spot_img
Latest Phone

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...

iPhone Lipat Apple Akan Gunakan Touch ID, Bukan Face ID

Telko.id - Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi Touch ID,...

Apple Gagal Wujudkan iPhone Lipat Tanpa Lipatan, Rilis 2026?

Telko.id - Apple dikabarkan gagal mewujudkan iPhone lipat dengan...
Beranda blog Halaman 963

Kominfo Larang Zain Telecom Jualan Kartu SIM di Indonesia

Telko.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghentikan penjualan kartu SIM dari operator Arab Saudi, Zain Telecom Saudi. Hal ini karena perlindungan konsumen yang belum jelas dari layanan tersebut.

Direktorat Pengendalian Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kominfo telah melakukan pengecekan ke lokasi penjualan kartu SIM asing tersebut di Asrama Haji Pondok Gede pada tanggal Rabu minggu lalu (17/07).

Di sana, Kominfo menemukan 2 booth penjualan Zain Telecom Saudi dengan petugas yang siap melayani pelanggan. Kepada jamaah haji asal Indonesia, Zain menawarkan kuota paket haji dan umroh seharga Rp 150 ribu.

“Registrasi SIM dilakukan setelah berada di Arab Saudi dengan mendatangi booth Zain Telecom yang berada di Bandara dan hotel penginapan haji Indonesia,” tulis Plt. Kabiro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu.

{Baca juga: Registrasi SIM Card Jadi Masalah Semua Operator}

Selain di Asrama Haji Pondok Gede, penjualan kartu SIM Zain juga dilakukan di Asrama Haji Lombok NTB, Asrama Haji Donohudan Surakarta, Asrama Haji Sukolilo Surabaya, dan Asrama Haji Makassar Sulawesi Selatan.

Maka untuk menyikapi hal tersebut, Kominfo meminta Zain Telecom Saudi untuk sementara waktu tidak berjualan layanannya di wilayah Indonesia karena perlindungan konsumen.

“Sampai jelas aspek perlidungan konsumen sebagaimana amanat Undang-undang No 8 Tahun 1999 dan Peraturan perundang-undangan terkait lainnya,” tambah Ferdinandus.

Selain itu Kominfo, juga akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama, dan YLKI untuk memastikan terjaminnya perlindungan konsumen telekomunikasi akibat penjualan kartu Zain tersebut.

{Baca juga: Musim Haji 2019, Telkomsel Siapkan Posko Siaga Haji}

Layanan telekomunikasi memang dibutuhkan oleh jamaah haji. Sebelumnya  Telkomsel melakukan berbagai persiapan untuk menyambut momen musim Haji 2019. Di tahun ini, Telkomsel menyiapkan berbagai Posko Siaga Haji serta Paket Promo Haji agar para jemaah Haji bisa tetap nyaman dalam berkomunikasi. (NM/FHP)

Kominfo Himbau Masyarakat Hati-hati Unduh FaceApp

Telko.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menanggapi kekhawatiran masyarakat terkait aplikasi FaceApp. Kominfo masih memantau aktivitas platform tersebut dan menghimbau masyarakat untuk lebih hati-hati dalam mengunduh aplikasi.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, aplikasi FaceApp tidak secara khusus menyimpan data pribadi setiap pengguna dalam waktu yang lama.

“Yang kemarin kan dia (FaceApp) sudah bilang, dia klarifikasi bahwa hanya menyimpannya 2×24 jam, habis itu tidak ada di servernya,” kata Dirjen Semuel di Jakarta, Selasa (23/7/2019). 

Dilansir Telko.id dari laman resmi Kominfo pada Rabu (24/07/2019), Semuel tetap mengingatkan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati jika ingin mengunduh sebuah aplikasi yang baru.

Bahkan tidak hanya aplikasi FaceApp, ia menyarankan sebelum mengunduh aplikasi apapun di Gadget. Masyarakat perlu untuk mempelajari asal-usul dari aplikasi tersebut.  

{Baca juga: Kominfo Gandeng Shopee untuk Fasilitas UMKM Go Online}

“Jadi memang yang harus diperhatikan masyarakat, jangan hanya FaceApp saja, tapi semua aplikasi kalau mengunduh itu pelajari juga usernya,” ujarnya 

Menurut Semuel jika ada aplikasi yang baru dikenal dan  meminta data pengguna yang permintannya berlebihan, maka baiknya tidak diunduh.  “Kadang-kadang aplikasi itu menawarkan sesuatu yang lucu-lucu supaya kita ngasih data. Jadi, kita bisa lihat datanya buat apa,” ungkapnya 

Terkait tanggapan pemerintah soal aplikasi FaceApp, pihaknya belum melakukan evaluasi bersama pihak-pihak terkait. “Kita lagi pantau saja terus, di negara-negara lain juga kan lagi dipantau,”

Aplikasi FaceApp sedang ramai digunakan netizen di seluruh dunia. Aplikasi filter foto ini mampu mengubah wajah pengguna menjadi tampak lebih tua. Namun di balik itu, ada hal yang menjadi sorotan, terkait privasi data pengguna aplikasi tersebut.

{Baca juga: Heboh Filter Wajah Tua FaceApp, Amankah Privasi Data Pengguna?}

Menurut hasil penelitian mengungkap bahwa FaceApp tidak memasang kode yang kuat dalam lalu lintas jaringannya. Selain itu, aplikasi ini dikabarkan mengambil metadata tanpa izin dari foto pengguna.

Imbas Embargo, Huawei Pecat 600 Karyawan di Amerika Serikat

Telko.id, Jakarta – Huawei akhirnya memecat 600 karyawan dari total 850 peneliti yang bekerja di divisi riset Futurewei di Amerika Serikat (AS). Pemecatan karyawan Huawei itu sebagai buntut aturan embargo Huawei yang dilakukan AS.

Sekadar informasi, divisi riset Huawei di AS ada di empat negara bagian, meliputi California, Illinois, Texas, dan Washington. Tahun lalu, total biaya operasi divisi tersebut mencapai USD 510 juta atau sekira Rp 7,1 triliun.

“Sulit untuk membuat keputusan ini. Karyawan yang dirumahkan akan menerima pesangon. Ke depan, Futurewei tetap terus beroperasi merujuk kepada peraturan pemerintah AS,” demikian kata perwakilan Huawei.

Sebelumnya, ada rumor bahwa Huawei berencana memangkas ratusan karyawan yang bekerja di AS. Semua tak lepas dari embargo yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump terhadap perusahaan asal China itu.

Seperti diketahui, pemerintah AS telah memasukkan Huawei ke daftar hitam. Dengan kebijakan tersebut, Huawei jadi sulit bekerja sama dengan perusahaan AS. Kebijakan itu pun sangat menyengsarakan Huawei.

Huawei akan memecat para pegawai di divisi pengembangan bernama Futurewei. Futurewei diketahui mempunyai 850 pegawai di divisi riset dan pengembangan di Texas, California, serta Washington.

Total ada 1.500 pegawai Huawei di AS. Futurewei berfokus kepada penjualan alat telekomunikasi untuk operator nirkabel di pedesaan dan berpenduduk rendah di AS, semisal Oregon bagian timur dan Wyoming. (SN/FHP)

Sumber: CNET

Diprediksi Gak Laku, iPhone XR Ternyata Laris Manis

0

Telko.id, Jakarta – Penjualan duo smartphone Apple, iPhone 5c dan iPhone SE, ternyata tak sesuai harapan. Sebaliknya, tanpa diduga-duga, justru iPhone XR yang beberapa kali menjadi iPhone terlaris dengan menguasi penjualan per kuartal.

Menurut data terbaru dari CIRP, pada kuartal III-2019, lagi-lagi iPhone XR menjadi penyumbang terbesar bagi Apple. CIRP mengungkapkan, para periode itu, seri tersebut menjadi iPhone paling laris di Amerika Serikat.

Dilansir Ubergizmo, dikutip Telko.id, rabu (24/07/2019), CIRP mengklaim bahwa seri XR menyumbang 48 persen dari penjualan iPhone. Sebaliknya, sumbangsih iPhone XS dan iPhone XS Max sangat kecil.

{Baca juga: Situs Ini Jual Murah Casing Transparan untuk iPhone, Mau?}

Sekadar informasi, iPhone XR menjadi satu dari tiga iPhone yang dirilis oleh Apple pada 2018 dengan harga lebih terjangkau. Namun, pengamat Ming-Chi Kuo memperkirakan, penjualan iPhone itu tak laku pada 2019.

Ia mengemukakan, pada kuartal pertama I-2019, penjualannya bakal ada di rentang 38-24 juta unit, lebih rendah dari 2018 yang mencapai 50 juta unit. Penjualan iPhone secara keseluruhan pun akan drop.

Ia menambahkan, penjualan iPhone XS dan XR saat musim liburan juga tidak akan tertolong dengan proporsi penjualan iPhone model lama, yakni iPhone 7 dan iPhone 8. Tapi faktanya, iPhone itu masih laris manis.

{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Apple Terbaru}

Beberapa waktu lalu, jurnalis tekno Bloomberg, Mark Gurman, mengunggah gambar pecahan kaca di akun Twitter. Pecahan kaca berwarna-warni tersebut ia klaim sebagai casing iPhone XR 2. Jumlahnya ada lima buah.

Masing-masing berwarna hitam, putih, kuning, ungu, dan hijau. Ada dugaan, pecahan itu dibuang dari pabrik pembuat panel kaca. Kuat dugaan, warna baru ungu dan hijau akan menggantikan iPhone XR warna biru dan koral. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Tampil Seksi di YouTube, Kominfo Panggil Kimi Hime

Telko.id, Jakarta – YouTuber gaming, Kimi Hime dipanggil Kominfo. Pemanggilan tersebut terkait konten video dari Kimi Hime yang dianggap melanggar norma asusila di masyarakat.

Menurut Plt. Kabiro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu pemanggilan telah diajukan sejak Senin kemarin. Akan tetapi, menurutnya, belum ada tanggapan dari Kimi Hime sampai sekarang.

“Kami sudah memanggil sejak Senin 22 Juli 2019. Sampai sekarang belum ada tanggapan dari Kimi Hime,” ucap Ferdinandus kepada Tim Telko.id pada Rabu (24/07/2019).

Kominfo bukan tanpa alasan memanggil Kimi Hime. Hal ini dilakukan terkait laporan dari masyarakat bahwa konten-kontennya di Youtube melanggar kesusilaan karena acapkali berpenampilan seksi dalam konten-konten videonya.

{Baca juga: Kominfo Resmi Cabut Pembatasan Akses Media Sosial}

“Beberapa konten Youtube-nya dilaporkan oleh warga melanggar kesusilaan,” tambah Ferdinandus.

Kimberly Khoe, yang lebih dikenal dengan nama  Kimi Hime adalah Youtuber asal Indonesia. Kontennya pun berkisar mengenai aksinya dalam bermain game dan kehidupan sehari-harinya.

Namun, sosoknya menjadi kontroversial karena dirinya sering berpakaian seksi saat bermain. Saat ini YouTuber itu telah mengunggah 467 video dan memiliki 2,2 juta subscriber.

Nampaknya ini baru pertama kalinya Kominfo melakukan pemanggilan kepada Youtuber. Selama ini Kominfo sering memberikan surat, memanggil atau berdiskusi dengan platform media sosial untuk membahas isu-isu terkini.

Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara mengaku telah menyurati bos Facebook, Mark Zuckerberg terkait “Dark Social Media“. Rudiantara ingin segera mengantisipasi fenomena yang sekarang telah ramai di dunia maya.

Sekadar informasi, dark social media merupakan istilah yang menggambarkan penggunaan media sosial secara serampangan. Untuk itu, Rudiantara berusaha melakukan langkah konkret, dengan menyurati bos Facebook sebagai salah satu strateginya.

{Baca juga: Marak “Dark Social Media”, Menkominfo Surati Bos Facebook}

Menurutnya, ia telah meminta Facebook agar pembukaan tiap akun pengguna yang referensinya di Indonesia harus menggunakan ponsel. Salah satu tujuannya, yakni menghindari pengguna medsos anonim alias tanpa identitas. (NM/FHP)

Layar Apple Watch 2020 Dibuat di Taiwan?

0

Telko.id, Jakarta – Apple kabarnya akan menggunakan layar Micro LED untuk smartwatch Apple Watch 2020. Apple segera menandatangani kerja sama dengan dua produsen asal Taiwan untuk pasokan layar tersebut.

Menurut Ubergizmo, dikutip Telko.id, Rabu (24/07/2019), dua perusahaan asal Taiwan yang bakal bekerja sama dengan Apple sebagai pemasok layar Micro LED untuk Apple Watch adalah Yu Chuang dan Sui Bao.

Sebelumnya, Yu Chuang dan Sui Bao juga telah menjalin kesepakatan dengan Samsung untuk memasok layar Micro LED. Sayang, menyoal kerja sama dengan Apple, Yu Chuang enggan berkomentar.

Berbeda dengan Sui Bao, perusahaan ini memang mengakui bahwa jalur produksi layar Micro LED buatannya sedang dalam pembahasan dengan satu produsen jam tangan pintar asal AS. Tapi, ia tak menyebut produsen itu adalah Apple.

Kemungkinan, Apple Watch berlayar Micro LED baru akan meluncur di pasaran pada 2020 mendatang. Hal tersebut kian menguatkan bahwa Apple akan menghadirkan produk berbeda pada tahun depan.

Sebelumnya, Apple menegaskan akan meminimalisasi kebocoran desain perangkat yang belum dirilis. Kalau sampai terjadi, Apple menganggapnya sebagai persoalan serius. Apple pun mulai mengantisipasi.

Apple membentuk Tim Keamanan Produk Baru atau NPS untuk memantau keamanan di pemasok global. Mereka bertugas menangkal kebocoran sesuatu yang telah dilakukan pengujian dengan cukup sukses.

Sayang, Apple tidak mengonfirmasi mengenai kabar tersebut. Yang jelas, perusahaan sebenarnya sudah berupaya mengantisipasi kebocoran sejak beberapa tahun lalu. Akan tetapi, kebocoran masih saja terjadi. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Xbox One S All-Digital Edition Pre-Order di Australia

Telko.id, Jakarta –  Setelah dirilis di Amerika Serikat dan negara lain pada bulan Mei 2019, Xbox One S All-Digital Edition akan dirilis di Australia dan Selandia Baru pada tanggal 1 Agustus 2019.

Sebelum itu, Microsoft mulai menerima pesanan di muka mulai 22 Juli. Konsol ini ditujukan untuk orang yang ingin beralih dari cakram dan menghemat pengeluaran uang.

{Baca juga: Ada Pakaian Baru Star-Lord di Game Fortnite}

Tidak ada disk drive di Xbox One S All-Digital Edition. Karenanya, menurut laporan Game Spot, Microsoft menjualnya hanya seharga AUD 350. Konsol memiliki hard drive 1 TB.

Konsol ini dilengkapi dengan salinan digital Minecraft, Forza Horizon 3, dan Sea of Thieves. Paket pembelian sudah termasuk keanggotaan Xbox Live Gold selama satu bulan.

Anda dapat memesan di muka sekarang dari berbagai outlet, termasuk Microsoft Store, JB Hi-Fi dan Harvey Norman. Xbox One S All-Digital Edition adalah bagian dari keluarga Xbox One.

Di Amerika Serikat, Xbox One S All-Digital Edition dijual turun menjadi USD 200. Satu pengecer video game terbesar di dunia, GameStop, tidak menjual sistem  karena kurangnya drive disk.

[Baca juga: Orang Ini Sukses Ubah Xbox One S Jadi Laptop]

Pengecer terus berbicara dengan Microsoft tentang bagaimana kedua perusahaan dapat bekerja sama untuk menjualnya. Sayang,  sampai sekarang, kesepakatan mereka belum terjadi. [BA/HBS]

Sumber : Game Spot

Go-Jek Berambisi Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara

Telko.id, Jakarta – Go-Jek ingin terus mengembangkan bisnisnya lebih luas lagi. Setelah berhasil menjadi ‘tuan rumah’ di negeri sendiri, layanan transportasi online ini berambisi ingin menjadi aplikasi terbesar di Asia Tenggara. Untuk itu, mereka telah melakukan ekspansi ke beberapa negara.

Menurut Presiden Gojek, Andre Soelistyo, bahwa dirinya mengklaim jika Gojek telah menjadi aplikasi terbesar di Indonesia. Maka kini saatnya mereka melakukan ekspansi keluar agar bisa menjadi aplikasi terbesar di Asia Tenggara.

{Baca juga: Solve, Logo Baru Gojek yang Tampil Lebih Segar}

“Gojek menjadi pemain aplikasi on demand terbesar di Indonesia. Misi ke depan adalah jangan cuma jadi aplikasi yang penggunanya terbesar di Indonesia, tetapi aplikasi yang penggunanya terbesar di Asia Tenggara,” kata Andre di Kantor Gojek, Jakarta Senin (23/07/2019)

Andre menjelaskan, bahw salah satu layanan Gojek, yakni Go-Food, telah menjadi layanan pengiriman makanan terbesar di Asia Tenggara. Bahkan jumlah pesanannya lebih besar dari pemain layanan pesan antar di India.

“Gojek telah menjadi largest food delivery  service di Asia Tenggara. Sepertinya ini juga lebih besar dari pemain di India juga, meskipun negara kita ini seperempat dari populasi India,” tambah Andre.

Pada kesempatan tersebut Andre juga memaparkan hasil ekspansinya di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand. Di Vietnam misalnya, layanan Go-Viet yang mereka luncurkan pada September 2018 lalu mendapatkan hasil yang positif.

Hal serupa terjadi di Singapura dengan layanan Gocar, dan Thailand dengan layanan serupa Gojek bernama GET. Di dua negara tersebut, layanan mereka juga mendapatkan feedback yang positif.

{Baca juga: Perjuangan Go-Jek dari Call Center Menjadi Perusahaan Decacorn}

Andre mengatakan, salah satu alasan mengapa layanan mereka cepat diterima di beberapa negara Asia Tenggara karena sebelum kehadiran Gojek, pemain di industri ini hanya satu saja. Sehingga, saat ada layanan lain, masyarakat di sana pun bisa menerimanya.

“Pas begitu kami launch, konsumen dan driver menerima kami. Jadi akses ke konsumen cepat sekali,” jelasnya. [NM/HBS]

Ada Pahlawan Baru Bernama ‘Stigma’ di Game Overwatch

Telko.id, Jakarta  – Jika Anda masih menikmati game Overwatch dan tidak keberatan melihat tambahan pahlawan baru dalam daftar, Anda beruntung. Sebab, Blizzard punya pahlawan baru bernama Stigma.

Menurut Ubergizmo, Blizzard telah secara resmi menyiapkan pahlawan baru untuk permainan dalam bentuk Sigma, tipe karakter ilmuwan gila. Pemain yang tertarik dapat menonton animasi pendek di video sebagai gambaran soal Sigma.

{Baca juga: Blizzard Janji Tindak Tegas Para Cheater Overwatch}

Tidak banyak yang diketahui tentang kemampuan karakter itu. Namun, beberapa orang berspekulasi bahwa karakter tersebut mungkin dapat menggunakan set granat yang dapat melengkung atau bahkan mungkin balok anti-gravitasi.

Blizzard belum mengatakan, kapan karakter akan dirilis. Tapi, biasanya Blizzard menghadirkan karakter ke PTR tidak terlalu lama setelah pengumuman. Semoga pemain tidak perlu menunggu terlalu lama untuk karakter baru itu.

Sebelumnya, Blizzard berjanji akan menindak tegas para pemain cheater atau pemain curang. Blizzard mengatakan, cheater Overwatch sangat merugikan pemain lainnya dan merusak jalannya setiap pertandingan.

Menurut Game Director Blizzard, Jeff Kaplan, pihaknya akan secara otomatis menghentikan pertandingan jika terdeteksi adanya kecurangan. Meski demikian, ia tidak mengungkapkan secara detail mengenai metode pendeteksiannya.

{Baca juga: Blizzard Beri Percobaan Gratis untuk Overwatch}

Blizzard hanya menyatakan pelaku kecurangan akan ditindak tegas. Namun begitu, dengan pembaruan yang dihadirkan di game Overwatch, pemain tidak akan kehilangan poin SR dari pertandingan saat dihentikan. [BA/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Waduh! 10 Ribu Orang Indonesia Jadi Korban FaceApp Palsu

Telko.id, Jakarta – Aplikasi FaceApp tengah digandrungi netizen Indonesia. Namun di balik kegilaan itu ada bahaya yang mengancam jika tak waspada, karena kini sudah beredar aplikasi FaceApp palsu yang bernama FaceApp Pro. Apa bahayanya?

Menurut lembaga riset keamanan IT, ESET bahwa sudah ada lebih dari 10 ribu orang Indonesia yang tertipu dengan aplikasi abal-abal tersebut. ESET menjelaskan bahwa penipuan FaceApp bermula dari promosi iklan di video Youtube.

FaceApp Pro mempromosikan unduh gratis tautan di laman tersebut. Mereka menggunakan tautan unduhan yang diperpendek yang berfungsi untuk membuat pengguna menginstal berbagai aplikasi tambahan dari Google Play.

{Baca juga: Awas! Aplikasi FaceApp Pro Ternyata Mengandung Malware}

Menurut peneliti ESET, jenis penipuan semacam ini biasanya digunakan untuk menayangkan iklan, tautan yang dipersingkat dapat menyebabkan pengguna menginstal malware hanya dalam satu klik.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tim Telstet.id pada Selasa (23/07/2019), Youtube saat ini sudah menjadi acuan software, jika kita cari dengan kata kunci FaceApp Pro, maka akan menghasilkan banyak tautan video. Berdasarkan data statistik, banyak link yang mengarah ke aplikasi FaceApp Pro.

Parahnya, sejak 19 Juli 2018, sudah tercatat 10.737 orang Indonesia yang mengklik laman tersebut dan kemungkinan menjadi korban dari FaceApp palsu.

“Begitu korban mengklik untuk instalasi, maka apa saja bisa masuk ke dalam smartphone pengguna, termasuk malware perbankan, ransomware, pencuri data dan sebagainya,” tulis penjelasan ESET.

Menurut IT Security Consultant PT Prosperita ESET Indonesia, Yudhi Kukuh dunia maya memiliki dua sisi yang berlawanan, sesuatu yang kita anggap menyenangkan ternyata bisa membahayakan.

Berdasarkan pengalaman, Hyper pasti menarik scammers, dan semakin besar sensasinya, maka semakin tinggi risiko korban penipuan jatuh,” ucap Kukuh.

Kukuh menyarankan agar setiap kali bergabung dalam suatu hype, pengguna harus ingat untuk tetap pada prinsip-prinsip dasar keamanan seperti selalu mengunduh apps di tempat resmi yang telah disediakan.

{Baca juga: Awas! Ada Aplikasi FaceApp Palsu yang Merusak Smartphone}

Sebelumnya, Kaspersky juga mengidentifikasi, aplikasi itu menginfeksi pengguna dengan adware bernama MobiDash. Adware tersebut membuat simulasi seolah-olah aplikasi tidak berhasil terpasang.

Sejatinya dalam kondisi seperti itu, aplikasi sedang menginfeksi perangkat. Menurut peneliti keamanan Kaspersky, Igor Golovin, FaceApp palsu berpotensi semakin bergerilya dan memakan korban hanya dalam waktu singkat. [NM/HBS]