Tren Pendanaan Startup 2020-2021, Jumlahnya Turun, Tapi?

Tren Pendanaan Startup

Telko.id – Tren Pendanaan Startup 2020-2021, jumlahnya turun. Namun, kondisi ini disebut oleh Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) sebenarnya, bukan disebabkan penurunan minat, melainkan akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia maupun dunia.

Terbukti, startup Indonesia masih mendapatkan pendanaan di tengah pandemi, tetapi jumlahnya memang mengalami penurunan.

“Sampai kuartal III/2020 jumlah pendanaan startup di Indonesia mencapai US$1,9 miliar atau Rp26,6 triliun dengan jumlah transaksi sebanyak 52 startup,” ujar William Gozali, Wakil Ketua I Amvesindo, dalam webinar Mengupas Dinamika dan Tren Pendanaan Startup 2020-2021, Senin (2/11/2020).

Dia pun merinci bahwa perusahaan rintisan berbasis finansial teknologi (fintech) menduduki peringkat pertama dengan jumlah transaksi sebanyak 8 startup, Edutech dengan 6 jumlah transaksi, Software as a service (SaaS) dengan 6 transaksi. Kemudian dilanjutkan dengan lima transaksi pendanaan di kategori new retail, serta empat untuk masing-masing kategori logistik dan e-commerce.

William juga menyebutkan bahwa Kopi Kenangan menjadi salah satu startup yang memperoleh pendanaan baru cukup besar pada 2020 dengan investasi pada Mei 2020 sebesar US$109 juta.

Selanjutnya, Kargo Technologies menerima pendanaan US$31 juta, GudangAda sebesar US$25,4 juta, Investree US$23,5 juta, Koinworks US$20 juta, dan Shipper US$20 juta.

Startup yang memperoleh dana, menurut nya mampu menunjukkan potensi mengubah lansekap industri di new normal, memberikan nilai tambah, serta menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan dan konsumen.

Bahkan sampai akhir tahun ini atau kuartal IV 2020, William Gozali menaksir kucuran dana pada startup bisa menyentuh angka US$2 miliar. Pasalnya, hingga kuartal III/2020 pendanaan terhadap bisnis startup masih menunjukkan pertumbuhan positif.

Bagaimana dengan tren pendanaan tahun depan? William mengatakan ada beberapa kategori startup dengan peluang pertumbuhan besar pada 2021. Tiga diantaranya adalah kategori beauty, social commerce, dan food-tech.

“Ada ruang besar untuk tumbuh dan memiliki peran penting,” katanya.

Selain itu, juga ada sejumlah kategori selama pandemi yang diperkirakan dapat terus memanfaatkan momentum kebiasaan baru. Sektor-sektor tersebut adalah e-health, edutech, e-logistics, dan e-grocery. (Icha)

Artikel SebelumnyaIni Strategi Indosat Bangun Jaringan Yang Berorientasi 5G
Artikel SelanjutnyaKinerja Indosat Ooredoo Pada Triwulan ke 3 Mampu Tumbuh Dua Digit!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini