spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 979

Mantan Karyawan Curi Data, Tesla Minta Bantuan Apple

Telko.id, Jakarta – Mantan insinyur Tesla bernama Guangzhi Cao diduga mencuri data rahasia perusahaan. Data tersebut berisi sistem otopilot mobil listrik garapan perusahaan milik Elon Musk.

Beruntung, Tesla segera mengatahuinya. Pihak perusahaan pun mencoba berbagai cara guna menemukan data rahasia itu. Menurut Bloomberg, Tesla sampai mencari data tersebut di layanan iCloud milik Apple.

Dikutip Telko.id, Selasa (16/7/2019), perusahaan mencari data itu di iCloud berdasarkan keterangan pelaku. Guangzhi Cao mengaku bahwa dia menyimpan data tersebut di akun iCloud pribadinya.

{Baca juga: Lakukan Sabotase, Karyawan Tesla Bocorkan Rahasia Perusahaan}

Meski demikian, Guangzhi Cao menyatakan sama sekali tidak menyalahgunakan data itu. Namun, pihak perusahaan pantas khawatir, lantaran Guangzhi Cao sekarang bekerja di perusahaan otomotif XMotors.ai.

Lantas, bagaimana tanggapan Apple terkait kasus tersebut? Kabarnya, Apple berkomitmen untuk membantu dengan cara mengawal seluruh proses hukum kasus tersebut.

Juni tahun lalu, perusahaan teknologi yang didirikan Elon Musk itu menggugat mantan karyawannya bernama Martin Tripp. Ia diduga melakukan sabotase dengan meretas informasi internal perusahaan dan membocorkannya ke pihak ketiga.

Tesla mendaftarkan gugatan di Pengadilan Federal di Nevada, Amerika Serikat, pada 19 Juni 2018. Dalam gugatannya, Tesla mengklaim bahwa Trip terbukti meretas sistem manufaktur perusahaan.

Trip juga menransfer data-data pabrik dan membagikannya ke pihak ketiga. Tripp mengoperasikan tiga komputer untuk menarik data perusahaan. Pencurian terus terjadi meski ia tak lagi di Tesla.

{Baca juga: Fitur Autopilot Tesla Ternyata Gampang Ditipu, Ini Buktinya}

Dalam gugatan tersebut muncul fakta bahwa pada 17 Mei 2018 atasan di Tesla sempat menurunkan jabatan Trip. Menindaklanjutinya, Musk mengirim surat elektronik kepada seluruh karyawan. [SN/HBS]

Sumber: Bloomberg

Viral! Orang Tua Hentikan Anak Main HP Pakai “Mata Panda”

Telko.id, Jakarta – Anak-anak yang mulai kecanduan smartphone atau gadget memang meresahkan orang tua. Pasalnya, para orang tua harus berjuang untuk membuat mereka berhenti bermain smartphone.

Salah satu cara yang dilakukan baru-baru ini dan viral di dunia maya adalah trik “mata panda”. Dilansir dari World of Buzz, Selasa (16/07/2019), trik ini mulai viral ketika munculnya foto seorang gadis kecil dengan “mata panda” beredar di media sosial.

Rupanya, ini adalah trik yang dilakukan sang orang tua karena anaknya telah kecanduan smartphone. Mereka ingin menghentikan kebiasaan buruk putrinya dengan cara unik ini.

{Baca juga: Hey Orangtua! Anakmu Minta Stop Main Ponsel}

Trik ini bermula ketika sang ibu memakaikan eyeshadow hitam di sekitar mata putrinya ketika tidur, sehingga seolah mirip mata panda.

Ketika gadis kecil ini terbangun, ia sangat ketakutan dan menangis saat melihat dirinya di cermin. Sang ibu langsung memperingatkannya agar tidak terlalu banyak menggunakan smartphone.

Insiden ini dinilai para orang tua cukup efektif untuk mengurangi kecanduan terhadap gadget. Akan tetapi, banyak juga yang tidak setuju dengan cara ini.

Beberapa dari mereka mengatakan bahwa orang tua seharusnya hanya perlu membuat aturan ketat terhadap penggunaan smartphone bagi anak-anak mereka.

Sementara itu, di kesempatan lainnya, Public Health Malaysia mengeluarkan peringatan di Facebook. Mereka meminta para orang tua agar tidak melakukan perbuatan serupa kepada anak-anak mereka.

{Baca juga: 10 Situs Download Drama Korea Subtitle Indonesia Terlengkap 2019}

Mereka mengatakan, trik ini adalah lelucon dan dapat menyebabkan luka psikologis dan trauma pada anak-anak. Public Health Malaysia menjelaskan, dengan menakuti anak lewat lelucon semacam itu, dapat memberikan pengalaman traumatis dalam ingatan jangka panjang.

“Setiap orangtua memiliki cara unik mereka sendiri dalam membesarkan anak-anak mereka. Anak-anak ini perlu tahu tentang efek, konsekuensi, dan tanggung jawab dari tindakan mereka sendiri tetapi orang tua membuat keputusan sendiri tentang cara mendidik anak-anak mereka,” tulisnya. (BA/FHP)

Sumber: World of Buzz

Punya Screen Touch ID dan AI Triple Camera, Ini Harga Vivo S1

0

Telko.id, Jakarta – Vivo S1 resmi melenggang ke Indonesia. Menurut Senior Product Manager Vivo Indonesia, Yoga Samiaji, smartphone ini jadi seri perdana di S Series, dan akan menyasar pangsa anak muda. Lantas, berapa harga Vivo S1 di Tanah Air?

Dijelaskan Yoga, smartphone ini dibanderol dengan harga Rp 3.599.000, dan sudah bisa dipesan mulai 16 Juli hingga 22 Juli mendatang secara online melalui Official Online Store Vivo Eksklusif di Shopee.

“Vivo S1 ini dibandrol dengan harga Rp 3.599.000 dan hadir untuk menjawab kebutuhan anak muda,” ucap Yoga di acara launching Vivo S1 di Jakarta, Selasa (16/07/2019).

Yoga menambahkan, pemesanan secara offline juga tersedia di Vivo Store, retail partner dan toko-toko terpilih se-Indonesia. Vivo juga membuka penjualan perdana seri S1 di seluruh Indonesia pada 23 Juli 2019 baik di toko online maupun offline Vivo dan toko mitra Vivo.

“Jadi pre-order sudah mulai dibuka sejak hari ini sampai 22 Juli 2019,” tambah Yoga.

Vivo S1 dibekali dengan kamera depan 32MP dengan AI Beauty dan AI Triple Camera di bagian belakang. Adapun konfigurasi kamera belakang terdiri dari 16MP Sony IMX 499, 8MP AI Super Wide Angle dan 2MP lensa depth atau bokeh.

Untuk layarnya, Vivo S1 mengusung layar Super AMOLED berukuran 6,38 inci dengan resolusi Full HD+ dan aspek rasio 19,5 : 9. Layarnya telah didukung teknologi Screen Touch ID atau sensor sidik jari di dalam layarnya.

Di dapur pacu, S1 ditopang oleh prosesor octa-core MediaTek Helio P65, RAM 4GB, ROM 128GB, baterai 4,500 mAh dengan dukungan Dual Engine Fast Charging 18W, dan sistem Functouch OS 9 berbasis Android 9.0 Pie.

Smartphone ini pun memiliki fitur Smart Button dan AI Jovi untuk meningkatkan pengalaman pengguna saat memakainya. Di Indonesia, S1 tersedia untuk warna Cosmic Green dan Skyline Blue. (NM/FHP)

AS Segera Izinkan Perusahaan Setor Komponen ke Huawei

Telko.id, Jakarta – Pejabat Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi kalau perusahaan AS bakal terbebas dari aturan embargo Huawei. Pasalnya, mereka bisa lagi menjual komponen maupun produk ke Huawei.

Pemerintah AS segera menyetujui lisensi bagi perusahaan domestik yang ingin menjual lagi barang elektronik ke Huawei.

Merujuk laporan GSMArena, dikutip Telko.id, Selasa (16/07/2019), lisensi bagi perusahaan AS untuk bisa mengirim produk maupun komponen ke Huawei akan keluar maksimal empat minggu ke depan. Sayang, belum ada penjelasan resmi, apakah kebijakan itu bakal benar-benar diterapkan.

Beberapa waktu lalu, ada rumor bahwa Huawei berencana memangkas jumlah pegawainya di luar China. Huawei bakal melakukan PHK massal, melibatkan ratusan karyawan yang bekerja di AS.

Semua tak lepas dari embargo yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump terhadap perusahaan asal China itu. Seperti diketahui, pemerintah AS memasukkan Huawei ke daftar hitam.

Dengan kebijakan tersebut, Huawei sulit bekerja sama dengan perusahaan AS. Kebijakan itu pun menyengsarakan perusahaan tersebut. Satu solusi yang ditempuh, Huawei akan melakukan efisiensi sumber daya manusia.

Menurut CNBC, Huawei akan memecat para pegawai di divisi pengembangan bernama Futurewei. Futurewei mempunyai 850 pegawai di lab riset dan pengembangan di Texas, California, serta Washington. Total, ada 1.500 pegawai di AS yang bekerja di bidang penjualan alat telekomunikasi.

Beberapa waktu lalu, Trump sudah memberi sinyal akan meringankan sanksi embargo terhadap Huawei. Pemerintah AS kemungkinan bakal memberi lisensi sementara kepada produsen asal China itu demi nasib para pengguna, khususnya yang masih menggunakan layanan internet di pedesaan.

Juru bicara Departemen Perdagangan AS mengatakan, Trump akan memberi lisensi sementara untuk mencegah gangguan layanan jaringan dan peralatan yang digunakan oleh penyedia internet. Seperti diketahui, sejumlah penyedia internet di daerah pedesaan masih memakai perangkat Huawei. (SN/FHP)

Sumber: GSMArena

Awas! Album di Google Photos Bisa “Diintip” Pengguna Lain

Telko.id, Jakarta Google Photos memiliki keunggulan karena memiliki sistem penyimpanan foto berbasis cloud dan bisa membuat album foto pribadi. Namun peneliti menemukan bahwa fitur album pribadi ternyata tidak aman karena bisa dilihat pengguna lain.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Selasa (16/07/2019), peneliti Robert Wiblin mengingatkan pengguna bahwa tautan pribadi Google Photos yang Anda bagikan sebenarnya tidak terlalu pribadi.

Dalam tulisannya di Medium, Wiblin menjelaskan bahwa ketika pengguna lain yang Anda tidak izinkan dapat mengakses foto dikhawatirkan akan menyalahgunakan foto-foto Anda.

Google sebenarnya menyadari hal ini dan telah menyatakan di situs webnya, yang menunjukkan bahwa siapa pun yang memiliki tautan bersama akan dapat melihat album. Google seharusnya perlu melakukan perubahan sistem di aplikasi fotonya ini seperti yang dilakukan pada Google Drive.

{Baca juga: Google Photo Bisa Buatkan Kado Valentine}

Seperti kita tahu, Google Drive menggunakan sistem pembuatan tautan berbeda, yang memungkinkan penerima yang dipilih yang bisa mengakses file. Sayangnya hingga kini Google belum melakukan.

Maka agar lebih aman Anda bisa menaruh foto di Google Drive sehingga foto-foto Anda hanya diakses oleh orang-orang yang diizinkan. Sebelumnya Google menyatakan segera menggulirkan fitur baru bernama Express.

Fitur ini yang memungkinkan pengguna Google Photos melakukan backup foto secara cepat dan tanpa menghabiskan banyak kuota data.

{Baca juga: Ada Fitur Express di Google Photos, Apa Fungsinya?}

Fitur Express akan bergabung dengan dua opsi sebelumnya, menawarkan ruang penyimpanan di aplikasi, yaitu High Quality dan Original Resolution. Update juga akan memungkinkan pengguna mengatur batas data.

Pengguna bisa mengatur konsumsi data Google Photos dalam satu hari dengan batas terendah dari 5MB. Opsi lain terdiri atas 10MB, 30MB, dan tanpa batas. [NM/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Twitter Gulirkan Pembaruan Tampilan Desktop, Apa yang Berubah?

Telko.id, Jakarta Twitter meluncurkan pembaruan tampilan desktop pada hari ini. Ada beberapa perubahan yang dihadirkan dengan membawa sejumlah fitur terbaik di aplikasi mobile ke tampilan desktop.

Dilansir Telko.id dari The Verge pada Selasa (16/07/2019), Twitter menambahkan lebih banyak opsi penyesuaian dan pengalaman navigasi yang sepenuhnya ditata ulang. Perubahan yang paling mencolok adalah perpindahan pada posisi bilah navigasi bagian atas.

Bilah navigasi atas telah dipindahkan ke sisi kiri yang berisi bookmark, daftar, profil dan tab penjelajahan baru. Twitter mengadopsi tab penjelajahan versi aplikasi ke versi desktop, agar menampilkan lebih banyak video langsung dan tren lokal.

{Baca juga: Revisi Aturan, Twitter akan Hapus Tweet Kebencian Agama}

Selain itu tampilan pesan langsung atau Direct Message (DM) telah diubah untuk menampilkan percakapan dan mengirim pesan di jendela yang sama. Terakhir tampilan Desktop juga mendapatkan berbagai tema dan skema warna termasuk lebih banyak opsi untuk mode gelap.

Twitter memang terus melakukan pembaruan atau penghapusan beberapa fitur demi kenyamanan pengguna. Aplikasi media sosial berlambang burung ini juga berencana akan menghapus salah satu fiturnya.

Menurut informasi, fitur yang akan dipensiunkan tersebut adalah fitur penanda lokasi atau Geotagging. Alasannya, karena fitur tersebut jarang digunakan oleh pengguna.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Kamis (20/06/2019) selama ini banyak media sosial yang memiliki kemampuan untuk memposting pembaruan status, foto, dan sebagainya serta berbagi lokasi mereka secara bersamaan.

{Baca juga: Jarang Digunakan, Twitter akan Hapus Fitur Geotagging}

Twitter pun mempunyainya.  Twitter memiliki fitur geotagging yang memungkinkan pengguna untuk menandai di mana mereka berada. Ini adalah fitur yang sepenuhnya opsional dan mereka yang tidak menggunakannya tidak akan memiliki lokasi mereka ditampilkan.

Melalui akun resminya, Twitter menilai jika penghapusan tersebut juga bertujuan agar warganet bisa lebih sederhana ketika ingin mengetweet. [NM/HBS]

Sumber: The Verge

Qualcomm Luncurkan Prosesor Terkencang, Snapdragon 855 Plus

Telko.id, Jakarta – Qualcomm mengumumkan prosesor Snapdragon 855 Plus. Prosesor ini diklaim mempunyai performa CPU dan GPU yang jauh lebih kencang dari Snapdragon 855.

Clock-speed CPU Kryo 485 di Snapdragon 855 Plus naik menjadi 2.96 GHz dari 2.84 GHz. Sementara untuk GPU, Qualcomm mengklaim bahwa Adreno 640 di prosesor ini memberikan performa 15% lebih kencang daripada GPU Adreno 640 di Snapdragon 855 “standar”.

Meski demikian, tidak ada lagi peningkatan signifikan di versi Plus selain performanya.

{Baca juga: Lindungi Privasi Data Pengguna, Qualcomm Dukung Aturan IMEI}

Pasalnya, prosesor ini masih menggunakan modem X24 LTE, dan wajib terhubung dengan modem X50 agar bisa terkoneksi ke jaringan 5G. Begitu juga dengan dukugan maksimal untuk RAM dan ROM, masih belum ada perubahan.

Dilansir Telko.id dari GSMArena, Selasa (16/07/2019), Snapdragon 855 Plus sendiri sebenarnya ditujukan Qualcomm untuk mendukung aktivitas gaming di smartphone, seperti yang mereka lakukan pada Snapdragon 845 untuk Asus ROG Phone.

{Baca juga: Qualcomm: Tanpa AI, Night Mode di Kamera Smartphone Tak akan Ada}

Selain itu, perusahaan tersebut juga ingin mengarahkan prosesor high-end ini untuk aplikasi berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Bisa jadi, smartphone dengan prosesor terbaru ini akan hadir tak lama lagi, tepatnya akhir tahun 2019 mendatang. (FHP)

Sumber: GSMArena

Asus ROG Phone 2, Smartphone Pertama Bermesin Snapdragon 855 Plus

0

Telko.id, Jakarta – Setelah Qualcomm meluncurkan prosesor Snapdragon 855 Plus, Asus langsung mengumumkan kalau mereka jadi brand pertama yang bakal menggunakannya. Brand asal Taiwan ini memastikan bahwa Asus ROG Phone 2 jadi smartphone pertama dengan mesin Qualcomm Snapdragon 855 Plus.

Ini merupakan perpaduan yang pas. Sebab, Snapdragon 855 Plus ditujukan Qualcomm sebagai prosesor untuk mendukung aktivitas gaming, yang pastinya juga menjadi keunggulan utama pada ROG Phone 2 nantinya.

Prosesor ini mempunyai performa CPU dan GPU yang lebih kencang dari 855 “standar”. Clock-speed CPU Kryo 485 di dalamnya naik menjadi 2.96 GHz dari 2.84 GHz.

{Baca juga: Qualcomm Luncurkan Prosesor Terkencang, Snapdragon 855 Plus}

Sedangkan GPU, Adreno 640 di prosesor ini memberikan performa 15% lebih kencang daripada GPU Adreno 640 di 855 “non-plus”.

Dikutip Telko.id dari Android Central, Selasa (16/07/2019), selain fokus ke ranah gaming, prosesor itu pun mendukung aplikasi berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), serta ditingkatkan kemampuan AI-nya.

Sayangnya, tidak ada lagi peningkatan signifikan di versi Plus selain performanya. Prosesor ini masih menggunakan modem X24 LTE, dan wajib terhubung dengan modem X50 agar bisa terkoneksi ke jaringan 5G. Begitu juga dengan dukungan maksimal untuk RAM dan ROM, masih belum ada perubahan.

{Baca juga: Asus Pastikan ROG Phone 2 Punya Layar 120 Hz}

Asus ROG Phone 2 rencananya akan melenggang secara resmi pada 23 Juli mendatang. Smartphone ini nantinya bakal memiliki layar dengan refresh-rate 120 Hz.

Kemampuan tersebut langsung menjadikannya sebagai smartphone gaming ketiga setelah Razer Phone dan Razer Phone 2 yang mengusung teknologi serupa. (FHP)

Sumber: Android Central

Hai Para Stratup, Butuh Dana? SKALA Siapkan Rp.700 Juta Lho!

0

Telko.id – Salah satu membangun startup adalah pendanaan. Itu sebabnya, Innovation Factory yang merupakan inisiatif berbasis komunitas melalui SKALA mengadakan program pre-seed atau investasi tahap awal. Dana yang disediakan mencapai Rp.700 juta atau setara dengan 8% untuk setiap startup.

Ini merupakan program angkatan ke dua. Di mana, SKALA akan memilih hingga 15 startup yang melewati proses seleksi secara ketat. Jika di angkatan pertama SKALA memberikan investasi tahap awal sejumlah USD 30.000 untuk 5% saham, kini nominal tersebut ditambah hingga USD 50.000 (Rp 700 juta) untuk 8% saham.

Sebagai pihak yang mendukung transparansi, term sheet SKALA terbuka secara publik dan dapat diakses oleh siapapun. Dengan begitu, founder akan memiliki seluruh informasi yang mereka butuhkan sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam program.

Selain dukungan berupa modal awal, program akselerator yang digagas Innovation Factory dan STRIVE (sebelumnya bernama GREE Ventures) ini juga akan memberikan akses ke layanan profesional lain, seperti ruang kantor, tenaga hukum dan akuntansi, kredit, dan cloud hosting. Di akhir program, startup juga berkesempatan untuk melakukan presentasi di hadapan lebih dari 100 investor untuk mendapatkan pendanaan tahap berikutnya.

“Melihat antusiasme yang sangat besar di program pertama, kami terdorong untuk bisa melatih dan membimbing lebih banyak perusahaan startup di angkatan kedua ini. Indonesia mempunyai banyak sekali founder berkualitas dengan produk dan layanan yang inovatif. Namun, mereka sering menghadapi tantangan untuk mengembangkan bisnis karena belum memiliki cukup pengalaman atau pengetahuan terkait dunia startup. Karena itulah, kami ingin membimbing mereka sejak awal melalui program mentorship intensif selama 20 minggu. Kami merasa itu jenjang waktu yang tepat untuk mengakselerasi sebuah perusahaan rintisan,” ungkap Agustiadi Lee, Program Head SKALA.

Startup yang berpartisipasi akan dilatih untuk menjabarkan metrik utama dan tujuan bisnis yang ingin dicapai selama program berlangsung. SKALA sendiri memiliki jaringan mentor profesional yang memiliki segudang pengalaman dalam membesarkan bisnis mereka masing-masing.

Beberapa nama yang tergabung dalam Operating Partner SKALA adalah Direktur Innovation Factory dan CEO PopBox Adrian Lim, Partner STRIVE Nikhil Kapur, Investment Manager STRIVE Samir Chaibi, dan Head of Startup Ecosystem AWS Indonesia Budiman Wikarsa. SKALA juga mengajak sejumlah tokoh ternama di industri teknologi sebagai mentor, diantaranya: Co-founder Bukalapak Fajrin Rasyid, Co-founder Fave Group Yeoh Chen Chow, dan CEO Jagadiri Reginald Hamdani.

“Kami mendapatkan banyak sekali pelajaran dan ilmu baru selama menjalani program SKALA. Mentor kami memberikan dedikasi 100% dan berintegritas tinggi. Mereka selalu mendorong Storial untuk mendapatkan hasil terbaik dengan membagikan ilmu sebanyak-banyaknya. Hal inilah yang tidak bisa kami dapatkan dari internet, buku, ataupun kelas online lain,” ujar Aulia Halimatussadiah, Co-founder dan Chief Marketing Officer Storial memaparkan pengalamannya dalam mengikuti program SKALA. Bahkan Aulia mengaku, selama program SKALA, pengguna Storial.co meningkat pesat hingga 300%.

Pendaftaran program akselerasi dan mentorship SKALA Angkatan Kedua dibuka hingga tanggal 9 Agustus 2019. Startup yang tertarik untuk mendaftarkan diri laman situs Joinskala.com . Program mentorship d ijadwalkan akan mulai pada tanggal 9 September 2019. Tim SKALA akan mengundang tim-tim terpilih untuk wawancara dan memilih hingga 15 startup untuk ikut serta dalam program.

Ada beberapa kriteria inti yang menjadi pertimbangan SKALA dalam memilih startup binaan. Yang pertama, tim founder startup harus memiliki keahlian kuat serta pemahaman mendalam akan dinamika pasar di Indonesia. Kedua, SKALA memprioritaskan startup yang telah melakukan customer development dan telah menguji kecocokan produk mereka di pasar, bukan perusahaan yang baru pada tahap ide. Ketiga, startup yang telah melakukan riset pasar ataupun memiliki minimum viable product (MVP) dengan market traction tertentu adalah sebuah poin plus.

Startup dari semua sektor diperbolehkan untuk mendaftarkan diri, karena SKALA menyediakan jaringan mentor dari berbagai bidang. Walau begitu, SKALA memiliki ketertarikan lebih untuk perusahaan di bidang-bidang berikut: agrikultur, jaringan suplai, logistik, kesehatan, edukasi, konsep co-living, online to offline, keuangan, konstruksi, keamanan, e-commerce B2B, media berbasis audio, dan robot. (Icha)

Ada Perusahaan Kertas Yang ‘Nafsu’ Dilayani 5G lho!

0

Telko.id – Layanan 5G di Indonesia memang masih jauh. Pasalnya, untuk pengembangan 5G saat ini masih menunggu regulasi dan kesiapan spektrum. Namun, ternyata sudah ada yang cukup serius membicarakan nya lho. Hal ini diungkapkan oleh Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom saat berbicara di acara Selular Congress 2019, Jakarta, Senin (15/7/2019).

Ririek menambahkan bahwa saat ini, Telkom sudah menjajaki penggunaan 5G untuk B to B. Walaupun dirinya memprediksi infrastruktur 5G baru bisa terbentuk dalam kurun waktu 1-2 tahun mendatang.

“Telkomsel sudah ada pembicaraan awal dengan salah satu perusahaan di salah satu pulau. Industri kertas yang mau menggunakan teknologi 5G dari kami,” ujarnya menambahkan.

Kendati pembicaraan mengenai hal itu belum final karena regulasinya juga belum diatur, namun dirinya menyampaikan potensi business to business lebih relevan bagi 5G. Yang jelas, saat ini Telkom menyampaikan sudah ada pembicaraan serius terkait pengembangan 5G.

“Kami sudah sampaikan kepada Pak Menteri (Kominfo), Pak Menteri juga membuka diri bagi para operator yang mau trial 5G dengan area tertentu dan terbatas,” lanjutnya.

Yang jelas, sejauh ini operator telekomunikasi di tanah air masih belum menemukan bentuk monetisasi teknologi 5G karena regulasinya belum ada. Paling jelas sejauh ini segmen B to B paling memungkinkan menyerap teknologi tersebut.

Kendati begitu Ririek menyatakan standarisasi 5G sudah dilakukan. Bahkan di standard 3GPP semua spektrum sudah dibuka untuk 5G. Itu baru batch pertama. Nanti di batch berikutnya baru akan dibuka spektrum lain.

Ririek memprediksi kalau teknologi 5G akan sulit untuk menggapai konsumen gadget. Menurutnya, use case paling potensial untuk 5G adalah B2B dan B2B2B (business to business to business). Untuk itu, implementasi 5G diprediksi akan berbeda dari 4G. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah belum tersedianya spektrum yang idle untuk digunakan jaringan 5G.

Pemerintah harus membuka spektrum minimal 100 Mhz. Sementara semua spektrum yang layak dipakai itu masih digunakan sampai saat ini. Tak hanya itu, dari sisi operator pun masih kesulitan. Pasalnya monetize (5G) ini sampai saat ini masih belum jelas.

“Paling dasar kami tunggu spektrum yang ada, ini risikonya cukup besar kalau dipaksakan karena akan menggusur (spektrum) yang lain. (untuk B to C) saat ini handphone-nya saja masih mahal sekitar US$ 1.200 jadi segmennya terbatas, dugaan saya sih 5G akan berbeda (segmennya) dengan 4G,” ujar Ririek menambahkan.

Untuk diketahui, pada ajang Asian Games 2018 tahun lalu, Telkomsel pernah memamerkan kencangnya koneksi 5G dengan menggunakan mobil driverless. (Icha)