Latest Phone

Welcome to BESPOKE AI, Cara Samsung Pamer Teknologi AI Home

Telko.id - Welcome to BESPOKE AI merupakan cara Samsung...

Tecno Perkenalkan Robot Anjing Lucu di MWC Barcelona

Telko.id – Tecno kembali ikut meramaikan MWC Barcelona 2024...

Oppo Pad Air2

Buntut Teror di Selandia Baru, Facebook Ditinggal Pengiklan

Telko.id, Jakarta – Dua asosiasi bisnis di Selandia Baru, ANZA dan Dewan Komunikasi Komersil, mengimbau kepada sejumlah perusahaan untuk tak lagi beriklan di Facebook. Imbauan itu keluar pasca teror penembakan brutal yang menewaskan lebih dari 50 orang di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3) lalu.

“ANZA dan Dewan Komunikasi Komersil mendorong para pelaku bisnis dan mitra pengiklan untuk mempertimbangkan lagi memasang tayangan komersial di Facebook,” ujar seorang anggota asosiasi, seperti dikutip Telko.id dari Fortune, Kamis (21/3/2019).

“Kami juga menantang Facebook dan pemilik platform media sosial lain untuk segera mengambil langkah-langkah mengurangi konten kebencian secara efektif sebelum tragedi lain disiarkan kembali secara online,” sambungnya.

{Baca juga: Video Penembakan Masjid Selandia Baru Sempat Ditonton 4000 Kali}

Seperti diketahui ASB Bank, Lotto Selandia Baru, Burger King dan perusahaan telekomunikasi Spark telah menandatangani kontrak untuk menarik iklan dari Facebook. Sekadar informasi, ASB Bank adalah bank terbesar di Selandia Baru, dan menjadi salah satu pengiklan terbesar.

Mereka menarik iklan lantaran ragu terhadap kemampuan Facebook menangani konten di situs pascainsiden di Selandia Baru.

“Peristiwa di Christchurch menimbulkan pertanyaan, apakah Facebook bisa menarget konsumen dengan iklan dalam hitungan mikrodetik?,” kata asosiasi.

Sebelumnya, Facebook mengaku telah menghapus 1,5 juta video terkait serangan di Christchurch dalam kurun waktu 24 jam. Facebook juga telah menghapus video serangan dalam versi yang telah diedit dan tidak menampilkan konten grafis.

{Baca juga: Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan Masjid Selandia Baru}

Hal senada juga telah dilakukan YouTube. Situs berbagi video milik Google tersebut memastikan telah menghapus semua rekaman video penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood, Selandia Baru, dari layanan.

YouTube sempat direpotkan dengan “serbuan” video aksi tak terpuji itu. Chief Product Officer YouTube, Neal Mohan, mengatakan bahwa pascakasus tersebut setiap detik ada satu video penembakan di Selandia Baru yang diunggah ke platform. Ia menyebut, situasi baru mulai terkendali ketika 24 jam setelahnya.

“Setiap kali tragedi serupa terjadi, kami harus mempelajari hal baru. Dalam kasus penembakan di Selandia Baru, volume video yang diunggah ke platform mencatatkan rekor,” terangnya, seperti dikutip dari Engadget. [SN/HBS]

Sumber: Fortune

Latest

Keuntungan Samsung Melonjak 10x Dari Permintaan Chip di Tengah Booming AI

Telko.id -  keuntungan Samsung Electronics mengalami lonjakan dari laba...

Kinerja Bank BTPN Q1 2024, Penyaluran Kredit Bertumbuh 24% YoY

Telko.id - PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencetak...

XL Axiata Perkenalkan Solusi Smart Manufacture, Apa Manfaatnya?

Telko.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melalui...

Blibli Pertama kali Hadirkan Samsung Experience Lounge

Telko.id -  PT Global Digital Niaga Tbk (‘Blibli’ atau...

Rekomendasi

Kinerja Bank BTPN Q1 2024, Penyaluran Kredit Bertumbuh 24% YoY

Telko.id - PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencetak kinerja positif pada Q1 2024 dalam upayanya mewujudkan komitmen perusahaan untuk terus mengembangkan layanan keuangan...

Kemajuan AI Kini Mampu Analisa Kondisi Rambut yang Tepat

Telko.id – Kemajuan teknologi artificial intelligent atau AI pun kini mampu menganalisis kondisi rambut dengan lebih tepat. Perfect Corp, penyedia teknologi kecantikan dan fashion AI...

Ini Dia Pemenang Program Sharp Lovers Day – Fiestapora

Telko.id - Kampanye penjualan besutan Sharp Indonesia bertajuk Sharp Lovers Day – Fiestapora telah berakhir akhir Maret 2024 lalu. Sukses dilaksanakan sejak tujuh tahun silam,...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini