Telko.id – Operator telekomunikasi AS, Sprint, belum lama ini menandatangani kesepakatan untuk menjual dan menyewakan kembali beberapa aset jaringannya yang akan mendatangkan dana segar sebesar USD 2,2 miliar.
Sprint menjual aset tersebut kepada Network LeaseCo, yang akan menggunakannya sebagai jaminan untuk mengumpulkan dana dari investor luar, termasuk perusahaan induk Sprint, Softbank.
Aset-aset ini, yang meliputi peralatan yang digunakan pada menara sel dan membawa tag harga USD 3 miliar, akan disewakan kembali ke Sprint.
Sebelumnya, langkah serupa juga pernah ditempuh Sprint pada bulan November 2015, ketika perusahaan menghasilkan USD 1.1 miliar melalui penjualan dan penyewaan kembali beberapa perangkat mobile high-endnya kepada kelompok investor yang baru dibentuk, Mobile Leasing Solutions.
“Sprint dan Softbank telah bekerja sama lagi untuk menciptakan struktur yang unik yang menyediakan Sprint dengan sumber modal yang menarik,” ungkap CFO Sprint, Tarek Robbiati, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Ia menambahkan, seperti dilaporkan Total telecom, Jumat (8/4), transaksi ini merupakan langkah penting pertama dalam mengatasi utang yang akan jatuh tempo dan memungkinkan perusahaan untuk tetap fokus pada transformasi yang dicanangkan, yang melibatkan pertumbuhan pendapatan topline dan secara agresif mengontrol biaya bisnis untuk meningkatkan arus kas operasi.
Sekedar informasi, pada akhir Desember 2015 lalu, total utang Sprint tercatat sebesar USD 33.75 miliar, dimana USD 3.68 miliar diantaranya jatuh tempo pada tahun fiskal 2016, yang berlangsung hingga 31 Maret 2017.
Sprint sendiri kini telah mereposisi dirinya sebagai value player di pasar mobile AS. Mereka berharap untuk memperluas basis pelanggan dengan memberikan penawaran yang lebih murah dibanding kompetitor lainnya.