Telko.id – Start Up Jangjo memperkenalkan pengelolaan sampah Jangjo Zero Waste Integrated (JOWI) System. Sebuah system sangat efektif untuk mendukung sistem desentralisasi pengolahan sampah di perkotaan karena membutuhkan area yang lebih sedikit dibandingkan sistem yang lama.
Strategi ini dilakukan karena permasalahan sampah saat ini sudah sampai tahap mengkhawatirkan. Laporan Plastic Waste Makers Index pada 2021 menyebutkan bahwa dunia menghasilkan 139 juta metrik ton sampah per tahun.
Di beberapa daerah, persoalan ini diperparah oleh ketidaksiapan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang memicu deretan masalah seperti kelebihan kapasitas, pencemaran tanah, air dan udara, timbulnya limbah berbahaya, hingga mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi. Untuk itu diperlukan pengolahan sampah yang terpadu sebelum sampah diproses ke TPA.
Jangjo Zero Waste Integrated (JOWI), hanya membutuhkan 3,000 m2 untuk mengelola 6,000 ton sampah campur per bulan menjadi habis, di mana dibandingkan sistem konvensional yang membutuhkan area pengelolaan sampah seluas 10,000 m2.
Baca juga : Indosat Digital Ecosystem Gelar Startup Bootcamp 2024, Ini Targetnya!
“JOWI mendukung penuh sirkular ekonomi, dimana semua sampah akan diproses menjadi barang bernilai, baik itu Refuse Derived Fuel (RDF) atau Solid Recovered Fuel (SRF), serta energi lainnya. Kami juga menggunakan “adaptive system” di mana teknologi yang digunakan akan menyesuaikan dengan jenis sampah yang ada, dan tentunya menyesuaikan dengan perilaku masyarakat di Indonesia”, ujar Eki Setijadi, Co-Founder & COO Jangjo.
JOWI memiliki berbagai keunggulan, seperti compact system yang dapat menghemat penggunaan lahan hingga 70%, pendekatan mixed waste friendly dimana sampah yang dikumpulkan hanya membutuhkan pemisahan sederhana namun diolah secara efisien dan efektif, dan memberikan laporan hasil berbasis manfaat yang dihasilkan dari pengolahan sampah melalui impact report.
Co-Founder dan Chief Executive Officer Jangjo, Joe Hansen, mengatakan, “Kami percaya, melalui dukungan teknologi, keseimbangan alam dan manusia dapat dicapai dengan baik. JOWI System dapat diaplikasikan di berbagai daerah di Indonesia dan secara efektif mampu mengubah sampah menjadi material yang lebih berguna”.
Joe juga menjelaskan bahwa sistem ini pun sudah dimanfaatkan oleh berbagai mall & hotel seperti Plaza Indonesia, FX Mall, SCBD Park, Hotel Aston Pluit, serta beberapa komplek perumahan lainnya.
“Kini, kami terus mengajak para pemilik gedung, komplek perumahan, dan institusi pemerintah di area mereka untuk menjadikan bumi lebih baik,” ujar Joe menambahkan.
Refuse Derived Fuel (RDF) hasil dari Jangjo Zero Waste Integrated System (Doc. Istimewa)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengapresiasi langkah yang dilakukan Jangjo. “Kami berterima kasih kepada Jangjo yang telah berperan sangat aktif dalam membantu pemerintah merealisasikan Peraturan Gubernur (PERGUB) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 102 Tahun 2021 tentang Kewajiban Pengelolaan Sampah di Kawasan dan Perusahaan”.
Menurut Asep, kontribusi Jangjo ini untuk membantu tercapainya misi Indonesia Bersih Sampah 2025. Ini merupakan sebuah sinergi yang baik antara pemerintah dan pihak swasta untuk menghasilkan tata kelola sampah yang tidak hanya sebatas kuantitatif, tetapi juga kualitatif.
Jangjo, perusahaan rintisan (startup) yang memiliki fokus pada solusi pengelolaan sampah sejak 2019 hadir untuk mengurangi persoalan sampah dengan mengimplementasikan strategi dan teknik yang dirancang dengan teknologi canggih.
Jangjo menyediakan kebutuhan yang menyeluruh untuk persampahan mulai dari edukasi, pengangkutan terpilah, pengolahan zero waste to landfill untuk sampah rumah tangga, dan pelaporan yang komprehensif termasuk dampak lingkungan.
Sebagai perusahaan yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, Jangjo mendukung target pemerintah yang disampaikan melalui mandat Presiden dalam Indonesia Bersih Sampah 2025.
Target pengurangan sampah sebesar 30%, dan penanganan sampah sebesar 70% pada tahun 2025 diperlukan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, pihak swasta dan publik luas. Untuk itu, Jangjo hadir dan berperan aktif dalam usaha mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai dengan cara pengelolaan yang tepat dan solutif. (Icha)