spot_img
Latest Phone

Oppo Campus Ambassador, Siapkan Talenta Muda di Bidang Teknologi dan Digital

Telko.id – Oppo Indonesia memperkenalkan program terbaru Oppo Campus...

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

ARTIKEL TERKAIT

6 Trend Cyber Security 2017

Telko.id – Ancaman keamanan digital akan semakin ‘menggila’ di tahun 2017. Menurut Fortinet sebagai perusahaan perangkat keamanan cyber security akan bertambah pintar, akan bergerak sendiri atau otonomi dan akan semakin sulit terdeteksi dibandingkan sebelumnya.

“Area yang dapat diserang akibat inovasi teknologi seperti cloud computing dan perangkat IOT, kekurangan bakat keamanan cyber, dan tekanan peraturan akan menjadi faktor pendorong yang signifikan bagi ancaman cyber, ” ujar Derek Manky, global security strategist, Fortinet menjelaskan.

Derek menambahkan bahwa “Laju perubahan ini belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengakibatkan titik kritis sebagai dampak dari serangan cyber yang dirasa jauh melampaui korban yang mereka maksud secara pribadi, politik, dan bisnis. Ke depannya, kebutuhan untuk akuntabilitas di berbagai tingkat mendesak dan secara nyata mempengaruhi vendor, pemerintah, dan konsumen. Tanpa tindakan cepat, ada risiko nyata yang mengganggu kemajuan ekonomi global digital.

Fortinet memprediksi 6 trend yang akan terjadi di dunia cyber security ini dan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi digital dunia.

Pertama, malware akan semakin cerdas dan akan menyerang atau beroperasi secara mandiri. “Kami memperkirakan akan banyak malware yang dirancang “seperti-manusia” dengan pembelajaran adaptif, berbasis keberhasilan untuk meningkatkan dampak dan efektivitas serangan,” sahut Derek menjelaskan.

Kedua, keberadaan perangkat IoT yang akan membludak juga akan membuat rentan ekonomi. Hal ini membuat para produsen IOT pun harus bertanggung jawab atas pelanggaran keamanan. Jika tidak maka ekonomi digital akan hancur karena konsumen mulai ragu-ragu untuk membeli akibat ketakutan akan keamanan cyber. “Kami berharap konsumen, vendor dan kelompok kepentingan lainnya lebih banyak mendorong terciptanya dan penegakan standar keamanan sehingga produsen perangkat bertanggung jawab atas perilaku perangkat mereka di alam liar,” ungkap Derek memberi solusi.

Ketiga, proyeksi perangkat IoT yang akan mencapai 20 miliar akan menjadi mata rantai terlemah sehingga akan sangat mudah menyerang Cloud. “Kami memperkirakan akan terjadi serangan yang dirancang untuk mengeksploitasi perangkat endpoint, sehingga serangan sisi klien dapat secara efektif menargetkan dan membobol penyedia Cloud,” ungkap Derek.

Untuk itu, diharapkan organisasi dapat mengadopsi strategi keamanan dan segmentasi berbasis fabric yang memungkinkan nya untuk menciptakan, mengatur, dan menegakkan kebijakan keamanan yang mulus antara lingkungan Cloud fisik, virtual, dan pribadi mereka dari IOT ke Cloud.

Keempat, smart city akan menjadi sasaran empuk bagi serangan malware oleh para hacker. Pasalnya, pertumbuhan otomatisasi bangunan dan sistem manajemen akan berkembang pesat di 2017 mendatang. Akibatnya, ada potensi besar terutama ketika sistem yang terintegrasi tidak dijaga ketat.

Kelima, masyarakat dengan profile terkenal akan menjadi target utama dalam penyerangan. Seperti selebriti, tokoh politik, dan organisasi besar. Serangan otomatis dengan skala ekonomi besar akan menjadi alat bagi hacker untuk memeras uang dalam jumlah kecil dari jumlah korban yang besar secara bersamaan sehingga lebih efektif biaya, terutama dengan menargetkan perangkat IOT.

Keenam, adanya kekurangannya tenaga profesional yang terampil dalam keamanan cyber. Artinya, ekonomi digital global akan teramcam keamanannya. “Jelas para target serangan akan menghadapi risiko besar karena tidak memiliki pengalaman atau pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan kebijakan keamanan, melindungi aset penting yang sekarang bergerak bebas antara lingkungan jaringan, atau mengidentifikasi dan menanggapi serangan yang lebih canggih saat ini,” sahut Derek.

“Dan jangan lupa, serangan cyber dengan cara lama pun akan tetap terjadi tapi ditingkatkan dengan teknologi baru yang menantang batas-batas kemampuan deteksi dan investigasi forensik,” tutup Derek. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU