Telko.id – Tren Internet of Things (IoT) yang sedang marak, seakan memaksa semua kota di dunia untuk menerapkan hal yang sama. Tidak terkecuali Indonesia dan Jakarta khususnya, yang mulai menerapkan tren IoT pada diri Jakarta Smart City.
Lebih dalam, Hari ini (16/6), IoT Business Platform menggelar panel session yang membahas potensi market IoT di Indonesia. Sekadar informasi, IoT Business Platform merupakan sebuah platform pendidikan yang dibentuk oleh industri IoT, dengan tujuan menangani permasalahan-permasalahan utama dalam menghadapi adopsi teknologi IoT di Asia Tenggara.
Mengenai potensi bisnis di ranah telko, saat ini industri telko juga tidak lagi sekadar menawarkan produk-produk yang bersifat legacy, yakni sebuah jalur komunikasi. Para operator seluler saat ini juga menawarkan beberapa platform IoT yang mendukung terciptanya smart city di sebuah wilayah. Selain merubah tren bisnis operator seluler, IoT juga berperan penting dalam transformasi digital bisnis dan akan sangat berperan dalam ekosistem tersebut.
Seperti diketahui, saat ini setiap orang juga telah terkoneksi melalui berbagai hal seperti sosial media, dan hal ini merupakan salah satu fungsi dari operator sebagai penyedia konektivitas.
Peluang bisnis IoT dapat dilihat dari berbagai aspek pekerjaan, beberapa ranah yang berpotensi menjadi ladang bisnis di era IoT ini diantaranya Smart city, healthcare, connected car, serta Industri Telekomunikasi dan Smart Home. Selain itu, peran IoT juga dapat meningkatkan perekonomian bangsa. IoT akan menambah banyak lapangan pekerjaan bagi setiap orang di setiap jenis pekerjaan.
Pentingnya IoT segera diimplementasi di Indonesia juga dikarenakan tren ini dapat menghemat pengeluaran perusahaan, menambah revenue perusahaan, Membantu ranah Enterprise dan Pemerintahan serta membuka lapangan pekerjaan.
Khusus untuk industri telko sendiri, Arifa Febriyanti, Head of Internet of Things XL menyebutkan bahwa solusi dari industri telekomunikasi memainkan peranan penting dalam dunia IoT, para pelaku industri ini juga dapat memberikan end-to-end solution untuk layanan IoT.
“Sebetulnya ada beberapa komponen yang terlibat di ranah IoT, yaitu konektivitas, platform, perangkat serta aplikasi. Dalam kehidupan sehari-hari komponen-komponen itu akan memudahkan kehidupan para masyarakat,” ujar Arifa Febriyanti pada diskusi panel ini.
Arifa mencontohkan, kita punya satu services yang berguna untuk masyarakat yang menggunakan listrik prepaid. Dulu mereka harus melakukan isi ulang secara manual, tapi kami sekarang punya services yang membantu mereka untuk mengisi ulang menggunakan aplikasi,” tambahnya.
Sementara itu, Hendra Sumiarsa selaku Head of M2M Indosat Ooredoo menyebutkan, “kami telah banyak melakukan pembelajaran pasar dalam 2 tahun terakhir ini dan tahun ini kami senantiasa mempercepat pertumbuhan di sektor perbankan, transportasi, keamanan serta mengembangkan pasar baru di bidang eHealth, aplikasi bisnis hingga smart city,” paparnya.
Sementara dari segi ekonomi kreatif, berasal dari sisi aplikasi IoT sendiri. Hadirnya IoT diharapkan dapat menstimulus para IoT maker untuk tumbuh dan bisa mencapai skala internasional seperti Qlue.
Sekadar informasi, jika mengacu pada data IDC. IoT di Asia Pasifik diluar Jepang diproyeksikan akan bertambah dari 3.1 miliar perangkat menjadi 8.6 miliar perangkat yang terkoneksi, dengan pertumbuhan pasar yang meningkat dari angka USD 250 miliar hingga USD 583 miliar pada tahun 2020 mendatang.
Lima tahun kedepan, berbagai industri yang diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya adalah industri hiburan dengan konten streamingnya, industri kreatif dengan para startupnya, industri otomotif dengan connected car mereka, serta industri kesehatan dengan E-health mereka.
“Visi kami dari XL sebagai IoT Planner adalah kedepannya layanan IoT dari kami akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, pengembangan ekosistem dan dari segi bisnis bisa meningkatkan skala ekonomi yang baik,” tukas Arifa.