Jakarta – Refarming jaringan 4G pada frekuensi 1800 Mhz hampir rampung. Jika semua berjalan sesuai rencana, penataan jaringan pada frekuensi ini akan selesai pada bulan November mendatang. Saat ini, penataan frekuensi 4G di 1800Mhz sudah sampai di Jawa Tengah atau menyentuh 35 titik dari total 42 titik yang direncanakan.
Ditemui dalam acara Pre Event Hackaton Merdeka 2.0 yang berlangsung di sebuah kafe di kawasan SCBD, Jakarta, Senin (19/10), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa lancarnya proses penataan frekuensi ini tak lain berkat kerjasama yang baik antar operator, dan tergolong cepat mengingat hanya memakan waktu sekitar 4 bulan.
“Tanpa kerjasama yang baik antara operator, refarming 1800 MHz ini tidak mungkin bisa dilakukan,” jelasnya.
Sebagai informasi, pada Juli lalu pemerintah dan operator secara bersama-sama telah meresmikan beroperasinya layanan 4G LTE di frekuensi 1800 MHz. Namun saat itu layanan 4G LTE di frekuensi tersebut masih bersifat lokal di daerah tertentu saja. Sebagai contoh,Telkomsel menggelar layanannya di Makassar, Indosat mengawalinya dengan Balikpapan, XL Axiata menggelar di kota kebanggaannya, Lombok, dan Hutchison 3 memilih Banjarmasin.
Ekosistem 4G LTE: Network, Device Application
Bicara tentang 4G LTE, tentu tidak luput dari pembicaraan seputar ekosistem pendukungnya. Mengenai hal ini, Menkominfo Rudiantara menyebut tiga hal sebagai bagian terpentingnya. Ketiga hal itu adalah Network (jaringan), Device (perangkat) serta Application (aplikasi).
Untuk Network, Menteri yang akrab disapa Chief RA ini menyoal tak hanya mengenai upaya persiapan jaringan 4G LTE, tetapi juga mengenai rencana Pemerintah untuk menghubungkan setiap Kabupaten dan Kotamadya dengan broadband lewat program Palapa Ring.
Dalam konteks perangkat, aturan mengenai TKDN – yang mengharuskan setiap perangkat 4G memiliki tingkat kandungan dalam negeri sebanyak 30% – masih menjadi isu utama. Dimana meskipun aturan ini sejatinya mulai berlaku pada 1 Januari 2017, namun implementasinya sendiri telah dimulai sejak tahun ini.
Tentu saja, itu belum termasuk dari perangkat 4G-nya sendiri. Terkait ini, Chief RA mengungkap tentang rencana hadirnya sebuah smartphone berteknologi 4G LTE, yang nantinya tak hanya akan berjalan pada frekuensi 1800 Mhz, tetapi juga dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau.
“Bulan November nanti akan diluncurkan ponsel 4G LTE yang berjalan pada frekuensi 1800MHz dengan harga kurang lebih 1 Juta, sekitar Rp.999.000,” katanya, seraya menyebut rencana kehadirannya dalam peluncuran smartphone tersebut.
Sementara untuk aplikasi, Menkominfo juga menjelaskan akan berkonsentrasi pada e-commerce, yang kini sedang ramai dan tengah bertumbuh di tanah air. Mulai dari tingkat startup, UMKM hingga skala besar. Meskipun, jika dibandingkan dengan negara lain, angka transaksi di tanah air masih jauh tertinggal. Tahun lalu, total transaksi di e-commerce baru menembus angka USD 12 miliar.
Dengan penetrasi jaringan serta perangkat yang semakin terjangkau, bukan tidak mungkin pada akhir tahun ini masyarakat Indonesia di seluruh wilayah akan menikmati jaringan super cepat 4G secara maksimal. Nah, yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana mengenai tarif operator untuk 4G? [AK/IF]