Telko.id – Dalam kurun waktu sepekan, dunia telekomunikasi Indonesia dihebohkan dengan tudingan praktik monopoli yang ditujukan kepada Telkomsel untuk wilayah servis di luar Pulau Jawa.
Melihat polemik tersebut, Merza Fachys selaku Ketua ATSI yang baru dilantik untuk periode 2016-2018, akhirnya angkat bicara. Ditemui pada kegiatan kerjasama bundling Smartfren dengan Evercoss di Jakarta (28/6), Merza yang juga sebagai Presiden Direktur Smartfren Telecom menilai tidak ada monopoli seluler di luar Jawa. Namun, ada tapinya.
“Tidak ada monopoli, yang ada hanya dominant player,” ujar Merza Fachys.
Telkomsel dituding telah memonopoli pasar luar Jawa dengan penguasaan market share hingga 80%. Sementara Indosat mengaku hanya berhasil menarik minat 4% di area itu.
Namun, tudingan itu dibantah oleh Ririek. Menurutnya, tidak semua area di luar Jawa melulu dominan dikuasai oleh Telkomsel. Ada beberapa area yang penguasaannya tidak sampai 50%. Tidak hanya di daerah, tapi juga di kota besar.
Telkomsel sendiri hingga saat ini telah membangun 116 ribu base transceiver station (BTS) yang diklaim telah melayani 95% populasi penduduk Indonesia dengan jumlah pelanggan mencapai 156 juta.
Lebih lanjut, disinggung mengenai pandangannya sebagai Bos Smartfren, Merza mengakui jikalau pangsa pasar pengguna selulernya masih sangat kecil sekali jika dibandingkan dengan operator lain seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Hutchison 3 Indonesia. Hal ini tak lepas dari misi Smartfren untuk segera memigrasikan para pengguna CDMA mereka ke jaringan 4G yang hanya memiliki tenggat waktu hingga akhir tahun ini.
Ia menambahkan, “Secara nasional market share kami cuma 5%, di luar Jawa masih kecil sekali. Kenapa demikian, karena di luar Jawa lebih besar hambatannya. Infrastruktur di luar Jawa butuh solusi ekstra. Butuh listrik, butuh solar, yang terpenting, butuh transmisi,” sambung Merza.
Terkait transmisi, menurutnya bisa saja Smartfren menyewa dari operator yang terlebih dulu membangun jaringan infrastrukturnya di luar Jawa. Dari Telkom, misalnya.
Kalau mau sewa sama Telkom dikasih, tapi tergantung spek yang dibutuhkan. Jadi nggak ada monopoli, hanya ada dominant player. Definisinya dominant player lihat saja di UU No.5/1999,” tutup Merza.