Telko.id – Banyak pihak melakukan ujicoba 5G dengan menggunakan berbagai teknologi. Maklum saja, pasalnya belum ditentukan teknologi yang bakal dijadikan standar industry. Sebagai salah satu perusahaan teknologi, ZTE baru saja selesai melakukan ujicoba 5G NR (New Radio) pada pita 3.5 GHz termasuk juga penggunaan teknologi MIMO atau Multiple Input Multiple Output.
Ujicoba terbaru 5G NR, yang diselesaikan oleh vendor ZTE dan China Unicom ini fokus untuk menerapkan 5G pada spektrum sub-6 GHz, khususnya pita 3,5 GHz, seperti dilansir dari RCR Wireless.
Spesifikasi 5G NR ini memang sudah ditetapkan untuk disertakan dalam Release 15 dan masuk dalam penerapan standar-compliant dalam jangka waktu 2020. Hal ini telah disampaikan pada Awal tahun ini, pada sebuah rapat paripurna di Dubrovnik, Kroasia. Di mana, para anggota 3GPP sepakat untuk memperkenalkan spesifikasi intermediate, non-standalone 5G NR, untuk memfasilitasi penyebaran percobaan skala besar pada tahun 2019.
Menurut Lorenzo Casaccia, wakil presiden standar teknis untuk Qualcomm Technologies, menggambarkan varian non-standalone dan standalone dari spesifikasi 5G NR:
- Non-Standalone (NSA) 5G NR akan memanfaatkan jaringan radio dan inti LTE yang ada sebagai jangkar untuk pengelolaan dan jangkauan mobilitas sambil menambahkan carrier 5G baru. Ini adalah konfigurasi yang akan menjadi target penyebaran awal 2019 (dalam terminologi 3GPP, ini adalah skenario penyebaran NSA 5G NR Opsi 3).
- Standalone (SA) 5G NR menyiratkan kemampuan pesawat pengguna dan kontrol penuh untuk 5G NR, memanfaatkan arsitektur jaringan inti 5G yang baru yang juga sedang dilakukan di 3GPP.
China Unicom sendiri menggunakan perangkat pra-5G yang dimiliki oleh ZTE. Termasuk base station yang mendukung massive MIMO, walaupun masih belum menjadi teknologi standar tetapi paling banyak digunakan sebagai rujukan untuk rujukan konfigurasi transmit/receive antena 64 × 64, serta LDPC (low-density parity check).
Pengujian yang berbasis di Shenzhen ini menggunakan kanal 100 megahertz agar dapat mensimulasikan jaringan komersial yang sebenarnya, dan didasarkan pada pekerjaan yang dimulai tahun lalu di laboratorium 5G China Unicom. Tujuan akhir di sini adalah penerapan pra-standar pada tahun 2019 diikuti oleh “penyebaran skala besar pada tahun 2020,” menurut perusahaan tersebut.
Dengan ujicoba ini, ZTE berharap akan memperoleh peningkatan pendapatan dari penjualan peralatan standar 5G pada tahun 2019, seperti yang dikatakan oleh Alex Wang, Managing Director 5G solutions ZTE pada konferensi pers di Jepang beberapa waktu lalu.
Wang juga sempat menyampaikan bahwa perusahaan berharap memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari penjualan peralatan terkait 5G mulai 2020 dan seterusnya. Walaupun semua itu akan tergantung pada roadmap operator seluler untuk peluncuran layanan 5G secara komersial.
Wang juga menambahkan bahwa ZTE bekerja sama dengan Qualcomm pembuat chip A.S. dan banyak operator untuk melakukan tes end-to-end.
“Sangat penting seluruh ekosistem bekerja sama, termasuk handset dan chipset. Pada 2019 dan 2020, kami yakin akan ada penawaran komersial dari handset, “kata Wang.
“Kami menganggap operator China dan Jepang akan mengikuti definisi berbasis 3GPP dengan lebih ketat, dan akan diluncurkan sekitar tahun 2020. Jika ada yang melakukan peluncuran lebih awal, memang menjadi pilihan operator itu sendiri, namun kami tidak berpikir itu adalah standar yang sesuai 5G,” kata Wang. (Icha)