Telko.id – Upaya Google untuk menghadirkan internet di daerah rural dan sulit tercover tak hanya berhenti di Project Loon. Raksasa internet ini juga berencana untuk memanfaatkan sebuah drone sebagai alat untuk memancarkan frekuensi internet.
Dalam sebuah proyek yang diberi nama SkyBender, Google akan membangun beberapa prototipe transceiver di spaceport yang terisolasi pada musim panas lalu, dan mereka sedang melakukan pengujian dengan beberapa drone.
Dilansir dari The Guardian(1/2), Google dikabarkan akan menguji drone tersebut di beberapa Spaceport seperti, Spaceport America, New Mexico, dan telah menyewa hanggar seluas 15 ribu meter persegi di Gateway hingga terminal Space.
“Keuntungan besar dari gelombang milimeter adalah akses ke spektrum baru karena spektrum ponsel yang ada saat ini sudah penuh sesak,” ungkap Jacques Rudell, profesor teknik listrik dari University of Washington di Seattle.
Proyek SkyBender menggunakan drone untuk bereksperimen dengan transmisi radio gelombang milimeter, salah satu teknologi yang bisa mendukung generasi berikutnya yakni akses internet nirkabel 5G. Frekuensi tinggi gelombang milimeter secara teoritis dapat mengirimkan gigabit data setiap detik, hingga 40 kali lebih cepat dari sistem 4G LTE saat ini. Google akhirnya membayangkan ribuan mill ketinggian dapat memberikan akses internet di seluruh dunia.
Namun, transmisi gelombang milimeter memiliki cakupan yang jauh lebih pendek dari sinyal ponsel. Sebuah broadcast di frekuensi google di 28GHz yang sedang diuji di Spaceport America, ternyata memudar di sekitar sepersepuluh jarak sinyal telepon 4G. Untuk mendapatkan gelombang milimeter bekerja dari sebuah pesawat tak berawak terbang tinggi, Google perlu untuk bereksperimen dengan transmisi yang terfokus yang disebut phased array.
Sistem SkyBender sedang diuji dengan opsi kemudi pesawat yang disebut Centaur serta drone bertenaga surya buatan Google Titan, sebuah divisi yang terbentuk ketika Google mengakuisisi New Mexico startup Titan Aerospace pada tahun 2014. [ak/if]