Telko.id – Banyak pihak sangat antusias untuk mengembangkan autonomous car atau mobil autopilot. Bukan hanya para pengusaha mobil, tetapi juga para pengembang IT maupun operator telekomunikasi. Maklum saja, dengan akan adanya trend baru berkendara ini maka potensi revenue pun akan berlipat ganda karena jumlah ‘chip’ yang ditanamkan akan terus menerus mengirimkan data. Inilah salah satu masa depan internet of things yang ditunggu.
Dibalik itu semua, masih banyak pihak juga yang meragukan bahwa autopilot car ini akan booming. Pasalnya, masalah keamanan si pengendara maupun orang berada di sekeliling dari kendaraan masih dipertanyakan. Untuk mengatasi hal itu, Jerman, salah satu negara yang maju untuk masalah teknologi dan juga memiliki banyak perusahaan otomotif berencana akan mengeluarkan peraturan yang mengharuskan setiap autopilot car memiliki black box.
Ide ini muncul karena beberapa percobaan yang dilakukan berkenaan dengan autopilot car ini mengalami kecelakaan. Memang, belum ada yang melaporkan kondisi yang gawat. Tetapi, hal ini membuat pemerintah Jerman merasa harus melakukan tindak preventif agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Harapannya, dengan adanya Black Box ini maka akan membantu dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan. Hal ini dikemukakan oleh sumber dari kementerian transportasi Jerman pada Reuters.
Berdasarkan proposal dari Menteri Transportasi, Alexander Dobrindt, para pengemudi tidak perlu harus selalu memperhatikan lalu lintas atau berkonsentrasi pada kemudi, tapi harus tetap duduk di belakang kemudi sehingga ketika dalam keadaan darurat tetap dapat sigap menghadapinya agar tidak terjadi kecelakaan.
Selain itu, dalam proposal tersebut juga mewajibkan setiap pengusaha atau produsen mobil untuk menginstal sebuah kotak hitam atau black box yang akan mencatat setiap kondisi ketika sistem autopilot diaktifkan maupun saat kendaraan berjalan. Dobrindt juga meminta untuk adanya sistem pengingat ketika dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi darurat, agar sopir mengambil alih kendaraan.
Menurut juru bicara Kementerian Transportasi Jerman, draft dari peraturan tersebut, rencananya akan dikirim ke kementerian lain dan diharapkan pada musim panas tahun ini sudah bisa disetujui.
Pemerintah memang menginginkan Jerman menjadi pemain global sebagi penyedia kendaraan self driving tersebut. Secara industri negara tersebut juga sudah mendukung karena perusahaan terbesar otomotif dunia adalah merek Jerman. Seperti Volkswagen, Daimler dan BMW.
Bahkan Kanselir Angela Merkel pernah mengatakan pada April lalu di Berlin, bahwa industri otomotif harus menyusun jadwal untuk pengembangan kendaraan self driving ini. Sehingga pemerintah pun dapat mendukung upaya tersebut.
Saat ini memang perusahaan otomotif di dunia baru sampai memproduksi kendaraan self driving dalam bentuk prototipe. Diharapkan, pada tahun 2020 nanti sudah dapat dipasarkan secara masal. (Icha)