spot_img
Latest Phone

Huawei Band 10, Smartband ala Smartwatch Ini Kecanggihannya!

Telko.id - Huawei Device Indonesia resmi meluncurkan Huawei Band...

Xiaomi Smart Display Max 100, Layar Pintar Ultra Besar Pertama di Indonesia

Telko.id - Xiaomi Indonesia meluncurkan Xiaomi Smart Display Max...

Garmin Connect, Bisa Rancang Rute Lebih Personal dan Menyenangkan

Telko.id - Dalam aplikasi Garmin Connect terdapat fitur khusus...

Oppo Campus Ambassador, Siapkan Talenta Muda di Bidang Teknologi dan Digital

Telko.id – Oppo Indonesia memperkenalkan program terbaru Oppo Campus...

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

ARTIKEL TERKAIT

DeepSeek: AI Canggih Asal China yang Mengubah Peta Persaingan Global

Dalam beberapa bulan terakhir, nama DeepSeek tiba-tiba mencuat ke permukaan sebagai salah satu pemain utama dalam industri kecerdasan buatan (AI) global. Lab AI asal China ini berhasil menarik perhatian dunia setelah aplikasi chatbot-nya menduduki puncak tangga lagu Apple App Store dan Google Play. Namun, apa sebenarnya yang membuat DeepSeek begitu istimewa? Bagaimana perusahaan ini bisa naik daun dengan cepat dan menantang dominasi AS dalam perlombaan AI?

Asal Usul DeepSeek: Dari Dunia Trading ke AI

DeepSeek bukanlah perusahaan yang muncul tiba-tiba. Lab ini didirikan oleh High-Flyer Capital Management, sebuah hedge fund kuantitatif asal China yang menggunakan AI untuk mengambil keputusan trading. Liang Wenfeng, seorang penggila AI dan co-founder High-Flyer, memulai perjalanannya di dunia trading saat masih menjadi mahasiswa di Zhejiang University. Pada 2019, High-Flyer resmi menjadi hedge fund yang fokus pada pengembangan dan penerapan algoritma AI.

Pada 2023, High-Flyer mendirikan DeepSeek sebagai laboratorium penelitian AI yang terpisah dari bisnis finansialnya. Dengan dukungan High-Flyer sebagai salah satu investornya, DeepSeek kemudian berkembang menjadi perusahaan mandiri. Sejak awal, DeepSeek membangun pusat data sendiri untuk melatih model-model AI-nya. Namun, seperti perusahaan AI lain di China, DeepSeek juga terkena dampak larangan ekspor hardware dari AS. Untuk melatih model terbarunya, perusahaan ini terpaksa menggunakan chip Nvidia H800, versi yang kurang kuat dibandingkan H100 yang tersedia untuk perusahaan AS.

Model AI yang Menggebrak Industri

DeepSeek pertama kali memperkenalkan serangkaian model AI pada November 2023, termasuk DeepSeek Coder, DeepSeek LLM, dan DeepSeek Chat. Namun, baru pada musim semi 2024, ketika DeepSeek meluncurkan keluarga model DeepSeek-V2, industri AI mulai memperhatikan. DeepSeek-V2, sebuah sistem analisis teks dan gambar serbaguna, menunjukkan performa yang mengesankan dalam berbagai benchmark AI. Yang lebih menarik, model ini jauh lebih murah dioperasikan dibandingkan model sejenis pada saat itu.

Keunggulan DeepSeek-V2 memaksa pesaing domestik seperti ByteDance dan Alibaba untuk menurunkan harga penggunaan beberapa model mereka, bahkan membuat beberapa model lainnya gratis. Pada Desember 2024, DeepSeek meluncurkan DeepSeek-V3, yang menurut pengujian internal, mengungguli model open-source seperti Llama dari Meta dan model tertutup seperti GPT-4o dari OpenAI.

Selain itu, DeepSeek juga merilis model “reasoning” R1 pada Januari 2025. Model ini diklaim memiliki performa setara dengan model o1 dari OpenAI dalam benchmark kunci. Sebagai model reasoning, R1 mampu memeriksa fakta secara mandiri, menghindari kesalahan yang sering terjadi pada model AI biasa. Meskipun membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan solusi, model ini dianggap lebih andal dalam bidang fisika, sains, dan matematika.

Dampak DeepSeek pada Pasar Global

Keberhasilan DeepSeek tidak hanya terbatas pada performa teknis. Perusahaan ini juga menawarkan produk dan layanan dengan harga yang jauh di bawah pasar, bahkan memberikan beberapa model secara gratis. Meskipun menarik minat banyak investor, DeepSeek memilih untuk tidak menerima pendanaan dari pihak luar. Menurut perusahaan, terobosan efisiensi memungkinkan mereka menjaga daya saing biaya yang ekstrem.

Namun, pendekatan ini juga menuai kontroversi. Beberapa ahli meragukan angka yang diberikan DeepSeek, sementara perusahaan seperti OpenAI menyebut DeepSeek sebagai “disubsidi negara” dan “dikendalikan negara.” Akibatnya, beberapa negara dan perusahaan, termasuk AS dan Korea Selatan, telah melarang penggunaan DeepSeek pada perangkat pemerintah.

Meski demikian, model-model DeepSeek telah digunakan oleh ribuan pengembang di platform seperti Hugging Face, dengan lebih dari 500 model turunan R1 yang telah diunduh 2,5 juta kali. Kesuksesan DeepSeek bahkan memengaruhi pasar saham, menyebabkan harga saham Nvidia turun 18% pada Januari 2025.

Dengan model-model yang terus ditingkatkan dan dampaknya yang semakin luas, DeepSeek tampaknya akan terus menjadi pemain kunci dalam industri AI. Namun, tantangan regulasi dan persaingan global mungkin akan menentukan masa depan perusahaan ini. Satu hal yang pasti: DeepSeek telah mengubah peta persaingan AI, dan dunia teknologi harus bersiap menghadapi era baru di mana China semakin dominan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU