Telko.id – Kacific sebagai mitra BAKTI mampu bangun 2.500 lokasi akses internet satelit hanya dalam 5 bulan saja. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan akses internet yang memadai dan merata untuk masyarakat di Indonesia yang setiap harinya terus meningkat mulai dari kota hingga ke pelosok daerah.
Kacific Broadband Satellites Group melakukannya bersama mitra lokal PT Bis Data Indonesia (BIGNET) dan PT Primacom Interbuana (PRIMACOM). Pembangunan ini merupakan proyek penyediaan akses internet satelit untuk infrastruktur pemerintah di daerah yang dipimpin oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
BAKTI menggunakan dan mengelola dana dari Universal Service Obligation (USO) untuk penyediaan infrastruktur dan layanan telekomunikasi. Salah satu proyek terbesarnya adalah penyediaan akses internet di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang dianggap tidak layak secara bisnis.
Dalam proyek ini Kacific, BIGNET, dan PRIMACOM bekerja sama dengan BAKTI untuk menyediakan akses internet satelit berkecepatan tinggi ke sekolah-sekolah, pusat pelatihan kejuruan, pusat kesehatan masyarakat, lokasi wisata, balai desa dan kantor pemerintah. Tantangan dalam pembangunan yang tersebar di beberapa pulau dengan lokasi terpencil di seluruh Indonesia ini berada di bagian logistiknya.
Kacific adalah salah satu penyedia layanan terbesar untuk proyek BAKTI, karena dapat memenuhi permintaan bandwidth berkecepatan tinggi dengan harga paling kompetitif. Selain itu, Kacific adalah satu-satunya penyedia yang menawarkan layanan satelit Ka-band dengan kecepatan lebih dari 85Mbps, sehingga mudah memenuhi persyaratan BAKTI untuk kecepatan 10Mbps.
Layanan satelit juga akan digunakan untuk mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas layanan transmisi program BTS Lastmile BAKTI dan program lainnya. “Pemerintah Indonesia menunjukkan kepemimpinan yang hebat dalam visi mereka untuk menghubungkan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Christian Patouraux, CEO, Kacific.
Menurut Patouraux, Indonesia dengan cepat dapat melakukan implementasi terhadap perencanaan mengesankan untuk konektivitas nasional, begitu pula BAKTI yang berhasil dengan baik mengelola proyek konektivitas. Patouraux menambahkan, banyak negara akan sangat diuntungkan jika mereka memiliki pendekatan serupa untuk mengatasi kesenjangan digital.
Proyek BAKTI sejalan dengan misi Kacific untuk menjembatani kesenjangan digital dengan menyediakan akses internet berkecepatan tinggi yang terjangkau di daerah-daerah paling terpencil dan kurang terlayani.
Dengan adanya akses internet satelit, menjadi pilihan yang sangat baik dalam menghubungkan seluruh masyarakat dengan cepat, karena kemampuannya untuk menjangkau kantong-kantong populasi di kondisi geografi yang menantang.
“Dengan proyek konektivitas satelit ini, kami mengambil langkah maju yang signifikan untuk mencapai tujuan kami, yaitu pemerataan teknologi informasi dan komunikasi, untuk memperkuat persatuan nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat ketahanan nasional terhadap bencana dan keadaan darurat,” sambung Bambang Noegroho, Direktur Infrastruktur dari BAKTI.
Mitra Andal
Dalam menyelesaikan proyek, Christian Patouraux selaku CEO dari Kacific mengapresiasi kerjasama dengan BIGNET dan PRIMACOM. Kedua mitra Kacific tersebut dinilai memiliki keahlian dan berperan penting dalam mengelola proyek-proyek telekomunikasi berskala besar.
Hal senada diungkapkan Bambang Noegroho, Direktur Infrastruktur BAKTI. Menurutnya Kacific dan mitranya membangun jaringan konektivitas satelit dalam waktu singkat, di daerah yang sebelumnya tidak terlayani dan telah memberikan manfaat bagi ratusan ribu orang Indonesia. “Ini akan terus meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan keamanan penduduk kita di masa depan.” tutur Bambang Noegroho.
BIGNET yang menjadi mitra Kacific pada tahun 2015 jauh sebelum satelit pertamanya diluncurkan, percaya bahwa Ka-Band HTS akan menjadi game changer di industri satelit Indonesia. Terbukti pada tahun 2020, BAKTI memberikan BIGNET kontrak lebih dari 4 Gbps yang mencakup lebih dari 2000 lokasi di seluruh Indonesia, sebagian besar di Indonesia bagian timur yang konektivitas internetnya paling rendah dibandingkan dengan Indonesia bagian barat.
“Saya bangga untuk mengatakan bahwa sekarang Kacific telah mendapatkan kontrak untuk hampir 100% dari kapasitasnya yang mencakup seluruh kepulauan Indonesia. Ini memberikan dampak besar bagi ratusan ribu orang Indonesia melalui pendidikan, perawatan kesehatan, dan kantor-kantor pemerintah di daerah tersebut,” ungkap Nicolas Tannady selaku CEO dari BIGNET.
Layanan broadband dengan satelit menjadi bagian yang semakin penting dari layanan telekomunikasi yang disediakan PRIMACOM karena memungkinkan perusahaan menjangkau pasar baru dan menyediakan layanan khusus di lokasi mana pun di Indonesia. “Kami terkesan dengan kecepatan, keandalan, dan kemudahan penerapan layanan satelit Kacific,” ujar Domy K. Santoso, Direktur Pemasaran PRIMACOM. (Icha)