Telko.id, Jakarta – Korea Selatan tak terima dengan pernyataan WHO, bahwa kecanduan game bisa memicu gangguan jiwa. Sebab, pemerintah Korea Selatan menilai pernyataan WHO itu bisa mengancam masa depan industri game domestik.
Alhasil, pemerintah pun meminta WHO untuk menarik pernyataan tersebut. Mengutip dari Asia One, Jumat (03/05/2019), pemerintah Korea Selatan mengirimkan surat kepada WHO untuk mengkaji penelitian terkait dampak adiksi bermain game.
Kalau tidak, bisnis game di Negeri Gingseng itu bakal kehilangan pemasukan USD 9,45 miliar atau Rp 134 triliun.
{Baca juga: Catat! Ini Pedoman WHO Soal Pemakaian Gadget untuk Anak-anak}
Bukan hanya mengirimkan surat ke WHO, pemerintah juga bekerja sama dengan Konkuk University untuk melakukan riset soal kecanduan game. Hasilnya, menurut mereka, remaja jadi kecanduan game gara-gara stres dan tertekan oleh kebijakan orang tua.
Bisnis game di Korea Selatan memang cukup menggiurkan. Pada 2016 misalnya, angkanya mencapai 10,9 triliun won atau Rp 133,2 triliun. Jumlah itu akan melonjak naik menjadi 13,7 triliun won atau Rp 167,4 triliun pada tahun ini.
{Baca juga: Asosiasi Game Lobi WHO Batalkan “Penyakit Kecanduan Game”}
Selama ini, Korea Selatan merupakan pasar terbesar kelima di dunia untuk industri game setelah Amerika Serikat, China, Jepang, dan Inggris. Lebih dari 60 persen dari total 50 juta penduduk di sana sangat menyukai bermain game. (BA/FHP)
Sumber : Asia One