Latest Phone

Welcome to BESPOKE AI, Cara Samsung Pamer Teknologi AI Home

Telko.id - Welcome to BESPOKE AI merupakan cara Samsung...

Tecno Perkenalkan Robot Anjing Lucu di MWC Barcelona

Telko.id – Tecno kembali ikut meramaikan MWC Barcelona 2024...

Oppo Pad Air2

Setelah Tol Darat dan Tol Laut Kini Giliran Indonesia Bangun Tol Langit

Telko.id – Tol Langit adalah istilah yang digunakan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk infrastruktur telekomunikasi broadband yang menggunakan fiber optik dan satelit.

Untuk fiber optik, yang disebut sebagai proyek Palapa Ring sudah hampir selesai semua. Tinggal Paket Timur, yang rencananya bakal selesai tahun ini juga.

Sedangkan untuk satelit yang diberi nama Satelit Republik Indonesia (Satria), nantinya akan menjangkau daerah pelosok yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, dan Terluar) yang tidak terjangkau oleh fiber optic sehingga nantinya masyarakat dapat mengakses internet cepat atau 4G bukan lagi 2G.

Namun, saat ini masih tahap tender yang rencananya akan selesai pada April 2019.  Setelah itu, baru pengerjaannya mulai tahun 2020 dan di akhir 2022 diharapkan dapat meluncur ke luar angkasa. Baru pada tahun berikutnya, layanan akses internet melalui satelit sudah bisa dirasakan.

Pengadaan satelit itu sendiri akan dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI). Di mana, satelit yang akan diorbitkan itu berbasis High Throughput (HTS).

Menurut Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementrian Kominfo, Anang Latif, Satelit Satria yang berbasis satelit High Throughput  ini memiliki keunggulan yaitu biayanya yang efisien dan cakupan jangkauan Internetnya yang luas.

Sebagai perbandingan, satelit konvensional mengharuskan BAKTI menggelontorkan uang sewa sebesar Rp18 juta untuk setiap megabite per detik (Mbps).

Sedangkan, satelit multifungsi berbiaya per Mbps, dapat menjadi lebih murah yaitu Rp1 juta per Mbps.

Satria ini sendiri, nantinya akan memberikan sinyal broadband ke daerah terluar Indonesia khususnya di Kalimantan dan Papua.

Setidaknya ada 140 ribu titik yang tidak dapat diakses oleh fiber optik. Satelit ini akan mendukung jaringan komunikasi untuk 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik.

Namun, dikarenakan beroperasinya Satria masih lama, maka pemerintah pun memutuskan untuk melakukan penyewaan satelit.

“Sembari menunggu penyelesaian Satria (Satelit Indonesia Raya) yang ditargetkan selesai 2023, kita menyediakan akses internet cepat untuk kebutuhan layanan pendidikan, kesehatan dan pertahanan keamanan dengan kerja ini dengan melakukan penyewaan satelit,” ungkap Anang.

Setelah melalui proses lelang, ada lima perusahaan terpilih untuk kerja sama dan akan menyediakan kapasistas satelit sebesar 21 Gbps, yaitu PT Aplikasinusa Lintasarta, PT Indo Pratama Teleglobal, Konsorsium iforte HTS, PT Pasifik Satelit Nusantara dan PT Telekomunikasi Indonesia dalam kurun waktu lima tahun dengan memperhatikan Service Level Agreement (SLA).

Mengenai sewanya, kata Anang, BAKTI mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,5 triliun untuk ‘nebeng’ satelit kelima operator itu sampai lima tahun, terhitung tahun 2019 – 2024.

“Dengan penyewaan ini, target kita bisa melayani 5.000 BTS (Base Transceiver Station) dengan titik internet juga 5.000, jadi 10.000 titik,” ungkap Anang menambahkan. 

Anang menyebutkan sewa dari kelima operator satelit turut memperhatikan Service Level Agreement (SLA). Ditambahkannya, penyediaan kapasitas satelit ini juga untuk mengejar target upaya pemerataan akses internet di seluruh Indonesia atau merdeka sinyal pada tahun 2020. 

PSN sebagai salah satu mitra pemerintah yang menyediakan satelit nya untuk disewa, baru saja meluncurkan Satelit nya yakni  Nusantara 1 dari Stasiun Angkatan Udara Cape Caneveral, Florida, Amerika Serikat (22/02).

Direktur Utama Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso mengatakan, satelit Nusantara Satu ini akan mulai beroperasi pada bulan April 2019 mendatang. Adi berharap, satelit ini sebagai upaya dalam mengurangi kesenjangan jaringan komunikasi internet cepat di Tanah Air.

“Kebutuhan internet atau broadband sangat tinggi, kami memperkirakan ada 25 ribu desa yang tidak memiliki koneksi komunikasi internet memadai. Jadi, target kami untuk membantu mencakup mereka,” kata Adi sebelum proses peluncuran dilakukan, seperti dikuti dari Berita Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Nusantara Satu merupakan satelit Indonesia pertama yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) berkapasitas hingga 15 Gbps. Teknologi ini, diyakini mampu memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas jauh lebih besar dibandingkan satelit konvensional yang saat ini ada di Indonesia.

Dan, mulai Mei 2019 akan dimulai penyediaan kapasitas satelit komunikasi dengan melakukan penambahan 2000 BTS menjadi total 3010 titik ditahun 2019 dan tahun 2020 ditargetkan bisa bertambah hingga 5000 titik. Akhirnya, diharapkan Indonesia merdeka sinyal pun akan terwujud. (RIZ/Icha)

 

 

Latest

Keuntungan Samsung Melonjak 10x Dari Permintaan Chip di Tengah Booming AI

Telko.id -  keuntungan Samsung Electronics mengalami lonjakan dari laba...

Kinerja Bank BTPN Q1 2024, Penyaluran Kredit Bertumbuh 24% YoY

Telko.id - PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencetak...

XL Axiata Perkenalkan Solusi Smart Manufacture, Apa Manfaatnya?

Telko.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melalui...

Blibli Pertama kali Hadirkan Samsung Experience Lounge

Telko.id -  PT Global Digital Niaga Tbk (‘Blibli’ atau...

Rekomendasi

Ini Manfaat, 4 Operator Indonesia Hadirkan Layanan API GSMA Open Gateway

Telko.id – Empat operator Indonesia yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH), XL Axiata, dan Smartfren mengumumkan peluncuran tiga layanan Application Programming Interface...

Done, Teleglobal dan Kacific Selesaikan Mobile Backhaul Berbasis Satelit

Telko.id – Akhirnya, Teleglobal dan Kacific bisa menyelesaikan penyediaan mobile backhaul service berskala besar untuk operator telekomunikasi yang memiliki jangkauan luas di Indonesia. Kerjasama ini...

Ini Operator Seluler Indonesia Yang Jadi Global Rising Star versi OpenSignal!

Telko.id – OpenSignal baru saja mengeluarkan laporannya dalam Global Mobile Network Awards 2022. Dari deretan operator dunia, ada operator seluler di Indonesia yang masuk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini