spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

Garmin Venu 4 Resmi Dirilis, Bawa Wellness Adaptif ke Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Venu 4 di...

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...
Beranda blog Halaman 950

Perusahaan Rekaman Eminem Gugat Spotify, Gara-gara Apa?

0

Telko.id, Jakarta – Perusahaan rekaman Eminem, Eight Mile Style gugat Spotify. Eight Mile Style mengklaim layanan streaming musik itu melanggar hak cipta ratusan lagu. Gugatan juga mencakup soal konstitusionalitas undang-undang lisensi musik.

Dalam gugatan yang diajukan pada Rabu (21/8/2019) di pengadilan federal Tennessee, perusahaan ini menuduh bahwa Spotify sengaja melakukan pelanggaran dengan mereproduksi hit Eminem seperti Lose Yourself dan “pura-pura” memiliki lisensi.

Eight Mile Style pun mengklaim, Spotify melanggar regulasi modernisasi musik, undang-undang federal yang disahkan pada Oktober 2018 yang dirancang untuk merampingkan proses bagi artis dan penulis lagu yang dikompensasikan dalam streaming musik.

{Baca juga: Merasa Dipalak, Spotify Tuntut Apple ke Uni Eropa}

Meskipun tidak memiliki perjanjian lisensi secara tepat, Spotify telah menjual komposisi penerbit musik “milyaran kali”. Namun, seperti dikutip Telko.id dari CNET, Kamis (22/08/2019), Spotify belum sekali pun pernah membayar royalti kepada Eight Mile Style.

Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan, Eight Mile Style meminta ganti rugi senilai USD 150 ribu atau sekitar Rp 2,1 miliar untuk masing-masing 243 komposisi. Sayang, sampai berita ini diturunkan, Spotify belum bersedia memberi penjelasan.

{Baca juga: Apple Lagi-lagi Digugat Perusahaan Israel Gegara Kamera}

Awal tahun lalu, Spotify juga  menghadapi tuntutan dari artis terkait pelanggaran hak cipta. Wixen Music Publishing menjadi pihak penggugat Spotify. Wixen Music Publishing menuntut uang denda sebesar USD 1,6 miliar atau lebih kurang Rp 21,6 triliun.

Wixen Music Publishing mengklaim bahwa Spotify menggunakan puluhan ribu lagu artis binaannya tanpa lisensi yang benar. Wixen Music Publishing menyebut, Spotify tidak membayar kompensasi yang sesuai sehingga merugikan perusahaan serta para artis. (SN/FHP)

Sumber: CNET

Biar Efisien, Qualcomm Minta Pemerintah Bersihkan Frekuensi 3.5GHz Buat 5G

0

Telko.id – Teknologi 5G memang saat ini masih belum bisa komersial di Indonesia. Masih ada Kendala di frekuensi yang akan dialkokasikan sebagai tempat 5G berjalan. Namun, di dunia, yang banyak berkembang dan popular adalah yang memanfaatkan frekuensi 3.5 GHz. Sayang, di Indonesia, frekuensi itu masih digunakan oleh satelit C-band, sehingga perlu ada pembersihan dulu kalau memang pemerintah memiliki frekuensi tersebut.

Hal itu juga disarankan oleh Qualcomm. “Jika mau 5G di Indonesia lebih efisien, sebaiknya frekuensi 3.5GHz yang sekarang dipakai oleh satelit dibersihkan dulu. Atau, kami juga ada solusi untuk bisa 5G dan satelit ini bisa berdampingan,” ungkap Alex Orange, Senior Director, Government AffairsDi dunia untuk South East Asia dan Asia Pasific Qualcomm.

Menurut Alex, kemungkinan Indonesia akan menentukan pilihan frekuensi yang akan digunakan untuk 5G itu usai berlangsungnya World radiocommunication conferences (WRC) 2019. Di mana, dalam pertemuan tersebut, salah satu agenda nya adalah penentuan frekuensi untuk 5G. Di sini lah, Indonesia penting hadir untuk bisa menyuarakan apa yang perlu disampaikan.

Di Indonesia sendiri, masih bergantung pada satelit C-band. Sampai saat ini, semua operator telco di Indonesia masih di C-band. Makanya asosiasi satelit sangat protektif pada C-band.

Terlebih, pemerintah menilai satelit memiliki peran yang sangat besar bagi Indonesia yang geografisnya terdiri dari ribuan pulau. Hal itulah yang masih menjadi pertimbangan penggunaan frekuensi menengah untuk 5G.

“Jadi, nanti kita lihat apakah ada win-win solutions antara aplikasi untuk satelit dengan aplikasi untuk 5G ke depannya,” ungkap Denny Setiawan, Direktur Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) pada beberapa kesempatan.

Sebenarnya, yang dihadapi oleh Indonesia tentang permasalahan penerapan 3,5 GHz untuk 5G juga terjadi disebagian besar negara di Asia. Seperti di Hongkong, Australia dan India.

“Kami sedang mengkaji potensi pemanfaatan penggunaan frekuensi 3.5GHz secara sharing untuk 5G dan satelit, misalnya dengan pembagian secara geografis untuk layanan 5G di wilayah yang terdapat kawasan industri manufaktur atau daerah perkotaan yang memiliki demand trafik data yang tinggi,” kata Denny.

Dengan pendekatan tersebut, Dia berharap keberlangsungan layanan satelit dapat tetap berlangsung sampai dengan masa umur satelit dan di sisi lain implementasi teknologi 5G di pita frekuensi tersebut dapat diimplementasikan. (Icha)

 

 

 

 

 

Waduh! Rekaman Suara Pengguna Xbox Bocor ke Pihak Ketiga?

0

Telko.id, Jakarta Asisten digital yang diaktifkan via suara memang terdengar canggih dan memberikan kenyamanan kepada penggunanya. Akan tetapi, ada celah keamanan yang bisa saja dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawab, seperti kasus yang terjadi pada fitur kontrol suara di Xbox.

Baru-baru ini, ada laporan tentang bagaimana pihak ketiga atau kontraktor yang bekerja sama dengan Microsoft mampu mendengarkan rekaman audio yang dibuat oleh pengguna saat menggunakan asisten digital di Xbox.

Menurut laporan Motherboard, seperti dikutip dari Ubergizmo, kontraktor tersebut telah mengakui bahwa mereka bisa mendengarkan rekaman audio yang dibuat pengguna ketika mengakses asisten digital di Xbox.

{Baca juga: Game Xbox Bakal Hadir di Platform Lain?}

Pertanyaannya sekarang, apakah mereka juga memata-matai pengguna? Dilansir Telko.id pada Kamis (22/08/2019), sepertinya para kontraktor ini tidak melakukannya.

Mereka mengaku hanya mendengarkan rekaman yang ditangkap saat pengguna menggunakan fitur kontrol suara di konsol, seperti ketika mengatakan “Xbox” atau “Hei Cortana”.

{Baca juga: Kumpulan Cheat GTA San Andreas PC dan PS2 Lengkap}

Akan tetapi, mereka juga mengatakan kalau kadang-kadang ada juga rekaman suara yang bersifat pribadi yang muncul secara tidak sengaja. Celah ini sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Pasalnya, Microsoft sebelumnya berencana terus menggunakan manusia untuk menganalisis rekaman. (BA/FHP)

Sumber: Ubergizmo

“Lensa Cybernetic” Ini Lebih Baik dari Mata Manusia

0

Telko.id, Jakarta – Para peneliti dari Harvard John A. Paulson School of Engineering and Applied Sciences menciptakan lensa mata elektronik yang diklaim berfungsi lebih baik daripada mata manusia. Mata tersebut disebut sebagai cybernetic.

Kita semua tahu kalau mata bekerja secara fantastis. Mata mampu memfokuskan berbagai hal dengan kecepatan luar biasa. Hal itu bahkan tidak bisa ditandingi oleh sebagian besar lensa buatan manusia.

Peneliti ini mengatakan, mata cybernetic ini berbeda seperti desain lensa yang kini ada. Pasalnya, lensa elektronik nan artifisial karya para peneliti hadir dalam desain lebih kompak. Lensa tersebut mampu fokus secara real-time berkat penggunaan otot elastor.

{Baca juga: Hiii… Chip Mata Manusia Buatan Ini Bisa “Ngedip”}

Dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Kamis (22/08/2019), lensa itu bahkan dapat menebus kondisi tertentu dalam diri manusia, seperti astigmatisme dan bahkan sampai kondisi yang mengaburkan pengelihatan.

Menurut Alan She, penulis jurnal penelitian, para peneliti menggabungkan teknologi otot buatan dengan teknologi lain untuk menciptakan cybernetic yang mampu mengubah fokus secara real-time.

“Kami melangkah lebih jauh untuk membangun kemampuan mengoreksi secara dinamis terkait penyimpangan, seperti astigmatisme dan pergeseran gambar,” terang Alan She dalam jurnal.

Ia melanjutkan, para peneliti butuh waktu sebelum semua orang benar-benar melihat lensa itu tersedia secara komersial. Namun ia menegaskan, jangan sampai manusia ganti mata ke cybernetic.

Sebelumnya diberitakan, para peneliti dari University of Pennsylvania menciptakan mata manusia buatan di sebuah chip. Benda tersebut tercipta hasil kolaborasi antara dokter mata dan ahli biologi, serta terdapat dalam chip transparan berbentuk segi delapan seukuran uang logam.

{Baca juga: Oh No, Gunakan Lensa Kontak Saat Mandi Bisa Sebabkan Kebutaan?}

Di tengah-tengah chip itu ada struktur berbentuk lensa kontak berisi sel-sel lapisan kornea dan sel-sel konjungtiva, sehingga membentuk permukaan mata.

Lalu, kelopak mata berbentuk persegi panjang gelatin ada di atas perancah untuk meniru kedipan. Nah, kedipannya sendiri diperlambat oleh para peneliti menjadi enam kali per menit. (SN/FHP)

SUmber: Ubergizmo

Mitratel Dukung Transformasi Telkom Melalui Lini Bisnis IoT

0

Telko.id, Jakarta – Mitratel, entitas anak usaha Telkom Indonesia yang bergerak di bidang infrastruktur telekomunikasi, menggelar event Internet of Things (IoT) “IoT Conference Mitratel 2019” pada Kamis (22/08) di Telkom Landmark Tower Lantai 6.

Mitratel berharap event tersebut dapat mendukung langkah transformasi Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi digital melalui lini bisnis IoT. Selain itu IoT Conference Mitratel 2019 diharapkan bisa menghubungkan berbagai pihak terkait IoT, baik customer, partner, regulator, pemilik bisnis teknologi, dan elemen pendukung lainnya. IoT sendiri sudah banyak diterapkan di berbagai sektor yang berperan besar dalam perkembangan industry 4.0.

Direktur Utama Mitratel Herlan Wijanarko mengatakan bahwa bisnis IoT adalah salah satu tren teknologi strategis yang diperkirakan akan terus berkembang. “Kita harus memastikan pemilik teknologi, regulasi, serta ekosistem IoT dapat bekerjasama untuk menjadikan bisnis IoT sebagai salah satu portfolio product yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat,” ujar Herlan.

{Baca juga : Paket Kuota Keluarga Telkomsel Hadir, Harga Mulai Rp 150 Ribu}

Transformasi bisnis lain yang dilakukan Mitratel saat ini adalah penyediaan infrastruktur seperti penanganan kabel serat k optic , jasa power plant serta jasa pemeliharaan di mana untuk bisnis serat optik dan jasa pemeliharaan sekarang sudah dilakukan, sedangkan untuk power plant masih dilakukan penjajakan.

” Untuk itu,dibutuhkan sinergi dan kolaborasi,” kata dia.

Untuk menunjukan hal tersebut, IoT Conference Mitratel 2019 menghadirkan pembicara yang merupakan pakar teknologi berbasis IoT mulai dari Kepala Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi Hammam Riza, EVP Media & Digital Telkom Indonesia Joddy Hernady, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Suhono Harso Supangkat, M.Eng, dan Direktur Bisnis Mitratel Rakhmad Tunggal Afifuddin.

Dengan tema IoT Lives Easier, Lives Better, Herlan yakin selain mampu mendapatkan banyak pemahaman dari pakarnya langsung, kehadiran para pelaku bisnis di ekosistem IoT bisa membawa banyak kerja sama baru bagi peserta event.

{Baca juga : Telkomsel Bundling Smartphone 4G, Cash Back Rp 2 Jutaan}

“Dengan hadirnya pelaku bisnis, customer, regulator, sampai inovatornya, mereka bisa langsung berkolaborasi untuk menghasilkan portofolio berbasis IoT. Dengan begitu IoT Conference Mitratel 2019 bisa menjadi titik start bagi kemajuan industri teknologi berbasis IoT,” ungkap Herlan.

Untuk mempercepat hal ini,kegiatan seperti ini akan dilakukan secara rutin dah berkala dengan target audiens berbeda-beda.”Untuk event kali ini kami undang juga pemerintahan daerah,” kata dia. [MS]

Synnex dan Intel Umumkan 12 Finalis OpenVino Hackathon 2019

0

Telko.id, Jakarta Synnex Metrodata Indonesia dan Intel mengumumkan 12 finalis kompetisi OpenVino Hackathon 2019. Seluruh finalis siap bertarung untuk memperebutkan hadiah senilai Rp 90 juta dengan merancang aplikasi yang berorientasi pada bisnis, mudah direplikasi dan dapat dipakai banyak orang.

Menurut Solution Director Synnex Metrodata Indonesia, Lie Heng, OpenVino Hackathon 2019 adalah kompetisi untuk mengajak seluruh anak bangsa berlomba-lomba dalam memberikan solusi IT. Nantinya, akan ada 3 pemenang terbaik yang mendapatkan total hadiah Rp 90 juta.

“Lewat teknologi, kami ingin memecahkan solusi-solusi bangsa dan mencari sumber daya yang unggul sesuai yang diinginkan Presiden Republik Indonesia,” katanya, di Jakarta, Kamis (22/08/2019).

{Baca juga: Mau Tahu Merek Paling Bernilai Sedunia 2019? Ini Daftarnya}

Acara ini sudah dimulai sejak 28 Maret 2019. Saat ini, kompetisi telah memasuki babak akhir dan 12 finalis terpilih akan mengikuti babak final untuk memperebutkan hadiah utama. 12 finalis terbaik ini disaring dari 4 kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

“Kami bangga dapat menghadirkan kompetisi OpenVino dan tidak menduga bahwa animo peserta sangat banyak dan mereka sangat antusias,” tambah Lie.

12 finalis tersebut adalah Team Smart Bin Unsyiah, Agus Prayudi, Richard Vinc, KMB Micro, Al_vertising dan DycodeX. Kemudian ada juga Tandem Youngster 2019, Yesy Diah Rosita, Yu Ji Em, AItrash, Lattice Teknologi Mandiri dan Andal Wahana Sinergi.

{Baca juga: Harganya “Wah”, Ini 5 Keunggulan Galaxy Note 10 dan Note 10+}

“Kami ingin mencari sebanyak mungkin solusi untuk masalah sehari-hari. Indonesia memiliki banyak developer handal dan kini saatnya kita berinisiatif melalui kompetisi OpenVino” tutur Lie.

Hal serupa dikatakan oleh Presiden Direktur Metrodata Electronics, Susanto Djaja. Dirinya berharap jika nantinya kompetisi ini dapat mendapatkan talenta-talenta yang bisa menawarkan solusi teknologi untuk Indonesia.

“Diharapakan kami dapat menjaring banyak developer-developer terbaik sekaligus menyuguhkan solusi-solusi Market Ready Solution untuk Indonesia,” tutup Susanto. (NM/FHP)

 

Kalau Kepepet, Kami Baru Pakai HarmonyOS

0

Telko.id, Jakarta – Meski memuji kekuatan sistem operasi HarmonyOS, sebuah alternatif potensial untuk Android, Huawei tetap bersikeras untuk mempertahankan ekosistem tunggal dengan platform Google itu.

Karenanya, Huawei menyatakan tidak memiliki rencana untuk meluncurkan smartphone berbasis HarmonyOS. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Senior Huawei, Vincent Yang pada Rabu (21/08).

“Kami ingin mempertahankan satu standar, satu ekosistem,” kata Yang, seperti dilansir CNET. Yang menarik, ia menambahkan bahwa HarmonyOS hanya akan berfungsi sebagai opsi cadangan bagi mereka.

{Baca juga: Mau Lawan AS, Huawei Bakal Ciptakan “Pasukan Besi”}

Dengan kata lain, dikutip Telko.id, Kamis (22/08/2019), HarmonyOS hanya akan dipakai jika Amerika Serikat (AS) memilih untuk memberlakukan larangan yang akan mencegah Huawei mengakses Android.

Yang juga mengisyaratkan bahwa Huawei dipastikan segera merilis smartphone flagship, yang diyakini sebagai Huawei Mate 30 Pro. Ia menyatakan, smartphone tersebut masih akan menggunakan sistem operasi Android bikinan Google.

{Baca juga: Galaxy Note 10, “Senjata” Samsung Melawan Huawei}

Namun, jika larangan diberlakukan, Huawei akan beralih ke HarmonyOS untuk Mate 30 Pro. Akan tetapi, mimpi buruk itu tidak terjadi sehingga Huawei dipastikan tetap bakal memakai Android di Mate 30 Pro.

Keengganan Huawei untuk berkomitmen kepada HarmonyOS untuk smartphone tidaklah mengejutkan. Sebagai sistem operasi baru, hampir tidak mempunyai dukungan aplikasi dari pihak ketiga. (SN/FHP)

Sumber: CNET

Facebook Hapus Ratusan Akun di Myanmar, Ini Alasannya

0

Telko.id, Jakarta  Facebook menyatakan telah menutup 216 halaman media sosial, grup, dan akun di Myanmar. Beberapa di antaranya terkait dengan tentara. Upaya itu untuk menghalangi aksi manipulasi serta meminimalisasi debat publik.

Facebook, seperti dikutip Telko.id dari Reuters, Kamis (22/08/2019), menutup 89 akun, 107 halaman, dan 15 grup di Myanmar.

Facebook juga menutup lima akun Instagram. Lima akun Instagram yang ditutup, beberapa di antaranya punya ratusan ribu pengikut.

{Baca juga: Fitur Baru Facebook Hindarkan Pengguna dari Iklan “Sok Tahu”}

Facebook sebelumnya telah menghapus ratusan akun, termasuk milik kepala militer Myanmar. Facebook melakukannya setelah dikritik telah gagal untuk bertindak tegas atas praktik kebencian di tengah kekerasan terhadap Muslim Rohingya.

Orang-orang di balik akun Myanmar yang dihapus oleh Facebook menggunakan kembali konten berita dan hiburan. Mereka juga mengunggah konten bertopik nasional dan lokal, termasuk kejahatan, hubungan etnis, selebriti, dan militer.

“Meskipun orang-orang di balik tindakan tersebut berusaha untuk menyembunyikan identitas, penyelidikan kami menemukan bahwa beberapa kegiatan erat kaitannya  dengan individu yang condong kepada militer Myanmar,” kata Facebook.

{Baca juga: Twitter dan Facebook Hapus Akun Provokator Demo Hong Kong}

Belum lama ini, Twitter dan Facebook menangguhkan jaringan akun palsu yang diyakini telah dioperasikan oleh pemerintah China. Dua media sosial itu melakukan penyelidikan operasi informasi untuk mencegah akun provokator demo Hong Kong.

Penyelidikan yang dilakukan oleh Twitter dan Facebook untuk mengungkap potensi perselisihan politik yang sengaja dirancang di sekitar protes yang terjadi di Hong Kong. Twitter pun menemukan 936 akun yang dibuat di Republik Rakyat China.

Namun, jaringan akun yang ditemukan oleh Facebook berjumlah jauh lebih kecil. Menurut Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan siber Facebook, ada tujuh halaman, tiga grup, dan lima akun palsu yang terlacak dan langsung dihapus. (SN/FHP)

Sumber: Reuters

Chrome Bakal Beritahu Kalau Password Pengguna Dibobol

0

Telko.id, Jakarta – Saat ini, jumlah pelanggaran data semakin meningkat, seperti password dibobol. Mungkin, sudah saatnya untuk ganti password alias kata sandi atau setidaknya meningkatkannya dengan keamanan tambahan seperti two-factor authentication.

Guna mengatasi persoalan itu, Google menyatakan ingin membantu para pengguna. Menurut laporan Techdows, Google sekarang sedang mengerjakan fitur pendeteksi kebocoran password untuk browser Chrome.

Nantinya, seperti dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Kamis (22/08/2019), setiap kali pengguna memasukkan password untuk masuk ke situs, Google akan memeriksanya menggunakan database pelanggaran data publik.

{Baca juga: Bobol Password, Pria Ini “Koleksi” Ratusan Akun Wanita}

Jika mendeteksi bahwa akun pengguna telah dilanggar, maka akan muncul notifikasi pemberitahuan. Saat ini, fitur tersebut sepertinya belum diaktifkan secara default, sehingga pengguna perlu mengaktifkannya terlebih dahulu. Lalu, bagaimana jika ingin memeriksanya?

Apabila ingin memeriksanya, pengguna harus membuka “chrome: // flags” dan pilih opsi “Leak” untuk kemudian membuka “Password Leak Detection “. Setelahnya, pengguna bisa mengaktifkan fitur pendeteksi baru itu.

{Baca juga: Duh! Aplikasi Hotspot Bocorkan Password 2 Juta Jaringan Wi-Fi}

Chrome bukanlah  satu-satunya browser yang menawarkan fitur tersebut. Firefox buatan Mozilla juga menawarkan fitur serupa. Asal tahu saja, saat ini mayoritas pengguna menggunakan dua browser itu di internet.

Baru-baru ini, Google juga dilaporkan segera menambahkan tombol ke Chrome yang memungkinkan pengguna untuk menjeda atau memutar video dari tab apa pun. Fitur baru itu diketahui bernama Global Media Controls. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Salah Paham, Algoritma YouTube Malah Hapus Video Adu Robot

0

Telko.id, Jakarta Algoritma YouTube dinilai belum sempurna. Pasalnya, algoritma yang disematkan pada sistem moderasi video YouTube melakukan kesalahan dengan menghapus video adu robot.

Sekadar informasi, platform seperti YouTube adalah rumah bagi jutaan video. Artinya, akan menjadi tugas yang hampir mustahil bagi manusia untuk memoderasi semua konten di dalamnya.

Itulah sebabnya kenapa perusahaan menggunakan algoritma dan alat khusus untuk membantu secara otomatis mengidentifikasi jenis konten tertentu dan menandainya agar dihapus.

{Baca juga: Baru Seumur Jagung, Fitur YouTube Ini Pensiun Bulan Depan}

Konten tertentu yang dimaksud bisa berupa adegan grafik serta musik yang dilindungi hak cipta. Sayangnya, menurut laporan Ubergizmo, sistem tersebut ternyata bukanlah yang sempurna.

Dikutip Telko.id, Kamis (22/8/2019), algoritma yang disiapkan YouTube keliru mengira pertempuran antar-robot merupakan video kekejaman terhadap hewan.

Sebuah laporan Motherboard mengungkapkan bahwa beberapa saluran yang dijalankan oleh pesaing BattleBots menemukan bahwa video telah dihapus. Alasannya, video melanggar aturan.

YouTube memang melarang video yang mempertontonkan kekejaman terhadap hewan. Akan tetapi, dalam konten itu, tidak ada satu pun hewan yang diadu. Di sana hanya ada pertarungan antar-robot yang berbentuk hewan.

{Baca juga: Nonton Film Gratis dengan 4 Aplikasi ini, Dosa Tanggung Sendiri!}

YouTube kemudian mengembalikan video-video tersebut dan dalam sebuah pernyataan mengaku telah berbuat kesalahan. “Maklum, volume video di YouTube sangatlah besar,” ujar YouTube.

YouTube melanjutkan, setelah tahu ada kesalahan, perusahaan langsung bertindak cepat untuk mengembalikan video yang dihapus. YouTube bahkan menawari pengunggah untuk mengajukan banding. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo