Telko.id, Jakarta – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepertinya menjadi hal yang tak terhindarkan bagi sejumlah karyawan di divisi mobile Sony. Apalagi setelah restrukturisasi yang berujung pada bergabungnya divisi tersebut ke dalam keluarga besar Sony Electronics – termasuk TV, audio dan kamera.
Sebuah laporan dari Jepang mengatakan bahwa setidaknya setengah dari tenaga kerja di divisi smartphone Sony akan dirumahkan. Saat ini, jumlah tenaga kerja sendiri mencapai 4.000 orang.
GSMArena pada Minggu menyebut, PHK ini akan terjadi pada Maret 2020 nanti. Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya operasi, mengingat perusahaan akan berfokus pada Eropa dan Asia Timur, dan membatasi operasi di Asia Tenggara.
{Baca juga: Gelombang Kedua, Tesla PHK 150 Karyawan}
Beberapa karyawan Jepang akan ditawari posisi di divisi lain, sementara orang-orang di Eropa dan di Cina akan memiliki opsi untuk pensiun secara sukarela.
Restrukturisasi dan pemutusan hubungan kerja ini terjadi menyusul rapor merah yang dibukukan Sony Mobile selama beberapa tahun terakhir. Pangsa pasar perusahaan telah menyusut menjadi kurang dari 1% setelah lebih dari 3% pada 2010 dan penjualan ponsel cerdas untuk tahun fiskal 2018 diperkirakan sekitar 6,5 juta unit.
Harapan perusahaan adalah bahwa setelah restrukturisasi dan optimalisasi dalam biaya operasi, bisnis seluler akan dapat menghasilkan laba pada tahun fiskal 2020.
{Baca juga: Tencent PHK Karyawan Gara-gara Bisnis Game Redup}
Drama PHK di perusahaan besar ini nyatanya tidak hanya menghantui Sony Mobile. Belum lama ini, perusahaan multimedia dan game asal Amerika Serikat, Electronic Arts (EA) juga diketahui telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 350 karyawan dari total 9000 karyawannya secara global.
Sementara untuk pasar sendiri, EA dilaporkan berisiap menurunkan intensitas operasinya di sejumlah negara, termasuk Jepang dan Rusia. Alasannya serupa, kinerja perusahaan yang menurun.