Telko.id – Jumlah pengguna kendaraan roda dua di Indonesia tumbuh sangat pesat. Maklum, dengan kondisi jalanan yang padat, motor adalah menjadi solusi untuk menjangkau tujuan dengan murah dan mudah. Namun, di sisi lain, perilaku pengendara, rawan pencurian dan kecelakaan, juga sering dihadapi.
Untuk pencurian kendaraan roda dua ini, di wilayah Jakarta dan Jawa Barat bisa mencapai 15 kasus per hari. Lalu, angka kecelakaan pun kerap terjadi. Dari data korlantas POLRI, setiap 4 menit terjadi kecelakaan. Yang perlu diperhatikan adalah 60% dari korban kecelakaan tersebut masih berusia 15 – 24 tahun. Hal ini lah yang kemudian Telkomsel melihat bahwa peluang untuk pengembangan Internet of Things moda transportasi kendaraan dua ini cukup besar. Pasalnya, banyak hal yang dapat dilakukan dengan IoT transportasi ini. Bagi orang tua, tentu menjadi cara untuk mendapatkan informasi bagi putra-putranya yang berkendara motor. Selain tentu saja adalah untuk corporate atau industri.
Hasil dari pengembangan tersebut, Telkomsel akhirnya meluncurkan T-Bike. Ini menjadi cikal bakal IoT Telkomsel. “Kami mengembangkan IoT dengan cara melihat apa yang paling dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Dan yang kami lihat saat ini adalah masalah transportasi. Itu sebabnya, kami meluncurkan T-Drive tahun lalu dan diikuti oleh T-Bike sekarang,” ujar Jaka Susanta, Vice President M2M Business Telkomsel menjelaskan saat peluncuran T-Bike.
Telkomsel mengembangkan T-Bike sebagai asisten pengendara cerdas dengan fitur lengkap seperti memonitor dan memandu lokasi, kecepatan dan area berkendara sepeda motor, serta mengendalikan akses mesin sepeda motor dari aplikasi di ponsel cerdas berbasis Android. Untuk iOS baru akan siap aplikasinya pada akhir Maret 2016. Saat ini masih menunggu approval dari Apple.
T-Bike ini didukung oleh sistem GPS yang canggih sehingga T-Bike juga mampu mendukung operasional dan pengelolaan armada secara real time (tracking & fleet management), efisien, pelaporan detail perjalanan, pembatasan wilayah operasional (geofencing) dan pembatasan kecepatan (speed limit).
Instalasi T-Bike pada kendaraan sepeda motor bermesin injeksi ini pun dapat dilakukan dengan cepat dan mudah karena dengan plug-in device. Tidak perlu lagi dilakukan pemotongan kabel dan tidak akan menguras baterai kendaraan. Aplikasi T-Bike juga mendukung upaya peningkatan ketertiban berkendara dengan adanya fitur khusus bagi pengendara (rider) dan pemantau (circle) yang terintegrasi.
Jaka lebih lanjut memaparkan bahwa aplikasi T-Bike ini juga dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat juga mendorong perilaku berkendara yang baik di seluruh kalangan masyarakat. Seperti ketika digunakan oleh keluarga dan anak remaja, T-Bike dapat memantau dan mendampingi mereka dalam berkendara sehingga memberikan rasa aman bagi anggota keluarga mereka .
“Telkomsel masih terus melakukan pengembangan untuk T-Bike sehingga kedepannya aplikasi ini dapat memberikan kegunaan lebih kepada pengendara seperti grup komunitas, touring, analisa penggunaan bahan bakar, informasi navigasi motor, serta analisa kinerja kendaraan“, ujar Jaka.
Pada tahap awal, T-Bike baru akan melayani pelanggan corporate yang memiliki armada kendaraan roda dua. Lalu, baru pada tahap selanjutnya, tapi masih dalam semester I di 2016 ini, akan melayani pelanggan retail. Pada tahap awal ini juga, T-Bike baru akan melayani pengendara motor di wilayah Jabodetabek.
T-Bike merupakan kelanjutan dari roadmap layanan T-Drive yang telah terlebih dahulu diperkenalkan Telkomsel untuk moda transportasi kendaraan roda empat. T-Drive memiliki fitur utama untuk menganalisa kinerja mengemudi, real time engine data, memberikan peringatan dan mengedukasi cara berkendara yang baik. T-Drive beroperasi dengan menggunakan Telkomsel Driving Analytics berupa OBD (On Board Diagnostic Device) GPS Tracking yang dapat dengan mudah di instalasi pada kendaraan. (Icha)