Telko.id, Jakarta – Menggandeng 3.000 toko ritel, Blibli resmi menghadirkan fitur Click and Collect. Fitur ini memudahkan pengguna untuk membeli barang secara online, dan mengambilnya di toko ritel.

Dijelaskan SVP Trade Partnership Consumer Electronic Group Blibli.com, Wisnu Iskandar, fitur ini memungkinkan pelanggan untuk merasakan kemudahan belanja online di situs atau apllikasi Blibli tanpa harus menunggu barang tiba.

Setelah membayar, pelanggan bisa mengambil sendiri pesanannya dengan mengunjungi toko ritel.

{Baca juga: E-commerce Tak Menghambat Perkembangan Produk Lokal}

“Blibli.com menjawab kebutuhan pelanggan untuk pengalaman berbelanja bersifat online-to-offline melalui fitur Click and Collect,” kata Wisnu di Jakarta, Rabu (26/06/2019).

Wisnu mengklaim, pihaknya menjadi ecommerce pertama yang memperkenalkan fitur ini dengan konsep bisnis O2O atau online-to-offline. Menurutnya, ada 28 merchant partner yang bekerja sama, seperti Alfamart, Fujishop, Apollo, Sumber Bahagia, Bursa Kamera, dan masih banyak lagi.

Ribuan toko tersebut tersebar di 5 wilayah, seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya dan Denpasar.

“Sejak Januari hingga Juni sudah ada 250 ribu order yang masuk ke fitur ini. Kita juga akan terus melakukan ekspansi dan menggandeng banyak ritel seperti di bidang farmasi dan lain sebagainya,” ujar Wisnu.

Fitur Click and Collect pun disambut baik oleh para pelaku usaha ritel, seperti Alfamart. Dikatakan Head of Digital Business Alfamart, Viendra Primadia, fitur ini dapat memperluas sales point Alfamart di platform online untuk memenuhi keinginan konsumen dalam kemudahan berbelanja produk sehari-hari.
“Sehingga kami sebagai toko offline tidak tertinggal dan tetap bisa memberi pelayanan secara online,” kata Viendra.

{Baca juga: Blibli Gelar “The Big Start Season 4”, Hadiahnya Rp 1,3 Miliar}

Hal serupa juga dikatakan oleh founder dari Fujishop, Samuel Ong. Kehadiran fitur ini selain menambah kanal penjualan, tetapi turut membantu mereka untuk menampung kritik dan saran dari pelanggan.

“Kami dapat memanfaatkan secure payment gateway dan fasilitas costumer care center yang sudah disediakan Blibli.com,” ucap Samuel. (NM/FHP)

Waduh, Perusahaan AS Cueki Titah Trump untuk Embargo Huawei

Telko.id, Jakarta – Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) kabarnya tidak mengindahkan instruksi embargo Huawei yang dikeluarkan Presiden Donald Trump. Sebab, perusahaan modem AS disebut-sebut masih bermitra bisnis dengan nilai transaksi jutaan dolar AS dengan Huawei.

Jika kabar ini benar, maka perintah Trump yang secara tegas melarang perusahaan teknologi AS menjual atau membeli produk elektronik ke Huawei tidak ditaati dengan baik.

Menurut laporan CNET, komponen dari perusahaan AS mulai dikirim ke Huawei sejak tiga minggu lalu. Rumornya, Intel dan Micron termasuk perusahaan asal AS yang tak patuh terhadap perintah Trump.

{Baca juga: AS Gerah Belum Bisa Cekal Jaringan 5G China}

Beberapa waktu lalu, Trump dilaporkan akan meringankan embargo Huawei. Pemerintah AS bakal memberi lisensi sementara kepada produsen asal China itu guna mencegah gangguan layanan jaringan.

Sebab, masih banyak layanan Huawei yang digunakan oleh penyedia internet. Asal tahu saja, penyedia internet dan operator nirkabel di pedesaan dan berpenduduk rendah di AS masih menggunakan perangkat Huawei.

{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Huawei Terbaru}

Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari perintah larangan bagi perusahaan-perusahaan AS menggunakan peralatan telekomunikasi buatan perusahaan China, yang menimbulkan risiko keamanan.

Perintah diteken Trump untuk mendorong undang-undang ekonomi internasional guna memberi wewenang kepada presiden mengatur perdagangan. Ketika resmi ditandatangani, perintah otomatis berlaku. (SN/FHP)

Sumber: CNET

 

Aplikasi Kompetitor “Haram” Dipakai Seluruh Karyawan Microsoft

Telko.id, Jakarta – Para karyawan Microsoft dilarang menggunakan produk buatan perusahaan kompetitor di lingkungan kantor. Raksasa teknologi ini bahkan memuat daftar produk atau aplikasi dan teknologi yang haram digunakan oleh karyawan.

Dilansir Mashable, Slack dan Google Docs merupakan aplikasi buatan kompetitor yang dilarang digunakan di lingkungan kantor Microsoft.

Meski demikian, Microsoft tidak mengakui bahwa aturan itu diterapkan karena faktor persaingan. Mereka justru menekankan bahwa larangan diberlakukan lantaran alasan keamanan.

{Baca juga: Diprotes Karyawan, Microsoft Tetap Garap Proyek Militer AS}

“Slack Free, Slack Standard, dan Slack Plus tidak menyediakan kontrol yang bisa secara benar melindungi Microsoft Intellectual Property,” kata Microsoft seperti dikutip Telko.id, Rabu (26/06/2019).

Microsoft meminta kepada para karyawan yang selama ini menggunakan Slack Free, Slack Standard, dan Slack Plus untuk bermigrasi ke Microsoft Teams. Microsoft menyebut, aplikasi itu menawarkan fungsi sama.

Kebijakan tersebut sedikit mengundang tanda tanya. Sebab, Microsoft belum lama ini memperingatkan para pengguna untuk mewaspadai serangan malware RTF yang mendompleng di email tak dikenal.

{Baca juga: Mau Tahu Merek Paling Bernilai Sedunia 2019? Ini Daftarnya}

Malware itu menyaru dalam bentuk dokumen dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi milik Microsoft. Malware yang menyelinap di email tak dikenal menyerang dalam bentuk dokumen Rich Text Format alias RTF.

Dokumen tersebut menggunakan aplikasi di Microsoft Office maupun Wordpad yang dilaporkan memiliki celah keamanan bernama CVE-2017-11992, lalu membuka segel keamanan perangkat. (SN/FHP)

Sumber: Mashable

Pengguna Instagram Disadap Demi Iklan? Ini Faktanya

Telko.id, Jakarta – CEO Instagram, Adam Mosseri, mengeluarkan pernyataan koreksi terkait tudingan bahwa pengguna Instagram disadap. Ia menegaskan, Instagram tidak pernah menguping percakapan pengguna.

Ia menyatakan, hal itu sebagai pembelaan atas tudingan bahwa Instagram menyadap percakapan pengguna untuk memunculkan iklan di platform. Iklan tersebut sesuai dengan obrolan pengguna di dunia nyata.

“Pengguna memang kerap melihat iklan terkait produk yang tengah dibicarakan di dunia nyata. Padahal, iklan itu tidak pernah pengguna cari di internet. Semua hanya kebetulan,” ujarnya, seperti dilansir CNBC.

{Baca juga: Facebook akan Bayar Pengguna yang “Rela Disadap”, Mau?}

Dikutip Telko.id, Rabu (26/06/2019), Mosseri mengaku sering mendapat pertanyaan soal hal tersebut. Ia lantas mengemukakan dua alasan kenapa hal itu bisa terjadi. “Pertama adalah kebetulan,” ucapnya.

Kedua, ia menerangkan, mungkin pengguna sedang membahas suatu produk lantaran memang belum lama melihatnya. Secara tidak sengaja, produk tersebut kemudian dilihat oleh pengguna di Instagram.

Meski tidak menyadap percakapan melalui mikrofon smartphone, ia melanjutkan, Instagram tetap menampilkan iklan kepada target konsumen. Karenanya, pengguna akan melihat iklan berdasarkan ketertarikan.

{Baca juga: Mau Tahu Merek Paling Bernilai Sedunia 2019? Ini Daftarnya}

Biasanya, iklan tersebut didasarkan kepada akun yang pengguna ikuti, serta foto atau video yang disukai dan dikomentari. Instagram juga menggunakan data demografis dari perusahaan induknya, Facebook.

Data itu dipakai untuk menentukan apa yang akan menarik minat pengguna. Dengan begitu, Instagram bisa membagi para pengguna ke dalam 52.000 kategori. (SN/FHP)

Sumber: CNBC

Awas! Lebih dari 2.000 Aplikasi Berbahaya Ancam Smartphone Android

Telko.id, Jakarta – Para peneliti keamanan dari University of Sydney dan CSIRO Data61 telah melakukan penelitian selama 2 tahun untuk menemukan aplikasi berbahaya di Android. Hasilnya, mereka menemukan 2.040 aplikasi malware berbahaya di Google Play Store.

Dilaporkan Computer World, dilansir Telko.id pada Rabu (26/06/2019), para peneliti sebelumnya menginvestigasi lebih dari 1 juta aplikasi di Play Store.

Sampai akhirnya, mereka menemukan bahwa sejumlah aplikasi berbahaya yang ada di toko aplikasi online milik Google tersebut merupakan game populer yang ditiru dan mengandung malware, seperti Hill Climb Racing dan Temple Run.

{Baca juga: Cara Cegah Aplikasi Install Aplikasi Berbahaya di Android}

Ada juga aplikasi yang tidak mengandung malware, tapi aplikasi tersebut masih meminta izin untuk mengakses data pengguna yang sebenarnya tidak berkaitan dengan fungsi aplikasi.

“Meskipun keberhasilan Google Play ditandai oleh fleksibilitas dan fitur yang dapat disesuaikan yang memungkinkan hampir semua orang membuat aplikasi, tapi ada sejumlah aplikasi bermasalah yang lolos dari celah dan telah melewati proses pemeriksaan otomatis,” jelas salah satu peneliti, Dr Suranga Seneviratne dari University of Sydney.

“Masyarakat semakin bergantung pada smartphone, sehingga penting bagi kita membangun solusi untuk mendeteksi aplikasi jahat dengan cepat sebelum mempengaruhi pengguna smartphone yang lebih luas,” tambahnya.

Dalam proses mengidentifikasi dan menemukan 1 juta aplikasi berbahaya di Play Store, para peneliti menggunakan algoritma neural network dan machine learning. Algoritma ini bertugas untuk mencari deskripsi teks dan ikon yang sama dengan 10.000 aplikasi terpopuler di Play Store.

{Baca juga: Laptop Paling Berbahaya Ini Dijual Rp 14,3 Miliar, Tertarik?}

Algoritma kemudian mendapatkan 49.608 ancaman potensial. Lalu menggunakan VirusTotal, sekitar 7.246 aplikasi ditandai sebagai aplikasi berbahaya, dan 2.040 di antaranya adalah aplikasi palsu dengan risiko keamanan yang tinggi.

Selain itu, setidaknya 1.565 aplikasi meminta lima izin sensitif di smartphone, dan 1.407 menanamkan protokol iklan pihak ketiga di smartphone pengguna. Hingga berita ini diturunkan, Google telah menghapus aplikasi berbahaya tersebut di Play Store. (FHP)

Sumber: Computer World

Kini Keamanan Chipset Qualcomm Setara Kartu ATM dan Kartu Kredit

Telko.id – Qualcomm Technologies, Inc., anak perusahaan dari Qualcomm Incorporated mengumumkan bahwa Qualcomm Secure Processing Unit, sebuah elemen keamanan yang terintegrasi dengan Qualcomm Snapdragon 855 Mobile Platform, telah mendapatkan sertifikasi keamanan ‘Common Criteria EAL-4+’, sebuah standar emas untuk pengujian keamanan perangkat keras bagi kartu pintar (smart card).

Sertifikasi yang diakui secara internasional ini membuat Snapdragon 855 menjadi mobile system-on-chip pertama yang mendapatkan pengakuan keamanan setara dengan kartu pintar yang biasa terdapat di kartu ATM maupun kartu kredit.

Qualcomm Secure Processing Unit yang terintegrasi membuat para OEM yang merupakan konsumen dari Qualcomm Technologies dapat menghemat biaya untuk manufaktur komponen tanpa mengorbankan keamanan dan di saat yang sama tetap menawarkan peningkatan performa dan tenaga yang hadir melalui integrasi dengan proses fabrikasi teranyar.

Contoh dari penggunaan Qualcomm Secure Processing Unit antara lain terdapat pada Android Strongbox Keymaster dan Gatekeeper. Contoh lain penggunaan SPU antara lain didemonstrasikan di ajang MWC Shanghai minggu ini seperti kolaborasi Qualcomm Technologies dan Gemalto, perusahaan dari Thales, pada SIM (iSIM) terintegerasi. Di masa depan, kemampuan seperti pembayaran offline, fungsi trusted platform module (TPM), transit, ID elektronik, dan dompet crypto sangat mungkin diwujudkan tanpa tambahan cip keamanan.

“Mendapatkan sertifikasi keamanan EAL-4+ merupakan sebuah pencapaian dalam perjalanan kami memberikan keamanan selevel dengan kartu pintar bagi konsumen dan pengguna Snapdragon. Penggunaan yang sebelumnya memerlukan cip keamanan terpisah kini dapat sepenuhnya terintegerasi dalam perangkat yang ditenagai oleh Snapdragon 855,” kata Jesse Seed, Senior Director Product Management, Qualcomm Technologies, Inc.

Seed menambahkan bahwa “Sertifikasi ini merupakan bukti dari kemampuan Snapdragon 855 dalam membawa terobosan yang pertama dalam industri terkait bagi pasaran dan merupakan demonstrasi dari kepemimpinan Qualcomm Technologies dalam bidang keamanan terintegrasi.”

Sertifikasi dari Qualcomm Secure Processing Unit telah disetujui oleh BSI (Bundesamt für Sicherheit in der Informationstechnik), Lembaga Federal untuk Keamanan Informatika Jerman. Program sertifikasi dari BSI ini dikenal sangat ketat sehingga hasilnya diakui secara global.

“Sebagai badan sertifikasi nasional, BSI telah menunjukan melalui sertifikasi ini bahwa Common Criteria (ISO/IEC 15408) merupakan pilihan pertama untuk memastikan keamanan yang tinggi untuk produk yang kompleks seperti SoC. Sertifikasi yang menggunakan standar internasional dan transparan ini merupakan kontribusi penting bagi menjamin kepercayaan pengguna terhadap produk-produk TI. Kemanan informasi merupakan salah satu kunci dalam kesuksesan digitalisasi,” kata Arne Schönbohm, Presiden Lembaga Federal Jerman untuk Keamanan Informatika.

“Meningkatkan keamanan merupakan prioritas utama bagi seluruh peluncuran platform kami,” sebut Dave Kleidermacher, Head of Android Security and Privacy, Google.

Kleidermacher juga menuturkan bahwa “Qualcomm Secure Processing Unit memungkinkan mitra OEM kami untuk memenuhi kriteria ketat dari Android StrongBox dan kami sangat tidak sabar untuk melihat bagaimana para OEM mengambil keuntungan dari fitur-fitur utama StrongBox seperti peningkatan dalam kredensial dan keamanan pembayaran.”

“Kami senantiasa berkomitmen dalam meningkatkan keamanan terintegrasi menggunakan Qualcomm Secure Processing Unit untuk mempercepat adopsi dari konektivitas berbasis SIM/eSIM yang terintegerasi di berbagai perangkat konsumen,” kata Jean-Francois Rubon, Director of Strategy, Mobile Communications Solutions, Thales.

“Inovasi yang berdasar dari spesifikasi global eSIM GSMA akan menjadi pendorong bagi peluncuran berbagai produk-produk menarik di pasaran. Industri mengakui bahwa kepercayaan terhadap keamanan dalam bidang ini adalah hal penting dan kami mengucapkan selamat bagi Qualcomm Technologies yang telah berhasil mencapai level sertifikasi yang signifikan ini dalam produk inovatifnya,” ujar Jean-Christophe Tisseuil, Head of SIM, GSMA.

Telah berada dalam tahap produksi, Snapdragon 855 dengan Qualcomm Secure Processing Unit menawarkan peningkatan karakter daya dan performa, selain fitur keamanan terdepan dalam industri. Mobile platform ini telah diluncurkan di berbagai perangkat flagship dunia dan merupakan platform komersial pertama yang mampu mendukung 5G multi gigabita, on-device AI, dan XR imersif secara bersamaan. Hal ini membuka dekade baru dalam revolusi perangkat mobile. (Icha)

 

 

Bukalapak Siap Hantarkan UMKM Binaan BPPT Perluas Pasar

0

Telko.id – Bukalapak bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah sepakat melakukan kolaborasi dalam upaya perluasan pemasaran pelaku usaha binaan BPPT. Pelaku usaha tersebut menghasilkan produk dan jasa hasil pengembangan teknologi. Inovasi yang ditawarkan beraneka ragam dan diharapkan dapat menjadi solusi kebutuhan masyarakat, mulai dari hortikultura organik, berbagai produk makanan dalam kemasan, solar system water pumping, hingga pembangkit uap batubara.

Kesepakatan kedua belah pihak ini ditandai melalui penandatanganan perjanjian kerjasama antara Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid dengan Kepala Balai Inkubator Teknologi BPPT Anugerah Widiyanto. Momen ini disaksikan langsung oleh Kepala BPPT Hammam Riza.

“Salah satu prioritas Bukalapak adalah terus mengoptimalkan teknologi untuk mengembangkan kapasitas UMKM, termasuk perusahaan pemula berbasis teknologi” tutur Fajrin.

Ia menjelaskan, ruang lingkup dari kerjasama tersebut antara lain pelaksanaan pelatihan pemasaran online, kegiatan penelitian bersama, pembentukan jejaring antara para pengusaha pemula di bidang teknologi dengan komunitas pelapak, serta membuka peluang proyek kerja sama.

Bukalapak merupakan platform dagang-el atau e-commerce pertama yang menyelenggarkan kerjasama digital ini. Sinergi ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengembangan talenta digital yang produktif menghasilkan inovasi bagi bangsa.

Kolaborasi ini sejalan dengan Riset terbaru Google dalam laporan e-Economy SEA 2018 menunjukkan bahwa ekonomi digital di Indonesia telah mencapai USD 27 miliar atau sekitar Rp 391 triliun.

Angka tersebut menjadikan transaksi ekonomi digital di Indonesia berada di peringkat pertama untuk Kawasan Asia Tenggara. Dari angka tersebut, USD 12 miliar di antaranya disumbangkan dari sektor e-commerce. Selama 4 tahun terakhir, e-commerce di Indonesia mengalami peningkatan hingga 500 persen, yang membuat peluang pemasaran online menjadi semakin besar.

Melalui kerjasama ini, Bukalapak akan menjadi mitra National Science Techno Park yang menghidupkan ekosistem inovasi digital binaan BPPT. Hammam Riza, Kepala BPPT juga menyambut baik sinergi kerjasama dari kedua belah pihak.

Ia mengatakan, “Kerjasama ini sangat penting bagi kami. Sebagai perusahaan rintisan anak bangsa, Bukalapak yang sudah memiliki lebih dari 50 juta pelanggan dan 4 juta pelapak menjadi mitra ideal untuk memasarkan produk inovatif buatan dalam negeri. Potensi ini membuat pemanfaatan inovasi teknologi serta pembinaan UMKM menjadi sangat krusial.”

Segera setelah kesepakatan ini dibuat, tenant-tenant yang berhasil diakuisisi dalam kerjasama ini dapat memiliki sebuah QR code yang akan ditempel pada produknya. Saat QR code tersebut di-scan, maka akan langsung tersambung ke tokonya yang berada di Bukalapak. “Kini para pelaku usaha tak perlu khawatir lagi tak punya tempat untuk memasarkan produknya. Lewat Bukalapak, pelaku usaha dan pelanggan akan sama-sama untung,” pungkas Fajrin. (Icha)

 

 

 

 

 

Kini Bayar Tagihan IndiHome dan WMS Bisa Via Grab

0

Telko.id – Malas keluar rumah? Padahal, tagihan indihome dan Wifi Managed Service (WMS) sudah jatuh tempo? Tenang, kalau sudah punya aplikasi Grab, tinggal buka saja dan bayar.

Soalnya, Telkom kini sudah menjalin kerjasama promosi bersama melalui GrabRewards dengan Grab melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Telkom dan Grab di Telkom Landmark Tower, Jakarta (24/6).

Kerja sama antara Telkom dan Grab meliputi kerja sama melalui promosi GrabRewards, yakni kemudahan pembayaran tagihan IndiHome dan Wifi Managed Service (WMS) melalui aplikasi Grab. Selain itu, kedua perusahaan juga bersinergi untuk melakukan penawaran pasang baru IndiHome, pasang baru Wifi Managed Service (WMS), pembelian paket Add On IndiHome, dan pembelian voucher wifi.id melalui aplikasi Grab.

Penandatanganan MOU dilakukan oleh Vice President Marketing Management Telkom, Aulia E. Marinto dan Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan ini disaksikan oleh Direktur Consumer Service Telkom, Siti Choiriana dan President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.

Direktur Consumer Service Telkom, Siti Choiriana mengatakan kerja sama antara Telkom dan Grab meliputi kerja sama melalui promosi GrabRewards, yakni kemudahan pembayaran tagihan IndiHome dan Wifi Managed Service (WMS) melalui aplikasi Grab.

Selain itu, kedua perusahaan juga bersinergi untuk melakukan penawaran pasang baru IndiHome, pasang baru Wifi Managed Service (WMS), pembelian paket Add On IndiHome, dan pembelian voucher wifi.id melalui aplikasi Grab. “Kerja sama ini tidak lepas dari upaya Telkom untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan kemudahan bagi pelanggan, baik itu pelanggan IndiHome maupun pelanggan Grab,” katanya.

“Pelanggan baru dapat dengan mudah berlangganan melalui aplikasi dan pelanggan lama juga dimudahkan dalam proses pembayaran. Hal ini membuat kami semakin optimis bahwa target 7,5 juta pelanggan IndiHome semakin dekat dan dapat kami wujudkan,” tambahnya.

Siti menambahkan kerja sama tersebut merupakan salah upaya TelkomGroup untuk mengakselerasi kemajuan ekonomi digital Indonesia dengan meningkatkan pengalaman digital bagi masyarakat Indonesia.

Sementara itu, Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan berharap kerjasama tersebut dapat meningkatkan pengalaman pelanggan Tanah Air dalam melakukan pembayaran digital dengan aman, mudah, dan bernilai tambah dalam aplikasi Grab.

”Visi kami sebagai everyday superapp adalah menjadikan kehidupan pelanggan menjadi lebih mudah dan nyaman lewat beragam layanan yang relevan di aplikasi Grab. Didukung dengan platformdigital Grab yang mumpuni dan jaringan IndiHome yang luas di seluruh Indonesia, kami yakin kerja sama ini akan meningkatkan pengalaman pelanggan Tanah Air dalam melakukan pembayaran digital dengan aman, mudah, dan bernilai tambah dalam aplikasi Grab,” tandasnya. (Icha)