Telko.id – DeepSeek AI muncul sebagai pesaing untuk produk Artificial Intelligence lainnya. Kemampuannya dalam pemrograman, analisis data dan pemecahan masalah logika juga menjadi salah satu kelebihan yang dapat dibanggakan oleh aplikasi AI ini.
Lalu seperti apa keunggulan dan kelemahan di balik DeepSeek ini?
Keunggulan yang ditawarkan DeepSeek
Keunggulan lainnya terletak pada penggunaan sumber daya komputasi yang lebih efisien, sehingga biaya pengembangannya jauh lebih murah dibandingkan pesaing lainnya.
Disamping itu biaya produksi yang digunakan juga terhitung murah namun memiliki kualitas AI yang diklaim setara dengan teknologi OpenAI dan Meta.
Baca juga : DeepSeek AI yang Menyita Perhatian Dunia, Ancaman atau Kawan?
DeepSeek memiliki arsitektur Mixture-of-Experts (MoE). Teknologi ini memungkinkan DeepSeek dapat mengaktifkan parameter yang relevan untuk tugas – tugas tertentu, meningkatkan efisiensi pemrosesan data, dengan 671 miliar parameter, model ini memiliki performa yang sangat kuat.
Berbeda dari ChatGPT yang bersifat eksklusif, DeepSeek AI ini bersifat Open-Source yang memungkinkan pengembang dari seluruh dunia untuk mengakses, memodifikasi dan mengambangkan teknologi ini.
Kelemahan dari DeepSeek
Salah satu kelemahan dari DeepSeek yang menjadi pertimbangan banyak pihak adalah, terkait privasi data pengguna. Data pengguna yang tersimpan di server lokasl Tiongkok yang tunduk pada hukum negara tersebut.
Sebagai produk asal Tiongkok, DeepSeek harus mematuhi regulasi ketat pemerintah terkait sensor informasi. Hal ini dapat membatasi fleksibilitas chatbot dalam membahas topik tertentu terutama yang bersifat sensitif.
DeepSeek AI sama seperti model AI lainnya yang tidak sepenuhnya bebas dari memberikan jawaban yang salah atau tidak akurat. Perlu adanya verifikasi tambahan untuk memastikan kebenaran informasi yang diberikan.
Dari banyaknya fitur yang disuguhkan oleh DeepSeek, namun tetap saja memiliki keterbatasan akses fitur tersebut khususnya di negara tertentu terkait perbedaan regulasi lokal.
Liang Wenfeng Dibalik DeepSeek
Liang Wenfeng yang sebelumnya adalah seorang CEO High-Flyer dana lindung nilai (hedge fund) pertama di Tiongkok yang berhasil mengumpulkan lebih dari 100 Miliar Yuan (US$ 13 juta) melalui perdagangan kuantitatif berbasis AI yang kemudian mendirikan DeepSeek.
Liang memiliki latar belakang di bidang keuangan, tidak seperti kebanyakan pengusaha AI yang ada di Silicon Valley. Ia meyakini bahwa Tiongkok dapat berbuat lebih daripada hanya menjadi ‘pengikut’ dalam industri AI global.
Liang menyelesaikan gelar Sarjana dan Magister Teknik di Universitas Zhejiang dengan focus pada Teknik informasi elektronik dan komunikasi.
Setelah lulus, Liang mendirikan perusahaan bersama teman – temannya dengan berbasis AI dan perdagangan kuantitatif pada 2013.
Pada tahun 2016 ia mendirikan Ningbo High-Flyer Quantitive Investment Management Partnership yang mengandalkan matematika dan AI untuk investasi.
Tahun 2019 Liang mendirikan High-Flyer AI yang didedikasikan untuk penelitian algoritma AI dan aplikasinya dan berhasil mengolah aset lebih dari 10 miliar Yuan.
Dengan dukungan finansial High-Flyer, Liang mendirikan DeepSeek, sebuah perusahaan AI yang berfokus pada pengembangan model AI yang canggih. (AGI/Icha)
